Anda di halaman 1dari 12

Kelompok : 4

Anggota : 1. Alda Nadia C. Dosen Pengampu : Fahri Fahrudin, M.Si


(11190950000002) Hari/Tanggal : Jum’at, 07 Mei 2021
2. Khatibul Imam
(11190950000006)
3. Dhea Ayuning Tyas
(11190950000012)
4. Nola Aprilia Karenina
(11190950000026)
Kelas : 4 A – 2
Mata Kuliah : Praktikum Fisiologi Hewan

PRAKTIKUM VIII
PEMERIKSAAN KADAR LEMAK

I. Tujuan Praktikum
Menetapkan kadar trigliserid, kolesterol dan HDL-kolesterol

II. Dasar Teori


Lipid atau lemak adalah senyawa alami yang membantu fungsi fisiologis normal
tubuh. Tubuh menggunakan lemak sebagai sumber tenaga dan membantu proses isolas
i. Namun, bila seseorang memiliki kadar lemak darah yang abnormal, maka ia beresik
o terserang beragam penyakit dan gangguan Kesehatan (Anies. 2015). Selain menentu
kan kadar kolesterol di dalam darah, pemeriksaan profil lipid pun akan mengukur bebe
rapa jenis lemak lainnya. Lemak-lemak ini termasuk low-density lipoprotein atau LDL
(dikenal sebagai kolesterol ‘jahat’), high-density lipoprotein atau HDL (dikenal sebaga
i kolesterol ‘baik’), dan trigliserida yang tersimpan dalam jaringan lemak sebagai sum
ber tenaga. Hasil tes ini adalah pemeriksaan profil lipid yang dapat menunjukkan kada
r kolesterol LDL dan rasio kolesterol HDL (Djasang, S., 2017).
Uji kolesterol atau disebut juga panel lipid atau profil lipid, mengukur kadar lem
ak (lipid) dalam darah. Pemeriksaan ini memerlukan persiapan puasa mulai 12 jam seb
elumnya (tidak makan atau minum, kecuali air putih). Setelah serangan jantung, pemb
edahan, infeksi, cedera atau kecelakaan, sebaiknya menunggu sedikitnya 2 bulan agar
hasilnya lebih akurat. Dalam melakukan pemeriksaan Kolesterol, HDL, LDL dan Trigl
iserida digunakan metode enzimatik. Pada pemeriksaan HDL juga dapat menggunakan
perhitungan friedewald (Kit Insert Book, 2015).

III. Metodologi
3.1 Alat 3.2 Bahan
 Vaccutainer - Serum
 Tabung reaksi - Reagent Cholesterol, Reagent Triglycerides
 Syringe dan Reagent HDL Cholesterol
 Zenix 188 - Aquabidest
- Dexstran
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Serum
 Diambil darah sebanyak 3 mL
 Di sentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm
 Serum siap dipakai
3.3.2 Pembuatan Sampel
a. Pengujian Trigliserida
 Dimasukkan R1 sebanyak 400 l pada tabung
 Dimasukkan R2 sebanyak 100 l pada tabung yang sama, larutan ini
disebut “working reagent”
 Dicampurkan dengan serum sebanyak 5 l
 Diinkubasi pada suhu ruang selama 1 menit. Dilakukan pemeriksaan.
b. Pengujian Kadar Kolesterol
 Dimasukkan R1 sebanyak 500 l pada tabung
 Dicampurkan dengan serum sebanyak 5 l
 Diinkubasi pada suhu ruang selama 1 menit. Dilakukan pemeriksaan.
c. Pengujian Kadar HDL-Kolesterol
 Dimasukkan serum sebanyak 100 l pada tabung
 Dicampurkan dengan regen HDL sebanyak 250 l. Lalu
disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm
 Didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang
 Dimasukkan supernatan sebanyak 50 l kedalam tabung reaksi
dan dicampurkan dengan regen kolesterol sebanyak 500 l
 Diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit pada suhu ruang.
Dilakukan pemeriksaan.
3.3.3 Pemeriksaan Sampel Menggunakan Zenix 188
 Dinyalakan alat dengan menekan tombol pada bagian belakang alat
 Ditekan tombol angka 1 untuk melakukan pemeriksaan
 Dipilih parameter yang akan diperiksa dengan menggunakan tombol ,
kemudian ditekan enter.
 Ditekan enter sampai pada sample test
 Dimasukkan aquabidest pada feed tube kemudian ditekan tombol
aspirasi, saat alat meminta water blank “Aspirate”. Ditunggu hingga
selesai.
 Dimasukkan sampel pada feed tube, kemudian ditekan tombol aspirasi
 Dibiarkan sampel hingga tertera “testing” pada display alat, kemudian
dikeluarkan sampel
 Setelah selesai hasil akan dicetak oleh alat, kemudian ditekan “rinse”
 Dilakukan poin 6 – 8 untuk sampel berikutnya
 Ditekan tombol “ESC” bila sudah dilakukan pemeriksaan
 Dimasukkan aquabidest pada feed tube kemudian ditekan tombol
aspirasi, saat muncul “Aspirate” pada display. Ditunggu hingga selesai
 Ditekan tombol untuk memilih parameter pengujian yang lain,
kemudian ditekan enter
 Dilakukan hal yang sama seperti pada poin 5 – 11
 Bila telah selesai menggunakan alat, kembali ke menu utama dengan
ditekan tombol “ESC”
 Ditekan tombol “4” untuk mematikan alat.
 Setelah muncul “Power Off”, ditekan “ENTER”
 Dimasukkan larutan ekstran pada feed tube kemudian ditekan tombol
aspirasi, saat muncul “Aspirate” pada display. Ditunggu hingga selesai
 Dimatikan alat dengan ditekan tombol
 Dicabut steker
 Dicatatlah hasil yang telah diperoleh

IV. Hasil
Kolesterol yang berada dalam tubuh terbagi menjadi beberapa komponen yang
memiliki peran, karakteristik dan jumlahnya mengindikasi kondisi tubuh secara spesifi
k. Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah perlu dilakukan pemeriksaan.
Praktikum kali ini melakukan pemeriksaan terhadap 4 laki – laki dan 4 perempuan
yang memiliki kadar kolesterol yang berbeda – beda dengan bobot badan yang
berbeda (Tabel 4.1).
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Lemak dalam Darah
Probandus Bobot Badan Kadar Lemak dalam Darah (mg/dL)
(Kg) HDL LDL Trigliserida Kolesterol Total
Laki – Laki 1 73 55 177 240 312
Laki – Laki 2 65 71 97,3 134 213
Laki – Laki 3 47 67 47,6 154 166
Laki – Laki 4 48,5 45 90,6 181 196
Perempuan 1 69,9 68 91 201 226
Perempuan 2 71,4 66 68,3 212 205
Perempuan 3 45 70 56,6 160 180
Perempuan 4 43 60 76,3 176 195
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3

V. Pembahasan
Lemak dan minyak adalah adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan l
ipida yaitu senyawa organik yang mempunyai satu sifat yang khas yaitu tidak larut dal
am air, tetapi larut dalam pelarut organik misalnya seperti ether, benzene, chloroform,
dan lain – lain (Pargiyanti, 2019). Lemak dan minyak juga merupakan zat yang sangat
penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia (Hermanto et al., 2010).
Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan manusia. Pada tubuh man
usia terdapat di dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal korteks) da
n jaringan syaraf. Mula – mula kolesterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol
merupakan komponen utama batu empedu tersebut. Kolesterol dapat larut dalam pelar
ut lemak seperti eter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam k
osentrasi yang tinggi maka kolesterol akan mengkristal dalam bentuk kristalyang tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur 150 – 151C. Enda
pan apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembul
uh darah dan berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh darah, maka aliran da
rah terganggu dan untuk mengatasi gangguan tersebut maka jantung harus memompa l
ebih keras (Sumarlin, 2018). Kolesterol secara terus – menerus dibentuk atau disintesis
di dalam hati (liver). Bahkan sekitar 70% kolesterol dalam darah merupakan hasil sint
esis di dalam hati, sedangkan sisanya berasal dari asupan makanan. Kolesterol juga me
rupakan bahan dasar pembentukan hormon – hormon steroid (Anies, 2015).
Kadar kolesterol yang tinggi kemungkinan disebabkan karena pola hidup yang k
urang baik serta makan makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi dan juga fa
ktor keturunan juga mempengaruhi tingginya kadar kolesterol dalam darah. Oleh kare
na itu, makanan yang dikonsumsi akan sangat menentukan kesehatan seseorang. Karen
a dari makananlah sebagian besar penyakit berasal. Pola hidup dan konsumsi makanan
yang kurang sehat akan menyebabkan berbagai macam penyakit. Makin tinggi kadar k
olesterol maka akan semakin tinggi pula proses aterosklerosis berlangsung (Naim et a
l., 2019).
Apabila sel – sel otot arteri tertimbun lemak maka elastisitasnya akan menghilan
g dan berkurang dalam mengatur tekanan darah. Akibatnya akan terjadi berbagai peny
akit seperti hipertensi, aritmia ,serangan jantung dan stroke, dan lain-lain (Wigati, 200
7). Terjadinya penyakit bisa jadi disebabkan karena kadar HDL dan LDL yang berada
dalam tubuh tidak seimbang. Hasil yang baik adalah ketika seseorang memiliki kadar
kolesterol total yang rendah dan memiliki kadar kolesterol LDL rendah serta Kadar ko
lesterol HDLnya tinggi (Naim et al., 2019).
Terdapat beberapa jenis lemak yang disebut lipid atau fat di dalam darah terutam
a mencakup kolesterol dan trigliserida. Lemak adalah bahan kimia yang berbentuk lem
ak padat seperti lilin. Bahan ini tidak larut dan tidak bisa bercampur dengan air. Kolest
erol jahat atau low density lipopirotein (LDL) juga termasuk dalam salah satu macam l
emak tersebut. Kolesterol bisa kita temui dimana – mana di seluruh sel dan jaringan tu
buh. Kolesterol beredar melewati semua pembuluh darah. Kebanyakan kolesterol dala
m darah bisa menempel pada dinding pembuluh darah, tertimbun, menimbulkan kerak
dan bisa menyumbat pembuluh darah (Tandra, 2018).
Kolesterol merupakan substansi seperti lilin yang berwarna putih yang dapat diju
mpai didalam tubuh. Kolesterol adalah salah satu bagian dari lemak. Lemak merupaka
n salah satu gizi yang diperlukan oleh tubuh selain karbohidrat, protein, vitamin, dan
mineral. Selain sebagai sumber energi, lemak khususnya kolesterol adalah zat yang sa
ngat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk dinding sel didalam tubuh (Kurniadi da
n Nurrahmani, 2015).
Kolesterol yang berada dalam tubuh terbagi menjadi beberapa komponen yang
memiliki peran, karakteristik dan jumlahnya mengindikasi kondisi tubuh secara spesifi
k. Kolesterol LDL disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol ini berfungsi meng
angkut kolesterol yang paling banyak dalam darah. Meningkatnya kadar LDL dapat m
enyebabkan terjadinya pengendapan kolesterol dalam arteri. LDL disebut lemak jahat
karena memiliki kecenderungan melekat di dinding pembuluh darah, sehingga dapat m
enyebabkan penyempitan pada pembuluh darah (Kurniadi dan Nurrahmani, 2015).
Kolesterol jenis HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dibandingkan dengan
kolesterol LDL. Fungsi HDL atau yang sering disebut dengan kolesterol baik yaitu me
ncegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi terjadinya aterosklerosis yaitu t
erbentuknya plak pada dinding pembuluh darah. Kelebihan kolesterol dibawa oleh lipo
protein yang disebut HDL untuk dibawa ke hati lalu dibuang ke dalam kandung emped
u (Kurniadi dan Nurrahmani, 2015).
Trigliserida yaitu suatu jenis lemak yang terdapat pada darah dan organ lain dala
m tubuh. Tingginya kadar trigliserida dalam darah dapat menyebabkan meningkatnya
kadar kolesterol. Trigliserida adalah lemak darah yang cenderung meningkat seiring d
engan peningkatan berat badan, diet tinggi gula atau lemak dan gaya hidup (Kurniadi d
an Nurrahmani, 2015).
Tabel 5.1 Pengelompokan Kadar Kolesterol
Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
< 200 mg/dl Bagus
200 – 239 mg/dl Ambang Batas Atas
 240 mg/dl Tinggi

Kadar Kolesterol LDL Kategori Kolesterol LDL


< 100 mg/dl Optimal
100 – 129 mg/dl Hampir Optimal/Diatas Optimal
130 – 159 mg/dl Ambang Batas Atas
160 – 189 mg/dl Tinggi
 190 mg/dl Sangat Tinggi

Kadar Kolesterol HDL Kategori Kolesterol HDL


< 40 mg/dl Rendah
40 – 59 mg/dl Normal
 60 mg/dl Tinggi
Sumber : National Institutes of Health, Detection, Evaluation, dan Treatment of High
Blood Cholesterol in Adults III (William et al., 2004)
Berdasarkan tabel pengamatan 4.1, probandus laki – laki 1 memiliki kadar
kolesterol HDL yang normal, tetapi memiliki kadar kolesterol LDL dan kolesterol
total yang tinggi. Jika probandus laki – laki 1 memiliki kadar kolesterol HDL rendah
dapat terkena hiperlipidemia. Hiperlipidemia merupakan suatu penyakit yang salah sat
unya disebabkan oleh kolesterol. Patofisiologi hiperlipidemia adalah meningkatnya ka
dar kolesterol total dan LDL (Low Density Lipoprotein) serta penurunan kadar koleste
rol HDL (High Density Lipoprotein). Hiperlipidemia dapat didiagnosa dengan pemeri
ksaan laboratorium yang ditandai dengan adanya penurunan kadar HDL dan apabila k
adar HDL kurang dari 40 mg/dL maka dikatakan rendah (Dipiro et al., 2008).
Probandus laki – laki 2 memiliki kadar kolesterol LDL optimal dan kadar
kolesterol total yang mencapai ambang batas atas, tetapi memiliki kadar kolsterol
HDL yang tinggi. Probandus laki – laki 3 memiliki kadar kolesterol LDL optimal dan
kadar kolesterol total yang tinggi, serta memiliki kadar kolsterol HDL yang tinggi.
Probandus laki – laki 4 memiliki kadar kolesterol HDL yang normal, memiliki kadar
kolesterol LDL optimal dan kolesterol total yang sangat tinggi. Probandus perempuan
1 memiliki kadar kolesterol LDL optimal dan kadar kolesterol total yang mencapai
ambang batas atas, tetapi memiliki kadar kolsterol HDL yang tinggi. Probandus
perempuan 2 memiliki kadar kolesterol LDL optimal dan kadar kolesterol total yang
mencapai ambang batas atas, tetapi memiliki kadar kolsterol HDL yang tinggi.
Probandus perempuan 3 memiliki kadar kolesterol LDL optimal dan kadar kolesterol
total yang bagus, tetapi memiliki kadar kolsterol HDL yang tinggi. Probandus
perempuan 4 memiliki kadar kolesterol LDL optimal dan kadar kolesterol total yang
bagus, tetapi memiliki kadar kolsterol HDL yang tinggi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah yait
u sebagai berikut:
a. Makanan
Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani seperti daging kambing, mesk
ipun tidak sedikit pula yang berasal dari lemak nabati seperti santan dan minyak kel
apa. Telur juga termasuk makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi. Makan
an yang banyak mengandung lemak jenuh menyebabkan peningkatan kadar koleste
rol, seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega juga juga memiliki le
mak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol (Liputo et al., 2001). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Robert et al. (2003) menyatakan bahwa dengan men
gkonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuhnya dapat meningkatkan kadar koleste
rol total.
b. Kurang Aktivitas Fisik
Faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yaitu kurang
nya aktivitas fisik ataupun olahraga, hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian ya
ng dilakukan oleh Padmini and Usha (2011) bahwa terdapat hubungan yang bermak
na antara tingkat aktivitas fisik terhadap kadar kolesterol dalam darah dengan nilai
p < 0.05.
c. Kurang Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi k
adar kolesterol, hal tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Winda,
Kashinakunti (2010) bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhad
ap kadar kolesterol seseorang dan mempengaruhi tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan dalam mengendalikan kadar kolesterol.
d. Kepatuhan
Kepatuhan berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dalam darah, hal tersebut te
lah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Din (2015) yang didapatkan hasi
l bahwa faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan kolesterol
yaitu seperti diet kaya lemak, kurangnya olahraga, stress serta faktor ketidakpatuha
n pasien dalam mengontrol kolesterolnya. Hal tersebut didukung oleh penelitian ya
ng dilakukan oleh Belo et al. (2002) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antar
a kepatuhan diet dengan kadar kolesterol dalamdarah.
Lemak yang terkandung didalam darah terdiri atas kolesterol, trigliserida, fosfoli
pid, dan asam lemak bebas. Kolesterol yang terkandung didalam darah hanya seperem
pat yang berasal dari sari makanan yang diserap oleh saluran pencernaan, kemudian si
sanya akan diproduksi oleh tubuh melalui sel – sel hati. Ketika dicerna didalam usus, l
emak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fos
folipid dan asam lemak bebas. Usus akan menyerap keempat unsur lemak tersebut dan
masuk ke dalam darah, sementara untuk kolesterol dan unsur lemak yang lainnya tidak
larut dalam darah. Agar dapat diangkut semua ke dalam aliran darah, kolesterol dan le
mak – lemak lain (trigliserida dan fosfolipid) harus berikan dengan protein sebagai sya
rat untuk membentuk senyawa yang larut, atau sering disebut juga sebagai lipoprotein.
Lipoprotein yang mengangkut lemak menuju hati atau sering disebut juga dengan kilo
mikron. Di dalam hati, ikatan lemak tersebut akan diuraikan sehingga akan membentu
k kembali keempat unsur lemak. Kemudian, asam lemak yang yang telah terbentuk ak
an digunakan sebagai sumber energi dan bila jumlahnya berlebih maka akan disimpan
dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak dapat mecukupi, maka sel hati yan
g akan memproduksinya. Di mulai dari hati, kolesterol akan diangkut oleh lipoprotein.
Jika terjadi kelebihan kolesterol maka akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang ser
ing disebut juga sebagai HDL untuk kemudian akan dibawa ke hati, yang akan diuraik
an dan dibuang ke dalam kandung empedu . LDL yang mengadung banyak lemak diba
ndingkan dengan HDL, akan mengmbang di dalam darah. Protein utama yang membe
ntuk LDL adalah apolipoprotein B, dan apolipoprotein A merupakan protein utama ya
ng membentuk HDL. HDL memliki kandungan lemak yang lebih sedikit dibandingkan
dengan LDL dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat (Winkler et al., 2003).
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala apapun. Akan t
etapi kadang – kadang jika kadar kolesterol sudah sangat tinggi maka endapan lemak a
kan membentuk suatu pertumbuhan yang sering disebut juga sebagai xantoma di dala
m tendon (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampa
i dengan 800 mg/dl atau lebih) dapat menyebabkan pembesaran pada hati dan limpa se
rta timbulnya gejala – gejala dari pakreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat) (De et
al., 2006).

VI. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukanlakukan menunjukkan hasil kadar H
DL yang terendah 45 mg/dl dan yang tertinggi 71 mg/dl dan hasil pemeriksaan LDL y
ang terendah 47,6 mg/dl dan tertinggi 177 mg/dl. Dari hasil penelitian dapat disimpulk
an bahwa kelebihan kadar HDL dan LDL dapat meningkatkan lemak dalam tubuh, di
mana kelebihan lemak tersebut akan disimpan di bawah jaringan di bawah kulit (subku
tan).

VII. Daftar Pustaka


Anies. (2015). Kolestrol dan Penyakit Jantung Koroner. Yogyakarta: ArRuzz Media.
Belo L, Caslake M, Gaffney D, Santos-Silva A, Pereira-Leite L, and Quintanilha A.
(2002). Changes in LDL size and HDL concentration in normal and preeclampt
ic pregnancies. Rebelo Diabetes Care, 26(9) : 2588 – 94. 27.
De, Jayanta, Ananda Mukhopadhyay, and Pradip Kumar Saha. (2006). Study of Serum
Lipid Profile in Pregnancy Induced Hypertension. Indian Journal of Clinical B
iochemistry, 21(2) : 165–8.
Dipiro, J. T., Dipiro, C.V., Wells, B.G., and Scwinghammer, T.L. (2008). Pharmacote
raphy Handbook Seventh Edition. USA : McGraw-Hill Company.
Djasang, S. (2017). Analisis Hasil Pemeriksaaan Kadar Low-Density Lipoprotein (LD
LCHOL) Metode Direk dan Indirek. Jurnal Media Analisis Kesehatan, 8(2) : 4
3-51.
Hermanto, S., Muawanah, A., dan Wardhani, P. (2010). Analisis tingkat kerusakan le
mak nabati dan lemak hewani akibat proses pemanasan. Jurnal Kimia Valensi,
1(6): 262–268.
Kit Insert Book. (2015). Mindray Clinical Chemistry Reagent. Shenzhen Mindray Bio
– Medical Electronics Co., Ltd
Kurniadi, H., dan Nurrahmani, U. (2015). STOP Diabetes Hipertensi Kolestrol Tinggi
Jantung Koroner. Yogyakarta : Istana Medika.
Liputo NI, Agus Z, Oenzil F, and Masrul M. (2001). Contemporary Minangkabau foo
d culture in West Sumatera Indonesia. Asia Pacific. J Clin Nutr, 10(1):10-6. 11.
Naim, Muh. Rizwan., Sri, Sulastri., dan Sulvana, Hadi. (2019). Gambaran Hasil Pemer
iksaan Kadar Kolesterol Pada Penderita Hipertensi Di RSUD Syekh Yusuf Kab
upaten Gowa. Jurnal Media Laboran, 9(2) : 33-38
Pargiyanti. (2019). Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak Dengan Metode Soxhlet Mengg
unakan Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal Of Laboratory, 1(2)
: 29-35.
Padmini, E., and Usha, R.M. (2011). Lipid profil alterations and oxidative stress in pat
ients with preeclampsia. Role of black tea extract on disease management.Turk
J Med Sci, 5(41):761-68. 16
Robert JM, Balk JL, Bodnar, LM Belizan, JM Berger E, and Martinez A. (2003). Nutri
ent involeuement in PE. Am-I of clinical Nnutrion, 16845-925. 18.
Sumarlin, La Ode. (2018). Biokimia Dasar – Dasar Biomolekul dan Konsep Metabolis
me. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Tandra, H. (2018). Diabetes Bisa Sembuh (Petunjuk Praktis Mengalahkan dan Menye
mbuhkan Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wigati, A.M. (2007). Pengaruh Pemberian Sari Sedu Teh Hijau (Camellia sinensis) Te
rhadap Penebalan Tunika Aorta Jantung Tikus (Rattus norvegicus) yang Diberi
Diet Tinggi Lemak. Skripsi. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
William TF, Robert IL, and Donald SF. (2004). Estimation of the concentration of low
density lipoprotein kholesterol in plasma, without use of the preparative ultrace
ntrifuge. Clinical chemistry, (18) : 499- 502.
Winkler K, Konrad T, Fullert S, Friedrich I, Destani R, Baumstark MW, et al. (2003).
Pioglitazone reduces atherogenic dense LDL particles in nondiabetic patients
with arterial hypertension: a double blind, placebo-controlled study. Atheroscle
rosis, 162(2):425-32. 26

VIII. Lampiran
Pertanyaan
1. Jelaskan penyakit yang mungkin terjadi bila kadar kolesterol jahat di dalam tubuh
tidak sesuai dengan nilai normalnya!
Jawab : Meski memiliki peranan penting bagi tubuh, kadar kolesterol LDL yang ter
lalu tinggi dapat mengendap pada dinding pembuluh darah arteri dan membentuk pl
ak atau aterosklerosis di berbagai bagian tubuh. Plak tersebut bisa menyumbat pem
buluh darah dan menghambat aliran darah, sehingga menimbulkan penyakit. Berba
gai gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah,
seperti :
 Penyakit jantung koroner
Sumbatan oleh lemak yang terjadi pada dinding pembuluh darah arteri koroner b
isa menyebabkan aliran darah darah ke jantung berkurang. Kondisi ini bisa meny
ebabkan penderitanya mengalami angina pektoris atau bahkan serangan jantung.
 Stroke
Penumpukan lemak juga bisa menyumbat pembuluh darah di otak dan menyeba
bkan penurunan aliran darah otak. Kurangnya pasokan darah inilah yang bisa me
nyebabkan stroke.
 Hipertensi
Penumpukan kolestrol pada pembuluh darah arteri dapat menyebabkan pembulu
h darah mengeras dan menyempit. Hal ini membuat jantung perlu bekerja lebih k
eras untuk memompa darah agar pasokannya ke seluruh organ tubuh terpenuhi.
Akibatnya, terjadilah peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
 Penyakit arteri perifer
Aterosklerosis akibat kadar kolestrol LDL tinggi juga bisa terjadi pada pembulu
h darah arteri yang memberi pasokan ke tangan atau kaki. Akibatnya, pasokan d
arah berkurang dan menyebabkan nyeri klaudikasio intermiten.
 Batu empedu
Kelebihan kolestrol LDL pada darah dapat meningkatkan jumlah asam empedu
di dalam kantung empedu. Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya batu emp
edu.

2. Jelaskan usaha yang harus kita lakukan untuk menjaga kadar lemak dalam tubuh
tetap berada dalam batas normal!
Jawab : Sebagai tindakan pencegahan, ada banyak cara yang dapat ditempuh agar k
adar lemak dalam tubuh tidak terus melonjak hingga menjadi sumber bahaya, misal
nya:
 Selalu konsumsi makanan berprotein tanpa lemak, salah satunya mengonsumsi d
aging tanpa lemak atau bersihkan lemaknya sebelum diolah. Selain itu, juga bisa
mengganti daging merah dengan ikan, seperti salmon atau makarel.
 Batasi konsumsi makanan yang digoreng. Lebih baik olah makanan dengan cara
direbus ataupun dikukus.
 Buang kulit ayam sebelum mengolahnya.
 Saat mengonsumsi telur, sebaiknya hindari menyertakan kuning telur.
 Pilih susu, es krim, keju dan yoghurt rendah lemak.
 Konsumsi cukup sayur dan buah untuk mencukupi kebutuhan serat.
 Hindari konsumsi gula berlebih dan makanan yang diproses, seperti makanan ya
ng terbuat dari tepung terigu.
 Hindari konsumsi minuman mengandung alkohol. Minuman alkohol mengandun
g kalori dan gula tinggi yang dapat meningkatkan kadar trigliserida.
Selain menurunkan kadar gula darah dan tekanan darah, berolahraga rutin tur
ut berperan meningkatkan kadar kolesterol baik dan menurunkan kadar trigliserida.
Beberapa jenis olahraga dapat dipilih, seperti berjalan kaki, berenang, atau berseped
a. Upayakan untuk rutin berolahraga setidaknya 30 menit sebanyak 4 – 5 kali sepek
an. Jika waktu yang dipunya terbatas, lakukan olahraga selama 10 menit lebih dari
5 kali setiap minggu. Berbagai cara dapat dilakukan sebagai upaya alami mengelola
kadar lemak. Selain ini, ada obat – obatan penurun kadar lemak yang umumnya dib
erikan kepada mereka yang sudah berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Meski b
egitu, konsumsi obat tanpa disertai perubahan gaya hidup yang lebih sehat tetap tid
ak akan mendatangkan manfaat maksimal.

3. Seseorang mengalami nyeri yang cukup tajam di abdomen kanan atas setelah
menyantap makanan tinggi lemak. Hasil pemeriksaan fesesnya berwarna putih
keabuan. Apa kemungkinan besar penyebab gejala – gejalanya?
Feses berwarna putih keabuan menandakan memiliki kerusakan atau penyum
batan pada organ hati atau saluran empedu. Beberapa masalah hati dan empedu yan
g menyebabkan feses keabuan, diantaranya:
 Mengalami hepatitis A, B dan C
 Memiliki penyakit autoimun yang menyerang fungsi hati dan kanker hati
 Atresia bilier, yakni penyumbatan dan pembengkakan kantong empedu
 Cholestasis, yaitu berkurangnya aliran empedu yang mengakibatnya bilirubin ma
suk ke aliran darah dan menyebabkan jaundice. Kondisi ini bisa terjadi akibat atr
esia bilier yang tidak diobati.
Gejalanya dapat karena pola hidup yang tidak sehat dengan makan yang tidak
teratur serta asupan gizi yang kurang, atauobat, makanan, dan minuman yang berleb
ihan. Apabila feses berwarna putih dan terlihat pucat seperti tanah liat, bias jadi ini
adalah tanda mengalami masalah pada organ hati atau terjadi penyumbatan di salur
an empedu yaitu penyakit kolesistitis, yaitu peradangan yang terjadi pada kantonge
mpedu. Kantong empedu merupakan organ tempat penyimpanan cairan empedu, ya
itu cairan yang berperan penting dalam pencernaan lemak di dalam tubuh. Kolesisti
tis bias terjadi secara tiba-tiba (akut) atau dalam jangka panjang (kronis). Sebagian
besar kasus kolesistitis akut disebabkan oleh penyumbatan di saluran empedu, seda
ngkan kolesistitis kronis merupakan peradangan yang terjadi setelah seseorang men
galami kolesistitis akut berulang kali.
Penyebab penyakit ini adalah :
 Batu empedu, yaitu partikel keras di dalam kantung empedu yang biasanya meru
pakan kumpulan kolesterol.
 Lumpur bilier, yaitu cairan empedu yang telah tercampur dengan kolesterol dan
kristal garam
 Penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS yang memicu peradangan pada saluran emp
edu
 Gangguan pada pembuluh darah, biasanya akibat diabetes
 Jaringan parut pada saluran empedu
 Tumor pada saluran empedu.
Gejala Kolesistitis:
Gejala utama kolesistitis adalah munculnya rasa sakit parah di perut bagian ka
nan atas yang bertahan selama beberapa jam. Rasa sakit ini cenderung muncul setel
ah mengonsumsi makanan berlemak. Rasa nyeri perut yang muncul bias menjalar h
ingga kepunggung atau tulang belikat kanan. Selain itu, kolesistitis juga dapat disert
ai gejalagejala seperti sakit perut yang terasa menusuk dan bertambah parah saat me
narik napas Panjang, mual, muntah, kembung, dan nafsu makan hilang, demam, kul
it dan bagian putih mata menjadi kuning, benjolan di perut, tinja berwarna seperti ta
nah liat atau putih pucat.

Penghitungan
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
1. Laki – Laki 1
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
240
LDL = 312 – 55 – ( ) = 177
3
2. Laki – Laki 2
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
134
LDL = 213 – 71 – ( ) = 97,3
3
3. Laki – Laki 3
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
154
LDL = 166 – 67 – ( ) = 47,6
3
4. Laki – Laki 4
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
181
LDL = 196 – 45 – ( ) = 90,6
3
5. Perempuan 1
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
201
LDL = 226 – 68 – ( ) = 91
3
6. Perempuan 2
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
212
LDL = 205 – 66 – ( ) = 68,3
3
7. Perempuan 3
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
160
LDL = 180 – 70 – ( ) = 56,6
3
8. Perempuan 4
Tg
LDL = TC – HDL – ( )
3
176
LDL = 195 – 60 – ( ) = 76,3
3

Anda mungkin juga menyukai