Anda di halaman 1dari 9

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

OLEH :

NAMA : WAODE OLIVIA RIZKI AMALIA H

NIM Q1A119062

KELAS : ITP B 2019

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
A. PHENOLIC

Phenol adalah antiseptik dan desinfektan. Obat ini aktif melawan berbagai mikro-organisme
termasuk beberapa jamur dan virus, tetapi hanya efektif secara perlahan terhadap spora. Phenol
telah digunakan untuk mendesinfeksi kulit dan mengurangi rasa gatal. Phenol juga digunakan
sebagai analgesik atau anestesi oral untuk mengobati faringitis.

Adapun manfaat Phenol ialah mengatasi gangguan kesehatan berupa:

• Bibir iritasi
• Sakit tenggorokan
• Iritasi tenggorokan

B. FLAVONOID

1. Definisi Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak

ditemukan di dalam jaringan tanaman (Rajalakshmi dan S. Narasimhan, 1985). Flavonoid

termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (White dan Y.

Xing, 1951; Madhavi et al., 1985; Maslarova, 2001). Berbagai jenis senyawa, kandungan dan

aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat

pada sereal, sayursayuran dan buah, telah banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai

antioksidan dengan cara mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya

mengkelat logam, berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau

dalam bentuk bebas yang disebut aglikon (Cuppett et al.,1954).

2. Fungsi Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu jenis antioksidan. Antioksidan itu sendiri bekerja menangkal

radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas ditengarai sebagai penyebab berbagai penyakit

kronis.

3. Manfaat Flavanoid

Manfaat flavonoid untuk tubuh manusia yaitu antara lain :

1) Membantu tubuh menyerap vitamin C dengan lebih baik

2) Membantu mencegah atau mengobati alergi, infeksi, virus, dan kodisi peradangan

tertentu

3) Dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas

4) Mampu meningkatkan gejolak suasana hati yang diakibatkan oleh gangguan mood

hingga depresi

5) Menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Manfaat flavonoid akan lebih besar pengaruhnya jika dikonsumsi dalam bentuk alaminya,

bukan dikonsumsi dalam bentuk suplemen. Belum ada cukup bukti medis kuat yang dapat

mendukung bahwa suplemen flavonoid benar bermanfaat. Terlebih, dosis flavonoid yang

lumayan tinggi pada kebanyakan produk suplemen justru dapat membahayakan kesehatan,

terutama bagi ibu hamil dan menyusui serta anak-anak. Kadar flavonoid yang di luar batas wajar

dapat masuk ke dalam plasenta yang dapat berbalik berdampak negatif pada tumbuh kembang

janin dalam kandungan. Agar lebih amannya, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum

mencoba-coba konsumsi suplemen apapun selama kehamilan.


C. STEROID

1. Definisi Steroid

Steroid merupakan terpenoid lipid yang dikenal dengan empat cincin kerangka dasar karbon

yang menyatu. Struktur senyawanya pun cukup beragam. Perbedaan tersebut disebabkan karena

adanya gugus fungsi teroksidasi yang terikat pada cincin dan terjadinya oksidasi cincin karbonya

(Samejo dkk., 2013).

2. Fungsi Steroid

Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan steroid adalah asma, radang

rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll. Selain itu, obat ini juga digunakan pada

penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus.

3. Manfaat Steroid

Steroid berperan penting bagi tubuh dalam menjaga keseimbangan garam, mengendalikan

metabolisme dan meningkatkan fungsi organ seksual serta perbedaan fungsi biologis lainnya

antara jenis kelamin. Tubuh manusia memproduksi steroid secara alami yang terlibat dalam

berbagai proses metabolisme. Sebagai contoh steroid dari garam empedu, seperti garam

deoksikolik, asam kholik dan glisin serta konjugat taurin yang berfungsi memperlancar proses

pencernaan (Bhawani dkk., 2011).

D. TEREPONOID

Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa


terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh
tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n.
Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka
karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia terpenoid merupakan
penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dapat
mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus fungsi lainnya
(Lenny.S. 2006).

Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri


berasal dari tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara
sederhana yaitu dengan perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari suatu
senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan
bahwa senyawa teresbut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa
murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang kadang kala terdiri
dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan (Lenny.S. 2006).

Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap sehingga mudah dipisahkan dari
bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuhan. Salah satu cara yang paling banyak
digunakan adalah memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuhan adalah destilasi.
Dimana, uap air dialirkan kedalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga minyak
atsiri tersuling bersama-sama dengan uap air. Setelah pengembunan, minyak atsiri
akan membentuk lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat dikumpulkan.
Minyak atsiri terdiri dari golongan terpenoid berupa monoterpenoid atom C10 dan
seskuiterpenoid atom C15 (Lenny.S. 2006).

Kegunaan terpenoid bagi tumbuhan antara lain :

a. Fitoaleksin
Fitoaleksin adalah suatu senyawa anti-mikrobial yang dibiosintesis (dibuat) dan
diakumulasikan oleh tanaman setelah terjadi infeksi dari mikroorganisme patogen
atau terpapar senyawa kimia tertentu dan radiasi dengan sinar UV.
b. Insect antifectan, repellant
c. Pertahanan tubuh dari herbivore
d. Pengatur pertumbuhan (seskuiterpenoid absisin dan diterpenoid giberellin).
e. Sebagai antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedative, sebagai
bahan pemberi aroma makan dan parfum (monoterpenoid).
f. Sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan
ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria (triterpenoid).
g. Sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan
tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling
dan anti karsinogen (diterpenoid).
h. Sebagai anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator
pertumbuhan tanaman dan pemanis (seskuiterpenoid).
i. Penghasil karet (politerpenoid).
j. Karotenoid memberikan sumbangan terhadap warna tumbuhan dan juga
diketahui sebagai pigmen dalam fotosintesis.
k. Monoterpen dan seskuiterpen juga memberikan bau tertentu pada tumbuhan.
l. Terpenoid memegang peranan dalam interaksi tumbuhan dan hewan, misalnya
sebagai alat komunikasi dan pertahanan pada serangga
m. Beberapa terpenoid tertentu yang tidak menguap juga diduga berperan sebagai
hormon seks pada fungus.

Tumbuhan yang mengandung terpenoid adalah Cinnamomum camphora L.


dan Melaleuce Leucadendra L.

E. ALKALOID

Alkaloid adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar secara
terbatas pada tumbuhan. Alkaloid kebanyakan ditemukan pada Angiospermae dan
jarang pada Gymnospermae dan Cryptogamae. Senyawa ini cukup banyak
jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu sama
lain, meskipun berada dalam satu kelompok.

Di bawah ini terdapat beberapa sifat pada alkaloid. Beriku penjelasannya :

• Pada umum mempunyai bentuk seperti layaknya kristal yang halus dan tak
berwarna,lalu tak mudah menguap,tak mudah larut di dalam air, kemudian
bisa larut pada suatu pelarut organik.
• Mempunyai suatu sifat yang asam dan pahit
• Dapat menimbukan sebuah efek fisiologis dan juga aktif optis.
• Bisa berbentuk suatu endapan oleh larutan asam fosfowolframat,lalu asam
fosfomolibdat, dan juga asam pikrat serta kalium merkuriiodida.
• Terkandung suatu atom nitrogen yang pada mulanya dihasilkan dari asam
amino

fungsi alkaloid yang terjadi pada tumbuhan

• Pada Alkaloid ini dapat berguna sebagai suatu hasil dari proses pembuangan
gas nitrogen, misalnya seperti asam urat dan juga urea
• Bisa untuk dijadiakan sebagai sebuah tempat menyimpan gas nitrogen,
walaupun begitu namun masih sering dapat difungsikan sebagai metabolisme
• Kerap digunakan sebagai pelindung serta menjaga tumbuhan atas berbagai
jenis serangan parasit,misalnya seperti hama, bahkan bisa juga
melindunginya dari pemangsa lainnya.
• Kerap digunakan sebagai pengontrol dan pengatur proses berkembangnya
tumbuhan, sebab dengan berdasarkan dari segi strukturnya pada alkaloid ini
dianggap mempunyai kemampuan dalam merangsang percabangan dan juga
apabila terjadi melambatnya proses perkembangan pada berbagai tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Balasundram, N., Sundram, K., and Samman,S. 2006. Phenolic compounds in plants and agri-
industrial by-products: Antioxidant activity, occurrence, and potential uses. Food
Chemistry, 99 (1): 191-203.

Haminiuk, C., Maciel, G., Plato-Oviedo, M., and Peralta, R. 2012. Phenolic compounds in fruits
- An overview. International Journal of Food Science and Technology, 47 (10): 2023-
2044.

Landete, J. 2012. Updated knowledge about polyphenols: Functions, bioavailability, metabolism,


and health. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 52 (10):936-948.

Nasrudin, Wahyono, Mustofa and Ratna Asmah Susidarti. 2017. ISOLASI SENYAWA
STEROID DARI KUKIT AKAR SENGGUGU (Clerodendrum serratum L.Moon).
Jurnal Ilmiah Farmasi. 6(3) : ISSN 2302 – 2493.

Nurud Diniyah and Sang-Han Lee. 2020. KOMPOSISI SENYAWA FENOL DAN POTENSI
ANTIOKSIDAN DARI KACANGKACANGAN: REVIEW. Phenolic Composition and
Antioxidant Potential of Legumes – A Review. Jurnal Agroteknologi, Vol. 14 (01).

Singh, J.P., Kaur, A., Singh, N., Nim, L., Shevkani, K., Kaur, H., and Arora, D.S. 2016. In vitro
antioxidant and antimicrobial properties of jambolan (Syzygium cumini) fruit
polyphenols. LWT, 65 (January): 1025-1030.

Rajalakshmi, D dan S. Narasimhan. (1985). Food Antioxidants: Sources and Methods of


Evaluation dalam D.L. Madhavi: Food Antioxidant, Technological, Toxilogical and
Health Perspectives. Marcel Dekker Inc., Hongkong: 76-77.

Widia, Ningsih. (2007). Evaluasi Senyawa Fenolik (Asam Ferulat dan Asam p-Kumarat ) Pada
biji, Kecambah & Tempe Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) (Skripsi). Bogor: Institut
Pertanian Bogor.

https://news.unair.ac.id/2019/09/10/kandungan-fenolik-dan-flavonoid-daun-kenikir-dari-habitat-
dengan-berbagai-ketinggian/

https://rsudza.acehprov.go.id/tabloid/2016/10/14/mengenal-steroid-obat-dewa-di-tengah-
masyarakat/

https://www.academia.edu/13869342/farmakognosi_terpenoid

https://apa-itu.net/alkaloid/

https://idnmedis.com/phenol

Anda mungkin juga menyukai