Anda di halaman 1dari 3

Aktivitas Manual Handling Pelabuhan Paotere Berisiko Tinggi Timbulnya Gangguan

Muskuloskeletal Pada Pekerja Buruh Bagasi Bongkar Muat


Di Pelabuhan Paotere Makassar

Makassar - Pelabuhan Paotere menjadi salah satu tempat bersandarnya kapal-kapal kecil dan
kapal barang yang hendak menuju ke Makassar. Pelabuhan ini terletak di Jalan Sabutung
Baru, sebelah utara Kota Makassar yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar,
Sulawesi Selatan. Pelabuhan ini juga sejak dulu kala menjadi tempat bersandarnya kapal
phinisi atau kapal tradisional yang terbuat bahan kayu. Saat itu sebelum penjajahan belanda
dan tetap eksis sampai sekarang ini. Sejak jaman nenek moyang orang Bugis-Makassar di
pelabuhan Paotere ini menjadi salah satu pintu gerbang ekspor pengiriman beragam komoditi
dari kawasan timur Nusantara ke Mancanegara. Hampir semua kegiatan bongkar muat barang
dilakukan secara Manual handling

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal adalah berbagai


penyakit/gejala yang dirasakan seseorang berkaitan dengan sistem muskuloskeletal yang
meliputi otot, sendi, tendon, ligamen, saraf dan jaringan lunak lainnya. Gangguan
Muskuloskeletal merupakan masalah kesehatan umum yang sering terjadi pada pekerja dan
dapat mempengaruhi efisiensi, efektifitas serta produktifitas kerja. Macam-macam gangguan
muskuloskeletal antara lain Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Tendinitis, Rotator Cuff
Injuries, Epycondylitis, Muscle Strain dan Low Back Pain. Faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan muskuloskeletal antara lain pergerakan repetitif, aktivitas fisik yang
berlebihan dalam waktu yang lama hingga sikap kerja yang tidak alamiah. Pekerjaan fisik
yang membutuhkan kekuatan otot yang besar sangat berisiko menyebabkan terjadinya
gangguan muskuloskeletal. Salah satu pekerjaan yang membutuhkan kekuatan otot yang
besar yaitu aktivitas Manual Handling (MH).

Manual Handling (MH) adalah aktivitas dalam memindahkan suatu barang atau benda baik
secara manual maupun dengan bantuan alat mekanis. Aktivitas manual handling antara lain
mendorong, menarik, mengangkat, membawa, memindahkan atau menahan barang atau
beban. Aktifitas bongkar muat barang dari darat ke kapal maupun sebaliknya banyak
ditemukan di Pelabuhan Paotere Makassar. Oleh karena itu, Mahasiswa Profesi Fisioterapi
Universitas Hasanuddin yang sedang melaksanakan Stase Ergonomi di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Makassar dari tanggal 3 sampai 28 Februari 2020 melakukan survei
dengan cara observasi, wawancara dan pengambilan data. Pengambilan data Manual
Handling untuk mengetahui sikap kerja terhadap keserasian lingkungan kerja, Nordic Body
Map untuk melihat lokasi keluhan yang dirasakan pekerja, dan Baseline Risk Identification of
Ergonomics Factor (BRIEF) untuk menilai tingkat risiko ergonomi dilakukan mulai tanggal
5 sampai 13 Februari 2020. Dari hasil survei checklist manual handling diperoleh data dari
23 buruh angkut di Pelabuhan Paotere Makassar didapatkan kurangnya penerapan sikap kerja
ergonomis pada aktivitas manual handling, pembagian beban berat dan pengerahan tenaga
serta kurang amannya lingkungan kerja. Pada nordic body map didapatkan lokasi keluhan
sakit didominasi pada beberapa bagian tubuh yaitu leher, punggung dan pinggang. Sedangkan
hasil BRIEF menunjukkan dominan tingkat risiko tinggi pada tangan dan pergelangan, leher,
bahu, dan punggung.

Pada hasil penilaian survei manual handling masih banyak ditemukan pekerja yang
mengangkat beban melebihi batas maksimum berat beban yang dapat diangkat seorang diri.
Penggunaan alat bantu dalam memindahkan barang sangat diperlukan untuk mengurangi
postur janggal yang dapat menyebabkan munculnya keluhan muskuloskeletal. Selain itu
diperlukannya edukasi kepada para pekerja mengenai cara mengangkat barang yang benar,
menyediakan program pemeliharaan peralatan kerja yang digunakan pada aktivitas manual
handling, rotasi pekerja agar mengurangi beban kerja, pelatihan atau training kerja mengenai
risiko ergonomi, pengadaan cek kesehatan secara berkala bagi pekerja serta edukasi dan
penerapan stretching untuk meminimalkan tingkat keluhan muskuloskeletal.

Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan yang berperan dalam menangani kelainan fisik dan
mengembalikan fungsi gerak pada tubuh manusia juga dapat mengatasi gangguan
muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal hendaknya diberikan penanganan segera. Hal ini
dimaksudkan agar gangguan yang dirasakan tidak berkembang menjadi suatu penyakit yang
lebih serius. Penatalaksanaan fisioterapi berupa electrotherapy, manual therapy dan program-
program exercises bertujuan meminimalkan keluhan muskuloskeletal hingga mengembalikan
performa kerja. Diharapkan bagi pekerja yang merasakan adanya keluhan muskuloskeletal
dapat memeriksakan diri ke fisioterapi sehingga produktifitas kerja dapat meningkat. Penulis:
Nurfatri Ramadani, Febrianty Jabir, Arifa Setiani Thamrin

Anda mungkin juga menyukai