Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

PADI PADA DAERAH SENTRA DAN NON-SENTRA


DI KABUPATEN LEBONG
NYAYU NETI ARIANTI1
RESWITA1
FRISTADO2
1

Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian Universitas Bengkulu
2
Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRACT
This research was aimed to know the factors that influenced of the farmers
production, and to account the income and difference of income that was gotten in rice
farming activities on central and non-central area in Lebong Regency. The research used
120 rice farmers respondents. The respondents were taken 60 farmers in each of central
and non central sub district. The method of analysis for the first objective was used the
product function Cobb-Douglass that it will be changed to logarithm (log). While, for the
second objective was analyzed by subtract total of income and total of cost. The result of
the research is shown that the using of the worker out of family are truly influenced toward
productivity of rice farming in central area, while the worker in out a family is truly
influenced for rice farming production on non-central area. The result of this research also
shown that the mean income of rice farming on central area is Rp. 6.951.169,83/Ut/Mt or
Rp. 8.662.425,45/Ha/Mt. then, the mean income of rice farming on non-central area is Rp.
1.657.611,41/Ut/Mt atau Rp. 1.676.920,53/Ha/Mt.
Key words: rice farming, central area, non-central area, production factor, and income
PENDAHULUAN
Daerah Kabupaten Lebong lebih dari
70 persen wilayahnya dimanfaatkan pertanian
dan perkebunan. Sumbangan PDRB yang
paling besar adalah sektor pertanian dan
perkebunan,
mencapai
79,15
persen.
Sumbangan sektor pertanian itu berasal dari
tanaman pangan 50 persen, perkebunan 20
persen dan perikanan 4,16 persen(Soegeng
Sarjadi Syndicate, 2009). Besarnya sumbangan
sektor pertanian pada PDRB kabupaten
terutama dari sektor tanaman pangan
memperlihatkan banyaknya penduduk yang
menggantungkan hidupnya dari kegiatan
budidaya tanaman pangan. Tanaman pangan
yang menjadi komoditi unggulan dalam
kegiatan usaha tani di daerah ini adalah
tanaman padi.
Melihat fakta-fakta tersebut maka
pemerintah Kabupaten Lebong menetapkan

daerah sentra produksi padi didalam


wilayahnya. Dari 13 kecamatan yang ada
delapan diantaranya ditetapkan sebagai daerah
sentra produksi padi. Penetapan daerah sentra

padi ditinjau dari keadaan geografis yang


cocok dengan usahatani padi, luas areal
persawahan yang luas, dan tingkat produksi
padi sebesar 5,6 ton/ha Gabah Kering
Panen.
Produksi padi dipengaruhi oleh fungsi
produksi yang menyusun kegiatan usaha
budidaya padi. Jumlah produksi usaha tani
menyebabkan petani akan mendapatkan
penerimaan dari kegiatan usahanya. Biaya
mengambarkan bagaimana penggunaan faktorfaktor produksi. Perbedaan fungsi produksi
yang digunakan pada daerah sentra dan nonsentra
di
Kabupaten
Lebong
akan
mempengaruhi pendapatan usahatani padi pada
kedua daerah, sehingga akan dapat dilihat

perbandingan pendapatan pada usahatani padi


di kedua daerah. Pembangunan pertanian yang
berkelanjutan memerlukan perencanaan yang
matang. Penentuan daerah sentra dan nonsentra padi di Kabupaten Lebong merupakan
salah satu cara mencapai pembangunan
pertanian yang berkelanjutan.
Berdasarkan uraian diatas dilakukan
suatu penelitian tentang Analisis Fungsi
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk
menentukan
lokasi
penelitian metode yang digunakan adalah
metode Two Stage Cluster Area Sampling.
Pertama dipilihlah dua kecamatan dengan
cara acak yakni Kecamatan Lebong Sakti
dari daerah sentra dan Kecamatan Lebong
Atas dari daerah non-sentra. Kedua tiap
kecamatan diambil tiga desa yang dipilih
berdasarkan jarak desa terhadap ibu kota
kecamatan. Waktu penelitian dilaksanakan
pada tanggal 11 Maret 2010 sampai dengan
20 Maret 2010.
Jumlah sampel yang akan
diwawancarai adalah 120 petani padi yang

Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi pada


Daerah Sentra dan Non-Sentra di Kabupaten
Lebong. Tujuan dari penelitian ini adalah
:Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
produksi terhadap produksi usahatani padi pada
daerah sentra dan non-sentra, serta mengetahui
dan membandingkan pendapatan usahatani padi
pada daerah sentra dan non-sentra padi di
Kabupaten Lebong.
terbagi atas 60 petani padi di daerah sentra
dan 60 petani padi di daerah non-sentra.
Pemilihan sampel dilakukan secara acak
(random). Dengan demikian diharapkan
dapat memberikan informasi yang mewakili
kondisi riil di daerah penelitian.. Data yang
digunakan dalam penelitian ini bersumber
dari data sekunder dan data primer.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi,
wawancara, dan studi pustaka.
Untuk mengetahui faktor-faktor
produksi yang mempengaruhi produksi
usahatani padi digunakan analisis fungsi
produksi Cobb-Douglas. Secara matematis
dapat dirumuskan dalam persamaan
berikut :

a.

b. Fungsi Produksi Daerah Sentra


c.
Ys = a X1b1 . X2b2 . X3b3 . X4 b4 . X5 b5 . X6 b6 . X7 b7. X8 b8.eu
d. Fungsi Produksi Daerah Non-sentra
e.
Yns = c X1d1 . X2d2 . X3d3 . X4 d4 . X5 d5 .X6 d6.X9 d7. eu
f. Dimana :
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
x.

Ys= Produksi daerah sentra (Kg/Ut)


Yns=Produksi daerah non-sentra (Kg/Ut)
X1 =Luas lahan (Ha/Ut)
X2=Benih (Kg/ Ut)
X3=TKDK (HKSP/Ut)
X4=TKLK (HKSP/Ut)
X5=Jumlah pupuk Urea (Kg/Ut)
X6=Jumlah pupuk Phonska (Kg/Ut)
X7=Jumlah pestisida Lindomin (liter/Ut)
Agar tipe fungsi produksi Cobb-Douglas
tersebut dapat ditaksir maka model
ditransformasi kedalam bentuk linear maka

p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.

X9=Jumlah pestisida Decis (liter/Ut)


X8=Jumlah pestisida Nexone (liter/Ut)
a= Intercep daerah sentra
c= Intercep daerah non sentra
bi=Koefisien regresi sentra (i = 1,2,.8)
di=Koefisien regresi non-sentra (i = 1,2,..7)
u=Kesalahan penggangu
e= Logaritma natural (e = 2,718)
persamaan tersebut diubah menjadi bentuk
logaritma (log), sebagai berikut :

a.
b.

Bentuk Logaritma Fungsi Produksi Daerah Sentra

c.

log Y s=loga+b 1 log X 1 +b 2 log X 2+b 3 log X 3+ b4 log X 4 +b5 log X 5 +b 6 log X 6 +b7 log X 7 +b 8 log X 8+ u
d.

e.

Bentuk Logaritma Fungsi Produksi Daerah Non-sentra

f.

log Y ns=logc+d 1 log X 1 +d 2 log X 2 +d 3 log X 3+ d 4 log X 4 + d 5 log X 5+ d 6 log X 6+ d 7 log X 9 +u


g.

h. lalu
persa
maan
ini
diesti
masi
denga
n
meng
gunak
an
Metod
e
Kuadr
at
Terke
cil
(MKT
) atau
OLS.
i.
Untuk
mengetahui pengaruh keseluruhan variabel
bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan
uji F. dengan tingkat kepercayaan 95 % ( =
0,05). Dimana jika F hitung > F tabel, maka

secara
bersama-sama
variabel
bebas
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
sebaliknya jika F hitung F tabel, artinya
secara bersama-sama variabel bebas tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
j.
Untuk
menguji pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas digunakan
uji t dengan tingkat kepercayaan 95% (/2 =
0,025). Dimana jika thitung ttabel atau -thitung
-ttabel, maka secara parsial variabel bebas yaitu
faktor-faktor produksi tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat yaitu produksi padi
sebaliknya jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel,
maka secara parsial variabel bebas yaitu faktorfaktor produksi berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat yaitu produksi padi.
k.
Untuk
menghitung besarnya pendapatan usahatani
pada daerah sentra dan non-sentra padi
digunakan rumus : Pd = TR + TC. Untuk
menguji perbedaan rata-rata pendapatan
usahatani padi pada daerah sentra dan nonsentra padi di Kabupaten Lebong, dipakai uji
beda nilai tengah (uji t).

l.
m. HASIL DAN PEMBAHASAN
n. PENGGUNAAN

FAKTOR

PRODUKSI

USAHATANI PADI
o. Tabel 1. Rata-rata Penggunaan Faktor Produksi pada
Daerah Sentra dan Non-Sentra Padi
p.
di Kabupaten Lebong
q. F
r. Rata-rata
a
Pengguna
k
an
t.
u.
t
Daerah Nono
r
P
r
o
w.
x.
y.
z.
d
u
k
s
i

1. Benih (Kg)
a. Ir 64
b. Ciherang
2. TK Dalam Keluarga (HKSP)
3. TK Luar Keluarga (HKSP)
4. Pupuk Urea (Kg)
5. Pupuk Phonska (Kg)
6. Pestisida Lindomin (liter)
7. Pestisida Nexone (liter)
8. Pestisida Decis (liter)

aa.
ab.

ak.
al.

au.
av.

be.
bf.

ac.

am.

aw.

bg.

ad.

an.

ax.

bh.

ae.

ao.

ay.

bi.

af.

ap.

az.

bj.

ag.

aq.

ba.

bk.

ah.

ar.

bb.

bl.

ai.

as.

bc.

bm.

aj.

at.

bd.

bn.

bo. Sumber: Data Primer diolah, 2010

bp. PRODUKSI

USAHATANI

PADI

DI

KABUPATEN LEBONG
bq. Tabel 2. Perbandingan Produksi Rata-rata Padi di Daerah
Penelitian
bs.
bt.
Daer
Daerah
br.
Rata-

bz.
Produ

bv.

bw.

bx.

by.

ca.

cb.

cc.

cd.

ce. Sumber: Data Primer diolah, 2010

cf.
cg.
Dari
tabel 2 dapat diketahui bahwa adanya
perbedaan produksi rata-rata usahatani padi

ch.

yang disebabkan karena penggunaan faktor


produksi yang tidak tepat produksi di daerah
penelitian tidak optimal.

ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
ANALISIS
FUNGSI
PRODUKSI
USAHATANI PADI PADA DAERAH SENTRA
DI KABUPATEN LEBONG
cn.
co.

Tabel 3. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Usahatani Padi


pada Daerah Sentra
cp.
Va

cq.

ct.
Lu

cu.

cx.
Be

cy.

db.
TK

dc.

cr.
cv.

0,061323

0,06351
cz.

0,17859

df.
TK

0,09076

1,968

0,01008

de.
0,9627

dg. dh.

di.
0,07842

dj. dk.
Pu
dn.
Pu

do.

dr.
Pe

ds.

dv.
Pe

dw.

cw.
0,9556
da.

dd.
0,017409

cs.

8,906*

dl.
0,14819

dm.
0,07853

dp.
0,05145

dq.
0,03270

1,534

0,06107

du.
0,8306

0,06441

dy.
-0,1222

dt.
0,050714
dx.
-0,0078739

dz.

ea. 0,9674

R
eb.
t

ec. 2,309

ed.
F

ee. 2,126

ef.
F

eg. 189.432
eh. * = Berpengaruh nyata terhadap produksi pada taraf
kepercayaan 95 %

ei. Sumber : Data primer diolah, 2010

ej.
Tabel
3 menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh dari model
regresi adalah sebesar 0,9674 atau 96,74 %.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa 96,74 %


produksi padi pada daerah sentra di Kabupaten
Lebong dijelaskan oleh luas lahan, jumlah
benih, jumlah tenaga kerja dalam keluarga,

jumlah tenaga kerja luar keluarga, jumlah


pupuk Urea, jumlah pupuk Phonska, jumlah
pestisida Lindomin, dan jumlah pestisida
Nexone, sedangkan sisanya sebesar 3,26 %
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diidentifikasi dalam model ini.
ek.
Hasil
uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung dari model
regresi lebih besar dari F tabel (189.432 > 2,126)
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak artinya
secara
bersama-sama
variabel
bebas
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Secara statistik model fungsi produksi ini dapat
digunakan untuk menerangkan bahwa secara
bersama-sama variabel independent yang
digunakan berpengaruh nyata terhadap produksi
padi.. Secara parsial untuk melihat pengaruh
dari masing-masing faktor produksi yang
diamati dari penelitian ini digunakan uji-t. Hasil
uji-t tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
el.
em.
en. Luas
Laha
n
eo.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,061323. Hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass menunjukkan bahwa nilai thitung
lebih kecil dari ttabel (0,9556 < 2,309), sehingga
Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara
parsial variabel bebas yaitu luas lahan tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
yaitu produksi padi pada taraf kepercayaan 95
%.
ep.
Tidak
berpengaruhnya variabel luas lahan terhadap
nilai produksi padi di daerah sentra karena
jumlah produksi ditentukan oleh keadaan lahan
usahatani yang meliputiu kualitas (kesuburan)
dan kuantitas (luas lahan). Lahan pada daerah
sentra memiliki tingkat kesuburan yang baik,
tetapi luas lahan yang diusahakan tidak terlalu
luas. Luas lahan rata-rata di daerah sentra
adalah 0,93 Ha.
eq. Jumla
h
Benih
er.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,17859. Hasil pendugaan variabel jumlah
benih dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,968 <
2,309), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya variabel jumlah benih tidak berpengaruh

nyata terhadap nilai produksi padi pada taraf


kepercayaan 95 %.
es.
Tidak
berpengaruhnya variabel jumlah benih terhadap
nilai produksi padi di daerah sentra dikarenakan
oleh penggunaan benih yang lebih dari anjuran
penyuluh pertanian, Penggunaan benih pada
daerah sentra yakni rata-rata sebesar 25,56
Kg/Ut atau 32,41 Kg/Ha. Jumlah ini tidak
sesuai dengan kebutuhan lahan dimana
Zainudin dan Idris (2008) menyatakan
kebutuhan ideal benih padi adalah 25 Kg/Ha.
et.
eu.
ev. Jumla
h
Tenag
a
Kerja
dalam
Kelua
rga
ew.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,017409. Hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass menunjukkan bahwa nilai thitung
lebih kecil dari ttabel (0,9627 < 2,309), sehingga
Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara
parsial variabel bebas yaitu jumlah tenaga kerja
dalam keluarga tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat yaitu produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
ex.
Variab
el jumlah tenaga kerja dalam keluarga tidak
berpengaruh terhadap nilai produksi disebabkan
karena faktor produksi tenaga kerja tidak diukur
dari jumlah saja tapi kualitas dari tenaga kerja
juga perlu diperhatikan. Hal ini didasari bahwa
tinggi rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan petani akan mempengaruhi petani
dalam menentukan bagaimana cara mengelolah
dan teknik budidaya yang dilakukan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Suratiyah (2008), yang
menyatakan bahwa kecakapan seseorang
menentukan kinerja seseorang. Seseorang yang
lebih cakap tentu saja prestasinya lebih tinggi
bila dibandingkan yang kurang cakap.
Kecakapan ditentukan oleh pendidikan dan
pengetahuan. Penggunaan teknologi alat
pertanian seperti hand tractor dan mesin
perontok padi menyebabkan tenaga kerja yang
digunakan juga tidak terlalu besar.
ey.
Jumla
h Tenaga Kerja Luar Keluarga
ez.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass

menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar


0,69842 memberikan arti bahwa penambahan
satu persen jumlah benih yang digarap akan
meningkatkan produksi sebesar 0,69842 persen
dengan asumsi penggunaan faktor lain dianggap
tetap. Hasil pendugaan fungsi produksi CobbDouglass menunjukkan bahwa nilai dari thitung
lebih besar dari ttabel (8,906 > 2,309), sehingga
Ha diterima dan Ho ditolak artinya secara
parsial variabel bebas yaitu jumlah tenaga kerja
luar keluarga berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat yaitu produksi padi pada taraf
kepercayaan 95% dan berpengaruh positif.
fa.
Variab
el jumlah tenaga kerja luar keluarga
berpengaruh terhadap nilai produksi disebabkan
karena jumlah rata-rata curahan tenaga luar
keluarga yang digunakan cukup besar yakni
rata-rata 83,48 HKSP/Ha atau 94,65 HKSP/Ha
(lihat tabel 14). Besarnya penggunaan tenaga
kerja luar keluarga ini dikarenakan ketersediaan
alat teknologi pertanian yang membentu proses
produksi dalam usahatani padi. Pattah dalam
Fodjoe (1996) menyatakan bahwa semakin
besar jumlah tenaga kerja yang tersedia maka
kemampuan mengusahakan lahan usahatani
menjadi semakin besar.
fb. Jumla
h
Pupu
k
Urea
fc.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,14819. Hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass menunjukkan bahwa nilai thitung
lebih kecil dari ttabel (1,887 < 2,309), sehingga
Ho diterima dan Ha ditolak artinya variabel
jumlah pupuk Urea tidak berpengaruh nyata
terhadap nilai produksi padi pada taraf
kepercayaan 95%.
fd.
Jumla
h penggunaan pupuk Urea tidak berpengaruh
nyata bukan berarti bahwa tanaman tidak
memerlukan tambahan unsur hara bagi
pertumbuhannya. Tidak berpengaruhnya pupuk
Urea terhadap produksi padi diduga karena sifat
pupuk Urea yang mudah terurai baik oleh
penguapan maupun pencucian, walaupun
penggunaannya sudah mendekati rekomendasi
penggunaan yang dianjurkan.
fe. Jumla
h
Pupu
k

Phons
ka
ff.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,05145. Hasil pendugaan variabel pupuk
Phonska dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,534 <
2,309), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya secara parsial variabel bebas yaitu
jumlah pupuk Phonska tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat yaitu produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
fg.
Tidak
berpengaruhnya variabel jumlah pupuk
Phonska terhadap nilai produksi padi
dikarenakan penggunaan pupuk Phonska tidak
sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Di daerah
penelitian, rata-rata petani menggunakan pupuk
Phonska di bawah rekomendasi PPL yakni
sebesar 260,83 Kg/Ha (tabel 14) sedangkan
anjuran yang diberikan adalah 300 Kg/Ha.
fh. Jumla
h
Pestis
ida
Lindo
min
fi.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,050714. Hasil pendugaan variabel pestisida
Lindomin dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,8306 <
2,309), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya secara parsial variabel bebas yaitu
jumlah pestisida Lindomin tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat yaitu produksi
padi pada taraf kepercayaan 95 %.
fj.
Tidak
berpengaruhnya variabel jumlah pestisida
Lindomin terhadap nilai produksi padi
dikarenakan harga pestisida Lindomin yang
cukup tinggi menyebab petani sudah terbiasa
mengurangi/membatasi pemakaian pestisida ini.
pestisida Lindomin digunakan petani untuk
mengatasi gulma berdaun sempit pada saat padi
sudah tumbuh, sedangkan dengan melakukan
penyiangan pada lahan sudah cukup untuk
mengatasi gulma. Pestisida lindomin tetap
digunakan petani untuk mengatasi gulma pada
kondisi lahan yang menyulitkan, seperti luasnya
lahan usahatani.
fk. Jumla
h
Pestis
ida

Nexo
ne
fl.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
-0,0078739. Hasil pendugaan variabel pestisida
Nexone dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai -thitung lebih kecil dari -ttabel (-0,1222
< -2,309), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya secara parsial variabel bebas yaitu
jumlah pestisida Nexone tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel terikat yaitu produksi


padi pada taraf kepercayaan 95 %.
fm.
Faktor
produksi jumlah pestisida Nexone tidak
berpengaruh nyata disebabkan Nexone hanya
digunakan petani untuk mengatasi gulma
berdaun lebar pada saat persiapan lahan. Lahan
yang dijadikan kolam ikan setelah musim
tanam sebelumnya biasanya dibiarkan petani
begitu saja dahulu, karena kebiasaan ini
sejumlah gulma berkembang di lahan petani
seperti eceng gondok

fn. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI


PADI PADA DAERAH NON-SENTRA DI
KABUPATEN LEBONG
fo.
fp.

Tabel 5. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Usahatani Padi


pada Daerah Non-sentra
fq.
V

fr.
fs.
Koefisien Regresi

fu.
L

fv.

fy.
B

fz.

gh.

gp.

gs.
P

gt.

-0,2123
gb.

0,1111
ge.

1,752
gf.

0,02687
gi.

0,62281

go.
P

gw.

ga.
gd.
0,086623

gk. gl.
P

fx.
0,08561

0,19462

gc.
T
gg.
T

fw.
-0,018177

ft.

3,223*
gj.

0,08982

6.934*

gm.
0,0032623

gn.
0,05519

gq.
0,093827

gr.
0,05962

gu.
-0,084192

1,574
gv.

0,05338

-1,577
gx. 0,7450

R
gy.
t

gz. 2,308

ha.
F

hb. 2,192

hc.
F

hd. 21,698

he. * = Berpengaruh nyata terhadap produksi pada


taraf kepercayaan 95 %

hf. Sumber : Data primer diolah, 2010

hg.
Tabel
5 menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh dari model
regresi adalah sebesar 0,7450 atau 74,50 %.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa 25,50 %
produksi padi pada daerah non-sentra di
Kabupaten Lebong dijelaskan oleh luas lahan,
jumlah benih, jumlah tenaga kerja dalam
keluarga, jumlah tenaga kerja Luar keluarga,
jumlah pupuk Urea, jumlah pupuk Phonska,
dan jumlah pestisida Decis, sedangkan sisanya
sebesar 25,50 % dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak diidentifikasi dalam model ini.
hh.
Hasil
uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung dari model
regresi lebih besar dari Ftabel (21,698 > 2,192)
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak artinya
secara
bersama-sama
variabel
bebas
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Secara statistik model fungsi produksi ini dapat
digunakan untuk menerangkan bahwa secara
bersama-sama variabel independent
yang
digunakan berpengaruh nyata terhadap produksi
padi.
hi.
Secara
parsial untuk melihat pengaruh dari masingmasing faktor produksi yang diamati dari
penelitian ini digunakan uji-t.
hj. Luas
Laha
n
hk.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
-0,018177. Hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass menunjukkan bahwa nilai -thitung
lebih kecil dari -ttabel (-0,2123 < 2,308), sehingga Ho diterima dan Ha
ditolak artinya secara parsial variabel bebas
yaitu luas lahan tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat yaitu produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
hl.
Tidak
berpengaruh nyatanya luas lahan pada produksi
padi di daerah non-sentra disebabkan oleh
kondisi lahan daerah non-sentra yang berbukitbukit, serta kesuburan tanah yang kurang cocok
untuk lahan usahatani padi dimana tanah lahan
didaerah ini cenderung berbatu dan jenis sawah
di daerah non-sentra yang merupakan lahan
irigasi non-teknis dan tadah hujan.
hm.
Jumlah
Benih

hn.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,19462. Hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass menunjukkan bahwa nilai thitung
lebih besar dari ttabel (1,752 > 2,308), sehingga
Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara
parsial variabel bebas yaitu jumlah benih tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
yaitu produksi padi pada taraf kepercayaan 95
%.
ho.
Tidak
berpengaruhnya variabel jumlah benih terhadap
nilai produksi padi di daerah non-sentra
dikarenakan jumlah benih yang digunakan
melebihi dari rekomendasi yang dianjurkan
dalam kegiatan usahatani padi. Rata-rata
penggunaan benih pada daerah non-sentra
adalah 45,50 Kg/Ut atau 43,68 Kg/Ha yang
melebihi kebutuhan benih padi untuk keperluan
satu hektar, yaitu 25-30 Kg/Ha. Berlebihnya
jumlah benih tersebut dikarenakan benih
disemai terlebih dahulu hingga menjadi bibit.
Setelah umur 15 hari bibit dipindahkan ke
pertanaman. Dengan demikian tanaman yang
tumbuh berasal dari bibit yang terseleksi
sehingga secara statistik jumlah benih tidak
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
produksi padi.
hp. Jumla
h
Tenag
a
Kerja
dalam
Kelua
rga
hq.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,086623 memberikan arti bahwa penambahan
satu persen jumlah benih yang digarap akan
meningkatkan produksi sebesar 0,086623
persen dengan asumsi penggunaan faktor lain
dianggap tetap. Nilai koefisien regresi ini
didukung oleh hasil pendugaan fungsi produksi
Cobb-Douglass dimana nilai thitung lebih besar
dari ttabel (3,223 < 2,308), sehingga Ha diterima
dan Ho ditolak artinya secara parsial variabel
bebas yaitu jumlah tenaga kerja dalam keluarga
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
yaitu produksi padi pada taraf kepercayaan 95%
dan memiliki hubungan yang positif.
hr.
Variab
el jumlah tenaga kerja dalam keluarga

berpengaruh terhadap nilai produksi disebabkan


karena pengolahan usahatani padi di daerah
non-sentra yang belum intensif dan efisien yang
menyebabkan banyaknya penggunaan tenaga
kerja dalam keluarga pada setiap kegiatan
usahatani padi selain itu rendahnya tingkat
adopsi teknologi pertanian juga menjadi salah
satu kenapa jumlah tenaga kerja dalam keluarga
berpengaruh terhadap produksi padi di kawasan
non-sentra. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
petani yang menggunakan hand tractor dalam
kegiatan pengolahan lahannya. Rata-rata
penggunaan tenaga kerja dalam keluarga yakni
18,93 HKSP/Ut
hs. Jumla
h
Tenag
a
Kerja
Luar
Kelua
rga
ht.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,62281 memberikan arti bahwa penambahan
satu persen jumlah benih yang digarap akan
meningkatkan produksi sebesar 0,62281 persen
dengan asumsi penggunaan faktor lain dianggap
tetap. Nilai koefisien regresi ini didukung oleh
hasil pendugaan fungsi produksi CobbDouglass dimana nilai thitung lebih besar dari ttabel
(6.934 > 2,308), sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak artinya secara parsial variabel bebas
yaitu jumlah tenaga kerja luar keluarga
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
yaitu produksi padi pada taraf kepercayaan 95
% dan memilki hubungan yang positif.
hu.
Variab
el jumlah tenaga kerja luar keluarga
berpengaruh terhadap nilai produksi disebabkan
karena adanya sistem gotong royong dalam
kegiatan usahatani di daerah non-sentra dimana
petani secara bergantian membantu dalam
kegiatan proses usahatani padi yang diusahakan
anatar petani. Selain itu konversi penggunaan
mesin perontok dan alat angkut kedalam jumlah
tenaga kerja luar keluarga juga menyebabkan
berpengaruhnya variabel ini terhadap produksi
padi. Rata-rata penggunaan tenaga kerja luar
keluarga pada daerah non-sentra yakni 36,99
HKSP/Ut
hv. Jumla
h
Pupu
k
Urea

hw.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,0032623. Hasil pendugaan variabel jumlah
pupuk Urea dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,05913 <
2,308), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya variabel jumlah pupuk Urea tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
hx.
Jumla
h penggunaan pupuk urea tidak berpengaruh
nyata disebabkan oleh jumlah penggunaan
pupuk yang tidak sesuai dengan dosis yang
dianjurkan. Pupuk Urea rata-rata digunakan
petani di daerah non-sentra adalah 61,25 kg/Ut
atau 58,26 Kg/Ha (lihat tabel 14), sedangkan
rekomendasi penggunaan pupuk Urea dari PPL
adalah 200kg/Ha. Suwalan dkk (2004) dalam
Sahara dan Idris (2008) menyatakan bahwa
respon tanaman terhadap pemberian pupuk
akan meningkat apabila pupuk yang digunakan
tepat jenis, dosis, waktu dan cara pemberian.
hy. Jumla
h
Pupu
k
Phons
ka
hz.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
0,093827. Hasil pendugaan variabel pupuk
Phonska dengan produksi padi menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,574 <
2,308) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
artinya variabel jumlah pupuk Phonska tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai produksi padi
pada taraf kepercayaan 95 %.
ia.
Jumla
h
penggunaan
pupuk
Phonska
tidak
berpengaruh
nyata
disebabkan
jumlah
penggunaan pupuk yang tidak sesuai dengan
dosis yang dianjurkan. Pupuk Phonska rata-rata
digunakan petani di daerah non-sentra adalah
102,50 Kg/Ut atau 97,78 Kg/Ha (lihat tabel 14),
sedangkan rekomendasi penggunaan pupuk
Phonska dari PPL adalah jika menggunakan
Pupuk Urea dan Phonska dosisnya adalah Urea
sebanyak 200 Kg/ha/Mt, Phonska 300
Kg/Ha/Mt (BP4K Kabupaten Lebong, 2008).
ib. Jumla
h
Pestis
ida
Decis

ic.
Hasil
estimasi fungsi produksi Cobb-Douglass
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
-0,084192. Hasil pendugaan variabel jumlah
pestisida Decis dengan produksi padi
menunjukkan bahwa nilai -thitung lebih kecil dari
-ttabel (-1,577 < -2,308), sehingga Ho diterima
dan Ha ditolak artinya secara parsial variabel
bebas yaitu jumlah pestisida Decis tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
yaitu produksi padi pada taraf kepercayaan 95
%.
id. Tidak
berpe
ngaru
hnya
variab
el
jumla
h
pestisi
da
Decis
terhad
ap
nilai
produ
ksi
padi
dikare
nakan
pengg
unaan
pestisi
da
decis
hanya
untuk
menga
tasi
hama
dan
penya

kit
pada
tanam
an
padi,
sedan
gkan
pada
saat
peneli
tian
dilaku
kan
hama
dan
penya
kit
pada
tanam
an
padi
tidak
banya
k.
Selain
itu
pestisi
da ini
hanya
digun
akan
untuk
menga
tasi
tapi
bukan
untuk
mence
gah
hama
dan
penya
kit.

ie.
if. BIAYA, PENERIMAAN, DAN PENDAPATAN
USAHATANI PADI PADA DAERAH SENTRA
DI KABUPATEN LEBONG
ig.
ih.

Tabel 6. Rata-rata Biaya Usahatani Padi pada Daerah


Sentra di Kabupaten Lebong.
ii. U
r
a
i
a

ij. Daera
h
Produ
ksi
Padi

il. Daera
h
Sentra

in.
(Rp/Ut/Mt)
ip.

io.

Penyusutan alat
Pajak lahan

iq.

iu.

ir.

iw.

Biaya tidak tetap

ix.

iy.

Benih

iz.

ja.

Pupuk

jb.

jc.

Pestisida

jd.

je.

TK dalam keluarga

jf.

jg.

TK Manusia luar keluarga

jh.

ji.

Handtractor

jj.

jk.

Mesin Perontok Padi

jm.

Angkut

jl.
1.815.232,42
jn.

Konsumsi TK

jp.

jq.

Bagi hasil lahan

jr.

js.

Biaya Tetap

jt.

is.

jo.

Sumber: Data Primer diolah, 2010

ju. Biaya Total Usahatani Padi pada Daerah Sentra


di Kabupaten Lebong
jv.

Tabel 7.
Daerah Sentra di Kabupaten Lebong.
jw.

Rata- rata Total Biaya Usahatani Padi pada


jx. Daerah Sentra
jz.
(Rp/Ut/

ka.
(Rp/

kb.
B

kc.
86.737,

kd.
147.732

ke.
B

kf.
4.680.4

kg.
4.251.9

kh.

ki.

kj.

4.767.2

4.399.7

kk. Sumber : Data primer diolah, 2010

kl. Penerimaan Usahatani Padi pada Daerah Sentra


di Kabupaten Lebong
km.

Tabel 8.
Daerah Sentra di Kabupaten Lebong.

Rata- rata Penerimaan Usahatani Padi pada


ko. Daerah Sentra
kq.
(Rp/Ut/M

kr.
(Rp/

kt.
11.718.39

ku.
13.0

kn.
Uraian

ks.
Penerima

kv. Sumber : Data primer diolah, 2010

kw.Pendapatan Usahatani Padi pada Daerah Sentra


di Kabupaten Lebong
kx.

Tabel 9. Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi


Daerah Sentra di Kabupaten Lebong.
kz. Daerah
ky.
Sentra
U
lb.
(Rp/Ut/Mt)
ld.
le.
T
11.718.394
lg. lh.
T
lj.
P

4.767.224,35
lk.
6.951.169,

pada

lc.
(Rp/
lf.
13.062.125,6
li.
4.
ll.
8.662.425,45

lm. Sumber : Data primer diolah 2009

ln.
Tabel
9 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan

usahatani padi di daerah sentra adalah Rp.


6.951.169,83/Ut/Mt
atau
Rp.

8.662.425,45/Ut/Mt. Besarnya rata-rata lebih kecil, hal ini juga ditunjang dengan
biaya yang dikeluarkan untuk usahatani keadaan alam, kesuburan lahan, motivasi
padi pada daerah sentra tersebut sebanding petani serta harga gabah kering panen yang
dengan besarnya rata-rata penerimaan lebih tinggi di daerah sentra akibat dari
usahatani
padi,
sehingga
rata-rata mekanisme pasar yang terjadi sehingga
pendapatan juga lebih besar.
mempengaruhi pendapatan ini. Selain itu
lo.
Kegia jumlah
rata-rata
produksi
sebesar
tan usahatani padi di daerah sentra yang 5548,8Kg/Ut atau 6192Kg/Ha sangat
lebih intensif dan efisien menyebabkan mempengaruhi pendapatan petani di daerah
hasil yang didapatkan lebih optimal sentra.
meskipun rata-rata luas lahan yang digarap
lp.
lq.
lr.
ls.
lt.
lu.
lv.
lw.
lx.
ly.
lz.
ma.
BIAYA,
PENERIMAAN,
DAN
PENDAPATAN USAHATANI PADI PADA
DAERAH NON-SENTRA DI KABUPATEN
LEBONG
mb.
mc.
Tabel 10. Rata-rata Biaya Usahatani Padi pada Daerah
Non-sentra di Kabupaten Lebong.
md. U
r
ai
a
n

me. Daerah
Produk
si Padi
mg. Daerah
Nonsentra
mk.

mj.
(Rp/
ml.

Penyusutan alat
Pajak lahan

mm.

mn.

mo.

mp.

Biaya tidak tetap

mq.

mr.

Benih

ms.

mt.

Pupuk

mu.

mv.

Pestisida

mw.

mx.

TK dalam keluarga

my.

mz.

TK Manusia luar keluarga

na.

nb.

Biaya Tetap

mi.

Handtractor

nc.

nd.

Mesin Perontok Padi

ne.

nf.

Angkut

ng.

nh.

Konsumsi TK

ni.

nj.

Bagi hasil lahan

nk.

nl.

nm. Sumber: Data Primer diolah, 2010

nn. Biaya Total Usahatani Padi pada Daerah Nonsentra di Kabupaten Lebong
no.

Tabel 11. Rata- rata Total Biaya Usahatani Padi pada


Daerah Non-sentra di Kabupaten Lebong.
np. J
nq. Daerah
e
Nonn
sentra
i
ns.
nt.
s
(Rp/Ut/Mt)
(Rp/
B
i
a
y
a
nu. B
i
a
y
a
t
e
t
a
p
nx. B
i
a
y
a
t
i
d
a
k
t
e
t

nv.

nw.

ny.
2.394.719,4

nz.
2.318.547,48

a
p
oa. B
i
a
y
a

ob.
2.480.938,5

oc.
2.403.176,14

t
o
t
a
l
od. Sumber : Data primer diolah, 2010

oe.
of. Penerimaan Usahatani Padi pada Daerah Nonsentra di Kabupaten Lebong
og.

Tabel 12. Rata- rata Penerimaan Usahatani Padi pada


Daerah Non-sentra di Kabupaten Lebong.
oi. Daerah Non-sentra
ok.
ol.
(Rp/
(Rp/
oh.

om.
Penerimaan

on.
4.13

op. Sumber : Data primer diolah, 2010

oq.
or.
os.
ot.
ou.

oo.
4.08

ov. Pendapatan Usahatani Padi pada Daerah Non-

sentra di Kabupaten Lebong


ow. Tabel 13. Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi pada
Daerah Sentra di Kabupaten Lebong.

pl. Sumber : Data primer diolah 2009

pm.
Tabel
13 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan
usahatani padi di daerah non-sentra adalah
sebesar Rp. 1.657.611,41/Ut/Mt atau Rp.
1.676.920,53/Ha/Mt. Pada daerah non-sentra
besarnya biaya yang dikeluarkan tidak
menghasilkan penerimaan yang besar sehingga
pendapatan petani juga kecil.
pn.
Kegiat
an usahatani padi di daerah non-sentra yang
belum intensif dan efisien menyebabkan hasil
yang didapatkan tidak optimal meskipun ratarata luas lahan yang digarap cukup besar, hal ini
tidak ditunjang dengan keadaan alam,
kesuburan lahan, motivasi petani, sarana dan
prasarama, serta poenggunaan faktor produksi
yang sanat jauh dari rekomendasi yang
disarankan dalam kegiatan usahatani padi.
Akibat dari faktor-faktor tersebut hasil produksi
yang didapatkan hanya sebesar 2172,96
kg/Ut/Mt atau 2143,96 Kg/Ha/Mt. faktor harga
gabah kering panen di daerah non-sentra akibat
dari mekanisme pasar yang terjadi juga
mempengaruhi nilai pendapatan usahatani padi
di daerah tersebut.
po.
pp. KESI
MPU
LAN
pq. Berda
sarkan
hasil
peneli
tian
dan
pemba
hasan,
maka
dapat
ditarik
kesim
pulan
sebag
ai
beriku
t:
Faktor
faktor
produ
ksi

yang
berpe
ngaru
h
nyata
terhad
ap
produ
ksi
usahat
ani
padi
pada
daerah
sentra
yaitu
jumla
h
pengg
unaan
tenaga
kerja
luar
keluar
ga,
sedan
gkan
pada
daerah
nonsentra
adalah
jumla
h
pengg
unaan
tenaga
kerja
dalam
keluar
ga dan
jumla
h
pengg
unaan
tenaga
kerja
luar
keluar
ga,
dan
ratarata
penda
patan

usahat
ani
padi
pada
daerah
sentra
di
Kabup
aten
Lebon
g
adalah
sebesa
r Rp.
6.951.
169,8
3/Ut/
Mt
dan
ratarata
penda
patan
usahat
ani
padi
pada
daerah
nonsentra
di
Kabup
aten
Lebon

g
adalah
sebesa
r Rp.
1.657.
611,4
1/Ut/
Mt.
pr.
ps. SAR
AN
pt.
Berda
sarkan pembahasan di atas, maka dapat
disarankan beberapa hal yaitu: Usahatani padi
daerah sentra hendaknya melakukan kegiatan
usahatani padi dengan lebih optimal dalam
penggunaan tiap-tiap faktor produksi. Untuk
daerah non-sentra perlunya pelaksanaan dan
pembangunan
faktor-faktor
pendukung
terutama saluran irigasi dan penyuluhan untuk
meningkatkan produksi padi di daerah nonsentra. Sebagai upaya untuk meningkatkan
pendapatan petani pada daerah non-sentra
sebaiknya petani menerapkan cara budidaya
usahatani padi dengan penggunaan faktor-faktor
produksi yang tepat dan sesuai anjuran.
Peningkatan pengetahuan petani dengan
penyuluhan diharapkan akan meningkatkan
tingkat adopsi petani terhadap penggunaan
teknologi pertanian. Selain itu stabilisasi harga
gabah harus dapat dijaga oleh pemerintah.

pu.
pv.
pw. DAFTAR PUSTAKA
px.

Dinas BP4K Kabupaten Lebong. 2008. Penyuluhan


Pertanian Padi Sawah di Kabupaten Lebong. Kabupaten Lebong. Provinsi
Bengkulu.

py.

Fadjoe, D. 1996. Analisis produksi dan Tataniaga


Jeruk Siam di Desa Karya Bumi Kecamatan Nimbokran Kabupaten Jayapura.
Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Cendrawasi. (tidak dipublikasikan).

pz.

Sahara, Bugati dan Idris. 2006. Kontribusi


Penggunaan Faktor Produksi dan Analisis Produksi Terhadap Pendapatan
Petani Padi Sawah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara.

qa.

Soegeng Sarjadi Syndicate. 2009. Map Of Local


Economic : Kabupaten Lebong. http://www.cps-sss.org/kabupatenlebong
(Diakses 20 Desember 2009).
Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta.

qb.
qc.

Suwarli, B. 2006. Analisis Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Tingkat Produksi Usaha Tani Padi pada Sistem Irigasi Teknis
dan Non-teknis. (Studi Kasus di Kelurahan Kemumu dan Desa Sumber Agung
Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara). Skripsi Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu. (tidak
dipublikasikan).

qd.

Zainudin dan Idris. 2008. Pengaruh Pengunaan


Faktor-faktor Produksi Terhadap Produksi Padi Sawah di Kec. Lambuya Kab.
Konawe. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara.

qe.
qf.
qg.

qh.
qi.
Agribis No 2 Vol 2 Juli 2010
qj.
Bengkulu
qk.

CATATAN :
Tulisan Ini Pernah Dimuat di Jurnal
Fak. Pertanian Univ. Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai