Dalam membangun sebuah keluarga tidak lepas dari permasalahan ekonomi
keluarga sebagai sumber dari penghidupan keluarga. Semua orang pasti sangat ingin agar keluarga yang dibangunnya menjadi keluarga yang sakinah (damai, bahagia, tentram), mawadddah (penuh cinta dan harapan), warahmah (penuh kasih sayang). Oleh karena itu maka dalam sebuah keluarga harus ditumbuhkan rasa cinta yang bergelora dan membara agar tercipta keluarga yang harmonis, lemah lembut, saling menghargai serta menumbuhkan rasa saling memiliki satu sama lainnya, rela berkorban untuk menafkahi, saling melindungi, melayani dan saling berbagi dalam suka dan duka. Terwujudnya sebuah keluarga yang sakinan, mawaddah, warahmah ini menjadi idaman setiap orang. Faktor ekonomi keluarga menjadi salah satu kunci dari membangun keluarga yang baik, sejahtera dan bahagia. Tidak jarang sebuah keluarga bubar dan terjadi perceraian karena disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga yang tidak stabil sehingga menimbulkan kegoncangan dalam keluarga. Menata ekonomi keluarga menjadi suatu hal yang penting guna mewujudkan keluarga yang ideal. Salah satu usaha untuk belajar menata ekonomi keluarga bisa diperolah dari pendidikan yang dilaksanakan oleh Credit Union (CU) atau orang mengenalnya dengan Koperasi Kredit (Kopdit). Keluarga kami sangat beruntung telah mengenal CU sejak lama dengan menjadi anggota CU Amanah Tongas Kabupaten Probolinggo. Pendidikan yang dilakukan sungguh sangat menjadi inspirasi penting dalam keluarga, terutama materi tentang pipo dan embro dalam bentuk video. Melalui tayangan video itu, sungguh sangat menggugah hati untuk bisa menata ekonomi dan membangun aset keluarga yang lebih efektif dan efesien serta sangat mudah. Melalui CU Amanah Tongas inilah berkembang ide-ide baru dalam memulai dan membangun usaha. Melihat fakta keluarga kami yang masih menumpang dengan orang tua dan profesi sebagai guru di madrasah swasta dengan penghasilan yang tidak menentu, serasa seperti mimpi untuk bisa mewujudkan ekonomi keluarga yang stabil. Itulah kondisi awal keluarga kami sebelum mengenal CU yang pada akhirnya jatuh hati dan menjadi anggota CU. Pada awal menjadi anggota CU, kami hanya bisa menyimpan saja (menabung) ala kadarnya. Seiring dengan perjalanan waktu dimana kebutuhan semakin bertambah, maka sebagai ibu rumah tangga harus mencari usaha tambahan untuk mencukupi kebutuhan keluarga walaupun selama ini masih mendapat subsidi dari orang tua karena keluarga kacil kami masih menjadi satu rumah dan satu keluarga dengan orang tua. Suatu hari CU melaksanakan pendidikan lanjutan dan ketika menerima materi tentang mengelola keuangan secara cerdas, maka hati ini bergejolak untuk segera membentuk keluarga yang mandiri tanpa subsidi orang tua. Keberanian untuk menata keluarga mulai tumbuh dengan mulai meminjam di CU untuk kebutuhan kecil seperti beli handphone dilanjut dengan pinjaman untuk pembelian laptop guna menunjang kegiatan kami sebagai guru madrasah. Seperti mimpi rasanya saat kami bisa melunasi tepat waktu, dan timbul keberanian untuk mengajukan pinjaman untuk pembelian sepeda motor karena selama masih menggunakan sepeda motor orang tua. Walaupun sepeda motor yang kami beli adalah sepeda motor bekas, namun ini menjadi sebuah kepuasan tersendiri. Apa yang kami miliki ini berkat pinjaman yang diberikan oleh CU, syukur Alhamdulillah semua pinjaman dapat dilunasi tepat waktu. Kebutuhan kami selanjutnya adalah memiliki sebuah rumah dan kebetulan kami bersama suami yang juga berprofesi sebagai guru madrasah mendapat Tunjangan Sertifikasi Guru (sergur) sehingga pendapatan keluarga sudah mulai bertambah. Untuk mewujudkan cita-cita kami untuk membentuk keluarga yang mandiri dan terlepas dari numpang dirumah orang tua, kami konsultasi dengan pengurus CU Amanah Tongas yang kemudian dikaji oleh manajeman bagian kredit. Kami disarankan untuk beli tanah dulu dengan besar pinjaman seratus juta rupiahyang dengan jangka waktu lima tahun dan sebagai jaminan adalah Tunjangan Sertifikasi Guru kami berdua (suami-istri). Ternyata kami menemukan tanah yang tidak sampai harga seratus juta dan lokasinya justru sangat dekat dengan madrasah tempat kami mengajar. Kelebihan dana pinjaman yang tidak terpakai dari sisa pembelian tanah langsung kami belanjakan untuk pembelian bahan bangunan dengan sistem inden (titip uang dulu ke toko) untuk bahan bangunan tertentu seperti batu bata, pasir, semen dan lain-lain dengan kesepakatan akan diambil bila sudah membangun rumah. Pinjaman untuk pembelian tanah ini juga dilunasi tepat waktu dan kami mencari informasi terkait keinginan kami memiliki rumah sendiri yang akan dibangun diatas tanah yang dibeli dari hasil pinjam ke CU Amanah Tongas. Setelah konsultasi dengan pengurus CU dan manajemen bagian kredit, maka kami diberi pinjaman sebanyak seratus lima puluh juta. Berhubung maksimal pinjaman sebesar seratus juta, maka yang lima puluh juta pinjaman diajukan oleh suami. Mulailah kami membangun rumah impian dan cita-cita membentuk keluarga yang mandiri terlepas daribayang-bayang orang tua akan segera terwujud. Setelah pembangunan rumah selesai, keluarga kecil kami (dengan dua anak perempuan semua) pindah dari rumah orang tua dan menempati rumah baru yang dibangun melalui jerih payah dan keringat sendiri. Hal ini sungguh sangat membanggakan bagi keluarga kami, karena berkah menjadi anggota CU Amanah Tongas semua impian dan cita-cita bisa terwujud. Sungguh sangat luar biasa bagi kami dimana secara logika sangat mustahil bisa membangun rumah bila dilihat dari pendapatan keluarga, namun CU Amanah Tongas telah menjadi wasilah (perantara) untuk mewujudkan impian kami dan ini fakta. Melalui penataan ekonomi keluarga dan program yang terencana secara bertahap, sesuatu yang menurut akal tidak mungkin dilakukan ternyata bisa diwujudkan. Sesuai hasil pendidikan yang diselenggarakan CU Amanah Tongas bahwa yang harus mewujudkan impian itu adalah kita dan kita yang harus membuat menjadi nyata. Berkah menjadi CU Amanah Tongas tidak selesai sampai memiliki rumah, namun bertambah dengan pengajuan pinjaman untuk usaha setelah pinjaman rumah sudah kami lunasi. Ide ini tumbuh melihat rumah kami yang strategis dan melihat kebutuhan yang semakin besar. Salah satu solusi adalah membuka usaha baru dan mengingat rekam jejak pinjaman kami yang tetap baik dan konsisten, CU Amanah Tongas menyetujui untuk melakukan pembiayaan pada usaha kami. Tempat usaha tetap dirumah dengan merubah desain ruang tamu menjadi sebuah toko. Dari usaha toko kecil berkembang menjadi sebuah toko kelontong. Sementara suami bisa mengembangkan bisnis baru dengan membuka layanan dibidang listrik dan toko bangunan. Melihat proses perjalanan keluarga kami yang dari tidak punya aset apapun dan hidup numpang dirumah orang tua, sampai pada proses membeli tanah, membangun rumah, membuka usaha dan mengembangkan usaha baru, tidak lepas dari peranan CU Amanah Tongas. Menjadi anggota CU ternyata membawa berkah tersendiri dalam perjalanan keluarga kami. CU betul-betul membawa secercah harapan bagi keluarga kami.
Oleh : Hasyiatul Amanah, S.Ag, M.Pd.I
Jabatan : Anggota CU Amanah Tongas NBA : 0.02.0372 Aku dan Toko milikku