Anda di halaman 1dari 61

PENYAKIT AKIBAT KERJA KIMIA

ERWIN
SAKIT DAN PENYAKIT
• PENYAKIT (DISEASE) & SAKIT (ILLNESS)
• PENYAKIT – TIDAK SAKIT (ex: HT)
• SAKIT – BUKAN PENYAKIT (ex: psikosomatis)
• PAK : Penyakit yang disebabkan oleh Pekerjaan atau
lingkungan kerja (Perpres No. 7 tahun 2019 pasal 1)
WORK RELATED DISEASE=PAHK

• Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan


(Work Related Diseases) :
Adalah penyakit yang dicetuskan,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
PAK
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik -Fisik
-Mental
-Kimia
-Sosial
-Biologi
-Ergonomi
Kapasitas kerja -Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani
& rohani
- Status
kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Peraturan Baru tentang PAK
• Perpres No. 7 tahun 2019 tentang Penyakit
Akibat Kerja Pasal 2 ayat 3- Penyakit Akibat
Kerja meliputi jenis penyakit :
JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA PENYEBAB
1. PENYAKIT AKIBAT AKTIFITAS FAKTOR KIMIA : 39 JENIS
PEKERJAAN FAKTOR FISIK : 7 JENIS
FAKTOR BIOLOGIS : 9 JENIS
2. BERDASARKAN SISTEM TARGET ORGAN PENYAKIT SALURAN NAFAS : 12 JENIS
PENYAKIT KULIT : 3 JENIS
GANGGUAN KERANGKA : 8 JENIS
GANGGUAN MENTAL PERILAKU : 2 JENIS

3. KANKER AKIBAT KERJA 8 JENIS


4. SPESIFIK LAINNYA
a. Penyakit yang disebabkan pajanan faktor yang
timbul dari aktifitas pekerjaan
a.1. Penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia

Penyakit yang disebabkan oleh


No No.
1. Berrilium & persenyawaannya 11. Derivat halogen dari persenyawaan
2. Cadmium atau persenyawaannya hidrokarbon alifatik atau aromatik
3. Fosfor atau persenyawaannya 12. Benzene atau homolognya
4. Krom atau persenyawaannya 13. Derivat nitro dan amina dari benene atau
homolognya
5. Mangan atau persenyawaannya
14. Nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya
6. Arsen atau persenyawaannya
15. Alcohol, glikol, atau keton
7. Raksa atau persenyawaannya
16. Gas penyebab asfiksia, seperti CO, H2SHCN
8. Timbal atau persenyawaannya atau derivatnya
9. Fluor atau persenyawaannya 17. Acrylonitrile
10. Karbon disulfida atau persenyawaannya 18. NO2
Penyakit yang disebabkan
oleh 30. Timah atau persenyawaannya
31. Zinc atau persenyawaannya
19. Vanadium atau persenyawaannya 32. Phosgene
20. Antimon dan persenyawaannya 33. Zat iritan kornea seperti benzoquinone
21. Hexane 34. Isosianat
22. Asam ineral 35. Pestisida
23. Bahan obat 36. SO2
24. Nikel atau persenyawaannya 37. Pelarut organik
25. Thalium atau persenyawaannya 38. Lateks atau produk yang mengandung
lateks
26. Osmium atau persenyawaannya
39. Bahan kimia lain yang ada di tempat kerja
27. Selenium atau persenyawaannya
yg ada hubungan langsung antara paparan
28, Tembaga atau persenyawaannya dan penyakit yg dpt dibuktikan secara
29. Platinum atau persenyawaannya ilmiah dg metode yg tepat
b. Penyakit berdasarkan sistem
target organ
b.1. Penyakit saluran pernafasan, meliputi:
1. Pneumokoniosis yg 4. Siderosis
disebabkan oleh debu 5. Penyakit bronkopulmoner
mineral pembentuk yg disebabkan oleh debu
jaringan parut, meliputi logam keras
silikosis, antrakosilikosis,
dan asbestos
6. Penyakit bronkopulmoner
yg disebabkan oleh debu
2. Silikotuberkulosis
kapas, meliputi bisinosis, vlas,
3. Pneumokoniosis yg henep, sisal, dan ampas tebu
disebabkan oleh debu atau bagassosis
mineral non fibrogenik
7. Asma yg disebabkan oleh penyebab sensitisasi 9. Penyakit paru akibat alumunium
atau zat iritanyg dikenal yg ada dlm proses 10. Kelainan saluran nafas atas akibat
pekerjaan.
sensitisasi atau iritasi zat yg ada dlm
8. Alveolitis alergika yg disebabkan oleh faktor dari proses pekerjaan
luar sbg akibat penghirupan debu organik atau
aerosol yg terkontaminasi dg mikroba, yg timbul 11. Kelainan saluran pernafasan atas yg
akibat aktifitas pekerjaan disebabkan oleh sensitisasi atau iritasi
9. PPOK akibat menghirup debu batu bara , debu zat yg ada dlm proses pekerjaan, dan
dari tambang batu, debu kayu, debu dari 12. Penyakit saluran pernafasan lain yg
gandum, dan pekerjaan perkebunan , debu dari tidak disebutkan di atas . dimana ada
kandang hewan, debu tekstil, debu kertas yg hubungan langsung antara paparan
muncul akibat aktifitas pekerjaan faktor fisika yang muncul akibat
aktifitas pekerjaan dengan penyakit
yg dialami oelh pekerja yg dpt
dibuktikan secara ilmiah dengan
menggunakan metode yg tepat
b.2. Penyakit kulit
1. Dermatosis kontak alergika dan urtikaria yg
disebabkan oleh faktor penyebab alergi lain yg
timbul dari aktifitas pekerjaan yg tdk termasuk
dalam penyebab lain
2. Dermatitis kontak iritan yg disebabkan oleh zat
iritan yg timbul dari aktifitas pekerjaan , tdk
termasuk dalmenyebab lain, dan
3. Vitiligo yg disebabkan oleh penyebab yg diketahui
timbul dari aktifitas pekerjaan , tidak termasuk
dalam penyebab lain.
PAK-KIMIA
• HARUS DIKETAHUI :
– JENIS BAHAN
– SIFAT BAHAN (ALLERGEN, IRRITANT, ASPHYXIANT)
– BENTUK FISIK/ WUJUD
– KELARUTANNYA
– UKURAN PARTIKEL
– KADAR
– TARGET ORGAN CHEMICAL/SYSTEMIC
– NAB
– BEI
Contoh
Jenis bahan toluene
Sifat bahan Iritan pada sal nafas dan kulit
Bentuk fisik Uap
Kelarutan Larut dalam lemak
Target organ Terutama syaraf
NAB 50 ppm (188 mg/m3); A4; kulit
BEI 0,24-0,64 g/L
factors that determine the type of toxic effect
a chemical can have on you

14
CIRI-CIRI PAK
1. Mengenai kelompok pekerja dengan risiko yang
sama
2. Kronis, tak jelas-samar, hampir sama dengan
penyakit umum  sering salah kenal
3. Ada hubungan antara bekerja dan tidak bekerja
(memberat saat bekerja, membaik saat libur/ tak
terpapar)
4. Pada umumnya irreversible
5. Ditemukan penyebab di tempat kerja
7 Langkah Diagnosis PAK
1.Menentukan diagnosis klinis
2.Menentukan pajanan yang dialami individu
tersebut dalam pekerjaan Ax pekerjaan,
observasi tempat kerja, mengkaji data sekunder
3.Menentukan apakah ada hubungan antara
pajanan dengan penyakit
4.Menentukan apakah pajanan yang dialami cukup
besar kuantitatif :data pengukuran, masa kerja;
kualitatif : mengamati cara kerja
5.Menentukan apakah ada peranan faktor-faktor
individu (faktor genetik, kebiasaan memakai APD)
6.Menentukan apakah ada faktor lain diluar
pekerjaan (ex: Ca paru  asbes, merokok?)
7.Menentukan dx PAK 
Apabila dapat dibuktikan bahwa minimal ada
satu faktor pekerjaan yang berperan sebagai
penyebab penyakit dapat dikategorikan PAK
EFEK BURUK
TERHADAP KESEHATAN
1. Efek yang menunjukkan penyakit secara klinis
(penyakit dini sampai dengan kecacatan berat);
2. Efek yang tidak cepat pulih dan menunjukkan
penurunan kemampuan tubuh dalam memperta-
hankan homeostasis;
3. Efek yang memudahkan kerentanan individu terha-
dap efek buruk pengaruh lingkungan pada umum-
nya;
4. Efek yang menyebabkan hasil pengukuran yang
bersangkutan berada di luar variasi ‘normal’,jika
ukuran-ukuran tsb. dipandang sebagai indikasi
dini penurunan kemampuan fungsi;
5. Efek yang menunjukkan perubahan metabolisme
dan biokimiawi. 18
PENYEBAB RENDAHNYA KASUS PAK :

1. TAK DITEMUKAN
2. ADA TAPI TIDAK TERDIAGNOSA
3. TERDIAGNOSA TAK DILAPORKAN
– Belum memasyarakat
– Dirasa merugikan
– Tak terjangkau
– Hambatan teknis/administratif
– Kronis/pensiun
KASUS 1
Seseorang datang dengan : sakit perut, muntah
 disangka appendisitis dioperasi
ternyata : Intoksikasi Pb

skrining karyawan lain


KASUS 2
• Seorang karyawan industri logam mengeluh fatigue,
pusing, sakit kepala
• Dokter perusahaan memperkirakan karena terpapar
Methylen Chloridekonsultasi pada ahli PAK 
disarankan mengurangi bahan pelarut tersebut
• Karyawan mengusulkan perbaikan lingkungan
kerja perusahaan memenuhiKeluhan tak ada
lagi
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyakit allergi/hipersensitif :
– Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma,
Pneumonitis, aspergilosis akut bronchopulmoner,
Hipersensitivitas lateks, penyakit jamur, dermatitis
kontak, anafilaksis.
– Lokasi biasanya di saluran pernafsan dan kulit
– Penyebab; bahan kimia, microbiologi, fisis dapat
merangsang interaksi non spesifik atau spesifik.

Dermatitis Kontak :
– Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi
– Lokasi di kulit
.
23
.
24
DERMATOSIS AKIBAT KERJA
Contoh kasus D. Contac allergica

• Dental Assistant
(allergy to glutaraldehyde and neomycin)
Contoh kasus D. contact allergica

• Optician - non-dominant hand dermatitis


(allergy to ethyl acrylate)
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA kimia

Penyakit Paru :
– Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema,
karsinoma bronkus, fibrosis, TBC,
mesotelioma, pneumonia,

Penyakit Hati dan Gastro-intestinal :


– Dapat berupa : kanker lambung dan kanker
oesofagus (tambang batubara dan vulkanisir
karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon
tetraklorida, trichloroethylene, kloroform)
Mesotelioma :
Asbestos Body:
Deposit debu batubara :
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA-
kimia

Penyakit Saluran Urogenital :


– Dapat berupa : gagal ginjal(uap logam
cadmium & merkuri, pelarut organik,
pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica
urinaria (karet, manufaktur/bahan pewarna
organik, benzidin, 2-naphthylamin).

Penyakit Hematologi :
– Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia
(benzena)
BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA-kimia

Penyakit Kardiovaskuler :

– PJK (CS2, viscon rayon, gliceril trinitrat,


ethylene glicol dinitrat)
– Vibrilasi ventrikel (TCE).

Gangguan alat reproduksi :


– infertilitas (ethylene bromida, benzena,
anasthetic gas, timbal, pelarut organic,
karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene)
– kerusakan janin (gas anestesi, Hg, pelarut
organik)
Penyakit Akibat Kerja & Faktor Penyebab
Faktor Kimia
Zat iritan  Irritasi sel. lendir
Zat korosif  luka bakar
Zat karsinogenik Ca
Zat alergendermatitis, asma
Zat Mutagenikmutasi genetik
Zat Teratogenik keln.kongenital
Debu  pneumokoniosis
PAK AKIBAT LOGAM BERAT

• Berilium : bronkitis, pharingitis


• Kadmium : gangguan ginjal
• Krom : perforasi sekat hidung
• Arsen : peny. Syaraf, hepatitis
• Merkuri : gangguan ginjal, ggn daya ingat, insomnia
• Timbal : gangguan ginjal, anemi, infertil. peny, syaraf
• Mangan : peny. Syaraf, gangguan emosi
BAHAN PENYEBAB GGA
Agen Rute pajanan Penggunaan di tempat kerja
Ethylene glycol kontak kulit dlm waktu lama Anti beku,; pelumas; pelarut organic yg larut air dlm
industry makanan dan kosmetik, industry film
cellophane
inhalasi uap hasil pemanasan
atau agitasi Ingesti
Carbon tertra Inhalasi uap Bahan kimia antara; fumigant; pelarut pernis,
chloride (CCl4) propellant, tinta, refrigerant, karet, dan industry
Ingesti
pembuatan lilin serta proses pencucian logam

Oxalic acid (asam Kontak kulit, ingesti Pemutih, deterjen, pelapis logam, pembersih karat
oksalat)
Inorganic mercury Inhalasi uap logam mercury Campuran dalam pembuatan amalgam, bohlam,
baterei, rectifiers (korektor); lempengan
logam(plating), riset; tanning agent, pembuatan
lakan (felt), tekstil, fotografi; bakterisida
BAHAN PENYEBAB GGK
Agen Rute pajanan Penggunaan di tempat kerja
Pb Inhalasi oksida Pb, debu Cat, pigmen, baterei, bahan pencampur,
Pb glazes, enamel, gelas, insektisida gol. lead-
arsenate
Cadmium Inhalasi oksida cadmium Alloying; welding; pestisida; pengolahan zinc;
engraving; campuran pd pembuatan baterei,
dental amalgam, dam industry pembuat cat

Senyawa Inhalasi, absorbs kulit Pengecatan gelas, pengglasuran keramik,


uranium enameling, bekerja di nuclear power plants

Senyawa Inhalasi debu, fume, Pigmen, mordants in textile printing


chromium mist; absorbs kulit compounds, pewarnaan kulit, pelapis
logam,pengendali karat
Carbon Inhalasi; absorbs kulit Pelarut, pestisida, campuran dalam
disulfide pembuatan kaca optic dan rayon
Kanker ginjal & sal.kemih
• Penginduksi : radiasi mengion, senyawa Pb,
dimethylnitrosamine dan aflatoxin B
• Kanker buli2 merupakan satu2nya neoplasma
yang berhubungan dengan pekerjaan (-beta-
naphthylamine)
• Aromatic-amine merupakan bahan antara untuk
pembuatan pewarna (dye –stuff) dan pigmen.
Bahan ini juga ditemukan pada bahan kimia,
tekstil, karet, cat, dan industry pemrosesan kulit
dimana insiden kanker buli2 ternyata meningkat
pada semua pekerja yang bekerja di sini.
Kanker prostat
• Cd
• cadmium ditemui di berbagai jenis
pekerjaan, termasuk alloying, pembuat
baterei,penggunaan pestisida, dan pembuatan
tekstil
Paparan > 1 bahan kimia
• Dpt menimbulkan efek :
1 + 1 =2
( organophosphate:
dialiphos + parathion)
• 1+1= 4 (asbestos+
rokok) risiko menjadi
Ca paru 40 x ( :
paparan asbes / rokok
saja)
Tri Chlor Ethylene+
styrene
Prinsip Pencegahan :
1) Pencegahan Primer/Awal
2) Pencegahan Sekunder
3) Pencegahan Tersier
4) Penatalaksanaan kasus
5) Rehabilitasi
Strategi
Upaya m
UpayaPengendalian
PengendalianPAK
Pengendalian PAK
PAK

NAB c
NAB
s

Promotif : Preventif : Kuratif : Rehabilitatif :


-Pemeriksaan kes. -Pemeriksaan - Pengobatan -Alat bantu dengar
Kerja kes.kerja (monit. - P3K -Protese
-Pembinaan Biologi) - Rawat jalan -Mutasi
-Gerakan O.R -Imunisasi - Rawat inap -Kompensasi
-Tdk merokok -APD
-Gizi seimbang -Rotasi
-Ergonomi -Pengurangan
-Pengendalian waktu kerja
lingk.kerja
-Higiene sanitasi
Surveilan Medis
(PENYAKIT AKIBAT KERJA)

PEMERIKSAAN MEDIS-FISIOLOGIS
PERIODIK TERHADAP TENAGA
KERJA TERPAPAR DENGAN TUJUAN
PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN
PENCEGAHAN PENYAKIT

44
DETEKSI DINI
(PENYAKIT AKIBAT KERJA)

DETEKSI GANGGUAN MEKANISME


HOMOEOSTASI DAN KOMPENSASI
PADA WAKTU PERUBAHAN BIOKI-
MIAWI, MORFOLOGIS DAN FUNGSI-
ONAL MASIH DAPAT PULIH

SEBELUM TIMBULNYA GEJALA DAN


TANDA PENYAKIT
45
DETEKSI DINI
(PENYAKIT AKIBAT KERJA)

Contoh:

1. Aktivitas kolinesterase untuk senyawa organofosfat


2. Uji kapasitas ventilasi paru untuk bissinosis
3. Kadar timah darah pada keracunan timbal
4. Asam triklor-asetat urin bagi pemaparan triklor-etilen
5. Fenol urin untuk pemaparan benzen
6. Pemeriksaan darah untuk pengaruh bahan yang berefek
hematopoitis
7. Pemeriksaan audiometris untuk kebisingan
46
Pb
Kadar Artinya
10-20 µg/dl Normal
< 40 µg/dl Ada absorbsi; gx blm ada
40-80 µg/dl Gx keracunan ringan
>80 Gx dan tanda keracunan berat
100 µg/dl Encephalophaty
30 µg/m3 Kadar udara normal
Manajemen Keracunan Pb

Kadar Tindakan

40 µg/dl Periksa 6 bl/x; kembali bekerja

> 40 µg/dl Periksa 2 bl/x

> 60 µg/dl Hentikan Paparan


GO TO
PENCEGAHAN
• PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
– TEKNIS
– ADMINISTRATIVE
– APD
MANFAAT PENCEGAHAN PAK.

• MENEKAN KEJADIAN PENYAKIT


• TERCIPTA TK. SEHAT DAN PROD.
• MENGURANGI RISIKO CACAT/KEMATIAN
• BIAYA LEBIH MURAH
• MENINGKATKAN IMAGE
• KINERJA,MOTIVASI PROD. PERSH
• KEMAJUAN PERSH LAPANGAN KERJA
• ANTISIPASI GLOBAL NILAI TAMBAH
KERUGIAN BILA PAK TIDAK DITANGANI :

• Tenaga kerja dirugikan secara material ok tidak


mendapatkan kompensasi (Jamsostek) sebagai
haknya
• Tidak dilakukan upaya pengendalian yang memadai
• Terjadi CACAT / KEMATIAN akibat tidak ada
penanganan secara dini
TERAPI
• DIPINDAHKAN
• DIISTIRAHATKAN
• OBAT-OBATAN
• PHK
PROGNOSIS
• TERGANTUNG PADA
– EARLY DIAGNOSIS
– PROMPT TREATMENT
– DISABILITY LIMITATION
– REHABILITASI
KEWAJIBAN MELAPOR PAK

Permennakertrans No. Per. 01/MEN/1981

Pengurus dan Badan yang ditunjuk wajib


melaporkan PAK kepada Dirjen Binawas

Laporan PAK paling lama 2 x 24 Jam setelah dibuat


diagnosa
PROSEDUR PELAPORAN PAK DAN PENGAJUAN
JAMINAN KECELAKAAN KERJA

UU. No.1/70 UU. No.3/92

Dokter Pemeriksa kesehatan TK Dokter pemeriksa (dokter


Badan Pemeriksa Kesehatan TK perh., RS, Puskesmas dll)
(Rikes awal, berkala)

PAK PAK

PT. Jamsostek
Disnaker
Tidak setuju
setuju
Dokter penasehat
Pengawas KTK Kompensasi
Tingkat Propinsi
Tidak setuju
Menteri
(Dokter Penasehat Tingkat Pusat)
TATACARA PENGAJUAN JAMINAN KECELAKAAN
KERJA (MENURUT PP NO. 14/1993)

Laporan tahap I tidak lebih 2 x 24 jam sejak menerima diagnosis


dari dokter yang merawat (KK2 Form Jamsostek 3)

Laporan tahap II tidak lebih 2 x 24 jam setelah menerima surat


keterangan dokter (KK3 Form Jamsostek 3a)

Pengajuan pembayaran : FC kartu peserta, surat keterangan


dokter (bentuk KK5 Form Jamsostek 3c), kwitansi, dokumen lain

Apabila terjadi perbedaan pendapat besarnya prosentase cacat


dapat meminta penetapan pegawai pengawas

Berdasarkan pertimbangan medis dokter penasehat, pegawai


pengawas membuat penetapan dan memerintahkan melaksanakan
penetapan
Dokter Penasehat
Penganggkatan, Pemberhentian & Tata Kerja
Permenaker No 04 tahun 1998

• Dokter penasehat ditunjuk oleh Menteri Kesehatan


atas usul & diangkat oleh Menakertrans
• Fungsi Dokter Penasehat :
– Memberi pertimbangan medis kpd Pgw Pengawas
Ketenagakerjaan dan atau BP dalam menyelesaikan kasus
JKK
Dokter Penasehat
Pengangkatan, Pemberhentian & Tata Kerja
Permenaker No 04 tahun 1998

Tugas Dokter Penasehat :


1. Melakukan pemeriksaan rekam medis dan pemeriksaan ulang bila
perlu
2. Menetapkan besar persentase cacat fungsi, cacat anatomis dan PAK
bila tjd perbedaan pendapat antara BP dg pengusaha & atau
tenagakerja
3. Memberi pertimbangan medis kpd Menakertrans untuk
menetapkan besarnya persentasi cacat akibat kec & PAKyg belum
diatur dalam undang-undang
4. Mengadakan konsultasi dg dokter pemeriksa & atau dokter spesialis
bila terdapat keraguan dalam menetapkan PAK atau persentase
cacat
TUGAS PENGAWAS
MEMASTIKAN BAHWA
JADI APA TUGAS ANDA
PERUSAHAAN DI SINI?
MEMATUHI PERATURAN
YANG BERLAKU

Anda mungkin juga menyukai