Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN

EKOSISTEM MANGROVE DAN


DAMaPAKNYA TERHADAP
EKOWISATA KEPULAUAN
KARIMUN JAWA
Disusun oleh

IWAN FEBRIANTO HALOHO


210370001
2
Latar Belakang
Ekowisata saat ini menjadi salah satu pilihan dalam mempromosikan lingkungan
yang khas yang terjaga keasliannya sekaligus menjadi suatu kawasan kunjungan
wisata. Potensi yang ada adalah suatu konsep pengembangan lingkungan yang
berbasis pada pendekatan pemeliharaan dan konservasi alam, mangrove sangat
potensial bagi pengembangan ekowisata karena kondisi mangrove yang sangat
unik serta model wilayah yang dapat di kembangkan sebagai sarana wisata dengan
tetap menjaga keaslian hutan serta organisme yang hidup di kawasan mangrove.
headline

3
TUJUAN

1. Untuk mengetahui persebaran mangrove di Kepulauan Karimun Jawa


2. Untuk mengetahui pemanfaatan ekosistem mangrove di Kepulauan Karimun
Jawa
3. Untuk mengetahui kegiatan pariwisata ekosistem mangrove di Kepulauan
Karimun Jawa
4. Untuk mengetahui dampak perkembangan ekosistem mangrove terhadap
kegiatan ekowisata

4
Pemanfaatan Ekosistem Mangrove di Kepulauan
Karimun Jawa

Pemanfaatan ekosistem mangrove dapat dikategorikan menjadi


pemanfaatan ekosistem secara keseluruhan (nilai ekologi) dan
pemanfaatan produk-produk yang dihasilkan ekosistem tersebut
(nilai sosial ekonomi dan budaya).
Jenis- jenis pemanfaatan Mangrove diantaranya :
1. Pemanfaatan langsung di ekosistem mangrove
2. Perikanan
3. Kayu
4. Bahan pangan
5. Bahan pakan ternak
6. Pertambakan

5
Kegiatan Pariwisata Ekosistem Mangrove di
Kepulauan Karimun Jawa

Menurut Dahuri (1996), alternative pemanfaatan ekosistem


mangrove yang paling memungkinkan tanpa merusak ekosistem ini
meliputi: penelitian ilmiah ( scientific research), pendidikan
(education), dan rekreasi terbatas/ekoturisme (limited
recreation/ecoturism).

6
Tracking mangrove merupakan lintasan jalan berupa panggung kayu yang terletak di tengah
hutan mangrove. Wahana wisata alam yang dibangun olah Balai Taman Nasional
Karimunjawa selama kurun waktu 1 tahun (2010-2011) ini merupakan Barang Milik Negara
(BMN) yang dibangun dengan tujuan wisata, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan. Areal tracking mangrove
merupakan area yang dikembangkan sebagai objek wisata mangrove. Tracking mangrove
memiliki jalur sepanjang 1500 meter yang seluruhnya berlokasi di areal terusan pulau
Kemujan (BTNKJ, 2012).

7
Salah satu pulau di Karimunjawa yang memiliki ekosistem mangrove yang masih bagus
yaitu di Pulau Kemujan. Pulau Kemujan memiliki potensi yang sangat besar dalam
pengembangan pariwisata, salah satu contohnya adalah hutan mangrove. Ekosistem
mangrove selain sebagai daerah konservasi dan perikanan, dapat dikembangkan menjadi
tempat wisata. Hutan mangrove di pulau Kemujan ini merupakan potensi wisata alam laut
yang perlu dikembangkan. Secara menyeluruh kawasan ini perlu dilakukan upaya-upaya
pengembangan terencana tanpa menghilangkan fungsinya sebagai pelindung dan pelestari
lingkungan. Pengembangan pariwisata yang sangat memungkinkan untuk kawasan ini
adalah dengan menjadikannya sebagai suatu kawasan ekowisata. Hutan mangrove di zona
pemanfaatan darat terdapat areal tracking mangrove seluas 29.242 Ha yang berlokasi di
terusan pulau Kemujan (Simanjuntak et al., 2015).

8
Dampak Perkembangan Ekosistem Mangrove
Terhadap Kegiatan Ekowisata

Dalam pengembangan ekowisata, sangat membutuhkan partisipasi


secara langsung dari masyarakat. Hal tersebut harus sesuai dengan 3
pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu manusia, lingkungan dan
ekonomi.
Dalam pengelolaannya, ekowisata juga memperhatikan dampak yang
akan ditimbulkan seperti dampak ekologi, ekonomi dan sosial
budaya.
Keberadaan mangrove di pesisir memiliki peran penting sebagai
habitat fauna perikanan, perlindungan fisik untuk garis pantai,
spawning, nursery dan feeding ground
Kegiatan ekowisata dapat meningkatkan pendapatan untuk pelestarian
alam yang dijadikan sebagai obyek wisata ekowisata dan
menghasilkan keuntungan ekonomi bagi kehidupan masyarakat yang
berada di daerah tersebut atau daerah setempat
9
Dampak Perkembangan Ekosistem Mangrove
Terhadap Kegiatan Ekowisata

Pemanfaatan ekosistem mangrove untuk ekowisata sejalan dengan


pergeseran minat wisatawan dari old tourism yaitu wisatawan yang
hanya datang melakukan wisata saja tanpa ada unsur pendidikan dan
konservasi menjadi new tourism yaitu wisatawan yang datang untuk
melakukan wisata ada unsur pendidikan dan konservasi didalamnya.

10
KESIMPULAN

1. Persebaran jenis mangrove di Pulau Kemujan yaitu di sebelah timur dan sebelah utara
pulau ditemukan 14 jenis vegetasi. Berikut adalah jenis-jenis vegetasi yang ditemukan.
Dari 14 jenis vegetasi tersebut, 8 jenis diantaranya dijumpai di hutan mangrove bagian
timur, yaitu:  Acanthus illicifolius,  Bruguiera gymnorhiza, Ceriops tagal ,
 Exchoecaria glauca,Heritiera littoralis,  Lumnitzera racemosa,  Rhizopora
stylosa, dan Xylocarpus granatum.
2. Terdapat beberpa jenis pemanfaatan ekosistem mangrove di Karimunjawa diantaranya
pemanfaatan langsung denga mengubah area tersebut maupun tidak.

11
KESIMPULAN

3. Bentuk kegiatan pariwisata ekosistem mangrove meliputi: penelitian Ilmiah (scientific


research),pendidikan (education), dan rekreasi terbatas/ekoturisme (limited recreation/
ecoturism). Salah satu pengembangan pariwisata yang sangat memungkinkan untuk
kawasan tersebut dengan menjadikannya sebagai suatu kawasan ekowisata. Hutan
mangrove di zona pemanfaatan darat terdapat areal tracking mangrove seluas 29.242 Ha
yang berlokasi di terusan pulau Kemujan.

4. Beberapa dampak yang harus diperhatikan dalam pengembangan kawasan ekosistem


mangrove terhadap ekowista terdiri dari dampak ekologi, ekonomi, dan sosial budaya.
 

12
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

13

Anda mungkin juga menyukai