Anda di halaman 1dari 15

FITOKIMIA

AGUNG SETYO SASONGKO


PENGERTIAN FITOKIMIA
Fitokimia atau disebut dengan fitonutrien, adalah segala
jenis zat kimia atau nutrient yang diturunkan dari
tumbuhan, buah-buahan dan sayuran. Fitokimia terdapat
pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan memiliki
efek bagi kesehatan dan memiliki peran aktif bagi
pencegahan penyakit.
Penapisan Fitokimia

ALKALOID SAPONIN FLAVONOID

TERPENOID STEROID TANIN


UJI FITOKIMIA

1. MASERASI

2. ROTARY EVAPORATOR

3. HASIL PENAPISAN FITOKIMIA


ALKALOID
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen
yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan
(tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari
hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik,
gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai
alkaloid.
Alkaloid menunjukkan aktivitas biologis yang signifikan,
komponen kimia ini berguna sebagai obat-obatan atau untuk
penelitian fisiologis yang baru dan lebih rumit pada beberapa
penyakit yang ditemui di seluruh dunia, pentingnya bioaktif
alkaloid telah meningkatkan potensinya pada aplikasi di
kemoterapi. Penerapannya yang telah berkembang, maka
definisi alkaloid telah menjadi kurang dibatasi.
Sumber alkaloid dari laut terdapat pada jenis Halimeda karena banyak
mengandung karbon super rantai molekul dengan gugus amino
terminal baik untuk penderita osteoporosis
SAPONIN
Saponin adalah jenis senyawa kimia yang berlimpah
dalam berbagai spesies tumbuhan. Senyawa ini
merupakan glikosida amfipatik yang dapat
mengeluarkan busa jika dikocok dengan kencang di
dalam larutan.
Saponin terdapat pada sejumlah besar tanaman dan
beberapa hewan laut seperti teripang (Hostettmann and
Marston, 1995; Lacaille-Dubois and Wagner, 2000),
Ophiuroidea (brittle star /bintang ular) (Amini et al.,
2014).
• Pada tanaman, saponin tersebar merata dalam bagian-bagiannya seperti
akar, batang, umbi, daun, bijian dan buah (Vincken et al., 2007).
• Konsentrasi tertinggi saponin dalam jaringan tanaman ditemukan pada
tanaman yang rentan terhadap Serangan serangga, jamur atau bakteri
sehingga menunjukkan bahwa senyawa ini dapat berperan sebagai
mekanisme pertahanan tubuh tanaman (Wina et al., 2005).
FLAVONOID
Flavonoid adalah kelompok senyawa bioaktif yang banyak ditemukan
pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Flavonoid serupa
dengan antioksidan, yang memiliki beragam manfaat untuk tubuh
Anda, seperti dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas.
Flavonoid tergolong senyawa polifenol yang berperan sebagai
antioksidan. Mekanisme kerja antioksidan dari falvonoid yaitu
menghambat peroksida dari lipid dan dapat menginaktifkan oksigen
triplet (Bayu, 2009). Pengidentifikasian flavonoid dapat dilakukan
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis yang dimana hasilnya
akan terkihat bercak kuning coklat (Marliana, 2015).
Setiap tumbuhan umumnya mengandung satu atau lebih senyawa kelompok
flavonoid dan memiliki komposisi kandungan flavonoid yang khas (Indrawati &
Razimin, 2013). Flavonoid terdapat hampir di semua bagian tumbuhan, seperti
daun, akar, kulit tepung sari, nektar, bunga, buah dan biji (Neldaati et al., 2013).
Senyawa flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang dapat meningkatkan
pertahanan diri dari penyakit yang diinduksi oleh radikal bebas.

Sargassum sp
TERPENOID
Terpenoid adalah kelompok senyawa metabolit sekunder yang terbesar,
dilihat dari jumlah senyawa maupun variasi kerangka dasar strukturnya.
Terpenoid ditemukan berlimpah dalam tanaman tingkat tinggi,
meskipun demikian, dari penelitian diketahui bahwa jamur, organisme
laut dan serangga juga menghasilkan terpenoid
STEROID
• Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang
didapat dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena.
TANIN
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu
senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat,
yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai
senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid.
Tanin pada tumbuhan menyebabkan rasa pahit. Dominasi tanin di
sebagai senyawa antimikroba juga  sebagai antioksidan yang dapat
mengikat radikal bebas. Akan tetapi tanin juga berperan sebagai zat
antinutrisi yang dapat berikatan dengan protein membentuk senyawa
kompleks yang tidak larut (Setiarto dan Widhyastuti, 2016). Pengujian
kandungan tanin dapat diidentifikasi dengan pereaksi FeCl3 sehingga
akan terlihat kompleks berwarna hijau sampai hitam (Jork et al., 1990)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai