Anda di halaman 1dari 27

PENYAKIT PARU

AKIBAT KERJA

Agus Dwi Susanto


Upload : 1 Mei 2009
Introduction

 Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kerusakan


paru disebabkan oleh debu/uap/gas berbahaya yang
terhirup pekerja di tempat pekerjaan mereka

 Perlu dipikirkan apabila seorang pekerja timbul


keluhan respirasi tanpa dapat dijelaskan penyebabnya
MEKANISME PERTAHANAN PARU

1. Garis pertahanan pertama


Adalah filtrasi mekanik udara inspirasi yang melalui
saluran napas dan keefektivan filtrasi menentukan
deposit partikel pada jalan napas
napas..
Reseptor saluran napas berperan dalam menimbulkan :
- Konstriksi otot polos bronkus terhadap iritasi kimia
dan fisik
fisik..
- Menurunkan penetrasi partikel dan gas berbahaya .
- Meneetuskan bersin dan batuk
2. Garis pertahanan ke-
ke-2
yaitu cairan yang melapisi saluran napas dan alveoli
serta mekanisme bcrsihan silia.
silia. Cairan tcrsebut
berfungsi sebagai barrier fisik dan kimia berisi bahan
yang mempunyai sifat bakterisidal dan detoksifikasi
detoksifikasi..

3. Garis pertahanan ke-


ke-3
adalah pertahanan spesifik paru yang terbagi atas 2
sistem utama yaitu imuniti humoral (antibodi) &
imuniti seluler (limfosit T).
Konsep penyakit akibat kerja

AGEN

HOST LINGKUNGAN
AGEN
 Sifat Fisika
a. Keadaan fisik seperti bentuk partikel uap atau gas
b. Ukuran dan densiti partikel
Partikel debu diameter > 15 um difiltrasi di sal napas atas
Partikel 5-15 um dapat mencapai saluran napas bawah
Partikel 0,5-5 um (debu respirabel) dapat mencapai saluran
napas terminal dan alveoli  pneumokoniosis
pneumokoniosis..
Debu ukuran < 1 um tidak mudah mengendap dalam
paru. Debu ukuran 0,1-0,5 um dengan gerak brown
berdifusi keluar masuk alveoli, jika debu membentur
alveoli akan tertimbun di sana.

Sekitar 90% dari konsentrasi 1000 partikel per cc akan


dikeluarkan dari alveoli, 10% sisanya diretensi dan
secara lambat dapat menyebabkan pneumokoniosis.
 Sifat Fisika
c. Bentuk dan kemampuan penetrasi mempengaruhi sifat
migrasi dan reaksi tubuh
d. Solubiliti (kelarutan)
Partikel tidak larut seperti asbestos dan silica menyebabkan
reaksi lokal sedangkan zat yang larut seperti mangan dan
berrylium mempunyai efek sistemik.
e. Sifat higroskopis
Partikel higroskopis meningkat ukurannya bila melalui saluran
napas bawah.
 Sifat Kimia
a. Sifat asam/basa, memp.
memp. efek toksik pd silia, selsel--sel dan enzim
b. Ada kecenderungan zat berkombinasi dengan substansi dalam
jaringan.. CO2 & asam sianida  efek sistemik
paru dan jaringan sistemik..
c. Fibrogenisiti (Sifat menimbulkan fibrosis jaringan)
♦ Debu nonfibrogenik adalah debu yg tdk menimbulkan rx
timah..  Dosis besar
jar.. contoh besi, kapur, karbon dan timah
jar
tetap menimbulkan rx jar jar..  pneumokoniosis non kolagen
kolagen..
♦Debu fibrogenik  rx jar jar..paru (fibrosis)  pneumokoniosis
kolagen seperti batubara, silika bebas dan asbes asbes..
d. Sifat antigenisiti dapat merangsang antibody
Spora jamur bila terinhalasi  respons imunologi
FAKTOR PEJAMU (HOST)
A.1 Pertahanan paru
Genetik menentukan pengaruh aksi silia, kecepatan bersihan dan
fungsi makrofag
A2. Keadaan didapat
Obat-obatan, asap rokok, temperatur dan alcohol mempengaruhi
fungsi silia dan makrofag
B. Faktor anatomi & fisiologi mempengaruhi pola pernapasan
C. Keadaan imunologi
Respons terhadap suatu agent dipengaruhi oleh alergi, atopi dan
jenis jaringan
Faktor pejamu dipengaruhi oleh :
- umur
- jenis kelamin
- ras
- status gizi
- kebiasaan merokok
- kebiasaan menggunakan APD
FAKTOR LINGKUNGAN

 Arah angin
 Suhu dan kelembaban
 Sistem ventilasi
 dll
FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP
TERJADINYA GANGGUAN PARU

 Jumlah dan lama pajanan


 Ukuran debu/partikel
 Toksisitas
 Kelembaban Udara
 Pola respirasi:
 Pernafasanmulut/hidung
 Besarnya volume tidal
 Kebiasaan lain, mis. merokok
Jenis penyakit paru akibat kerja

1. Pneumokoniosis
- Silikosis Pajanan silika
- Pneumokoniosis batubara Batubara
- Asbestosis Asbes
- Beriliosis berilium
- Siderosis Besi
2. Asma kerja dan RADs
3. Bisinosis
4. Bronkitis industri
5. Pneumonitis hipersensitiviti
6. Kanker (Kanker paru & mesotelioma) akibat kerja
7. Inhalasi zat toksik
8. Penyakit infeksi
Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisis
 Pemeriksaan penunjang
- Foto toraks
- Spirometri
- Uji provokasi bronkus
- Pemeriksaan kapasiti difusi
- Analisis gas darah
- Ct scan
- BAL
Guidelines for the Diagnosis of an
Occupational Lung Disorder

 Exposure to an agent known to cause an occupation disorder

 Appropriate latency from exposure to onset of symptoms

 Syndrome consistent with the known exposure-


exposure-related disorder

 No other more likely explanation of the signs and symptoms


PENCEGAHAN

1. Pencegahan primer
Mengurangi faktor risiko sebelum timbul penyakit
- Mengganti/substitute dengan bahan kurang bhy
- Memodifikasi proses utk mengurangi pajanan ke
kadar yang aman
- Aturan dan regulasi  NAB
- Alat pelindung diri
2. Pencegahan skunder
Deteksi dini untuk menemukan kasus
- Medical surveilance
- Identifikasi faktor risiko
- Pengobatan

3. Pencegahan tersier
Mencegah progesiviti dan antisipasi komplikasi
spt : berhenti merokok, profilaksis TB pd pekerja silika
Penyakit paru akibat kerja

Impairment & Disability


Impairment dan disability

 Impairment adalah terminologi medis untuk suatu


kondisi yang timbul akibat abnormaliti anatomi
dan fungsional.
 Disability didefinisikan ketidakmampuan untuk
melakukan aktiviti karena impairment fisis atau
mental.
 WHO : disability didefinisikan
keterbatasan kapasiti latihan/aktiviti
Impairment

Work
Role
Demands

Occupational Disability

Skema: kecacatan dlm bekerja


Tabel 2. Komponen evaluasi impairment dan disability respirasi

1. Anamnesis riwayat medis lengkap termasuk riwayat pajanan di tempat kerja dan
lingkungan
2. Pemeriksaan fisis
3. Pemeriksaan penunjang
A. Pemeriksaan langsung untuk mengidentifikasi kondisi ekstraparu yang
berkontribusi terhadap impairment seperti pemeriksaan darah lengkap
dan EKG
B. Pemeriksaan untuk menilai impairment respirasi
• Foto toraks
• Spirometri
• DLco (single breath diffusing capacity)
• Pulmonary exercise test (CPX)
(CPX);; tidak selalu diperlukan
• Analisis gas darah (tidak selalu diperlukan)
4. Diagnosis dan interpretasi
5. Penilaian derajat impairment
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai