Anda di halaman 1dari 11

AGRIBISNIS PERIKANAN

DOSEN : Prof. Dr. Ir. Zulkarnaini, MS

MAKALAH
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN TANGKAP

OLEH :

MUHAMMAD ISNAINY RAMADHAN

1710246265

PASCASARJANA ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak
dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai
avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di
Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang
termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan
demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan
bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi
(pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau
mengambil minyak ikan.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan,
termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan
untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).
Kondisi perikanan tangkap saat ini tengah mengalami stagnasi, bahkan
cenderung menglami penurunan produksi dibeberapa wilayah di Indonesia.Degradasi
lingkungan perairan laut akibat perubahan iklim global, ditambah lagi dengan
eksploitasi ikan yang berlebih tanpa kontrol berdampak pada menurunnya produksi
perikanan laut.
Sementara itu, tingkat konsumsi ikan cenderung mengalami peningkatan
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk tiap tahunnya. Tentunya hal ini
memerlukan solusi, sebagai upaya untuk memenuhi permintaan konsumsi ikan yang
cenderung meningkat dan produksi perikanan laut yang cenderung mengalami
penurunan. Perikanan budidaya merupakan salah satu solusi yang bisa dilakukan,
mengingat produksinya yang bisa dikontrol baik dengan teknologi inovasi maupun
kapasitasnya.
Perikanan tangkap sebagai sistem yang memiliki peran penting dalam
penyediaan pangan, kesempatan kerja, perdagangan dan kesejahteraan serta rekreasi
bagi sebagian penduduk Indonesia perlu dikelola yang berorientasi pada jangka
panjang. Tindakan manajemen perikanan tangkap adalah mekanisme untuk mengatur,
mengendalikan dan mempertahankan kondisi sumber daya ikan pada tingkat tertentu
yang diinginkan. 

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk Mengetahui Peluang,


Tantangan, Kendala, Dan Strategi Pengembangan Agribisnis Perikanan Tangkap.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Agribisnis Perikanan Tangkap?


2. Apa saja Kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalam pengembangan
agribisnis perikanan tangkap?
3. Strategi apa yang dapat diterapkan dalam pengembangan agribisnis perikanan
tangkap?
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Agribisnis Perikanan Tangkap


Di Indonesia, kegiatan agribisnis sudah dilakukan sejak zaman dahulu, namun
demikian popularitas agribisnis baru muncul sejak tahun 1990-an. Hal ini tidak perlu
diperdebatkan, yang terpenting bagaimana semua pihak mempersepsikan sama
terhadap agribisnis, yaitu mulai dari kegiatan praproduksi, produksi,
pengolahan/industri, pemasaran, hingga kegiatan konsumsi dan jasa pendukung
semua rangkaian agribisnis.
Istilah "agribisnis" telah menjadi semakin populer, berbagai macam
pengertian dan pemahaman tentang istilah ini telah berkembang. Dari asal katanya,
"agribisnis" terdiri dari dua suku kata, yaitu "agri" (agriculture = pertanian) dan
"bisnis"(business= usaha komersial). Oleh karena itu, agribisnis adalah kegiatan
bisnis yang berbasis pertanian. Sebagai konsep, agribisnis dapat diartikan sebagai
jumlah semua kegiatan-kegiatan yang berkecipung dalam industri dan distribusi alat-
alat maupun bahan-bahan untuk pertanian, kegiatan produksi komoditas pertanian,
pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditas pertanian atau barang-barang
yang dihasilkannya (Davis dan Golberg, 1957 dalam Soemarno, 1996).
Agribisnis perikanan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Usaha pra produksi perikanan merupakan usaha pendukung dan penyedia
sarana, input, saprodi, dan berbagai perbekalan nelayan maupun pembudidaya
ikan, misalnya usaha pembuatan kapal ikan, usaha penyedia alat tangkap ikan
(jaring, pancing, pelampung, dan lain-lain), usaha produksi mesin
penangkapan ikan (diesel, sparepart, dan lain-lain), usaha penyediaan pupuk,
pakanikan, es, keranjang, box, cold box, obat-obatan perikanan, usaha
penyediaan teknologi reproduksi buatan, usaha pertokoan sembako, makanan
dan minuman untuk perbekalan melaut dan budidaya, sampai usaha jasa
penyediaan tenaga kerja produksi perikanan,dan lain-lain.
b. Usaha pembudidayaan ikan (aquaculture effort) adalah kegiatan
untukmemelihara, membesarkan, dan/atau membiakkanikan serta memanen
hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang
menggunakankapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,mendinginkan,
menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Orang yang mata
pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan disebut pembudidaya ikan.
c. Penangkapan ikan (fishing effort) adalah kegiatan untuk memperolehikan di
perairan yang tidak dalam keadaandibudidayakan dengan alat atau cara apa
pun,termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untukmemuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkannya. Orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan disebut nelayan (fisherman). Menurut Ningsih (2005) sumber daya
perikanan laut dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar yaitu:
(1) sumber daya ikan demersal, yaitu jenis ikan yang hidup di atau dekat dasar
perairan; (2) sumber daya ikan pelagis, yaitu jenis sumber daya ikan yang
hidup di sekitar permukaan perairan; (3) sumber daya ikan pelagis besar, yaitu
jenis ikan oceanik seperti tuna, cakalang, tenggiri dan lain-lain; (4) sumber
daya udang dan biota laut non ikan lainnya seperti kuda laut.
d. Usaha pengolahan ikan(fish processing effort) merupakan usaha yang
bertujuan menciptakan dan atau menambah kegunaan (utility) ikan, baik
kegunaan waktu (time utility) maupun kegunaan bentuk (form utility). Orang
yang melakukan usaha pengolahan ikan disebut pengolah ikan (fish
processor).
e. Usaha pemasaran ikan (fish marketing effort) merupakan semua upaya
untukmenyampaikan ikan dari produsen ke konsumen. Orang yang melakukan
kegiatan pemasaran ikan disebut pedagang atau pemasar ikan (fish
middlemen). Menurut Crawford (1997), kegiatan pemasaran menurut
fungsinya ada 3 kelompok, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi
fasilitasi. Dari ketiga fungsi tersebut terbagi menjadi 9 kegiatan, yaitu buying,
selling, storage, transportation, processing, standardization, financing, risk
bearing, market intelligence.
f. Sebagai tambahan, ada usaha jasa dan kelembagaan pendukung keseluruhan
usaha perikanan (rantai agribisnis perikanan), misalnya lembaga keuangan
penyedia kredit/permodalan untuk usaha agribisnis perikanan seperti bank,
koperasi, bakul (pedagang) ikan yang sekaligus meminjami modal ke nelayan,
dan sejenisnya.
Perikanan tangkap adalah perikanan yang basis usaha nya  Berupa
penangkapan ikan di laut maupun di perairan umum. Penangkapan ikan adalah
kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan di
budidayakan dengan alat atau cara apapun ,termasuk kegiatan yang menggunakan
kapal untuk di muat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menanggani,
mengolah, dan mengawetkan.
Agribisnis Perikanan Tangkap adalah segala bentuk usaha yang berkaitan
dengan perikanan tangkap mulai dari penangkapan hingga usaha pemasaran yang
dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan.

2.2. Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tangan Pengembangan


Agribisnis Perikanan Tangkap

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan perekonomian wilayah


yaitu Sumber Daya Alam, tersedianya Sumber Daya Alam yang melimpah
merupakan hal yang penting dalam pengembangan wilayah (Jhingan, 2013).
Pembangunan kelautan dan perikanan bisa dikatakan dapat memberikan
masukan yang besar bagi pendapatan bangsa maupun daerah. Indonesia merupakan
salah satu Negara kepulauan yang terbesar, pemanfaatan sumber daya keluatan perlu
untuk ditingkatkan demi meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa maupun
daerah. Karena rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan yang
sedemikian besar terutama disebabkan antara lain oleh; pemerintah dan masyarakat
masih mengutamakan eksploitasi daratan; kualitas sumberdaya manusia yang masih
rendah khususnya pada perikanan tangkap; sistem kelembagaan yang masih rendah
dan lain sebagainya (Budiharsono, 2001).

2.2.1. Kekuatan (Strengths)


a. Potensi sumber daya alam, yakni luas laut yang dapat mendukung
pengembangan sub sektor perikanan yang ada.
b. Ketersediaan tenaga kerja yang kompeten dalam bidang perikanan.
c. Potensi Laut untuk pengembangan Usaha dalam subsektor Perikanan.
d. Meningkatkan pengolahan sumber daya alam pada subsektor perikanan
e. Kebijakan Pemerintah, mengenai pengembangan subsektor perikanan.

2.2.2. Kelemahan (Weaknesses)


a. Kualitas sumber daya manusia yang relatif masih rendah,
b. Kurang adanya pemahaman yang baik tentang teknologi,
c. Ketersedian sarana dan prasarana.
d. Kurang adanya penyuluhan dari para petugas lapangan.
e. Kurangnya dukungan dari lembaga informal mapun formal

2.2.3. Peluang (Opportunities)


a. Otonomi Daerah:
b. Kebijakan nasional untuk pengembangan kegiatan bisnis kelautan.
c. Dukungan pemerintah pusat, propinsi maupun daerah,
d. Potensi pasar, komoditi ikan dari bebagai jenis yang dihasilkan dari
penangkapan maupun budidaya memiliki pasar eksport.

2.2.4. Ancaman (Threats)


a. Kondisi alam;
b. Sosial budaya masyarakat;
c. Pencurian ikan
d. Terbatasnya pasokan energy
e. Harga produk yang tidak stabil;

2.3. Strategi Pengembangan Agribisnis Perikanan Tangkap


Strategi merupakan suatu langka yang perlu disusun untuk mencapai sesuatu
yang diinginkan, suatu wilayah atau suatu organisasi yang merencanakan berbagai
kegiatan untuk meningkatkan daerah atau perusahan perlu membuat strategi yang
baik sehingga tujuan tersebut dapat tercapai.
Menurut Mulyadi, (2007), mendefinisikan strategi sebagai cara untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis,
diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan,
divestasi, likuidasi dan joint venture.
Glueck dan Jauch mendefinisikan Strategi sebagai suatu rencana yang
disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis
perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi (Rangkuti, 2013).
Hamel dan Prahald (1995), mendefinisikan strategi sebagai suatu tindakan
yang bersifat incremental(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi
dan bukan dimulai dari apa yang terjadi (Rangkuti, 2013).
Menurut hemat kami, strategi merupakan suatu cara yang ditata dengan baik
oleh suatu pihak (pemerintah, institusi, organisasi, perusahan maupun perorangan)
dalam mencapai kesuksesan berdasarkan pada tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan
Tantangan maka dapat dirumuskan beberapa strategi dalam pengembangan agribisnis
perikanan antara lain sebagai berikut :

1. Mengadakan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kualitas sumberdaya


manusia pada sektor perikanan tangkap
2. Menciptakan pola kemitraan dengan pihak swasta untuk penguatan modal
dalam aktivitas penangkapan
3. Peningkatan sarana dan prasana dengan teknologi tinggi tepat guna yang
dapat menambah produksi nelayan
4. Memberikan pelatihan mengenai usaha alternative untuk meningkatkan
pendapatan nelayan
5. Keberpihakan pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan subsector
perikanan tangkap.
BAB III. KESIMPULAN

Agribisnis Perikanan Tangkap adalah segala bentuk usaha yang berkaitan


dengan perikanan tangkap mulai dari penangkapan hingga usaha pemasaran yang
dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan.

Strategi dalam pengembangan agribisnis perikanan tangkap yang tepat adalah


dengan penguatan Sumberdaya manusia dalam memanfaatkan sarana dan prasaran
berteknologi tinggi, modal, dan usaha alternatif dengan didukung oleh kebijakan dari
pemerintah daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Budiharsono Sugeng. 2001. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Keluatan. Jakarta:


Pradanya Paramita.

Jhingan. M.L. 2013. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: RajaGrafindo


Persada,

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.Jakarta:Salemba


Empat.

Rangkuti Freddy. 2013.Analisis SWOT, Teknik: Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:


Pustaka Utama,

Rustiadi Ernan, Sunsun Saefulhakim, dan Panuju R. Dyah. 2011. Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai