DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga kami dapat menyusun laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang
telah membantu dalam penyelesaian laporan yang berjudul “Laporan Praktikum
Tata Laksana Penetasan Telur Ayam”. Dan harapan kami semoga laporan ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh
masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan ini agar menjadi lebih baik
lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang sesuai untuk diterapkan sistem
koperasi dalam kehidupan perekonomiannya. Hal ini dikarenakan warga negara
Indonesia menjunjung tinggi nilai gotong royong. Selain itu, usaha skala kecil
menengah yang menjadi objek utama koperasi masih cukup mendominasi
perekonomian Indonesia dimana kondisi para pelakunya masih banyak yang jauh
dari kategori sejahtera. Koperasi pada hakikatnya merupakan lembaga mikro dan
berorientasi pada anggota sehingga bentuk kelem
bagaan ini menjadi yang paling tepat untuk dijadikan wadah bersatunya para
pelaku UKM untuk lebih mensejahterakan diri. Koperasi merupakan bagian dari
tiga pilar ekonomi yang berupaya untuk membangun perekonomian disamping
meningkatkan usaha masyarakat. Sesuai dengan Pasal 33 Undang Undang Dasar
(UUD) 1945 bahwa, perekonomian Indonesia memilik tiga pilar kekuatan
ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan
perekonomian. Tiga pilar kekuatan ekonomi nasional tersebut yaitu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
1. Insiator
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Lampung Selatan
2. Bentuk Inovasi
Inovasi Bentuk Lainnya Sesuai Bidang Urusan Pemerintah yang Menjadi
Kewenangan Daerah
3. Rancang Bangun dan Pokok Perubahan
Kondisi peternakan di Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung
Selatan, rata- rata kelompok dan peternak masih berorentasi pada tipilogi
usaha sampingan, berdasarkan data dari UPT Puskeswan Tanjung Sari
bahwa data populasi sapi potong tahun 2019 di Kecamatan Tanjung Sari
untuk 8 desa berjumlah 2.137 ekor, jumlah rumah tangga peternak 603
RTP data tersebut adalah hasil dari pendataan akhir tahun 2019 pada
pendampingan program UPSUS-SIWAB. Dengan potensi tersebut usaha
peternakan sapi potong di Kecamatan Tanjung Sari di dominasi oleh usaha
peternakan rakyat berskala kecil. Kondisi demikian mengakibatkan posisi
tawar peternak rendah dan tidak berorentasi bisnis untuk menjadi usaha
pokok.
Sebagai jawaban dan alternative solusi untuk mengembangkan peternakan
rakyat menuju usaha bisnis kolektif dan berdaya saing, sudah selayaknya
pendekatan pembangunan peternak dan kesehatan hewan dengan memulai
dengan pengembangan usaha melalui Koperasi Produksi Ternak sebagai
proses pembelajaran secara aplikatif, partisipasif, sistematis dan terstruktur
dengan cara pemberian akses informasi, ilmu pengetahuan, teknologi serta
penguatan kendali produksi dan pasca produksi ternak yang dilaksanakan
berorentasi pada bisnis bukan lagi sampingan.
Dalam rangka mendukung pembangunan pertanian sub sektor peternakan
untuk mencapai target swasembada daging diwilayah Kabupaten Lampung
Selatan maka masyarakat melalui kelompok ternak bergabung dalam suatu
wadah korporasi (koperasi produksi ternak) agar mudah dalam pembinaan
dan pengawasan pada peternak. Dengan terbentuknya koperasi produksi
peternak maka dalam pembinaan pada kelompok ternak akan mudah
dalam menyampaikan suatu inovasi informasi teknologi dalam
berbudidaya ternak baik ternak ruminansia atau non ruminansia
Koperasi produksi ternak adalah koperasi yang anggota- anggotanya
terdiri dari pengusaha dan buruh peternakan yang berkepentingan dan
mata pencahariannya langsung berhubungan dengan peternakan. Koperasi
produksi ternak dapat didirikan berdasarkan jenis ternak yang diusahakan
atau dipelihara. Koperasi produksi ternak biasanya beranggotakan para
pemilik ternak dan para pekerja yang berkaitan secara langsung dengan
usaha peternakan.
Untuk mencapai swasembada daging maka diperlukan budidaya ternak
yang baik agar dapat meningkatkan keberhasilan budidaya ternak dan juga
memudahkan dalam berkoordinasi antar petani satu dengan yang lain serta
antar kelompok ternak yang satu dengan yang lainnya dalam wadah
koperasi produksi ternak. Koperasi Produksi Ternak bernama Koperasi
Produksi Ternak Maju Sejahtera yang didirikan di Kecamatan Tanjung
Sari Kabupaten Lampung Selatan. Koperasi peternakan yang sudah ada ini
telah disyahkan oleh notaris dan berbadan hukum yang memiliki legalitas
menurut Undang-Undang.
Koperasi Produksi Ternak (KPT) Maju Sejahtera (MS) adalah Badan
Hukum Koperasi Usaha pembiakan sapi dengan skema bagi hasil,
pengadaan dan perdagangan sapi, produksi dan penjualan pakan, pinjaman
sapi dan penjualan produk limbah ternak.
Koperasi Produksi Ternak Maju Sejahtera atau dengan sebutan lain KPT
Maju Sejahtera terletak di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Lampung
Selatan. Fokus pada peternakan sapi, KPT Maju sejahtera telah berdiri
sejak tahun 2014 dan hingga saat ini telah memiliki 83 Anggota dari 38
kelompok ternak di kecamatan Tanjungsari dan 4 Kelompok ternak dari
kecamatan Tanjung Bintang dengan anggota rata-rata 20 orang di setiap
kelompok ternak. Populasi ternak sapi yang berada dalam naungan KPT
Maju Sejahtera saat ini 2886 ekor.
Di awali dengan adanya kandang sapi bersama (komunal) atau dengan
sebutan lokal Banker pada tahun 2009, sebagai solusi masalah keamanan.
Atas binaan Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan kandang
komunal-kandang komunal tersebut dibentuk menjadi kelompok ternak.
Pada tahun 2012 telah berdiri 20 kelompok ternak dan terdapatpertemuan
rutin bulanan antar pengurus kelompok ternak yang didalamnya terdapat
beberapa transaksi keuangan seperti arisan, simpan pinjam dan transaksi
jual beli sapi.
Untuk melegalkan transaksi-transaksi keuangan di pertemuan bulanan
antar kelompok ternak tersebut maka pada tanggal 28 Mei 2014 dibentuk
KPT Maju Sejahtera dengan pengesahan Kementerian Koperasi dan UKM
tanggal 02 Juni 2014 Nomor : 37/BH/X.I/III.08/VI/2014. Atas kembalinya
dasar perkoperasian pada UU Nomor 25 Tahun 1992 maka Badan Hukum
KPT Maju sejahtera menyesuaikan dengan Akta Perubahan Nomor 01
Tanggal 01 April 2016 dan pengesahan Kementerian Koperasi dan UKM
tanggal 04 April 2016 Nomor : 109/BH/PAD/X.I/III.09/IV/2016.
4. Tujuan Inovasi
Tujuan dilaksanakannya inovasi ini, yaitu
• Mendukung program Pemerintah dalam swasembada daging;
• Mempererat persaudaraan dan kebersamaan peternak sapi;
• Memberdayakan seluruh potensi lokal untuk kemajuan Koperasi;
• Meningkatkan pendapatan serta mengupayakan pemerataan
kesejahteraan anggota Koperasi.
5. Hasil Inovas
Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan inovasi ini adalah Koperasi Ternak
yaitu Koperasi Produksi Ternak Maju Sejahtera)