Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG

PENGENDALIAN BANJIR
DI PERKOTAAN
MATA KULIAH : DRAINASE PERKOTAAN

Disusun Oleh :

Catherine Monica (190082201001)


Latar Belakang

Banjir adalah bencana alam yang terjadi secara alami maupun oleh ulah manusia.
Sekarang ini banjir sering terjadi disebabkan ulah manusia yang mulai tidak
menghiraukan keseimbangan alam. Mulai dari membuang sampah di sungai,
penggundulan hutan oleh manusia, penggalian material pasir dan batu alam secara
liar tidak terkendali. Sebagai contoh nyata, pada tanggal 25 November 2021 terjadi
banjir pada Jalan Sunan Derajat Kel. Suka Karya, Kec. Kota Baru, Kota Jambi. Banjir
tersebut menyebabkan genangan air yang lumayan dalam dan mengakibatkan
jalanan menjadi macet dan untuk beberapa saat tidak dapat dilalui akibat dari
tinngginya genangan air yang terjadi.

Gambar.
1.1.
Tampak
Atas Lokasi
Terjadinya
Banjir

Gambar.
1.2. Luapan
Saluran
Drainase
Yang

Menyebabkan Banjir

1.2  Rumusan Masalah


Masalah – masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah hal yang menyebabkan banjir tersebut?
2. Apa dampak dari banjir tersebut?
3. Bagaimana agar banjir tersebut tidak terjadi lagi?

 1.3  Tujuan
1. Mengetahui sebab terjadinya banjir pada daerah tersebut.
2. Mengetahui dampak apa saja yang terjadi akibat banjir tersebut.
3. Mencari solusi atau rencana penanggulangan untuk banjir tersebut.

PEMBAHASAN

 2.1.  Definisi Bencana Alam


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh
gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan
biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda
manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda),
kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau
menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan
pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan
ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan
menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa
bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga
ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk
bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,
sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban
umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya
tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi
tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana
memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan
bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk
mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir.
Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah
penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang
cukup.
Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana.
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
danmengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
6. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman
bencana.
7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna.
8. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
10.Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
11.Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana.
12.Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban,
dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
13.Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa
menimbulkan bencana.
14.Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada
suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan
mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan
untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
15.Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi.
16.Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan
ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
17.Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian,
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
18.Bantuan darurat bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.
19.Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu  tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang
diberi tugas untuk menanggulangi bencana.
20.Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa
keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai
akibat dampak buruk bencana.
21.Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana.

2.2. Bencana Banjir


Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau
tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula
tidak terendam air menjadi terendam akibat volume air yang bertambah seperti
sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran
pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap air
dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi
dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-
wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga
terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah
terkena dampak kiriman banjir.

Jenis – Jenis Banjir


Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang
menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
a. Banjir Sungai
   Terjadi karena air sungai meluap.
b. Banjir Danau
    Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
c. Banjir Laut pasang
   Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.

2.3. Penyebab Terjadinya Banjir Pada Daerah Tersebut

Gambar. 2.3.1. Lokasi Terjadinya Banjir

Jika kita lihat Gambar. 2.3.1 menunjukan bahwa luapan yang terjadi pada drainase
telah surut dan kendaraan dapat kembali melintasi jalan yang semula terendam
banjir. Namun dapat dilihat bahwa saluran drainase tersebut tidak dapat
menampung air lagi jika terjadi hujan yang cukup deras dan dapat mengakibatkan
terjadinya banjir kembali.

Gambar. 2.3.2. Lingkungan Terjadinya Banjir

Jika kita lihat Gambar. 2.3.2 dapat dilihat bahwa lokasi terjadinya banjir terjadi
berada pada posisi kontur permukaan yang rendah, hal itu mengakibatkan air dari
daerah yang lebih tinggi mengalir dan mengarah lokasi tersebut dan mengakibatkan
saluran drainase tidak dapat menahan luapan air yang cukup tinggi akibat tingginya
intensitas hujan.
Gambar. 2.3.3. Luapan Air Pada Saluran Drainase

Dapat dilihat jelas bahwa saluran drainase tidak dapat menampung luapan air yang
terjadi akibat tingginya curah hujan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan luapan air
menggenangi ruas jalan yang di lalui saluran drainase tersebut.

Namun intensitas hujan yang tinggi bukanlah salah satu penyebab utama terjadinya
banjir pada daerah tersebut, pendangkalan pada drainase yang disebebkan
kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah pada saluran drainase tersebut
merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir pada daerah tersebut. Kurangnya
kesadaran masyarakat ini terhadap sampah dan pengolahannya sangatlah
berdampak buruk terhadap lingkungan dan berakibat banjir dan pencemaran
lingkungan.

2.4. Dampak bencana banjir yang terjadi di pada daerah tersebut.


            Bencana banjir yang terjadi di lokasi tersebut menimbulkan dampak yang
sangat merugikan, baik kerugian bagi masyarakat sekitar ataupun bagi pengguna
jalan. Adapun efek atau akibat dari banjir yang terjadi di lokasi tersebut adalah :
1. Merusak struktur bangunan bagi masyarakat sekitar;
2. Menyebabkan terjadinya endapan air yang dapat merusak pondasi dari
struktur jalan yang tergenang banjir tersebut;
3. Air bersih pada lingkungan terjadi banjir menjadi tercemar;
4. Terhambatnya lalu lintas karena tidak dapat dilalui saat terjadi banir pada
daerah tersebut;
5. Derasnya laju aliran banjir menyebabkan struktur drainase dan jembatan
yang dilalui aliran air tersebut menjadi menjadi rusak.

2.5 Cara mengatasi bencana banjir di daerah tersebut.


            Ada ungkapan lebih baik mencegah daripada mengobati. Itu merupakan
ungkapan yang bijaksana mengingat upaya pencegahan lebih mudah dilakukan
daripada mengobati itu sendiri. Hal ini pun bisa kita terapkan dalam hal pencegahan
banjir. Ada beberapa upaya untuk mencegah terjadinya banjir, yaitu:
1. Membuang sampah pada tempatnya;
2. Membersihkan saluran drainase yang mulai mendangkal akibat dari sampah;
3. Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air di kala hujan, dengan
kata
lain tidak menembok seluruh lahan di sekitar rumah, sebagian lagi dibiarkan
berupa tanah.
4. Membuat sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan.

Namun, ketika terjadi hujan dan air di sekitar kita semakin tinggi,   lakukan   hal-hal
berikut ini :   
1. Bawalah dokumen berharga dan perlengkapan pengungsian yang penting.
2. Matikan listrik, kompor, dan pastikan rumah dalam kondisi terkunci.
3. Segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
4. Hati-hatilah saat melewati kabel-kabel atau benda-benda yang mengandung
listrik. Untuk sementara waktu mungkin akan kesulitan air bersih. Namun, jangan
coba minum atau mandi dengan air banjir. Kamu bisa sakit gatal dan terkena
radang.

PENUTUP
  3.1. Kesimpulan
      Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi.
Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering dan
lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus
sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah banjir
juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi
sanggup menampung banyaknya air hujan.
      Bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama ini  tidak semata-mata
disebabkan oleh alam, namun juga disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri.
Dengan demikian, maka seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia serta
pemerintah harus bersama-sama mencegah agar bencana banjir tidak semakin
parah, dan pada akhirnya Indonesia bebas dari banjir.

3.2. Saran
            Bencana banjir yang selama ini terjadi di Indonesia telah membawa
kerugian yang sangat besar. Melihat kondisi ini, maka pencegahan banjir adalah hala
yang mutlak yang harus dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia guna
mencegah dan meminimalkan dampak yang akan terjadi akibat bencana banjir.
            Adapun hal-hal yang harus kita lakukan untuk mencegah bencana banjir
adalah sebagai berikut:
 Menghentikan penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
 Mencegah terjadinya pendangkalan sungai,
 Tidak membuang sampah sembarangan termasuk di aliran sungai
 Membuat saluran air yang memadai Membuat tanggul yang baik
3.3. Dokumentasi Lokasi Banjir Yang Ditinjau

Gambar. 3.3.1. Dokumentasi Lokasi Banjir


Gambar. 3.3.2. Dokumentasi Lokasi Banjir

3.3. Dokumentasi Lokasi Banjir Yang Ditinjau

Gambar. 3.3.3. Dokumentasi Lokasi Banjir


Gambar. 3.3.4. Dokumentasi Lokasi Banjir

3.3. Dokumentasi Lokasi Banjir Yang Ditinjau


Gambar. 3.3.5. Dokumentasi Lokasi Banjir

Anda mungkin juga menyukai