Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan wilayah dalam tata ruang merupakan suatu proses penting dalam
pengembangan suatu wilayah yang melibatkan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah,
masyarakat, dan sektor swasta. Perencanaan wilayah bertujuan untuk menciptakan suatu wilayah
yang berkualitas, berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini sangat penting
mengingat perkembangan wilayah yang semakin pesat dan kompleks.

Taman Siswa merupakan salah satu jalan di wilayah Universitas Negeri Semarang yang
sering terkena banjir pada musim hujan. Banjir yang terjadi di Taman Siswa dapat menyebabkan
kerugian ekonomi dan kemanusiaan yang besar. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat
setempat telah melaksanakan program dan evaluasi banjir untuk mengurangi dampak buruk dari
banjir di Taman Siswa.

Program dan evaluasi banjir di Taman Siswa bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan banjir. Program ini melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, dan
sektor swasta.

Evaluasi banjir di Taman Siswa dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas program dan
menentukan keberhasilannya dalam mengurangi dampak buruk dari banjir. Evaluasi ini
melibatkan pengumpulan dan analisis data mengenai jumlah korban, kerugian ekonomi, dan
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh banjir di Taman Siswa.

Dalam konteks program dan evaluasi banjir di Taman Siswa, penting untuk
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi banjir, seperti curah hujan, topografi,
dan penggunaan lahan. Oleh karena itu, program dan evaluasi banjir di Taman Siswa harus
dilakukan secara holistik dan partisipatif, melibatkan berbagai pihak terkait.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan alih fungsi lahan

1.2.2 Apa yang dimaksud aturan ruang tata bangunan

1.2.3 Apa yang dimaksud dengan infiltrasi dan Runoff

1.2.4 Apa yang dimaksud dengan banjir

1.2.5 Bagaimana kausalitas antara Alih fungsi lahan, aturan ruang tata bangunan, infiltrasi &
runoff, dan banjir

1.2.6 Bagaimana efektivitas program dan evaluasi banjir dalam mengurangi dampak buruk
banjir

1.2.7 Bagaimana partisipasi masyarakat dapat berkontribusi dalam pengelolaan banjir di


Taman siswa

1.2.8 Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam perencanaan program evaluasi tersebut

1.3 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui alih fungsi lahan

Mahasiswa dapat mengetahui aturan ruang tata bangunan

Mahasiswa dapat mengetahui Infiltrasi & Runoff

Mahasiswa dapat mengetahui pengertian banjir

Mahasiswa dapat mengetahui Kausalitas antara Alih fungsi lahan, aturan ruang tata bangunan,
infiltrasi & runoff, dan banjir

Mahasiswa dapat mengetahui metode pengurangan banjir ditaman siswa dan sekitarnya

Mahasiswa dapat mengetahui k eberhasialan program dan evaluasi dalam menangani banjir
ditaman siswa

Mahasiswa dapat mengetahui target waktu yang telah ditentukan


1.4 Metode penelitian

penelitian yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan penelitian kualitatif
yang terdiri dari penelitian eksplanatif, deskriptif dan eksploratif. Disebut penggabungan
ketiganya karna mahasiswa melakukan penelitian dengan mengkaji dan menjelaskan hubungan
kausalitas antar fenomena dan gejala secara sistematis serta melakukan observasi terhadap objek
yang dikaji/diteliti, kemudian mahasiswa juga melakukan kajian Pustaka terhadap beberapa
sumber.

Survei Historis: Mengumpulkan data historis tentang banjir di kawasan tersebut, termasuk
catatan banjir sebelumnya, dampaknya, dan langkah-langkah mitigasi yang telah diambil.
Melakukan analisis statistik terhadap data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi korelasi
antara faktor-faktor seperti curah hujan, topografi, dan intensitas banjir.

Metode penelitian survei historis digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
historis yang relevan untuk penelitian Anda. Metode ini dapat memberikan pemahaman tentang
peristiwa, tren, atau pola yang berkaitan dengan topik penelitian.

Metode penelitian ini akan memungkinkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang


berkontribusi terhadap potensi banjir di kawasan tersebut dan merumuskan rekomendasi untuk
mitigasi banjir, perencanaan tata ruang yang lebih baik, dan tindakan adaptasi terhadap
perubahan iklim yang mungkin memengaruhi tingkat banjir di masa depan.
BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang
dijadikan bahan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Banjir berulang di Jalan Taman Siswa di Universitas Negeri Semarang merupakan


masalah utama yang menimbulkan kerugian ekonomi dan dampak kemanusiaan yang
signifikan.
2. Kurangnya kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir menjadi
salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam mengurangi dampak buruk dari banjir
tersebut.
3. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan banjir di Taman Siswa menjadi perhatian utama
dalam program dan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
4. Evaluasi banjir bertujuan untuk menilai keberhasilan program dalam mengurangi dampak
buruk, melalui pengumpulan dan analisis data terkait jumlah korban, kerugian ekonomi,
serta kerusakan lingkungan akibat banjir.
5. Faktor-faktor seperti curah hujan, topografi, dan penggunaan lahan mempengaruhi
kejadian banjir di Taman Siswa, sehingga perlunya pendekatan holistik dan partisipatif
dalam program serta evaluasi banjir untuk mengatasi masalah ini.
BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Kondisi Geografis

Sekaran merupakan salah satu Kelurahan yang berada di kecamatan Gunungpati


Kota Semarang, Secara geografis Batas-batas Wilayahnya yaitu :

- Sebelah Barat : Kelurahan Kalisegoro

- Sebelah Utara : Kelurahan Sukorejo

- Sebelah Timur : Kelurahan Srondol Kulon

- Sebelah Selatan : Kelurahan Patemon

Luas Wilayah ± 490.718 Ha

Topik Laporan kali ini yaitu mengenai salah satu jalan yang berada pada
kalurahan sekaran yaitu Jalan Taman Siswa. Jalan Taman Siswa adalah sebuah jalan di
Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Jalan ini
membentang dari Jalan Kaligarang hingga Jalan Sekaran Raya. Panjang jalan ini sekitar
1,5 kilometer. Koordinat Jalan Taman Siswa, Sekaran, Kota Semarang, Jawa Tengah
adalah sebagai berikut:

● Latitude: -7.032192
● Longitude: 110.360395

Jalan Taman Siswa merupakan salah satu jalan utama di Kelurahan Sekaran. Jalan
ini dilalui oleh kendaraan umum, seperti bus Trans Semarang dan angkot. Jalan ini juga
merupakan akses menuju berbagai tempat penting di Kelurahan Sekaran, seperti Sekolah
Dasar Negeri Sekaran 01, Madrasah Ibtidaiyah Al Iman, Masjid Jami Ulul Albab, dan
Musholla Al Barokah.
Topografi Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang secara
umum adalah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 259 meter di atas permukaan
laut. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari daerah pertanian, tegalan, dan kebun. Secara
lebih detail, topografi Kelurahan Sekaran dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

➢ Bagian Utara

Bagian utara Kelurahan Sekaran memiliki topografi yang bergelombang dengan


ketinggian antara 200-300 meter di atas permukaan laut. Daerah ini merupakan
daerah perbukitan yang didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan.

➢ Bagian Selatan

Bagian selatan Kelurahan Sekaran memiliki topografi yang lebih datar dengan
ketinggian rata-rata 250 meter di atas permukaan laut. Daerah ini merupakan
daerah pemukiman penduduk dan fasilitas umum.

Berdasarkan peta geologi tahun 2014, sebagian Kawasan Sekaran, tepatnya di


Kelurahan Sukorejo terletak pada daerah sesar dan rawan gerakan tanah. Oleh karena itu,
perlu dilakukan upaya-upaya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Rumusan Tujuan
B. Sasaran

Sasaran yang dilakukan dalam perencanaan untuk mengatasi banjir di daerah


Taman Siswa antara lain :

1. Perombakan Wirausaha, Bangunan, dan Jalan untuk Pembangunan Saluran Drainase:

- Perencanaan Infrastruktur

Identifikasi daerah yang rentan terhadap banjir dan perencanaan ulang


infrastruktur khususnya terkait bangunan, jalan, dan sistem drainase untuk
meningkatkan daya tampung dan aliran air.

- Rekonstruksi atau Pembangunan Ulang

Bila diperlukan, melakukan perubahan fisik terhadap bangunan, jalan, atau sistem
drainase untuk memastikan keberlangsungan aliran air yang optimal dan
mengurangi risiko banjir.

- Penggunaan Teknologi

Penerapan teknologi canggih seperti sensor untuk monitoring saluran air atau
penggunaan material yang ramah lingkungan dan memiliki sifat penyerapan air
yang baik untuk perbaikan infrastruktur.

2. Penyuluhan dan Sosialisasi kepada Masyarakat

- Edukasi Masyarakat

Melakukan program pendidikan dan kampanye penyuluhan yang efektif tentang


pentingnya menjaga ketertiban bangunan, pembatasan pembangunan, dan peran
menjaga kebersihan saluran drainase.
- Keterlibatan Masyarakat

Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar


mereka dengan melibatkan mereka dalam kegiatan perbaikan, pemeliharaan, dan
monitoring terhadap saluran drainase.

3. Menjaga Ketertiban Bangunan dan Pembatasan Pembangunan

- Penegakan Peraturan

Menguatkan penegakan peraturan terkait pembangunan yang terkait dengan


penataan ruang dan tata kota, termasuk perizinan pembangunan dan pengawasan
terhadap konstruksi yang berpotensi mengganggu aliran air.

- Kolaborasi dengan Pemerintah dan Pihak Terkait

Membangun kerjasama dengan pemerintah setempat dan lembaga terkait untuk


memperkuat regulasi dan pengawasan pembangunan yang sesuai dengan rencana
tata ruang dan manajemen risiko banjir.

4. Pemeliharaan Saluran Drainase

- Perawatan Berkala

Rencanakan dan laksanakan kegiatan rutin pemeliharaan terhadap saluran


drainase, termasuk pembersihan sampah, pemeliharaan struktur, dan perbaikan
jika diperlukan.

- Pemantauan dan Evaluasi

Terapkan sistem pemantauan dan evaluasi berkala terhadap kinerja saluran


drainase untuk mendeteksi masalah potensial dan meresponsnya sebelum menjadi
masalah yang lebih besar.
C. Program/Kegiatan yang akan direncanan
1. Penataan dan aglomerasi wirausaha

Program penataan dan aglomerasi wirausaha merupakan langkah awal dalam


upaya mengatasi masalah banjir di Taman Siswa yang direncanakan akan berjalan selama
3 tahun. Langkah pertama dalam program ini adalah melakukan pendataan menyeluruh
terhadap wirausaha yang akan terdampak oleh rencana ini. Data ini sangat penting untuk
memahami dampak serta kebutuhan mereka terkait perubahan yang akan terjadi.
Selanjutnya, program ini melibatkan kegiatan penyuluhan secara intensif kepada para
wirausaha terkait rencana penataan ulang. Tujuannya adalah memberikan pemahaman
yang jelas mengenai manfaat, tujuan, serta implikasi dari perubahan yang direncanakan,
sehingga mereka dapat terlibat secara aktif dan mendukung proses ini.

Selain itu, dalam rangka memfasilitasi perubahan ini, program ini juga akan
menyediakan fasilitas yang diperlukan serta dukungan melalui media sosial untuk
mendukung dan mempromosikan rencana penataan ulang. Fasilitas ini mungkin
mencakup tempat untuk pertemuan atau diskusi terkait perubahan ini, dan dukungan
branding melalui media sosial untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan dari
masyarakat terkait dengan langkah-langkah yang akan diambil.

Untuk mendukung pelaksanaan program ini, data yang diperlukan termasuk


informasi kepemilikan lahan dari para wirausaha yang terdampak serta peta penutup
lahan yang memberikan gambaran mengenai pola ruang yang akan diubah. Informasi ini
menjadi landasan yang penting dalam merencanakan langkah-langkah lanjutan dalam
program penataan dan aglomerasi wirausaha ini. Dengan pendekatan yang komprehensif
dan dukungan yang terencana dengan baik, diharapkan program ini dapat menjadi fondasi
yang kuat untuk langkah-langkah selanjutnya dalam mengurangi risiko banjir di Taman
Siswa.
2. Pembuatan saluran Drainase sepanjang jalan taman siswa dengan ukuran 1x0,6
m

Program pembuatan saluran drainase sepanjang jalur Taman Siswa direncanakan


dilaksanakan dalam tiga tahun. Tahapan utama meliputi pengumpulan data penting
seperti informasi curah hujan, peta penggunaan lahan, peta alur saluran saat ini, dan peta
topografi. Data ini menjadi dasar perencanaan untuk mengurangi aliran permukaan
dengan tindakan konkret.

Langkah awal adalah mengumpulkan data historis curah hujan yang akan
membantu pemahaman pola hujan di wilayah tersebut. Kemudian, analisis peta
penggunaan lahan akan membantu mengidentifikasi area yang paling rentan terhadap
aliran permukaan tinggi. Peta alur saluran saat ini dievaluasi untuk menentukan titik-titik
kritis yang memerlukan perbaikan. Informasi topografi sangat penting untuk memahami
kemiringan lahan dan titik-titik rawan genangan air.

Setelah pengumpulan data, dilakukan perencanaan dengan mengidentifikasi


bangunan yang perlu dibongkar untuk memberikan ruang bagi pembangunan saluran
drainase baru. Desain saluran baru dengan ukuran 1x0,6 meter disusun agar sesuai
dengan kebutuhan aliran air dan stabilitas struktur. Pemasangan grill direncanakan pada
titik-titik strategis untuk mengatur aliran air tanpa mengganggu aktivitas sekitar.

Pelaksanaan program mencakup pembongkaran bangunan terdampak sesuai


jadwal yang ditetapkan, pembangunan saluran drainase baru, dan pemasangan grill sesuai
desain yang telah disetujui. Tahap terakhir melibatkan pemantauan sistem baru secara
berkala guna memastikan efektivitasnya dan evaluasi dampak terhadap aliran permukaan
serta lingkungan sekitar.

Kerjasama dengan pemerintah daerah, pakar lingkungan, dan partisipasi


masyarakat setempat sangat ditekankan dalam program ini. Pematuhan terhadap regulasi
lingkungan dan bangunan yang berlaku serta upaya edukasi kepada masyarakat tentang
manfaat perbaikan drainase juga menjadi bagian penting dalam kesuksesan program ini.
Diharapkan, langkah-langkah ini dapat memberikan solusi berkelanjutan terhadap
masalah aliran permukaan di sepanjang jalur Taman Siswa.

3. Pembangunan fasilitas umum penunjang mobilitas

Program pembangunan fasilitas umum penunjang mobilitas di jalur Taman Siswa


direncanakan berlangsung selama empat tahun dengan tujuan utama mengurangi
kendaraan pribadi yang menyempitkan ruang gerak. Ini melibatkan kerjasama antara
sekolah, dinas perhubungan, dan dinas pekerjaan umum. Langkah-langkahnya termasuk
perencanaan pembangunan trotoar selebar 1,5 meter, implementasi program BRT dua
arah, dan layanan bus antar-jemput khusus untuk sekolah dasar.

Tahap awal adalah pengumpulan data dan berkas perizinan yang diperlukan untuk
memastikan kelancaran proses pembangunan. Setelahnya, terjadi perencanaan yang
meliputi desain trotoar yang lebar untuk pejalan kaki, rencana jalur serta infrastruktur
BRT dua arah, dan layanan bus antar-jemput khusus bagi anak sekolah dasar.

Pada tahap pelaksanaan, koordinasi antara instansi terlibat sangat penting. Ini
mencakup konstruksi trotoar selebar 1,5 meter sesuai desain yang telah disepakati. Selain
itu, persiapan infrastruktur untuk BRT dan peluncuran layanan bus antar-jemput
dilakukan.

Untuk memastikan keberlangsungan program, penting adanya pemantauan dan


evaluasi rutin terhadap kinerja fasilitas baru serta dampak dari program ini terhadap
mobilitas kendaraan pribadi dan pejalan kaki. Kolaborasi yang kuat, edukasi kepada
masyarakat tentang manfaat transportasi alternatif, dan kesiapan untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan berdasarkan evaluasi menjadi fokus penting dalam menjalankan
program ini.

4. Penambahan dan atau pembuatan daerah/sumur resapan dan biopori

Program penambahan atau pembuatan daerah/sumur resapan dan biopori


direncanakan untuk dilaksanakan selama 5 tahun guna mengatasi debit aliran permukaan
dan menjadikannya sebagai cadangan air. Ini melibatkan kerjasama antara RT/RW,
sekolah, dan dinas pekerjaan umum untuk menciptakan ruang resapan baru, melakukan
sosialisasi tentang pemeliharaan ruang resapan, serta melakukan pemetaan jenis tanah
dan topografi wilayah.

Pertama-tama, pengumpulan data menjadi langkah awal yang melibatkan


perolehan berkas perizinan yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan program. Data
jumlah ruang resapan saat ini menjadi fokus utama untuk mengetahui kebutuhan
penambahan ruang resapan. Selain itu, informasi tentang penggunaan lahan, jenis tanah,
dan peta topografi wilayah menjadi kunci dalam perencanaan.

Perencanaan program mencakup koordinasi dengan pihak terkait untuk membuat


ruang resapan baru yang efektif. Sosialisasi akan menjadi bagian penting untuk
memastikan pemeliharaan ruang resapan yang optimal. Selain itu, pemetaan jenis tanah
dan topografi dilakukan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk pembuatan
daerah/sumur resapan dan biopori.

Pada tahap pelaksanaan, kolaborasi erat dengan RT/RW, sekolah, dan dinas
pekerjaan umum sangat diperlukan. Mereka akan terlibat dalam pembuatan ruang resapan
baru dan penyebarluasan informasi tentang pemeliharaan ruang resapan kepada
masyarakat.

Dengan pemantauan dan evaluasi rutin selama pelaksanaan program, diharapkan


risiko banjir di Taman Siswa dapat dikurangi secara signifikan. Dengan adanya
serangkaian program ini, diharapkan pula terciptanya sumber air cadangan yang lebih
baik serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ruang resapan dalam
mengelola aliran permukaan.

D. Evaluasi

1. Pemantauan Kerja Infrastruktur

Dalam konteks peningkatan infrastruktur perkotaan, sebuah aspek penting yang perlu
dievaluasi secara cermat adalah efektivitas saluran drainase yang telah dibangun.
Evaluasi ini diperlukan untuk menentukan sejauh mana saluran drainase tersebut mampu
mengurangi potensi terjadinya banjir dalam suatu kawasan. Hal ini memerlukan
pendekatan yang holistik, mencakup analisis kapasitas saluran, keberlanjutan fungsi
drainase, dan dampak positif yang dihasilkan terhadap mitigasi banjir. Perlu diperhatikan
juga faktor-faktor tambahan seperti adaptasi terhadap perubahan iklim yang dapat
mempengaruhi performa saluran drainase secara jangka panjang.

Sementara itu, pemantauan perkembangan pembangunan fasilitas umum seperti Bus


Rapid Transit (BRT), trotoar, dan pembenahan infrastruktur lainnya menjadi aspek
krusial dalam upaya peningkatan kualitas hidup perkotaan. Evaluasi yang komprehensif
dalam hal ini mencakup analisis dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari penerapan
proyek-proyek tersebut. Perlu diperhatikan aspek keterjangkauan, aksesibilitas, dan
keberlanjutan sistem transportasi umum yang dapat diukur melalui penggunaan BRT.
Selain itu, pemantauan terhadap perkembangan trotoar dan infrastruktur pejalan kaki
menjadi esensial untuk memastikan keamanan, kenyamanan, serta konektivitas yang
optimal bagi warga kota. Proses pemantauan yang teliti dan terpadu akan membantu
memastikan bahwa pembangunan fasilitas umum tersebut tidak hanya memenuhi
kebutuhan saat ini, tetapi juga memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan terhadap
perkembangan kota secara menyeluruh.

2. Perubahan Sosial Ekonomi

Dalam konteks revitalisasi daerah, pemantauan pertumbuhan dan perubahan dalam sektor
wirausaha menjadi unsur kritis untuk mengevaluasi dampak secara menyeluruh.
Pemantauan ini tidak hanya mencakup jumlah usaha yang muncul, tetapi juga menuntut
analisis mendalam terhadap jenis usaha, model bisnis yang diterapkan, dan dampaknya
terhadap ekosistem ekonomi lokal. Pengembangan wirausaha yang berkelanjutan dan
beragam dapat membawa kontribusi positif terhadap penciptaan lapangan kerja,
diversifikasi ekonomi, dan peningkatan daya saing daerah yang direvitalisasi.

Selain itu, analisis dampak perubahan dalam food court dan pergeseran tenant di
dalamnya menjadi aspek yang memerlukan perhatian khusus. Evaluasi ini mencakup
pertimbangan mengenai pengaruh terhadap daya tarik konsumen, perubahan pola
konsumsi, serta efek domino terhadap pelaku ekonomi lokal. Analisis tersebut perlu
memperhitungkan aspek-aspek ekonomi mikro seperti pendapatan dan keberlanjutan
bisnis para tenant, sekaligus memberikan gambaran lebih luas terkait kontribusi food
court terhadap daya beli masyarakat setempat. Dengan demikian, pemantauan yang
cermat terhadap perubahan ini dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk
mengambil keputusan strategis guna menjaga keseimbangan ekonomi lokal dan
mendukung perkembangan yang berkelanjutan dalam konteks revitalisasi daerah.

3. Partisipasi Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan efektivitas manajemen bencana banjir dan memastikan


keberlanjutan infrastruktur perkotaan, evaluasi tingkat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan sosialisasi menjadi aspek yang memerlukan perhatian mendalam. Evaluasi ini
tidak hanya mencakup jumlah peserta dalam kegiatan sosialisasi, tetapi juga menggali
tingkat pemahaman, keterlibatan aktif, dan penerapan praktik-praktik yang telah
disosialisasikan dalam menjaga saluran drainase. Perlu dicermati pula faktor-faktor
pendukung atau penghambat partisipasi masyarakat untuk merancang pendekatan yang
lebih efektif dalam mendukung keberhasilan program sosialisasi.

Sementara itu, pemantauan kepatuhan terhadap aturan pembatasan pembangunan


pemukiman menjadi langkah kritis dalam pengelolaan perkembangan kota secara
berkelanjutan. Pemantauan ini mencakup analisis tingkat kepatuhan pengembang dan
masyarakat terhadap regulasi terkait pembatasan pembangunan untuk mencegah
peningkatan risiko banjir. Aspek pemantauan harus melibatkan evaluasi intensitas
pembangunan, ketersediaan zona resapan, dan kepatuhan terhadap standar teknis terkait
infrastruktur drainase. Dengan memahami tingkat kepatuhan, pemerintah daerah dapat
mengidentifikasi perubahan perilaku yang dibutuhkan, memperkuat implementasi
regulasi, dan memastikan bahwa perkembangan pemukiman berlangsung sejalan dengan
upaya mitigasi risiko banjir. Sebagai hasilnya, pemantauan dan evaluasi yang holistik
terhadap partisipasi masyarakat dan kepatuhan terhadap aturan dapat membentuk dasar
strategis untuk merancang kebijakan yang lebih efektif dalam pengelolaan risiko banjir di
Jalan Taman Siswa.
4. Analisis Lingkungan

Dalam konteks penanganan risiko banjir, evaluasi dampak perubahan topografi menjadi
suatu aspek penting yang memerlukan penelitian yang mendalam. Perubahan topografi
dapat memengaruhi aliran air dan resapan, memiliki dampak signifikan terhadap pola
distribusi air permukaan, serta menentukan tingkat ketersediaan air tanah. Dengan
mempertimbangkan perubahan topografi di sekitar lokasi banjir, seperti di Jalan Taman
Siswa, evaluasi ini harus mencakup analisis perubahan elevasi, kemiringan tanah, dan
bentuk lahan untuk memahami secara komprehensif bagaimana faktor-faktor ini
berkontribusi terhadap risiko banjir di lokasi tersebut.

Pemantauan perubahan tutupan lahan juga menjadi elemen penting dalam manajemen
banjir, khususnya di daerah seperti Sekaran. Analisis ini memerlukan pemahaman
mendalam tentang bagaimana perubahan tutupan lahan, seperti pembangunan
infrastruktur atau penggantian lahan hijau dengan pemukiman, dapat mempengaruhi
kemampuan alamiah lahan untuk menyerap dan menyimpan air hujan. Pemantauan
perubahan ini harus mencakup kuantifikasi perubahan luas lahan, analisis tipe
penggunaan lahan baru, dan dampaknya terhadap kapasitas lahan untuk meresap air.
Dengan merinci pengaruhnya terhadap mitigasi banjir, pemantauan ini dapat memberikan
wawasan berharga untuk perencanaan tata ruang yang berkelanjutan dan efektif dalam
menghadapi risiko banjir, khususnya di kawasan seperti Jalan Taman Siswa dan Sekaran.

5. Pemantauan Cuaca

Dalam konteks penanganan risiko banjir di lokasi yang spesifik, seperti Jalan Taman
Siswa di Sekaran, analisis data curah hujan tahunan menjadi langkah krusial dalam
menilai potensi risiko banjir dan merancang strategi drainase yang adaptif. Analisis data
curah hujan tidak sekadar mencakup jumlah hujan yang tercatat, tetapi juga
memperhatikan pola distribusi hujan, frekuensi kejadian intensitas tinggi, dan durasi
periode hujan. Informasi ini diperlukan untuk memahami karakteristik hujan di wilayah
tersebut dan mengukur kapasitas saluran drainase yang ada untuk menanggulangi volume
air yang dihasilkan.

Dengan menerapkan analisis data curah hujan tahunan, dapat diidentifikasi tren dan pola
perubahan dalam regime hujan, memungkinkan penyelarasan strategi drainase dengan
potensi risiko banjir yang mungkin terjadi. Selain itu, analisis ini dapat membantu
mengidentifikasi titik-titik rawan banjir yang perlu mendapat perhatian khusus dan
pembaruan infrastruktur drainase. Strategi yang disesuaikan dengan karakteristik curah
hujan lokal ini memastikan bahwa infrastruktur drainase dapat menanggulangi volume air
dengan efektif, mengurangi risiko banjir, dan memitigasi dampak negatifnya pada
lingkungan dan masyarakat setempat. Dengan demikian, analisis data curah hujan
tahunan membentuk dasar yang kokoh untuk perencanaan sistem drainase yang adaptif
dan efisien di Jalan Taman Siswa, Sekaran.

6. Ketersediaan Data

Dalam rangka memastikan efektivitas strategi penanganan risiko banjir di Jalan Taman
Siswa, Sekaran, langkah pertama yang esensial adalah memastikan bahwa data yang
diperlukan untuk analisis dan perencanaan terus diperbarui dan akurat. Data tersebut
mencakup informasi mengenai lokasi secara spesifik, kepemilikan tanah di sekitar area
tersebut, panjang jalan yang terlibat, dan peta alur selokan yang ada. Pembaruan berkala
terhadap data ini menjadi krusial karena dapat memberikan gambaran yang akurat
tentang kondisi aktual lapangan dan memberikan dasar yang handal untuk perencanaan
dan implementasi strategi drainase yang adaptif.

Pentingnya pembaruan data lokasi, termasuk kepemilikan tanah, memberikan wawasan


tentang potensi hambatan atau peluang kerjasama dengan pemilik tanah untuk
meningkatkan sistem drainase. Begitu pula, pembaruan data mengenai panjang jalan yang
terlibat menjadi penting untuk memahami skala dan ruang lingkup proyek drainase yang
diperlukan. Selain itu, peta alur selokan yang terus diperbarui memungkinkan identifikasi
titik-titik kritis dan perubahan dalam pola aliran air yang mungkin mempengaruhi potensi
risiko banjir.

Dengan memastikan bahwa data tersebut diperbarui secara berkala, pihak terkait dapat
mengambil keputusan yang lebih informasional, merancang solusi drainase yang tepat,
dan mengelola risiko banjir dengan lebih efektif. Oleh karena itu, pembaruan dan akurasi
data merupakan fondasi yang tak tergantikan dalam rangka mencapai keberlanjutan
strategi penanganan risiko banjir di Jalan Taman Siswa, Sekaran.

7. Feedback Stakeholder

Dalam rangka mengembangkan strategi penanganan risiko banjir yang holistik di Jalan
Taman Siswa, Sekaran, pengumpulan umpan balik dari berbagai stakeholder menjadi
suatu tahapan kritis. Proses ini melibatkan keterlibatan aktif dari warga setempat,
pengusaha, dan pihak terkait lainnya untuk memahami persepsi mereka terhadap
perubahan yang diusulkan. Pengumpulan umpan balik ini tidak hanya mencakup evaluasi
tingkat kepuasan terhadap infrastruktur drainase yang ada, tetapi juga melibatkan aspek-
aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dapat terpengaruh oleh strategi yang
diimplementasikan.

Melibatkan warga sebagai salah satu stakeholder kunci memungkinkan pihak terkait
untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kekhawatiran mereka secara langsung. Dengan
mendengarkan aspirasi dan pengalaman warga, proses pengumpulan umpan balik dapat
memperhitungkan faktor-faktor lokal yang mungkin tidak terdeteksi melalui analisis
teknis semata. Selain itu, melibatkan pengusaha dan pihak terkait lainnya dapat
memberikan perspektif yang lebih luas terkait dampak strategi penanganan risiko banjir
terhadap keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pentingnya umpan balik stakeholder tidak hanya terletak pada identifikasi masalah atau
ketidakpuasan, tetapi juga pada memahami harapan dan aspirasi mereka terhadap
perubahan yang diusulkan. Dengan memasukkan berbagai perspektif ini, strategi
penanganan risiko banjir dapat lebih baik diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan dan
ekspektasi masyarakat secara menyeluruh. Dengan demikian, pengumpulan umpan balik
stakeholder di Jalan Taman Siswa, Sekaran, menjadi langkah strategis dalam merancang
dan mengimplementasikan solusi yang berkelanjutan dan dapat diterima oleh seluruh
komunitas yang terlibat.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perencanaan wilayah dalam penataan ruang melibatkan pemerintah, masyarakat,


dan swasta dalam menciptakan kawasan yang berkelanjutan dan berkualitas serta
memenuhi kebutuhan masyarakat. Taman Siswa, salah satu jalan di Universitas Negeri
Semarang, rawan banjir saat musim hujan sehingga menimbulkan kerugian ekonomi dan
kemanusiaan yang signifikan. Program dan evaluasi banjir bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat dengan melibatkan berbagai pihak seperti
pemerintah, masyarakat, dan swasta. Sebagian wilayah tersebut rawan terhadap
pergerakan tanah sehingga memerlukan upaya mitigasi. Perencanaan penanggulangan
banjir menyasar perbaikan infrastruktur, pendidikan masyarakat, penegakan peraturan,
dan pemeliharaan saluran drainase.

Sasarannya antara lain perombakan wirausaha, bangunan, dan jalan untuk


pembangunan saluran drainase, pendidikan dan keterlibatan masyarakat, penegakan
peraturan, dan pemeliharaan saluran drainase. Upaya tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas dan debit air, mengedukasi masyarakat, menegakkan peraturan,
dan memelihara saluran drainase melalui pemeliharaan dan pemantauan berkala.

B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan upaya-upaya yang dilakukan
untuk memperbaiki permasalahan banjir di Jalan Taman Siswa, diharapkan mampu
direalisasikan agar kebermanfaatan penelitian ini dapat dirasakan langsung oleh warga
sekitar dan masalah banjir ini tidak lagi merugikan siapapun.

Anda mungkin juga menyukai