Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWATAN BENCANA

“ANALISA PENGELOLAAN BENCANA BANJIR BANDANG”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Ade Yoan Tristiantini S (30902200235)


2. Aditya Sakhirul Ulum (30902200239)
3. Amei Dwi Widyawati (30902200242)
4. Eka Salsa Sari (30902200260)
5. Fatkhiyah Hanim (30902200262)
6. Nina Fitriyani Rahayu (30902200282)
7. Tania Tiara (30902200305)
8. Tria Evita Sari (30902200306)
9. Yulia Ulfa K (30902200319)

PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat
sepanjang tahun 2019 telah terjadi 3.814 kejadian dengan 784 di antaranya
merupakan bencana banjir (BNPB, 2020). Banjir terjadi hampir di
sebagian besar wilayah Indonesia. Bahkan beberapa wilayah yang dulunya
bukan merupakan kawasan rawan banjir, di tahun 2019 mengalami banjir
besar, seperti yang terjadi di Provinsi Bengkulu, banjir melanda di
sembilan kabupaten/kota. Data BNPB menyebutkan bahwa bencana banjir
tersebut telah mengakibatkan 30 orang meninggal dunia, 12.000 warga
harus mengungsi, 6 orang dinyatakan hilang, 4 orang luka-luka, 13.000
jiwa terdampak, 1.225 rumah rusak, 1.187 unit rumah terendam, 7 fasilitas
pendidikan rusak ringan, 7 fasilitas pendidikan terendam lumpur, 40 titik
infrastruktur terendam, 9 unit sarpras perikanan dan kelautan rusak, 3.000
hektar sawah dan kebun rusak, dan 857 hewan ternak mati (BNPB,
2019;Qodriyatun 2020).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2001)
bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang
mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta
memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna
sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Sedangkan
definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia
atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala
tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang
terkena.
Bencana alam merupakan peristiwa atau serangkaian kejadian yang
disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat mengganggu dan
mengancam tatanan lingkungan, kerugian materi maupun korban jiwa.
Oliver dalam Rahiem & Widiastuti (2020) mengemukakan bahwa bencana
merupakan bagian dari proses alam yang terjadi melebihi frekuensi
biasanya dan menyebabkan kesulitan luar biasa bagi manusia akibat
adanya kerusakan yang signifikan. Berdasarkan pendapat di atas bencana
alam merupakan ancaman bagi manusia ataupun lingkungan termasuk
Indonesia yang merupakan daerah rawan bencana.
Penyebab bencana dapat dibagi menjadi dua, yakni alam dan
manusia. Secara alami bencana akan selalu terjadi di muka bumi, misal
tsunami, gempa bumi, gunung meletus, jatuhnya benda-benda dari langit
ke bumi (misalkan meteor), tidak adanya hujan pada suatu lokasi dalam
waktu yang relatif lama sehingga menimbulkan bencana kekeringan, atau
sebaliknya curah hujan yang sangat tinggi di suatu lokasi menimbulkan
bencana banjir dan tanah longsor (Sjarief, 2010).
Salah satu bencana yang hampir terjadi setiap tahun di Indonesia
adalah Banjir. Reza dan Pamungkas (2014) menyatakan bahwa banjir
merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang terjadi akibat intensitas
curah hujan yang tinggi di mana terjadi kelebihan air yang tidak
tertampung oleh jaringan pematusan suatu wilayah. Selain pendapat di atas
yang mengemukakan bahwa banjir terjadi karena factor alam akan tetapi
ada factor lain yang mengakibatkan banjir yaitu dengan campur tangan
manusia seperti membuang sampah sembarangan dan menebang pohon
secara liar sehingga ketika hujan turun maka air tidak akan menyerap
kedalam tanah dengan baik sehingga terjadi banjir. Penelitian sejalan yang
dilakukan Li dkk., (2013) mengemukakan bahwa banjir adalah semacam
fenomena hidrologi ekstrem. Banjir tidak hanya menyebabkan kerusakan
serius pada air. Fasilitas konservansi serta produksi industri dan pertanian,
tetapi juga menyebabkan ancaman kehidupan dan keamanan manusia.
Dengan demikian banjir merupakan bencana yang bukan hanya
mengakibatkan kerusakan pada segmen tertentu tetapi juga pada keamanan
setiap individu, kelompok maupun infrastruktur (Nasrullah, Akbar, and
Supena 2021).
Dampak yang ditimbulkan akibat bencana banjir dapat beupa fisik
dan nonfisik. Dampak banjir yang menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup berupa rusaknya area pemukiman penduduk,sulitnya mendapatkan
sumber air bersih,rusaknya sarana dan prasarana penduduk,rusaknya area
pertanian,timbulnya penyakit-penyakit,serta menghambat transportasi
darat (Ayuningtyas and Rahayu 2014).
Tindakan atau penanganan ketika terjadi bencana banjir adalah
masyarakat menyelmatkan jiwa seperti mengungsi baik mengungsi ke
tempat pengungsian ataupun kerumah kerabat serta kerumah lain yang
aman mengikuti arahan evakusi,membawa barang berharga atau dokumen
penting,mengikuti sosialisasi,dan lain sebagainya. Penanganan pasca
banjir yaitu untuk menghadapi banjir selanjutnya adalah meninggikan
lantai rumah dan membuat tanggul didepan rumah. Tindakan berasal dari
pemerintah yaitu pembentukan kelompok tanggap bencana dengan
anggotanya adalah masyarakat yang telah mendapatkan pelatihan dari
dinas sosial mencegah bencana banjir dengan cara memberikan sistem
informasi mengenai prediksi terjadinya bencana banjir disampaikan lebih
cepat kepada masyarakat,memahami daerah setempat untuk dijadikan area
pengungsian,memiliki persdiaan kebutuhan dasar,mengikuti arahan
evakusi,membawa barang berharga atau dokumen penting,mengikuti
sosialisasi,dan lain sebagainya (Ayuningtyas and Rahayu 2014)
Berdasarkan uraian diatas kelompok 15 C bertujuan ingin
mengetahui respon masyarakat terhadap resiko bencana banjir di
Bengkulu/siaga bencana lanjutan melalui anlisa video,observasi mengenai
kepedulian terhadap penanggulangan bencana banjir,jumlah dan jenis yang
digunakan untuk sosialisasi dampak dan cara penanggulangan
banjir,media pendukung dalam sosialisasi yang dapat memberikan
gambaran terhadap dampak dari bencana banjir.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Ingin mengetahui respon masyarakat terhadap resiko bencana
banjir di Bengkulu/siaga lanjutan melalui analisa video,observasi
mengenai kepedulian terhadap penanggulangan bencana
banjir,jumlah dan jenis media yang digunakan untuk sosialisasi
dampak dam cara penanggulangan bencana banjir,media pendukung
dalam sosialisasi yang dapat memberi gambaran terhadap dampak
bencana banjir
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat lebih memahami tentang penanggulangan
bencana banjir
b. Dapat menganalisis bencana melalui video dan dapat mengetahui
kejadidian bencana, manajemen bencana, triage yang dilakukan
dan memberikan gambaran untuk kemudian hari.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian bencana
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain: berupa
banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kekeringan,
dan angin topan. Bencana alam merupakan peristiwa alam yang
mengakibatkan dampak besar bagi manusia. Korban dapat berupa
perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang menderita baik
secara fisik, mental, maupun sosial ekonomi. Sebagai akibat dari
terjadinya bencana, menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam
melaksanakan tugas kehidupannya (Murdiyanto & Gutomo, 2015).

B. Jenis-jenis bencana
 Tanah longsor
 Banjir
 Tsunami
 Gempa bumi
 Kekeringan
 Angin badai
 Gunung Meletus (Tondobala, 2011).

C. Pengertian banjir
Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering
(bukan daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh
curah hujan yang tinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran
rendah hingga cekung. Selain itu terjadinya banjir jua dapat disebabkan
oleh limpasan air permukaan (runoff) yang meluap dan volumenya
melebihi kapasitas pengaliran sistem drainase atau sistem aliran sungai.
Terjadinya bencana banjir juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan
infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak mampu lagi menyerap
air. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan
yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol,
pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain ((Villela,
2013).

D. Jenis jenis banjir


Berdasarkan Pusat Krisis Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia jenis-jenis banjir dapat di bagi menjadi 3
1. Banjir genangan merupakan banjir yang disebabkan oleh hujan
namun genangan air di wilayah tersebut tidak dapat mengalir sehingga
air tidak dapat mengalir secara lancar.
2. Banjir bandang merupakan banjir besar terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya sesaat, banjir bandang biasanya disebabkan oleh
intensitas curah hujan tinggi dengan durasi lama yang menyebabkan
volume air sungai meningkat.
3. Banjir rob (akibatnya naiknya permukaan air laut) merupakan banjir
yang disebabkan oleh pasangnya air laut yang mengakibatkan
gelombang tinggi serta angin badai di sepanjang pantai dengan
menggenangi daratan (Mardikaningsih et al., 2017).

E. Factor-faktor penyebab banjir


Banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas normal,
sehingga sistem aliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai serta
sistem drainase dan penampung banjir buatan yang ada tidak mampu
menampung volume air hujan sehingga terjadi meluap. Kemampuan daya
tampung sistem aliran air tidak selamanya sama, tetapi dapat berubah
akibat sedimentasi, penyempitan sungai akibat fenomena alam dan ulah
manusia, tersumbat sampah serta hambatan lainnya. Penggundulan hutan
di daerah resapan air (catchment area) juga menyebabkan peningkatan
debit banjir karena debit volume air yang masuk ke sistem aliran menjadi
tinggi sehingga melebihi kapasitas pengaliran dan menjadi pemicu erosi
pada lahan. Berkurangnya resapan air juga berkontribusi atas
meningkatnya debit banjir. Daerah permukiman yang padat bangunan
dapat mengakibatkan tingkat resapan air di dalam tanah berkurang, jika
terjadi hujan dengan curah hujan tinggi maka air di permukaan sungai
akan meningkat dan mengakibatkan banjir. Pengaruh fisiografi atau
geografi fisik sungai seperti bentuk, dan kemiringan Daerah Pengaliran
Sungai (DPS), kemiringan sungai, geometri hidrolik (Bentuk penampang
seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai).
Terjadinya banjir disebabkan oleh kondisi atau fenomena alam (topografi,
curah hujan) kondisi geografis daerah dan kegiatan manusia yang
berdampak pada perubahan tata ruang atau lahan di suatu daerah
((Marhendi & Wardhana, 2017).

F. Penyebab banjir secara alami


Yang termasuk sebab-sebab alami diantaranya adalah :
 Curah hujan
 Pengaruh fisiografi
 Erosi dan Sedimentasi
 Kapasitas sungai
 Kapasitas drainasi yang tidak memadai
 Pengaruh air pasang (Mardikaningsih et al., 2017).

G. Penyebab akibat aktivitas manusia


Banjir juga dapat terjadi akibat ulah/aktivitas manusia sebagai
berikut:
 Perubahan kondisi DAS
 Kawasan kumuh dan sampah
 Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian
 Kerusakan bangunan pengendali air
 Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
 Rusaknya hutan (hilangnya vegetasi alami) (Rumahorbo et al., 2020)
H. Dampak banjir
Dampak terjadinya banjir antara lain hilangnya nyawa manusia
atau terluka, hilangnya harta benda, kerusakan permukiman, kerusakan
wilayah perdagangan, kerusakan area pertanian, kerusakan sistem
drainase, irigasi, kerusakan jalan atau terputusnya jembatan serta
kerusakan sistem telekomunikasi). Dampak banjir juga dapat
menimbulkan penyakit diantaranya : diare, penyakit kulit, konjungtivitas,
leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut, demam berdarah, dan
penyakit saluran pencernaan. Dampak banjir terjadi pada aspek dengan
tingkat kerusakan berat (Marhendi & Wardhana, 2017).
ANALISA VIDEO

Tempat : di daerah bengkulu

1. Pelaporan kejadian banjir bandang di daerah bengkulu


2. Pembagian tim (sesuai triase) Ada Tim Basarnas, PMI, Dokter
penolong korban banjir bandang, Tim triase (merah: luka berat
mengancam nyawa), (kuning: luka sedang dan tidak mengancam
nyawa), (hijau: luka ringan), (hitam: meninggal)
3. Diberitahukan korban : 5 meninggal, 3 luka berat, 3 luka ringan, dan 3
Luka sedang

Hal yang dibutuhkan setelah terjadi bencana

a. P3k

b. Ambulance

Pemerintah sudah memadai kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana.

Analisa korban pita hijau

 Bisa berjalan
 Luka ringan

Analisa korban pita kuning

 Korban luka sedang


 Tidak bisa berjalan sendiri

Analisa korban pita merah

 Baju pink : sadarkan diri tetapi nadi dan pernafasan masih lemah dan
mengalami pendarahan
Pita hitam

 Baju hitam : nadi tidak teraba

Bantuan dari pemerintah : sudah memberi bantuan dan sudah memadai

Akibat atau dampak

 Gangguan psikologis pada korban bencana


 menghilangkan nyawa seseorang
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan menurut dari kelompok 15 dapat disimpulkan bahwa
bencana banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di
Indonsia. Definisi dari banjir adalah keadaan dimana suatu daerah
tergenang oleh air dalam jumlah yang besar, namun kadangkala banjir
dapat datang secara tiba-tiba akibat dari angin badai atau meluapnya air
laut sehingga terjadi bencana banjir yang sangat besar sehingga
mengakibatkan para penduduk disekitar pantai terkena dampaknya seperti
runtuhnya pepohonan dan rumah-rumah warga.
Dibanyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai
daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi
kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadamg
terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air
kering dengan air. Banjir semacam ini disebut dengan banjir bandang.
Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi),
maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran-
saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan (run off)
sebagian akan masuk atau meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan
sebagainya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi).
Banyaknya tumpukan sampah merupakan penyebab utama banjir
bandang karena beberapa dari kita banyak yang malas untuk membuang
sampah pada tempatnya, yang semestinya wajib kita lakukan agar
terhindar dari banjir. Namun masih banyak masyarakat yang kurang
tanggap dan terkesan meremehan hal ini. Sehingga sampah jadi
menumpuk dan menyumbat beberapa saluran air.
B. Saran
Menyadari permasalahan banjir bandang ini, hasil diskusi kami
merekomendasikan beberapa solusi. Dengan didasari kajian diatas,
pemerintah seharusnya bekerja sama dengan masyarakat dan pihak swasta
untuk memperhatikan tata ruang kota dengan memperhatikan letak
geografis kota tersebut. Apakah rawan terhadap berbagai bencana atau
tidak. Hal ini ditekankan perlu adanya kajian pada peta paparan banjir
bandang di kota yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Rizka Nurhaimi, and Sri Rahayu. 2014. “Kajian Pemahaman


Masyarakat Terhadap Banjir Di Kelurahan Ulujami, Jakarta.” Teknik PWK
(Perencanaan Wilayah Kota) 3(2): 351–58.

Nasrullah, Yuliana, Zarina Akbar, and Asep Supena. 2021. “Pengembangan


Media Komik Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesiapsiagaan Bencana
Banjir Pada Anak.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6(2):
832–43.

Qodriyatun, Sri Nurhayati. 2020. “Bencana Banjir: Pengawasan Dan


Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berdasarkan UU Penataan Ruang Dan
RUU Cipta Kerja.” Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial 11(1): 29–42.

Mardikaningsih, S. M., Muryani, C., & Nugraha, S. (2017). Studi Kerentanan dan
Arahan Mitigasi Bencana Banjir di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen
Tahun 2016. Jurnal Geo Eco, 3(2), 157–163.

Marhendi, T., & Wardhana, P. N. (2017). Analisis Penyebab Banjir Kali Juana.
Jurnal Techno, 18(1), 15–22.
http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Techno/article/view/1414

Murdiyanto, & Gutomo, T. (2015). Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor dan
Upaya Masyarakat dalam Penanggulangan. Jurnal PKS, 14(4), 437–452.

Rumahorbo, I., Hidayat, U., Prasetyo, S., & Mulya, A. (2020). Analisis Kondisi
Atmosfer Pada Kejadian Hujan Lebat Penyebab Banjir Deli Serdang ( Studi
Kasus : 18 Juni 2020 ). Prosiding Seminar Nasional Kahuripan I Tahun 2020,
144–148.
https://conference.kahuripan.ac.id/index.php/SNapan/article/view/39

Tondobala, L. (2011). Pendekatan Untuk Menentukan Kawasan Rawan Bencana


di Pulau Sulawesi. Jurnal Sabua, 3(3), 40–52.

Villela, lucia maria aversa. (2013). Penyebab Banjir. Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Anda mungkin juga menyukai