Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian Universitas Bengkulu
2
Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian Universitas Bengkulu
ABSTRACT
This research was aimed to know the factors that influenced of the farmers
production, and to account the income and difference of income that was gotten in rice
farming activities on central and non-central area in Lebong Regency. The research used
120 rice farmers respondents. The respondents were taken 60 farmers in each of central
and non central sub district. The method of analysis for the first objective was used the
product function Cobb-Douglass that it will be changed to logarithm (log). While, for the
second objective was analyzed by subtract total of income and total of cost. The result of
the research is shown that the using of the worker out of family are truly influenced toward
productivity of rice farming in central area, while the worker in out a family is truly
influenced for rice farming production on non-central area. The result of this research also
shown that the mean income of rice farming on central area is Rp. 6.951.169,83/Ut/Mt or
Rp. 8.662.425,45/Ha/Mt. then, the mean income of rice farming on non-central area is Rp.
1.657.611,41/Ut/Mt atau Rp. 1.676.920,53/Ha/Mt.
Key words: rice farming, central area, non-central area, production factor, and income
PENDAHULUAN
Daerah Kabupaten Lebong lebih dari
70 persen wilayahnya dimanfaatkan pertanian
dan perkebunan. Sumbangan PDRB yang
paling besar adalah sektor pertanian dan
perkebunan,
mencapai
79,15
persen.
Sumbangan sektor pertanian itu berasal dari
tanaman pangan 50 persen, perkebunan 20
persen dan perikanan 4,16 persen(Soegeng
Sarjadi Syndicate, 2009). Besarnya sumbangan
sektor pertanian pada PDRB kabupaten
terutama dari sektor tanaman pangan
memperlihatkan banyaknya penduduk yang
menggantungkan hidupnya dari kegiatan
budidaya tanaman pangan. Tanaman pangan
yang menjadi komoditi unggulan dalam
kegiatan usaha tani di daerah ini adalah
tanaman padi.
Melihat fakta-fakta tersebut maka
pemerintah Kabupaten Lebong menetapkan
a.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
a.
b.
c.
log Y s=loga+b 1 log X 1 +b 2 log X 2+b 3 log X 3+ b4 log X 4 +b5 log X 5 +b 6 log X 6 +b7 log X 7 +b 8 log X 8+ u
d.
e.
f.
h. lalu
persa
maan
ini
diesti
masi
denga
n
meng
gunak
an
Metod
e
Kuadr
at
Terke
cil
(MKT
) atau
OLS.
i.
Untuk
mengetahui pengaruh keseluruhan variabel
bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan
uji F. dengan tingkat kepercayaan 95 % ( =
0,05). Dimana jika F hitung > F tabel, maka
secara
bersama-sama
variabel
bebas
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
sebaliknya jika F hitung F tabel, artinya
secara bersama-sama variabel bebas tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
j.
Untuk
menguji pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas digunakan
uji t dengan tingkat kepercayaan 95% (/2 =
0,025). Dimana jika thitung ttabel atau -thitung
-ttabel, maka secara parsial variabel bebas yaitu
faktor-faktor produksi tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat yaitu produksi padi
sebaliknya jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel,
maka secara parsial variabel bebas yaitu faktorfaktor produksi berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat yaitu produksi padi.
k.
Untuk
menghitung besarnya pendapatan usahatani
pada daerah sentra dan non-sentra padi
digunakan rumus : Pd = TR + TC. Untuk
menguji perbedaan rata-rata pendapatan
usahatani padi pada daerah sentra dan nonsentra padi di Kabupaten Lebong, dipakai uji
beda nilai tengah (uji t).
l.
m. HASIL DAN PEMBAHASAN
n. PENGGUNAAN
FAKTOR
PRODUKSI
USAHATANI PADI
o. Tabel 1. Rata-rata Penggunaan Faktor Produksi pada
Daerah Sentra dan Non-Sentra Padi
p.
di Kabupaten Lebong
q. F
r. Rata-rata
a
Pengguna
k
an
t.
u.
t
Daerah Nono
r
P
r
o
w.
x.
y.
z.
d
u
k
s
i
1. Benih (Kg)
a. Ir 64
b. Ciherang
2. TK Dalam Keluarga (HKSP)
3. TK Luar Keluarga (HKSP)
4. Pupuk Urea (Kg)
5. Pupuk Phonska (Kg)
6. Pestisida Lindomin (liter)
7. Pestisida Nexone (liter)
8. Pestisida Decis (liter)
aa.
ab.
ak.
al.
au.
av.
be.
bf.
ac.
am.
aw.
bg.
ad.
an.
ax.
bh.
ae.
ao.
ay.
bi.
af.
ap.
az.
bj.
ag.
aq.
ba.
bk.
ah.
ar.
bb.
bl.
ai.
as.
bc.
bm.
aj.
at.
bd.
bn.
bp. PRODUKSI
USAHATANI
PADI
DI
KABUPATEN LEBONG
bq. Tabel 2. Perbandingan Produksi Rata-rata Padi di Daerah
Penelitian
bs.
bt.
Daer
Daerah
br.
Rata-
bz.
Produ
bv.
bw.
bx.
by.
ca.
cb.
cc.
cd.
cf.
cg.
Dari
tabel 2 dapat diketahui bahwa adanya
perbedaan produksi rata-rata usahatani padi
ch.
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
ANALISIS
FUNGSI
PRODUKSI
USAHATANI PADI PADA DAERAH SENTRA
DI KABUPATEN LEBONG
cn.
co.
cq.
ct.
Lu
cu.
cx.
Be
cy.
db.
TK
dc.
cr.
cv.
0,061323
0,06351
cz.
0,17859
df.
TK
0,09076
1,968
0,01008
de.
0,9627
dg. dh.
di.
0,07842
dj. dk.
Pu
dn.
Pu
do.
dr.
Pe
ds.
dv.
Pe
dw.
cw.
0,9556
da.
dd.
0,017409
cs.
8,906*
dl.
0,14819
dm.
0,07853
dp.
0,05145
dq.
0,03270
1,534
0,06107
du.
0,8306
0,06441
dy.
-0,1222
dt.
0,050714
dx.
-0,0078739
dz.
ea. 0,9674
R
eb.
t
ec. 2,309
ed.
F
ee. 2,126
ef.
F
eg. 189.432
eh. * = Berpengaruh nyata terhadap produksi pada taraf
kepercayaan 95 %
ej.
Tabel
3 menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh dari model
regresi adalah sebesar 0,9674 atau 96,74 %.
Phons
ka
ff.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,05145. Hasil pendugaan variabel pupuk
Phonska dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,534 <
2,309), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya secara parsial variabel bebas yaitu
jumlah pupuk Phonska tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat yaitu produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
fg.
Tidak
berpengaruhnya variabel jumlah pupuk
Phonska terhadap nilai produksi padi
dikarenakan penggunaan pupuk Phonska tidak
sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Di daerah
penelitian, rata-rata petani menggunakan pupuk
Phonska di bawah rekomendasi PPL yakni
sebesar 260,83 Kg/Ha (tabel 14) sedangkan
anjuran yang diberikan adalah 300 Kg/Ha.
fh. Jumla
h
Pestis
ida
Lindo
min
fi.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,050714. Hasil pendugaan variabel pestisida
Lindomin dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,8306 <
2,309), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya secara parsial variabel bebas yaitu
jumlah pestisida Lindomin tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat yaitu produksi
padi pada taraf kepercayaan 95 %.
fj.
Tidak
berpengaruhnya variabel jumlah pestisida
Lindomin terhadap nilai produksi padi
dikarenakan harga pestisida Lindomin yang
cukup tinggi menyebab petani sudah terbiasa
mengurangi/membatasi pemakaian pestisida ini.
pestisida Lindomin digunakan petani untuk
mengatasi gulma berdaun sempit pada saat padi
sudah tumbuh, sedangkan dengan melakukan
penyiangan pada lahan sudah cukup untuk
mengatasi gulma. Pestisida lindomin tetap
digunakan petani untuk mengatasi gulma pada
kondisi lahan yang menyulitkan, seperti luasnya
lahan usahatani.
fk. Jumla
h
Pestis
ida
Nexo
ne
fl.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
-0,0078739. Hasil pendugaan variabel pestisida
Nexone dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai -thitung lebih kecil dari -ttabel (-0,1222
< -2,309), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya secara parsial variabel bebas yaitu
jumlah pestisida Nexone tidak berpengaruh
fr.
fs.
Koefisien Regresi
fu.
L
fv.
fy.
B
fz.
gh.
gp.
gs.
P
gt.
-0,2123
gb.
0,1111
ge.
1,752
gf.
0,02687
gi.
0,62281
go.
P
gw.
ga.
gd.
0,086623
gk. gl.
P
fx.
0,08561
0,19462
gc.
T
gg.
T
fw.
-0,018177
ft.
3,223*
gj.
0,08982
6.934*
gm.
0,0032623
gn.
0,05519
gq.
0,093827
gr.
0,05962
gu.
-0,084192
1,574
gv.
0,05338
-1,577
gx. 0,7450
R
gy.
t
gz. 2,308
ha.
F
hb. 2,192
hc.
F
hd. 21,698
hg.
Tabel
5 menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh dari model
regresi adalah sebesar 0,7450 atau 74,50 %.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa 25,50 %
produksi padi pada daerah non-sentra di
Kabupaten Lebong dijelaskan oleh luas lahan,
jumlah benih, jumlah tenaga kerja dalam
keluarga, jumlah tenaga kerja Luar keluarga,
jumlah pupuk Urea, jumlah pupuk Phonska,
dan jumlah pestisida Decis, sedangkan sisanya
sebesar 25,50 % dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak diidentifikasi dalam model ini.
hh.
Hasil
uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung dari model
regresi lebih besar dari Ftabel (21,698 > 2,192)
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak artinya
secara
bersama-sama
variabel
bebas
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Secara statistik model fungsi produksi ini dapat
digunakan untuk menerangkan bahwa secara
bersama-sama variabel independent
yang
digunakan berpengaruh nyata terhadap produksi
padi.
hi.
Secara
parsial untuk melihat pengaruh dari masingmasing faktor produksi yang diamati dari
penelitian ini digunakan uji-t.
hj. Luas
Laha
n
hk.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
-0,018177. Hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass menunjukkan bahwa nilai -thitung
lebih kecil dari -ttabel (-0,2123 < 2,308), sehingga Ho diterima dan Ha
ditolak artinya secara parsial variabel bebas
yaitu luas lahan tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat yaitu produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
hl.
Tidak
berpengaruh nyatanya luas lahan pada produksi
padi di daerah non-sentra disebabkan oleh
kondisi lahan daerah non-sentra yang berbukitbukit, serta kesuburan tanah yang kurang cocok
untuk lahan usahatani padi dimana tanah lahan
didaerah ini cenderung berbatu dan jenis sawah
di daerah non-sentra yang merupakan lahan
irigasi non-teknis dan tadah hujan.
hm.
Jumlah
Benih
hn.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,19462. Hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass menunjukkan bahwa nilai thitung
lebih besar dari ttabel (1,752 > 2,308), sehingga
Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara
parsial variabel bebas yaitu jumlah benih tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
yaitu produksi padi pada taraf kepercayaan 95
%.
ho.
Tidak
berpengaruhnya variabel jumlah benih terhadap
nilai produksi padi di daerah non-sentra
dikarenakan jumlah benih yang digunakan
melebihi dari rekomendasi yang dianjurkan
dalam kegiatan usahatani padi. Rata-rata
penggunaan benih pada daerah non-sentra
adalah 45,50 Kg/Ut atau 43,68 Kg/Ha yang
melebihi kebutuhan benih padi untuk keperluan
satu hektar, yaitu 25-30 Kg/Ha. Berlebihnya
jumlah benih tersebut dikarenakan benih
disemai terlebih dahulu hingga menjadi bibit.
Setelah umur 15 hari bibit dipindahkan ke
pertanaman. Dengan demikian tanaman yang
tumbuh berasal dari bibit yang terseleksi
sehingga secara statistik jumlah benih tidak
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
produksi padi.
hp. Jumla
h
Tenag
a
Kerja
dalam
Kelua
rga
hq.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,086623 memberikan arti bahwa penambahan
satu persen jumlah benih yang digarap akan
meningkatkan produksi sebesar 0,086623
persen dengan asumsi penggunaan faktor lain
dianggap tetap. Nilai koefisien regresi ini
didukung oleh hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass dimana nilai thitung lebih besar
dari ttabel (3,223 < 2,308), sehingga Ha diterima
dan Ho ditolak artinya secara parsial variabel
bebas yaitu jumlah tenaga kerja dalam keluarga
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
yaitu produksi padi pada taraf kepercayaan 95%
dan memiliki hubungan yang positif.
hr.
Variab
el jumlah tenaga kerja dalam keluarga
hw.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,0032623. Hasil pendugaan variabel jumlah
pupuk Urea dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,05913 <
2,308), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya variabel jumlah pupuk Urea tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
hx.
Jumla
h penggunaan pupuk urea tidak berpengaruh
nyata disebabkan oleh jumlah penggunaan
pupuk yang tidak sesuai dengan dosis yang
dianjurkan. Pupuk Urea rata-rata digunakan
petani di daerah non-sentra adalah 61,25 kg/Ut
atau 58,26 Kg/Ha (lihat tabel 14), sedangkan
rekomendasi penggunaan pupuk Urea dari PPL
adalah 200kg/Ha. Suwalan dkk (2004) dalam
Sahara dan Idris (2008) menyatakan bahwa
respon tanaman terhadap pemberian pupuk
akan meningkat apabila pupuk yang digunakan
tepat jenis, dosis, waktu dan cara pemberian.
hy. Jumla
h
Pupu
k
Phons
ka
hz.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,093827. Hasil pendugaan variabel pupuk
Phonska dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,574 <
2,308) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya variabel jumlah pupuk Phonska tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
ia.
Jumla
h
penggunaan
pupuk
Phonska
tidak
berpengaruh
nyata
disebabkan
jumlah
penggunaan pupuk yang tidak sesuai dengan
dosis yang dianjurkan. Pupuk Phonska rata-rata
digunakan petani di daerah non-sentra adalah
102,50 Kg/Ut atau 97,78 Kg/Ha (lihat tabel 14),
sedangkan rekomendasi penggunaan pupuk
Phonska dari PPL adalah jika menggunakan
Pupuk Urea dan Phonska dosisnya adalah Urea
sebanyak 200 Kg/ha/Mt, Phonska 300
Kg/Ha/Mt (BP4K Kabupaten Lebong, 2008).
ib. Jumla
h
Pestis
ida
Decis
ic.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
-0,084192. Hasil pendugaan variabel jumlah
pestisida Decis dengan produksi padi
menunjukkan bahwa nilai -thitung lebih kecil dari
-ttabel (-1,577 < -2,308), sehingga Ho diterima
dan Ha ditolak artinya secara parsial variabel
bebas yaitu jumlah pestisida Decis tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
yaitu produksi padi pada taraf kepercayaan 95
%.
id. Tidak
berpe
ngaru
hnya
variab
el
jumla
h
pestisi
da
Decis
terhad
ap
nilai
produ
ksi
padi
dikare
nakan
pengg
unaan
pestisi
da
decis
hanya
untuk
menga
tasi
hama
dan
penya
kit
pada
tanam
an
padi,
sedan
gkan
pada
saat
peneli
tian
dilaku
kan
hama
dan
penya
kit
pada
tanam
an
padi
tidak
banya
k.
Selain
itu
pestisi
da ini
hanya
digun
akan
untuk
menga
tasi
tapi
bukan
untuk
mence
gah
hama
dan
penya
kit.
ie.
if. BIAYA, PENERIMAAN, DAN PENDAPATAN
USAHATANI PADI PADA DAERAH SENTRA
DI KABUPATEN LEBONG
ig.
ih.
ij. Daera
h
Produ
ksi
Padi
il. Daera
h
Sentra
in.
(Rp/Ut/Mt)
ip.
io.
Penyusutan alat
Pajak lahan
iq.
iu.
ir.
iw.
ix.
iy.
Benih
iz.
ja.
Pupuk
jb.
jc.
Pestisida
jd.
je.
TK dalam keluarga
jf.
jg.
jh.
ji.
Handtractor
jj.
jk.
jm.
Angkut
jl.
1.815.232,42
jn.
Konsumsi TK
jp.
jq.
jr.
js.
Biaya Tetap
jt.
is.
jo.
Tabel 7.
Daerah Sentra di Kabupaten Lebong.
jw.
ka.
(Rp/
kb.
B
kc.
86.737,
kd.
147.732
ke.
B
kf.
4.680.4
kg.
4.251.9
kh.
ki.
kj.
4.767.2
4.399.7
Tabel 8.
Daerah Sentra di Kabupaten Lebong.
kr.
(Rp/
kt.
11.718.39
ku.
13.0
kn.
Uraian
ks.
Penerima
4.767.224,35
lk.
6.951.169,
pada
lc.
(Rp/
lf.
13.062.125,6
li.
4.
ll.
8.662.425,45
ln.
Tabel
9 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan
8.662.425,45/Ut/Mt. Besarnya rata-rata lebih kecil, hal ini juga ditunjang dengan
biaya yang dikeluarkan untuk usahatani keadaan alam, kesuburan lahan, motivasi
padi pada daerah sentra tersebut sebanding petani serta harga gabah kering panen yang
dengan besarnya rata-rata penerimaan lebih tinggi di daerah sentra akibat dari
usahatani
padi,
sehingga
rata-rata mekanisme pasar yang terjadi sehingga
pendapatan juga lebih besar.
mempengaruhi pendapatan ini. Selain itu
lo.
Kegia jumlah
rata-rata
produksi
sebesar
tan usahatani padi di daerah sentra yang 5548,8Kg/Ut atau 6192Kg/Ha sangat
lebih intensif dan efisien menyebabkan mempengaruhi pendapatan petani di daerah
hasil yang didapatkan lebih optimal sentra.
meskipun rata-rata luas lahan yang digarap
lp.
lq.
lr.
ls.
lt.
lu.
lv.
lw.
lx.
ly.
lz.
ma.
BIAYA,
PENERIMAAN,
DAN
PENDAPATAN USAHATANI PADI PADA
DAERAH NON-SENTRA DI KABUPATEN
LEBONG
mb.
mc.
Tabel 10. Rata-rata Biaya Usahatani Padi pada Daerah
Non-sentra di Kabupaten Lebong.
md. U
r
ai
a
n
me. Daerah
Produk
si Padi
mg. Daerah
Nonsentra
mk.
mj.
(Rp/
ml.
Penyusutan alat
Pajak lahan
mm.
mn.
mo.
mp.
mq.
mr.
Benih
ms.
mt.
Pupuk
mu.
mv.
Pestisida
mw.
mx.
TK dalam keluarga
my.
mz.
na.
nb.
Biaya Tetap
mi.
Handtractor
nc.
nd.
ne.
nf.
Angkut
ng.
nh.
Konsumsi TK
ni.
nj.
nk.
nl.
nn. Biaya Total Usahatani Padi pada Daerah Nonsentra di Kabupaten Lebong
no.
nv.
nw.
ny.
2.394.719,4
nz.
2.318.547,48
a
p
oa. B
i
a
y
a
ob.
2.480.938,5
oc.
2.403.176,14
t
o
t
a
l
od. Sumber : Data primer diolah, 2010
oe.
of. Penerimaan Usahatani Padi pada Daerah Nonsentra di Kabupaten Lebong
og.
om.
Penerimaan
on.
4.13
oq.
or.
os.
ot.
ou.
oo.
4.08
pm.
Tabel
13 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan
usahatani padi di daerah non-sentra adalah
sebesar Rp. 1.657.611,41/Ut/Mt atau Rp.
1.676.920,53/Ha/Mt. Pada daerah non-sentra
besarnya biaya yang dikeluarkan tidak
menghasilkan penerimaan yang besar sehingga
pendapatan petani juga kecil.
pn.
Kegiat
an usahatani padi di daerah non-sentra yang
belum intensif dan efisien menyebabkan hasil
yang didapatkan tidak optimal meskipun ratarata luas lahan yang digarap cukup besar, hal ini
tidak ditunjang dengan keadaan alam,
kesuburan lahan, motivasi petani, sarana dan
prasarama, serta poenggunaan faktor produksi
yang sanat jauh dari rekomendasi yang
disarankan dalam kegiatan usahatani padi.
Akibat dari faktor-faktor tersebut hasil produksi
yang didapatkan hanya sebesar 2172,96
kg/Ut/Mt atau 2143,96 Kg/Ha/Mt. faktor harga
gabah kering panen di daerah non-sentra akibat
dari mekanisme pasar yang terjadi juga
mempengaruhi nilai pendapatan usahatani padi
di daerah tersebut.
po.
pp. KESI
MPU
LAN
pq. Berda
sarkan
hasil
peneli
tian
dan
pemba
hasan,
maka
dapat
ditarik
kesim
pulan
sebag
ai
beriku
t:
Faktor
faktor
produ
ksi
yang
berpe
ngaru
h
nyata
terhad
ap
produ
ksi
usahat
ani
padi
pada
daerah
sentra
yaitu
jumla
h
pengg
unaan
tenaga
kerja
luar
keluar
ga,
sedan
gkan
pada
daerah
nonsentra
adalah
jumla
h
pengg
unaan
tenaga
kerja
dalam
keluar
ga dan
jumla
h
pengg
unaan
tenaga
kerja
luar
keluar
ga,
dan
ratarata
penda
patan
usahat
ani
padi
pada
daerah
sentra
di
Kabup
aten
Lebon
g
adalah
sebesa
r Rp.
6.951.
169,8
3/Ut/
Mt
dan
ratarata
penda
patan
usahat
ani
padi
pada
daerah
nonsentra
di
Kabup
aten
Lebon
g
adalah
sebesa
r Rp.
1.657.
611,4
1/Ut/
Mt.
pr.
ps. SAR
AN
pt.
Berda
sarkan pembahasan di atas, maka dapat
disarankan beberapa hal yaitu: Usahatani padi
daerah sentra hendaknya melakukan kegiatan
usahatani padi dengan lebih optimal dalam
penggunaan tiap-tiap faktor produksi. Untuk
daerah non-sentra perlunya pelaksanaan dan
pembangunan
faktor-faktor
pendukung
terutama saluran irigasi dan penyuluhan untuk
meningkatkan produksi padi di daerah nonsentra. Sebagai upaya untuk meningkatkan
pendapatan petani pada daerah non-sentra
sebaiknya petani menerapkan cara budidaya
usahatani padi dengan penggunaan faktor-faktor
produksi yang tepat dan sesuai anjuran.
Peningkatan pengetahuan petani dengan
penyuluhan diharapkan akan meningkatkan
tingkat adopsi petani terhadap penggunaan
teknologi pertanian. Selain itu stabilisasi harga
gabah harus dapat dijaga oleh pemerintah.
pu.
pv.
pw. DAFTAR PUSTAKA
px.
py.
pz.
qa.
qb.
qc.
qd.
qe.
qf.
qg.
qh.
qi.
Agribis No 2 Vol 2 Juli 2010
qj.
Bengkulu
qk.
CATATAN :
Tulisan Ini Pernah Dimuat di Jurnal
Fak. Pertanian Univ. Muhammadiyah