Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan
praktikum ini dapat tersusun hingga selesai tepat waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan praktikum ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan praktikum ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pola pertanian terpadu (integrated faring system) merupakan kombinasi antara pola pertanian
tradisional dengan ilmu pengetahuan modern di bidang pertanian yang berkembang terus
(Siswati 2012). Pertanian ini merupakan pemanfaatan lahan dengan berbagai macam usaha baik
pertanian maupun peternakan. Pertanian terpadu ini bisa dilaksanakan di lahan pertanian yang
luas maupun sempit. Sistem pertanian terpadu adalah sistem pengelolaan (usaha) yang
memadukan komponen pertanian, seperti tanaman, hewan dan ikan dalam suatu kesatuan yang
utuh. Definisi lain menyatakan, SPT adalah suatu sistem pengelolaan tanaman, hewan ternak dan
ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan suatu produk yang optimal dan sifatnya
cenderung tertutup terhadap masukan luar (Preston, 2000). Pertanian terpadu di lahan sempit
biasanya memanfaatkan lahan pekarangan yang ada dengan maksimal. Sistem ini akan signifikan
dampak positifnya dan memenuhi kriteria pembangunan pertanian berkelanjutan karena berbasis
organik dan dikembangkan/diarahkan berbasis potensi lokal (sumberdaya lokal).
Tujuan penerapan sistem tersebut yaitu untuk menekan seminimal mungkin input dari luar
(input/masukan rendah) sehingga dampak negatif sebagaimana disebutkan di atas, semaksimal
mungkin dapat dihindari dan berkelanjutan (Supangkat, 2009). Pengembangan sistem pertanian
terpadu saat ini masih lamban dan belum memenuhi kaidah keterpaduan sistemnya. Petani pada
umumnya menerapkan sistem ini sifatnya masih parsial atau linear, artinya pengelolaan masing-
masing komponen sistem masih terpisah atau sendiri-sendiri, misal ternak saja atau tanaman saja
atau ikan saja. Padahal dalam pengelolaan sistem pertanian terpadu terdiri atas beberapa
subsistem pengelolaan, yaitu pengelolaan tanaman terpadu (Integrated Crop Management/ICM),
pengelolaan nutrien terpadu (Integrated Nutrient Management/INM), pengelolaan organisme
pengganggu tanaman terpadu (Integated Pest Management/IPM), pengelolaan air terpadu
(Integrated Moisture Management/IMM), pengelolaan ternak terpadu (Integrated Livestock
Management/ILM). Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memberikan informasi lebih
mendetail tentang sistem pertanian terpadu sehingga dapat memperluas wawasan untuk
digunakan pada saat terjun langsung ke petani di lapang.
1.2 Tujuan Praktikum
Mempelajari Pertanian Terpadu Pada Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMATRI) 659 Tani
Duwi Mekar Desa Babahan Tabanan.
BAB II
METODOLOGI
Tempat : SIPADU 659 Kelompok Tani Duwi Mekar Desa Babahan Kecamatan
Penebel Tabanan
SIMANTRI
Adapun simatri yang kami kunjungi adalah SIMANTRI/SIPADU 569 Kelompok Tani
Duwi Mekar Babahan, Kecamatan Penebel Tabanan. Simantri ini merupakan salah satu
simantri/sipadu di Provinsi Bali. Sipadu ini memiliki luas wilayah 21 hektar, dimana 18 hektar
termaksud lahan basah. Sipadu ini juga mempunyai struktur organisasi yang diketuai oleh I
Made Kustika.Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Sipadu 659 yaitu beternak sapi Bali,
pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi, pembuatan biogas, pembuatan pupuk kascing,
pembuatan minyak aksiri, budidaya tanaman nilam, budidaya ikan nila, penanaman padi organik,
pembuatan minuman dari beras merah. Dimana kegiatan tersebut saling berkaitan satu sama lain
dan saling dimanfaatkan limbahnya hingga tidak ada limbah yang tersisa namun dapat diolah dan
dimanfaatkan menjadi hal yang berharga.
Ketua : I MadeKustika
1. Desa Dinas, hubungan snagat baik, solit, bahu membahu dengan pemerintah desa dengan
kelompok tani.
2. Desa adat, baik (namun tidak ada yang khusus)
3. Subak, solit, saling bahu-membahu, dapat memberi kontribusi (pupuk organik), merubah
mainset dan pola pikir petani.
4. Pemerintah provinsi yaitu membantu dinas pertanian dengan film pendek yang
dipresentasikan di ESDM (dari 96 naik ke 55).
5. Pemerintah kabupaten jarang (lebih ke provinsi).
6. Pihak-pihak lain (UMBESNEN RI) dipakai untuk objek film pendek.
BAB IV
4.1 Jenis-jenis unit usaha secara vertikal dan horizontal dari Simantri
INI FRANTA
Pertanian terpadu dalam ruang lingkup ekonomi berkaitan dengan anggaran yang
dikeluarkan petani selama proses produksi sampai menghasilkan output.
Melalui sistem terpadu biaya input lebih rendah dibandingkan sistem lainnya sehingga
lebih menguntungkan petani karena dalam dalam sistem terpadu juga diterapkan
pertanian organik yang meminimalkan penggunaan bahan kimia yang dapat menambah
daftar anggaran petani.
Selain itu hasil dari bertani secara terpadu pastinya lebih menguntungkan karena tidak
hanya diperoleh dari satu bidang pertanian saja misalkan hasil tanaman melainkan juga
dari peternakan seperti susu, telur maupun dagingnya. Hal ini membuat pendapatan
petani bertambah daan lebih menguntungkan, selain itu biogas nya mereka olah menjadi
bahan dasar untuk menghidupkan kompor biogas tanpa dipakai nya lagi gas elpiji selain
itu para petani juga menikmati dan menjual teh beras merah yang mereka hasilkan sendiri
dan juga menjual minya artsiti hasil penyulingan tanaman nilam yang ditanam para
petani tersebut.
Keuntungan
Bisa menjalankan usaha bersama dengan mengelola SIPADU secara manajemen
dan mampu membuat pasar sendiri,
Aspek lingkungan di Sipadu sebelumnya pola petani konvensional setelah ada
petani SIPADU menjadi ramah lingkungan dan menjaga keseimbangan alam,
Aspek pendapatan bertambah dalam budidaya padi dan limbah ternak
Kendala atau Hambatan
Jika salah satu sapi sakit, maka akan menular ke sapi yang lain.
Susah menyatukan karakter anggota ( perbedaan pendapat atau pikiran )
Sarana dan prasarana belum terpenuhi
BAB V
5.1 Kesimpulan
Pertanian ini merupakan pemanfaatan lahan dengan berbagai macam usaha baik pertanian
maupun peternakan. Pertanian terpadu ini bisa dilaksanakan di lahan pertanian yang luas maupun
sempit. Sistem pertanian terpadu adalah sistem pengelolaan (usaha) yang memadukan komponen
pertanian, seperti tanaman, hewan dan ikan dalam suatu kesatuan yang utuh.
Adapun simatri yang kami kunjungi adalah SIMANTRI/SIPADU 569 Kelompok Tani
Duwi Mekar Babahan, Kecamatan Penebel Tabanan. Simantri ini merupakan salah satu
simantri/sipadu di Provinsi Bali.
Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Sipadu 659 yaitu beternak sapi Bali,
pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi, pembuatan biogas, pembuatan pupuk kascing,
pembuatan minyak aksiri, budidaya tanaman nilam, budidaya ikan nila, penanaman padi organik,
pembuatan minuman dari beras merah. Dimana kegiatan tersebut saling berkaitan satu sama lain
dan saling dimanfaatkan limbahnya hingga tidak ada limbah yang tersisa namun dapat diolah dan
dimanfaatkan menjadi hal yang berharga.
5.2 Saran