PENDAHULUAN
2013).
Formula Friedewald, adalah suatu perhitungan yang memerlukan
1
Friedewald memiliki keterbatasan dalam kondisi tertentu, yaitu
manusia, telah banyak diteliti. Salah satunya, penelitian yang dilakukan oleh Widianto
(2013) yang mendapatkan kesimpulan bahwa pada kadar trigliserida >200 mg/dl
metode direk memberikan hasil nilai kolesterol LDL lebih tinggi dibandingkan dengan
2014).
Berdasarkan uraian di atas terkait berbagai pendapat antara metode direk dan
dislipidemia, maka perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan hasil antara kedua
2
apakah rumus tersebut dapat digunakan atau tidak pada tikus putih.
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih agar, para peneliti yang akan
melakukan uji suatu ekstrak pada tikus putih untuk melihat kadar
digunakan. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul
Perbedaan hasil pengukuran kadar kolesterol LDL antara metode direk dan indirek
terdapat perbedaan hasil pengukuran kadar kolesterol LDL antara metode direk dan
indirek dengan menggunakan perhitungan rumus Friedewald pada tikus putih (Rattus
norvegicus) ?
kolesterol LDL antara metode direk dan indirek dengan menggunakan perhitungan
3
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para peneliti
untuk memilih metode yang tepat digunakan dalam melakukan uji suatu ekstrak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, malam
(wax), steroid, dan senyawa terkait, yang memiliki keterkaitan lebih karena sifat
fisiknya daripada sifat kimianya. Lipid mempunyai sifat umum berupa, tidak larut
dalam air. Lipid meliputi, lemak netral yang disebut sebagai trigliserida, fosfolipid,
kolesterol, dan beberapa lipid lainnya. Trigliserida digunakan di dalam tubuh untuk
menyediakan energi pada proses metabolik, dan sejumlah kecil trigliserida bersama
dengan kolesterol dan fosfolipid, digunakan untuk membentuk semua membran sel dan
dalam bahan makanan dan secara kuantitatif merupakan cadangan energi terpenting
pada hewan. Lipid juga merupakan isolator yang baik. Untuk menjalankan fungsi
isolasi termal pada mamalia, lipid berada pada jaringan subkutan dan menyelimuti
4
Seperti yang telah disebutkan, bahwa lipid tidak larut dalam air, maka cara
pengangkutan lipid dalam plasma darah yang berbahan dasar air adalah lemak akan
(Murray, 2013).
Lipoprotein memiliki konsentrasi total dalam plasma sekitar 700 mg per 100 ml
plasma atau 700 mg/dl. Lipoprotein bisa dipecahkan menjadi unsur tunggal
diukur dengan ultrasentrifugasi yaitu, kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL),
intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density
2.1.1.1 Trigliserida
5
energi. Trigliserida juga ditemukan dalam simpanan lemak tubuh dan
Pada saat pencernaan, rata rata trigliserida dipecah menjadi monogliserida dan
asam lemak. Selanjutnya, monogliserida dan asam lemak akan melalui epitel usus, dan
disintesis kembali menjadi molekul trigliserida baru yang masuk ke dalam limfe dalam
bentuk droplet kecil yaitu kilomikron. Kilomikron banyak yang dipindahkan dari
sirkulasi darah sewaktu melalui kapiler jaringan adiposa atau hati. Suatu enzim yaitu,
trigliserida dari kilomikron begitu trigliserida melekat pada dinding endotel, sehingga
Asam lemak, yang sangat menyatu dengan membran sel, segera berdifusi ke dalam
sel lemak jaringan adiposa dan ke dalam sel hati. Begitu berada dalam sel sel ini,
asam lemak disintesis kembali menjadi trigliserida, dengan gliserol baru yang disuplai
oleh proses metabolisme sel penyimpan. Lipase juga menyebabkan hidrolisis fosfolipid
(Guyton, 2006).
2.1.1.2 Fosfolipid
Tipe utama dari fosfolipid tubuh adalah lesitin, sefalin, dan sfingomielin. Fosfolipid
selalu mengandung satu atau lebih molekul asam lemak dan satu radikal asam fosfor,
dan fosfolipid biasanya memiliki basa nitrogen. Semua fosfolipid larut dalam lemak,
6
fosfolipid 90% terjadi di hati. Fosfolipid adalah unsur penting lipoprotein di dalam
darah dan penting untuk pembentukan serta fungsi sebagian besar dari lipoprotein.
Fosfolipid merupakan komponen yang menyusun membran di seluruh sel tubuh. Bila
fosfolipid tidak ada, dapat terjadi gangguan transport kolesterol dan lipid lain yang
2.1.1.3 Kolesterol
hewan, misalnya kuning telur, daging, hati, dan otak. LDL adalah
berasal dari makanan dan 85% dibuat dari asetil KoA di hati.
7
lipid lain dalam makanan. Bersama dengan kolesterol yang disintesis
2.1.2 Lipoprotein
8
Gambar 2.1 Bentuk molekul lipoprotein (Jim, 2013)
apo A dan pada LDL disebut apo B (B-100) yang ditemukan pula pada
VLDL. Apo C-I, C-II, dan C-III adalah polipeptida yang lebih kecil yang
2.1.2.1 Kilomikron
9
Seperti yang telah dijelaskan sebelumya, kilomikron mengalami
endogen. VLDL mengandung apo B100, C-I, C-II, CIII, dan E, yang mengalami
pemisahan selama lipolisis. Plasma apo C-III memiliki hubungan dengan plasma
trigliserida. Apo C-II akan menstimulasi lipoprotein lipase sehingga VLDL mengalami
hidrolisis menjadi intermediate density lipoprotein (IDL). Oleh hepatik lipase (HL),
metabolisme dari VLDL dan IDL. Komposisi dari LDL adalah protein
10
dua fenotipe yaitu, fenotipe A dan fenotipe B. Fenotipe A
ditandai dengan small dense LDL. Small dense LDL memiliki peran
HDL memiliki densitas 1,210 1,063 g/mL. HDL memiliki peran dalam
halus. Lemak yang berasal dari usus halus maupun yang berasal dari
11
mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak
2006).
12
LDL. Sebagian dari VLDL, IDL dan LDL, akan mengangkut kolesterol
kadar kolesterol LDL dalam plasma, maka akan semakin banyak yang
13
Gambar 2.2 Jalur metabolisme eksogen dan endogen (Jim, 2013)
nascent. HDL nascent yang berasal dari hati dan usus halus, memiliki
14
oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding
tipe 1, yang dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua ialah kolesterol ester
dari makrofag dengan dua jalur yaitu, jalur langsung ke hati dan jalur
15
Gambar 2.3 Jalur reverse cholesterol transport (Jim, 2013)
2.2 Dislipidemia
2.2.1 Definisi
genetik dan faktor lingkungan (Sudoyo, et al., 2006; Widianto, et al., 2013)
2.2.2 Klasifikasi
Klasifikasi dislipidemia bisa berdasarkan atas primer yang tidak jelas penyebabnya
dan sekunder yang memiliki penyakit dasar seperti pada sindroma nefrotik, diabetes
mellitus dan hipotiroidisme. Kadar lipid yang normal, sulit untuk ditentukan pada satu
angka. National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP
III) menetapkan bahwa kadar kolesterol LDL adalah dasar utama untuk menentukan
waktu dimulainya pengobatan dan kategori risiko pasien, sehingga penting dilakukan
analisis LDL yang akurat (Vujovic, 2010). NCEP-ATP III telah membuat klasifikasi
kadar lipid plasma, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Klasifikasi LDL, Kolesterol total, dan Kolesterol HDL (mg/dl)
Kolesterol LDL
< 100 Optimal
16
100 129 Mendekati optimal
130 159 Borderline
160 189 Tinggi
190 Sangat tinggi
Kolesterol total
< 200 Optimal
200 239 Diinginkan
240 Tinggi
Kolesterol HDL
< 40 Rendah
60 Tinggi
(National Institutes of Health, 2001)
trigliserida
5
17
2.2.3.2 Metode direk
ini dapat digunakan pada sampel darah yang diambil pada satu
Tikus putih adalah hewan yang sering digunakan sebagai hewan uji coba. Tikus
memiliki ukuran yang lebih besar dari mencit, mudah dipelihara dalam jumlah banyak.
Tikus putih jantan lebih sering digunakan daripada tikus putih betina
yang lebih akurat. Terdapat tiga galur tikus putih yang memiliki
Long evans dan Sprague dawley. Wistar memiliki panjang ekor yang
18
lebih pendek daripada panjang badan, sedangkan tikus Sprague
Dawley memiliki ekor yang lebih panjang dari ukuran badan dan
tikus putih yang sering dijadikan hewan uji coba (Widiartini, et al.,
19
BAB III
Tikus
dislipidemia
Darah
Serum
20
Perhitungan LDL Pengukuran LDL
dengan rumus dengan metode
Friedewald direk
3.2. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil pengukuran kadar
kolesterol LDL antara metode direk dan indirek dengan menggunakan perhitungan
21
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
22
4.4. Pemilihan Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dipilih
Keterangan:
maka Z = 1,96
23
X1-X2 : Selisih rerata minimal yang dianggap
bermakna = 30
Friedewald
4.6.2. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar kolesterol LDL tikus putih (Rattus
norvegicus)
4.6.3. Definisi operasional
Ukur
1 Kadar Pemeriksaan kadar kolesterol darah mg/dl Numeric
rumus Friedewald
24
5 Metode Metode homogenous digunakan untuk mg/dl Numerik
Rumus Friedewald:
trigliserida
5
norvegicus)
d. Spuit 2,5 ml
Spuit ini digunakan untuk mengambil darah pada tikus putih (Rattus norvegicus)
e. Timbangan digital
Timbangan untuk mengetahui berat badan dari tikus putih (Rattus norvegicus)
f. Kapas alkohol
g. Sarung tangan plastik
h. Kandang tikus
25
i. Spidol
4.7.2. Bahan
a. Akuades
b. Serum darah tikus
c. Bahan pakan tinggi lemak
Bahan yang digunakan berupa lemak babi dan kuning telur bebek. Cara pembuatan
dan 200 g kuning telur bebek ke dalam 100 ml akuades dan Carboxymethyl
Cellulose (CMC) 0,5% sebanyak 1 ml. Jika dosis lemak babi sebesar 150 mg/hari
150 g = 2,7 g/200gBB/hari, maka lemak babi yang diberikan pada tikus putih
kadar kolesterol, maka dilanjutkan pemberian diet tinggi lemak dan PTU
selama 1 minggu.
5. Pengukuran kadar kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL darah tikus dilakukan
26
6. Melakukan pengukuran kolesterol LDL dengan spektrofotometer dan
distribusi data. Apabila data berdistribusi normal, maka uji komparasi parametrik yang
digunakan adalah uji t berpasangan. Namun, bila data berdistribusi tidak normal, maka
27
4.10.Alur penelitian
Pengambilan
data
Analisa data
Penyusunan
laporan
28
4.11. Jadwal perencanaan kegiatan
29
BAB V
sekitar enam sampai sepuluh kali normal pada tikus (Harlick, et al.,
1948).
30
5.1.2 Hasil Pengukuran LDL Kolesterol Metode Direk dan
31
Tabel 5.1 Perbedaan Hasil antara Metode Direk dan Indirek dengan
Formula Friedewald
Nilai Rerata SD
Kelompok Sampel P* Jumlah (N)
(mg/dl)
LDL Direk
19.08 6.34 0.001 26
LDL Indirek
6.19 3.95 0.036 26
*) Hasil Normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk
kelompok LDL direk dan LDL indirek berturut-turut ialah 19.08 6.34
dan 6.19 3.95 dengan nilai P berturut-turut ialah 0.001 dan 0.036.
Oleh karena nilai P < 0.05, maka dapat disimpulkan kelompok LDL
Friedewald
32
Berdasarkan hasil uji normalitas data didapatkan hasil pengukuran kadar LDL
kolesterol terdistribusi tidak normal, sehingga data dianalisis dengan menggunakan uji
wilcoxon.
Tabel 5.2 Hasil Uji Wilcoxon Perbedaan Hasil Pengukuran LDL Kolesterol Metode
N Median (minimum-maksimum) P*
LDL Direk 26 17.50 (10-40) 0.000
LDL Indirek 26 5.50 (1-14)
*) Uji P menggunakan Wilcoxon
Tabel 5.2 menunjukkan nilai tengah dari hasil pengukuran LDL kolesterol
dengan menggunakan metode direk adalah 17,50 mg/dl dan indirek dengan rumus
Friedewald adalah 5,50 mg/dl. Pada pemeriksaan dengan menggunakan metode direk
didapatkan hasil minimal adalah 10 mg/dl dan hasil maksimal adalah 40 mg/dl.
Berdasarkan uji Wilcoxon yang dilakukan, nilai p kedua kelompok adalah p < 0,000
(p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
hasil pemeriksaan LDL kolesterol dengan metode direk dan indirek dengan rumus
Friedewald.
5.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Imunologi Universitas Mataram dengan
33
Pada uji normalitas didapatkan hasil data terdistribusi normal sehingga uji
komparatif yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil yang didapatkan menunjukkan,
terdapat perbedaan yang signifikan pada pengukuran kadar LDL kolesterol metode
seperti, posisi tubuh. Perubahan dari posisi tegak ke posisi tidur dapat mengurangi
kadar kolesterol sekitar 10% dan trigliserida sekitar 12%. Selain itu, pengambilan darah
intrakardial juga turut berperan pada perbedaan kadar LDL kolesterol karena,
pemeriksaan pada manusia pun, masih terdapat perbedaan hasil kadar kolesterol antara
darah vena dan arteri. Penelitian oleh Miles, et al (2004) menyatakan kadar trigliserida
pada darah vena lebih rendah dibandingkan dengan darah arteri. Sedangkan penelitian
oleh Kupke, et al (197) menyatakan kadar lipid dan lipoprotein pada darah arteri lebih
dengan formula Friedewald memerlukan nilai kolesterol total, HDL kolesterol dan
34
dibagi lima juga menyumbang kesalahan pengukuran LDL-C secara
klasfikasi Fredrickson.
DAFTAR PUSTAKA
35
Cordova, C.M., C.R. Schneider, I.D. Juttel, M.M. Cordova. 2004.
Comparison of LDL-Cholesterol Direct Measurement with the
Estimate Using the Friedewald Formula in a Sample of 10,664
Patients. Arq Bras Cardiol. 83(6): 482-7. [online]. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15654445
Guyton, A.C., J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed.
EGC. Jakarta.
Koolman, J., K.H. Rhm. 2001. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. 1st ed.
Hipokrates. Jakarta.
Knopfholz, J., C.C.D. Disserol., A.J. Pierin, F.L. Schirr, L. Streisky, L.L.
Takito, P.M. Ledesma, J.R.F. Neto, M. Olandoski, C.L.P. Cunha, dan
A.M. Bandeira. 2014. Validation of the Friedewald Formula in
Patients with Metabolic Syndrome. Hindawi vol. 2014: 1-5.
[online]. Available at:
http://www.hindawi.com/journals/cholesterol/2014/261878/
[Accessed on July 26th 2016]
36
Calculation. Journal of Clinical and Diagnostic Research 9(12): 1-
4. [online]. available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4717736/
Miller, W.G., P.P. Waymack, F.P. Anderson, S.F. Ethridge, dan E.C. Jayne.
Performance of Four Homogeneous Direct Methods for LDL-
Cholesterol. Clinical Chemistry 48(3): 489-498. [online]. Available
at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11861439 [Accessed
on October 8th 2016]
Murray, R.K., D.K. Granner, dan V.W. Rodwell. 2013. Biokimia Harper. 27th
ed. EGC. Jakarta.
Nauck, M., G.R. Warnick, dan N. Rifai. 2002. Methods for Measurement of
LDL-Cholesterol: A Critical Assessment of Direct Measurement by
Homogeneous Assays versus Calculation. Clinical Chemistry
48(2): 236254. [online]. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11805004 [Accessed on
August 6th 2016]
37
103-106. [online]. Available at:
http://eprints.manipal.edu/142090/ [Accessed on August 6th
2016]
Sudoyo, A.W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Interna
Publishing. Jakarta.
Yiit, N., E. Colak, dan M. Szen. 1997. The Taxonomy and Karyology of
Rattus norvegicus (Berkenhout, 1769) and Rattus rattus
(Linnaeus, 1758) (Rodentia: Muridae) in Turkey. Tr. J. of zoology
203-212. [online]. Available at:
38
http://dergipark.ulakbim.gov.tr/tbtkzoology/article/viewFile/50000
30155/5000030392.
39