Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang
menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan
bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam (Purwadarminta,
2006). Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupanmasyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2. Penyebab bencana dibagi menjadi dua yaitu alamiah dan ulah manusia.
Jelaskan pengertian penjelasan di atas , berikan contoh, dan kenapa hal itu
bisa terjadi ?
C. Rumah sakit
Rumah sakit memiliki fungsi kritis dalam manajemen bencana , dimana
rumah sakit wajib mengoperasikan beberapa fasilitas segera setelah bencana
untuk membatasi dampak dari bencana hilangnya nyawa. (Pinkowski, 2008).
Selain itu dalam pelaksaan penanganan bencana rumah sakit juga memiliki
peranan penting terkait dengan bantuan pelayanan medis meliputi : ( Depkes,
2009)
1. Menyiapkan daerah triage, label dan rambu rambu
2. Menyiapkan peralatan pertolongan , mulai dari peralatan life saving
sampai peralatan terapi definitif.
3. Menyiapkan SDM dengan kemampuan sesuai dengan standar pelayanan
dan kompetensi
4. Menyiapkan SOP dalam melaksanakan pertolongan medis
D. Puskesmas
Peran Puskesmas dalam penanggulangan bencana sangat beragam pada setiap
fase bencana dan memerlukan koordinasi kegiatan dengan instansi lain serta
kelompok masyarakat. (Depkes, 2007)
1. Peran Puskesmas Pada Fase Prabencana
- Membuat peta geomedik daerah rawan bencana
- Membuat jalur evakuasi
- Mengadakan pelatihan
- Inventarisasi sumber daya sesuai dengan potensi yang mungkin terjadi
- Menerima dan menindaklanjuti informasi peringatan dini (early
warning system)
- Membentuk tim lapangan yang tergabung dalam Satgas
- Mengadakan koordinasi lintas sector
2. Peran Puskesmas Pada Saat bencana
- Menuju lokasi bencana dengan peralatan yang diperlukan untuk triase
dan pertolongan pertama
- Melaporkan kejadian bencana kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota
- Melakukan penilaian cepat masalah kesehatan awal
- Menyerahkan tanggung jawab kepada Kadinkes bila telah tiba dilokasi
Puskesmas di sekitar lokasi bencana:
4. Tahap Rekonstruksi
Peran tenaga kesehatan pada fase rekonstruksi adalah:
a) tenaga kesehatanan pada pasien post traumatic stress disorder(PTSD)
b) tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait
bekerjasama dengan unsur lintas sector menangani masalah kesehatan
masyarakat pasca gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan
(Recovery) menuju keadaan sehat dan aman
F. Masyarakat
Secara nyata peran masyarakat itu terlibat pada pra bencana, saat bencana, dan
pasca bencana.
Peran masyarakat pada saat pra bencana antara lain
1. Berpartisipasi pembuatan analisis risiko bencana
2. Melakukan penelitian terkait kebencanaan,
3. Membuat Rencana Aksi Komunitas
4. Aktif dalam Forum PRB
5. Melakukan upaya pencegahan bencana
6. Bekerja sama dengan pemerintah dalam upaya mitigasi
7. Mengikuti pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk upaya PRB
8. Bekerjasama mewujudkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.
Peran masyarakat pada saat bencana antara lain
1. Memberikan informasi kejadian bencana ke BPBD atau Instansi terkait
2. Melakukan evakuasi mandiri
3. Melakukan kaji cepat dampak bencana
4. Berpartisipasi dalam respon tanggap darurat sesuai bidang keahliannya.
Peran masyarakat pada saat pasca bencana
1. Berpartisipasi dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi
2. Berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pembangunan sarana dan
prasarana umum.
G. Lembaga Usaha
Peran nyata lembaga usaha juga terlibat pada pra bencana, saat bencana dan
pasca bencana.
Analis 5W1H
No Pertanyaan Jawaban
Apakah yang dibahas Artikel tersebut membahas
dalam artikel tersebut? mengenai bencana meletusnya
1 What Gunung Sinabung.
(Apa) Apa dampak yang Pada artikel dijelaskan bahwa
ditimbulkan oleh meletusnya gunung sinabung
meletusnya Gunung melontarkan abu dan awan panas
Sinabung ? yang menyebabkan ribuan
penduduk terdampak langsung dari
hujan abu vulkanik akibat letusan
Gunung Sinabung .
2 When Kapan bencana Sejak Rabu (2/8/2017) pukul 08.00
(Kapan) meletusnya Gunung Wib hingga pukul 12.00 Wib telah
Sinabung terjadi ? terjadi beberapa kali letusa. dan 17
kali awan panas guguran
3 Where Dimana bencana tersebut Bencana terjadi di Gunung
(Dimana) terjadi? Sinabung, Kabupaten Karo,
Provinsi Sumatera Utara.
Mengapa bencana Gunung Sinabung meletus akibat
meletusnya Gunung dari peningkatan aktivitas magma
Sinabung bisa terjadi? dalam perut bumi yang merangsek
4 Why keluar melalui jalur-jalur lava pijar.
(Mengapa) Mengapa masyarakat Masyarakat yang bermukim dan
yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai
beraktivitas di dekat yang berhulu di Gunung Sinabung
sungai- sungai yang agar tetap waspada terhadap
berhulu di gunung ancaman bahaya lahar. Hal tersebut
sinabung harus tetap dikarenakan telah terbentuknya
waspada? bendungan alam di hulu Sungai
Laborus, maka penduduk yang
bermukim dan beraktivitas di
sekitar hilir daerah aliran sungai
Laborus agar tetap menjaga
kewaspadaan karena bendungan ini
sewaktu-waktu dapat jebol, bila
tidak kuat menahan volume air
sehingga mengakibatkan
lahar/banjir bandang ke hilir. BPBD
Kabupaten Tanah Karo agar segera
melakukan sosialisasi ancaman
bencana lahar/banjir bandang ini ke
penduduk yang bermukim dan
beraktivitas di sepanjang hilir dan
sekitar Sungai Laborus.
Siapa saja yang menjadi Yang menjadi korban dalam
korban dalam bencana bencana tersebut adalah penduduk
5 Who tersebut ? di sekitar Gunung Sinabung. Tidak
(Siapa) terdapat korban jiwa, hingga saat ini
masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038
KK di 8 pos pengungsian. Namun
hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal
di pos pengungsian. Lainnya banyak
yang tinggal di tempat lain di luar
pos pengungsian. Kebutuhan
sandang pangan secara umum
terpenuhi.
Siapa saja yang terlibat Beberapa pihak terlibat dalam
dalam penanggulangan penanggulangan Gunung Sinabung.
bencana tersebut? Pihak tersebut meliputi BPBD Karo
bersama TNI, Polri, Dinas
Kesehatan dan SKPD lain, relawan,
dan masyarakat.
6 How Bagaimana kronologis Kronologisnya yaitu hampir setiap
(Bagaimana) dan penanggulangan hari Gunung Sinabung meletus
yang telah dilakukan? hingga 2-8 kali sehari. Aktivitas
vulkanik sangat tinggi. Sejak Rabu
(2/8/2017) pukul 08.00 Wib hingga
pukul 12.00 Wib telah terjadi
beberapa kali letusan dan 17 kali
awan panas guguran. Pos
Pengamatan Gunung Sinabung
PVMBG melaporkan pada pukul
10.00 Wib terjadi letusan dengan
tinggi kolom 4.200 m disertai
dengan luncuran awan panas
guguran sejauh 4.500 m ke
tenggara-timur. Angin sedang ke
arah selatan. Amplitudo120 mm dan
lama gempa 553 detik.
d. Alat pertolongan
Masker
Obat-obatan
Perlatan medis
Ambulance
Sarung tangan
Tandu
Tali
Kendaraan lain (mobil, motor, truk, dll.)
5. Tanah Longsor
Bencana tanah longsor di Indonesia banyak terjadi di daerah yang memiliki
derajat kemiringan lereng tinggi. Bencana ini umumnya terjadi pada saat
curah hujan tinggi. Berdasarkan catatan kejadian bencana, daerah yang sangat
rawan terjadi bencana longsor adalah sepanjang pegunungan Bukit Barisan di
Sumatera dan pegunungan di Jawa dan Sulawesi dan di Nusa Tenggara.
6. Kekeringan
Variabilitas iklim yan tinggi menyebabkan adanya kejadian ekstrim basah dan
ekstrim kering. Saat terjadi ekstrim basah, maka potensi terjadinya bencana
banjir dan longsor meningkat, begitu pun sebaliknya, apabila terjadi ekstrim
kering, maka potensi kemarau berkepanjangan akan cukup besar.
7. Kebakaran hutan dan Lahan
Peningkatan konsentrasi CO2 sebesar 30 persen dalam 100 tahun terakhir
mengakibatkan suhu permukaan bumi meningkat antara 0,3 0,6C (Lal,
et.al., 2002). Peningkatan suhu tersebut mengakibatkan fenomena ENSO (El-
Nino Southern Oscilation) di kawasan Asia Tenggara. Perubahan iklim global
yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan di Indonesia itulah yang
menjadi salah satu faktor pemicu kebakaran lahan dan hutan. Luasnya areal
lahan dan hutan yang terbakan di Indonesia hingga saat ini dipengaruhi pula
oleh karakteristik biofisik lahannya. Sebagian besar kejadian kebakaran pada
10 tahun terakhir terjadi di lahan gambut.
8. Cuaca Ekstrim ( Angin Putting Beliung)
Cuaca ekstrim berkaitan dengan kejadian luar biasa yang berpotensi
menimbulkan bencana, yaitu meliputi kejadian angin tornado, badai siklon
tropis dan angin puting beliung. Khusus untuk wilayah Indonesia, BNPB
menetapkan cuaca ekstrim hanya angin puting beliung saja. Angin puting
beliung disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.
Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal
berwarna abu-abu gelap dan menjulang tinggi.
a. Penyebab terjadinya
Penyebab terjadinya letusan gunung Agung tidak berbeda dengan penyebab
letusan gunung lainnya yang ada di dunia. Penyebab gunung Agung Meletus
tidak terlepas dari proses pembentukan gunung itu sendiri. Proses
terbentuknya gunung api dipengaruhi oleh 2 hal. Pertama adalah pergerakan
lempeng bumi baik saling menjauh, bertubrukan maupun saling berpapasan
sehingga hal ini bias menimbulkan gunung api ataupun pegunungan. Kedua,
terdapat gaya endogen dari dalam perut bumi yang disebabkan oleh magma.
Ketika magma yang bersifat basa menuju kebawah dan magma yang bersifat
asam menuju keatas permukaan bumi, maka magma ini akan menimbulkan
gaya dorong keatas hingga mendobrak batuan penyusun kerak bumi. Magma
ini akan muncul ke permukaan melalui pipa gunung api (Nandi, 2006).
Proses tersebutlah yang terjadi pada gunung Agung.Gunung Agung tercatat
Meletus pada tahun 1808, 1821, 1843, 1963. (Hidayat, 2017)
b. Kesiapan tim bantuan penolong
Berdasarkan pernyataan dinas kesehatan Kabupaten Karangasem serta
Dinkes Provinsi tim kesehatan telah disiapkan untuk para pengungsi baik
saat ini maupun nanti apabila terjadi erupsi. Tim bantuan medis tersebut
akan bertugas menyesuaikan dengan posko yang telah dibentuk oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tim bantuan medis yang akan
diterjunkan untuk setiap posko pengungsian terdiri dari unsur dokter,
perawat, bidan, tenaga farmasi, dan petugas kesehatan lingkungan, serta
mereka ini akan ditugaskan bergilir selama 24 jam. Tim ini merupakan tim
dari puskesmas setempat yang ditugaskan standby di pos pengungsian, dan
nantinya akan didukung oleh tim kesehatan dari kabupaten lain, maupun dari
provinsi jika dirasa kewalahan melayani lonjakan jumlah pengungsi. Dia
menambahkan, di samping tim bantuan medis itu dari kabupaten setempat,
Dinkes Provinsi Bali juga telah menyiapkan tim reaksi cepat yang akan
memberikan "assessment" terkait kondisi kesehatan pengungsi apakah perlu
dirujuk ke rumah sakit ataukah langsung diobati di tempat. Selain dari sisi
tim medis, obat-obatan dan masker juga sudah disiapkan, bahkan masker
dari Dinkes Provinsi Bali sejumlah 190 ribu sudah disebarkan. Untuk
memenuhi kebutuhan pengungsi yang terus bertambah, ketersediaan logistik
mencukupi hingga satu bulan ke depan. Bantuan terus berdatangan, baik
bantuan dari pemerintah, pemda, dunia usaha dan masyarakat (Antara,
2017).
Anatara. (2017). Dinkes Siapkan Bantuan Medis Gunung Agung. Retrieved from:
http://www.mediaindonesia.com/news/read/123371/dinkes-siapkan-bantuan-
medis-gunung-agung/2017-09-20
Ariyanti, I.H. (2015). Implementasi Kebijakan Penanggulangan Bencana (Studi
Deskriptif tentang Penanggulangan Bencana Letusan Gunung Kelud di
Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri). 3(2). ISSN: 2303 - 341X
BNPB. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana. Available at :
https://bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf
Depkes RI. (2009). Pedoman Perencanaan Penyiagaan Bencana Bagi Rumah Sakit.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Febrin, R. (2016). Semburan Abu Setinggi 4,2 Kilometer dan Meluncurkan Awan
Panas Sejauh 4,5 Kilometer ke Arah Tenggara dan Timur. Sumatera: Jurusan
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau
Hidayat, M. A. (2017). Sejarah Letusan Gunung Agung sejak 1808. Viva. Retrieved
from: http://www.viva.co.id/berita/nasional/959516-sejarah-letusan-gunung-
agung-sejak-1808
Kantor Staf Presiden. (2017). KSP Kawal Runggu Kabupaten Penanganan
Bencana Sinabung. Available at : http://ksp.go.id/ksp-kawal-runggu-
kabupaten-penanganan-bencana-sinabungksp-kawal-runggu-
kabupaten-penanganan-bencana-sinabung/
Kompas. (2014). Ini Langkah Pemerintas Atasi Erupsi Sinabung. Retrived at :
http://nasional.kompas.com/read/2014/01/28/1052596/Ini.Langkah.Pemerint
ah.Atasi.Erupsi.Sinabung. Diakses pada 6 Oktober 2017.
Kurniayanti, M.A. (2012). Peran Tenaga Kesehatan Dalam Penanganan Manajemen
Bencana. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada I Volume 01/Nomor
01/Agustus 2012.
Pinkowski, Jack (Edt.); 2008. Disaster Management Handbook, CRC Press. Boca
Raton, Florida, USA
Rastika, I. (2017). Gunung Sinabung Meletus, Warga Diminta Hindari Wilayah Ini.
Kompas. 20 Mei 2017.
http://regional.kompas.com/read/2017/05/20/13113211/gunung.sinabung.mel
etus.warga.diminta.hindari.wilayah.ini. Tanggal Akses : 14 Oktober 2017
OLEH :
SGD 3
Ni Putu Tamara Danaswari (1402105004)
Ni Putu Ayu Sri Padmayani (1402105010)
Made Dian Darmalini (1402105011)
Ni Putu Rhisa Mahasari (1402105014)
I Nengah Puniarta (1402105018)
I Gst. A. Dian Sundari A. (1402105020)
Ni Putu Eka Budiartini (1402105022)
I Kadek Apti Sukaningrat (1402105027)
Ida Ayu Nanda Purnamasari (1402105040)
A.A. Putu Nita Widyasrini (1402105043)
I G.A. Ayu Diah Sri Utami (1402105059)