Anda di halaman 1dari 29

PENGOLAHAN LIMBAH

CAIR SECARA KIMIA

Prodi D4 jurusan kesehatan lingkungan


Proses Kimia
 Adalah Proses pengolahan limbah cair dengan cara
mereaksikan /menambahkan bahan kimia untuk
mendegradasikan polutan.
 Proses Kimia efektif untuk limbah cair dengan
karakteristik COD tinggi (an organik).
 Unit pengolahnya disebut REAKTOR : bahan
pencemar dan bahan penetral bereaksi sempurna,
membentuk senyawa baru yang tidak
membahayakan.
 Proses kimia dapat berdiri sendiri atau dipadukan
dengan proses fisika yang dikenal dg nama Physico-
Chemical Treatment.
Jenis jenis proses kimia

 Sterilisasi
 Netralisasi
 Presipitasi
 Koagulasi/destabilisasi koloid
 Oksidasi : ozonisasi
 Ion exchange
A. STERILISASI
 Penghancuran organisme penyebab penyakit.
(bakteri, virus, protozoa)
 Sterilisasi : penghancuran semua organisme.
 Metode Sterilisasi :
a. Penambahan zat kimia/desinfektan
b. Penggunaan panas dan cahaya
c. Penggunaan mekanik/filter
d. Penggunaan elektromagnetik
1.khlorinasi
 Bahan : Gas Cl2 , khlor dioksida(ClO2), sodium hypoklorit (NaOCl),
Kalsium hypoklorit Ca(OCl) 2
 Resiko : dihasilkan senyawa carcinogen (trihalomethane dan
chloroform)
 Sisa klor yang bereaksi dg amonia membentuk
kloramin gas nitrogen dan oksida nitrogen (N 2O)

 chloramine bersifat desinfektan juga namun tdk


sekuat hypoklorit.
Tahap tahap klorinasi
1. pembentukan klorida dari zata zat yang mudah
teroksidasi
2. Pembentukan senyawa chloramine dan chlor organic
3. Pembentukan senyawa N2O, dan N2 serta klorida
4. Terjadinya breakpoint, adanya sisa klor bebas (HOCl)
dan (OCl)_
2. Ozonisasi
 Ozon (O3) adalah gas berwarna biru, sangat toksik,
berbau seperti rumput kering, tidak mudah larut,
tidak stabil sehingga tidak meninggalkan residu/sisa.
 Ozon dapat menghilangkan warna.
 Ozon dapat digunakan untuk mengoksidasi zat zat
non biodegradble.
 Ada 2 type ozonisasi :
a. Plate dengan elektroda datar dan isolator gelas
b. Type tabung dengan elektrode silinder koaksial
dan isolator gelas silinder
 Proses : sisi yang bertegangan tinggi
didinginkan dengan konveksi (pemindahan
panas dengan sirkulasi) sedangkan sisi
yang bertegangan rendah didinginkan
dengan air. Udara dilewatkan diantara
elektroda2 dan terozonisasi oleh tegangan
listrik (5.000-20.000 V;50-500 Hz). Produksi
ozon biasanya 4% berat udara yang
dilewatkan , kebutuhan energi 25kwh/kg
ozon yang dihasilkan.
3. Radiasi UV
 Panjang gelombang 254 nm merupakan radiasi yang sangat
kuat, shg dapat membunuh mikroorganisme.
 Syarat : Tingkat kekruhan sangat rendah, agar adsorbsi UV
efektif.
 Air dilewatkan diantara tabung sinar merkuri dan tabung
reflektor yang dilapisi metal, dipaprkan bbrp detik dengan
energi 10-20 watt/m3/jam.
 Keuntungan :
Minim pemeliharaan, tidak berbau, tidak berasa, tidak
timbul bahaya akibat overdosis.
. Kelemahan :
Tidak memiliki residu sehingga pertumbuhan mikroba
masih dimungkinkan selama distribusi, biaya mahal, perlu
pengolahan pendahuluan yang baik.
B. PRESIPITASI
 Pemisahan zat an organik terlarut dengan
penambahan bahan kimia yang sesuai untuk
merubah anorganik terlarut menjadi endapan, shg
dapat dipisahkan melalui sedimentasi.
 Tergantung pada nilai kelarutan senyawa yang
dihasilkan.
 Nilai kelarutan dipengaruhi oleh pH dan suhu.
 Proses presipitasi diterapkan pada pengolahan
limbah industri (penghilangan kesadahan, PO4,
metal metal..dll)
1. Penghilangan phosphat
 Penggunaan detergent yang biodegradable
(LAS) linier alkyl sulfonat menghasilkan
phosphat ke dalam larutan.
 Phosphat dapat dihilangkan dengan
penambahan Fe 3+, Al 3+ atau Ca2+.
 Pengendapan dengan alum:

 Pengendapan dengan kapur :


2. Penghilangan sulfat, flour
 Untuk menghilangkan sulfat dan flour digunakan
sistem presipitasi dingin gypsum CaSO4.2H2O.
 Bahan yang ditambahkan adalah Ca dalam bentuk
kapur CaCl2.
C. KOAGULASI
 Adalah proses destabilisasi koloid dg
penambahan koagulan.
 Partikel Koloid memiliki gaya tarik menarik lebih
kecil drpd gaya tolak menolak akibat muatan
listrik, shg tdk dapat terjadi penggumpalan .
 Koagulasi membuat ukuran partikel lebih besar
(bersatu)=> dapat dipisahkan dari air.
 Bahan yang digunakan : zat koagulan, zat alkali,
dan zat pembantu koagulan.
 Zat koagulan : menggumpalkan partikel
tersuspensi shg terbentuk gumpalan besar
(flok).
 Zat alkali dan pembantu koagulan berfungsi
mengatur pH dan membantu pembentukan
flok berjalan baik / tidak pecah lagi.
 Keberhasilan koagulasi sangat dipengaruhi
oleh kondisi pH.
 Pertimbangan dalam pemilihan zat koagulan :
a. Kuantitas dan kualitas air yg akan diolah
b. Tingkat kekeruhan air
c. Metode filtrasi dan
d. Sistem pembuangan lumpur endapan.
Jenis jenis koagulan
 1. Aluminium sulfat/ Al2(SO4)3.18 H2O
 Kelebihan : Murah, flok stabil, mudah pemakaiannya,
efektif untuk kekeruhan tinggi, tidak menimbulkan
kekotoran pada bak.
 Kekurangan : flok ringan, pH operasional sempit 5,5-
8,5
 Alum padat dipakai dalam bentuk larutan
berkonsentrasi 5-10 % skala kecil dan 20-30% skala
besar
 Garam alum sulfat mudah larut dlm air, bereaksi
dengan HCO3 menghasilkan aluminium hidroksida
yang bermuatan positif, sedangkan koloid bermuatan
negatif, shg tjd gaya tarik menarik.
 2. Amonia alum
 Daya agulasinya lebih rendah, kelaruitan lebih lama, untuk
skala kecil.

 3. Sodium aluminat
 Daya koagulasi tdk kuat.

 4. Ferrous sulfat/copperas
 Granular kering dg kadar Ferosulfat 55%.
 Digunakan bersma sama dg kapur lime => menaikkan pH.
 Tidak cocok untuk penghilangan warna, ttp baik untuk air dg
alkalinitas dan kekeruhan dan DO tinggi.
 pH yg sesuai : 9,0-11,0
 Lebih murah drpda penggunaan alum, namun ferosulfat dan
kapur dapat meningkatkan kesadahan.
 5. Feri kloride FeCl3.H2O
 Keuntungan : rentang pH luas 4-9; flok berat cepat
mengendap, efektif untuk menghilangkan warna,
bau, dan rasa.

 6. PAC
 Bentuk polimerisasi kondensasi garam alum,
berbentuk cair, koagulan yg sangat baik.
 Daya koagulasi lebih besar drpd alum, flok stabil
meskipun pda suhu rendah.
 Kecepatan flokulasi lebih cepat drpd garam alum.
 Kecepatan pengendapan 3-4,5 cm/menit.
 Baik untuk kekeruhan yang sangat tinggi.
Zat pembantu koagulan

 Koagulan pembantu digunakan pada saat


kekruhan air baku tinggi, musim hujan, musim
dingin, permintaan air baku meningkat, agar
flokulasi berjalan baik.
 Bahan yg sering digunakan : silika aktif (activated
silic acid) dan sodium alginat (sodium alginit acid).
 Dosis silika 1-5 ppm, dosis alginat 0,2 – 2 ppm.
Bak koagulasi
 1. bak pencampur cepat/mixing basin.
 Dilakukan pengadukan cepat, agar pembentukan flok flok
halus dari koloid hidroksida merata dan secepat mungkin
shg dapat bereaksi dg pertikel partikel kotoran guna
membentuk flok yang lebih besar dan stabil.
 Cara pengadukan :
 a.berdasrkan energi dari air sendiri :
1). type baffled flow/ sekat horisontal maupun vertikal.
2). Parshall flume : menyemprotkan melalui lubang lubang
kecil (nozzle)
 b. Dengan energi mekanik dari luar :
Baling baling/propeler, paddle dg kec. Rotasi < 1,5m/dtk.
Waktu pengadukan : 1-5 mnt.
2. Bak pengadukan lambat /flokulator
Hal hal yang perlu diperhatikan
dalam koagulasi/flokulasi
1. TDS, jika TDS tinggi maka dibutuhkan bahan koagulan yang
banyak.
2. Jenis koagulan, tergantung karakteristik air limbah,
efektiftitas berbagai jenis koagulan dipengaruhi pH air.
3. Kecepatan putaran pengaduk. Kisaran pengadukan
optimum 100 rpm (koagulasi) dan 50 rpm (flokulasi).
4. kecepatan aliran limbah (jika energi aliran digunakan untuk
pengadukan)
5. Waktu pengadukan.
6. jenis padatan/ flok yang dihasilkan. Yang diharapkan dari
pengolahan limbah flok yg kuat dan mudah diendapkan.
7. pengelolaan flok yang dihasilkan apakah lumpur flok dapat
diolah menjadi produk baru atau harus dibuang ke tempat
yang aman.
Perancangan sedimentasi
berdasarkan jenis koagulan
JAR TEST
 Adalah percobaan penentuan dosis koagulan
 Dibuat dengan menyiapkan deret sampel @ 1 liter
dalam gelas gelas kimia.
 Menambahkan konsentrat koagulan secara
bertingkat.
 Mengaduk cepat 1-5 menit
 Mengaduk lambat 15 menit.
 Memilih konsentrasi yang terbaik dengan
pertimbangan : hasil kekeruhan, ph, dosis yang
lebih rendah.
D. OKSIDASI KIMIA
 Bahan oksidan pada pengolahan air limbah : oksigen,
permanganat, klorin, ozon, hidrogen peroksida.
 Contoh penggunaan proses oksidasi kimia : penghilangan
cyanida pada industri ektraksi perak dan emas.
 Bahan yg dipakai NaOCl atau Cl2. Reaksi berlangsung pada pH
alkali 8,5 -11, jika ph < 7 cyanat terhidrolisa.
E.ION EXCHANGE
 Menghilangkan ion ion yang tak diinginkan (Ca, Fe,
Mg, NH4).
 Bahan penukar : fasa padat bhan mineral atau resin
sintetik yg terdiri dari ion bergerak, menempel pada
grup fungsional tetap, yang bersifat asam atau basa.
 Bhn alam : zeolit
 Bahan sintetik : resin terbuat dari partikel crosslinked
polystyrene.
 Proses penukaran : ion bergerak ditukar dengan ion
terlarut yang terdapat dalam air.
 Cth. Ca ditukar Na atau SO4 ditukar Cl-
 Pada proses pelunakan air dan demineralisasi.
Regenerasi

 Saat terjadi kejenuhan proses penukaran.


 Senyawa asli garam dikontakkan dengan resin
jenuh, sehingga kesetimbangan bergeser ke
kondisi asli.
 Bahan untuk regenerasi dalam proses pelunakan :
NaCl
 Bahan asam sulfat /nitrat untuk regenerasi logam
logam.
Sumber bacaan :
http://www.kelair.bppt.go.id/Publika
si/BukuLimbahCairIndustri/012kimi
a.pdf

Anda mungkin juga menyukai