Oleh:
(183112330050108)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NASIONAL
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
pulau sebanyak 17.508 pulau, serta pantai sepanjang 81.000 km, dan luas
lautan 5,8 juta km (75% dari total luas wilayah Indonesia). Di wilayah
daratan terdapat perairan umum (sungai, rawa, danau, waduk, dan genangan
air lainnya) seluas 54 juta ha atau 0,54% juta km² (27% dari total wilayah
dikelilingi oleh air. Luas Indonesia dengan lautnya sama dengan Amerika
Serikat dan lebih luas dari Uni Eropa. Perbedaannya, Indonesia terdiri atas
puluhan ribu pulau di sebuah wilayah lautan yang sangat luas, sementara
Amerika Serikat adalah sebuah negara daratan dan Eropa terdiri atas banyak
negara daratan.1
laut, Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan beragam.
dimanfaatkan untuk masa depan bangsa, sebagai salah satu tulang punggung
1
M. Ghufran & H. Kordi K, Ekosistem Lamun (Seagrass), (Jakarta: Rineka Cipta, 2011),
hal. 1
ada dan kelestariannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
alam Indonesia meliputi: Pertama, sumber daya yang tak terhabiskan (terus
menerus ada), misalnya sinar surya, angin, dan arus laut. Kedua, sumber daya
dan gas. Ketiga, sumber daya alam terpulihkan (dapat diperbaharui), misalnya
air, hutan, dan teknologi, serta sumber daya manusia yang menguasainya.
Tetapi sangat disayangkan, apa yang dimiliki Indonesia ini belum bisa
dapat menyebabkan kerusakan sumber daya alam itu sendiri. Ada berapa
2
Djoko Tribawono, Hukum Perikanan Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2013), hal. 13
3
Bahaking Rama, dkk, Pengetahuan Lingkungan, (Makassar: Alauddin press, 2009),
hlm. 41
aktivitas manusia yang diketahui sangat berpotensi menyebabkan kerusakan
yaitu melalui limbah bahan sisa produksi yang dibuang di wilayah pesisir.
4
Supriharyono, Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), hal. 13
seharusnya pembangunan dan aktivitas perikanan nasional secepatnya
ikan, terutama bertujuan untuk mendapatkan ikan dalam jumlah yang banyak
dalam waktu yang relatif cepat dan murah. Nelayan adalah orang yang mata
membuat para nelayan berupaya untuk menangkap ikan dengan cara yang
akibat tekanan penangkapan dan tingginya kompetisi antar alat tangkap dan
beracun.
dengan ukuran mata jaring yang terlalu kecil dan terlebih dengan dilakukan
kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya yang tidak saja mematikan
mengakibatkan kepunahan.9
Penggunaan alat penangkap ikan yang tidak sesuai dan yang sesuai
dengan syarat atau standar yang ditetapkan untuk tipe alat tertentu oleh
negara termasuk juga di dalamnya alat penangkapan ikan yang dilarang oleh
8
Dian Saptarini, dkk, Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Wilaya Pesisir, (Jakarta:
Kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996), hal. 3
9
Suharto, Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air, (Yogyakarta: Ed.Pertama,
Andi Offset, 2011, hal. 61
pengelolaan perikanan Indonesia sangat rentan terhadap penggunaan alat
penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan ciri khas alam, serta kenyataan
penangkapan.10
10
Kusnadi, Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekosistem Pesisir, (Y ogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2009), hal. 37
11
Muhammad Ainul Syamsu, Pergeseran Turut Serta Melakukan Dalam Ajaran
Penyertaan Telaah Kritis berdasarkan Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban
Pidana, (Jakarta : Kencana , 2014), hal. 68.
“ Jika (turut serta) melakukan tindak pidana (Pasal 55 KUHP) maka harus
(Pasal 56 KUHP), maka harus dibuktikan ada unsur sengaja pada tindakan
digunakan 1 (satu) buah botol kaca warna coklat berisi serbuk warna abu-abu
dan putih adalah Potassium Klorat (KCIO3), Sulfur (S), Aluminium (AI),
peledak.
Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 tentang Bahan Peledak jo Pasal 55 ayat (1)
amunisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau
ingin mengkaji lebih dalam yang dituangkan dalam bentuk penelitian yang
664/Pid.B-LH/2018/PN.Tjk)”.
B. Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Indonesia?
1. Tujuan Penelitian
664/Pid.B-LH/2018/PN.Tjk.
2. Manfaat Penelitian
1. Kerangka Teori
a. Teori Pemidanaan
theorien).13
1) Teori Absolut
13
E. Utrecht,“Hukum Pidana I”, (Jakarta: Universitas Jakarta, 1958), hal. 157
14
Usman, “Analisis Perkembangan Teori Hukum Pidana”, Jurnal Ilmu Hukum, hal 67.
15
Muladi dan Barda Nawawi, Teori dan Kebijakan Pidana. (Bandung: Alumni, 1992) .
hal. 11.
Mengenai teori pembalasan ini, Andi Hamzah
pidana.16
pelaku kejahatan.17
16
Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramita,
1993), hal. 26
17
Usman, Op, Cit., hal. 68
pembalasan, akan tetapi untuk mewujudkan ketertiban di dalam
maatschappelijke nadeel);
dader);
van de misdadiger);
misdaad)
menjelaskan, bahwa:
bermanfaat. Oleh karena itu teori ini pun sering juga disebut
melakukan kejahatan).19
3) Teori Gabungan
yaitu :
masyarakat.
masyarakat;
20
Prakoso dan Nurwachid, Studi Tentang Pendapat-pendapat Mengenai Efektifitas
Pidana Mati di Indonesia Dewasa Ini, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hal. 24.
(2) Memasyarakatkan narapidana dengan mengadakan
berguna;
korban.21
b. Teori Kriminologi
21
J. E. Sahetapy, “Tanggapan Terhadap Pembaharuan Hukum Pidana Nasional, Pro
Justitia”, (Majalah Hukum, Tahun VII, Nomor 3), Juli 1989, hal. 22.
mencapai usia lebih dari 1 (satu) abad, dan selama itu pula
mempelajari kejahatan.23
lain :
22
Soerjono Soekanto, Hengkie Liklikuwata, Mulyana W. Kusumah, Kriminologi Suatu
Pengantar, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), hal. 7.
23
Soedjono Dirdjosiswojo, Ruang Lingkup Kriminologi, (Bandung: Remaja Karya,1984)
hal.11.
24
Soedjono Dirdjosisworo, Sinopsis Kriminologi Indoneisa, (Bandung: Mandar Maju,
1994), hal. 107.
Theori asosiasi differensial Sutherland mengenai kejahatan
menegaskan bahwa :
alasan pembenar.
menyukai.
karir.25
meliputi :
a) Kasih Sayang
individu.
b) Komitmen
26
Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, (Bandung: Refika Aditama,
2005), hal. 42
tujuan untuk hari depan yang bertentangan dengan gaya hidup
delinkuensi.
c) Keterlibatan
dihargai masyarakat.
d) Kepercayaan
lingkungan masyarakatnya.
delinquency.27
2. Kerangka Konseptual
hukum pidana.28
b. Pengertian Pidana
27
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009), hal. 51.
28
Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, (Jakarta: PT. Pradnya
Paramita, 1993). hal.1.
hukuman, karena hukum sudah lazim merupakan terjemahan dari
(strafbaar feit).29
c. Pelaku
d. Pengertian Hak
29
Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010), hal 24-25
30
Barda Nawawi Arief, Sari Kuliah Hukum Pidana II, “Fakultas Hukum Undip”, 1984,
hal. 37
selalu mempunyai dua sisi. Sisi yang satu ialah hak dan sisi lainnya
tidak ada kewajiban tanpa hak. Karena pada hakikatnya sesuatu itu
hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Contoh hak
31
Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Pt RajaGrafindo Persada,2012),
hal.115.
pendorong amunisi dan potasium klorat sebagai bahan untuk
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penilitian
32
Annisa Dian humaera, Skripsi: “Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Penangkapan Ikan
Menggunakan Bahan Peledak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Sinjai
Nomor.55/Pid.SUSLH/2016/PN.SNJ).”, (Makassar: UIN Alauddin Makassar), 2018, hal. 35.
33
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif (Jakarta: Rajawali Press, 1990), hal 1.
34
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 13-14.
Sesuatu Bahan Peledak (Studi Kasus Putusan Pengadilan No.
664/Pid.B-LH/2018/PN.Tjk.
2. Pendekatan Penelitian
tersebut, maka Penulis akan mencari ratio legis dan ontologis pada
Nomor 12 Tahun 1951 tentang Bahan Peledak jo Pasal 55 ayat (1) ke-1
kekuatan hukum tetap. Kasus itu dapat berupa kasus yang terjadi di
yaitu :
37
M.Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), hal.58.
2) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
Perikanan;
meliputi isi dan struktur hukum positif, yaitu hukum suatu kegiatan
yang dilakukan oleh Penulis untuk menentukan isi atau makna aturan
664/Pid.B-LH/2018/PN.Tjk.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
hasil penelitian.