Anda di halaman 1dari 8

DEWAN PENGURUS PUSAT

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


TAHUN 2020
Graha DPP PPNI: Jl. Lenteng Agung Raya No 64 RT 006/RW 008 Kec. Jagakarsa Jakarta
Selatan 12610;
Telp: +6221 2271 0272 www.inna-ppni.or. id; dppppni@gmail.com;
Badan Hukum: AHU-93.AH.01.07 Tahun 2012 AHU-133.AH.01.08
Tahun 2015 tentang Perubahan Pengawas dan Pengurus

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Kegiatan Belajar II

SISTEM KARDIOVASKULER

DE SK RIPSI
Modul ini berisi materi pemenuhan kebutuhan pasien dewasa yang mengalami
gangguan sistem kardiovaskuler. Modul ini menguraikan beberapa penyakit dan respons
pasien akibat gangguan sistem kardiovaskuler serta asuhan keperawatan yang dapat
diberikan kepada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan
mengintegrasikan ilmu-ilmu dasar seperti kebutuhan dasar manusia, ilmu biomedik,
farmakologi, ilmu gizi, ilmu penyakit dalam dan ilmu bedah dengan memperhatikan
aspek profesionalitas, etis dan legal. Modul ini berfokus pada kasus gagal jantung,
sindrom koroner akut dan hipertensi.

Kompetensi/Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini, apabila lulusan diberikan kasus pasien yang mengalami
gangguan sistem kardiovaskuler peserta mampu:

a. Menganalisis hasil pengkajian keperawatan secara holistik pada kasus.


b. Menegakkan diagnosis keperawatan dengan tepat berdasarkan hasil pengkajian pada
kasus.
c. Memutuskan rencana asuhan keperawatan dengan tepat berdasarkan diagnosis
keperawatan yang ditegakkan pada kasus.
d. Menyusun evaluasi keperawatan yang tepat terhadap efektifitas intervensi
keperawatan pada kasus.
UR AI AN MATE RI
A. Asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan gagal jantung
1. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan sejumlah gejala
dan tanda serta disebabkan oleh berbagai kelainan jantung seperti gangguan irama
jantung, gangguan endokardial, perikardial, dan valvular atau miokardial.
Kelainan miokardial dapat bersifat sistolik, diastolik atau kombinasi keduanya.

2. Pengkajian
Data subjektif: sesak napas, cepat lelah dan adanya batuk
Data objektif: dispnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksismal, batuk, edema
pulmonal akut, distensi vena jugularis, CVP (Central Venous Pressure)
meningkat atau menurun, bradikardia/takikardia, gambaran, warna kulit
pucat/sianosis, nadi perifer terba lemah, capillary refill time >3 detik, EKG
aritmia, oliguri, edema ekstremitas

3. Masalah keperawatan
Penurunan curah jantung

4. Intervensi Keperawatan
Perawatan Jantung
- Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor aritmia
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, diuretik, jika perlu
5. Evaluasi Keperawatan
Curah jantung meningkat dengan kriteria hasil kekuatan nadi perifer
meningkat, ejection fraction meningkat, palpitasi menurun, bradikardia menurun,
takikardia menurun, gambaran ekg aritmia menurun, lelah menurun, edema
menurun, distensi vena jugularis menurun, dispnea menurun, oliguria menurun,
pucat/sianosis menurun, paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) menurun,
orthopnea menurun, batuk menurun, suara jantung S3 menurun, Suara jantung S4
menurun tekanan darah membaik, pengisian kapiler membaik

B. Asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan sindrom koroner akut


1. Pengertian
Sindrom koroner akut adalah istilah yang menggambarkan sekelompok gejala
yang dihasilkan dari iskemia miokard akut (aliran darah ke otot berkurang).
Sindrom koroner akut terdiri dari: ST Elevasi Miokard Infark (STEMI), Non ST
Elevasi Miokard Infark (NSTEMI), dan Unstable Angina Pektoris (UAP)

2. Pengkajian
Data subjektif: nyeri dada, sulit bernapas, pingsan
Data objektif: frekuensi napas melebihi normal, frekuensi nadi meningkat,
terdapat bunyi jantung tambahan, wajah meringis, perubahan postur tubuh, sulit
tidur, gelisah.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Elektrokardiografi menentukan adanya perkembangan dan resolusi suatu
infark miokardium dari waktu ke waktu. Sandapan pada pemasangan
elektrokardiografi ada 2 jenis yaitu sandapan prekordial dan sandapan
ekstremitas.
Letak Pemasangan Elektroda Prekordial (Bagian dada)

Jenis Elektroda Warna Elektroda Lokasi Pemasangan


V1 Merah Sela iga 4 pada ujung sternum kanan
V2 Kuning Sela iga 4 pada ujung sternum kiri
V3 Hijau Di antara V2 dan V4
V4 Coklat Sela iga 5 pada linea midklavikula kiri
Sejajar dengan V4 pada linea aksilaris
V5 Hitam anterior kiri
Sejajar dengan V4 dan V5 pada linea
V6 Ungu mid aksilaris kiri

Letak Pemasangan Elektroda Ekstremitas (Pergelangan tangan dan kaki)

Warna
Jenis Elektroda Lokasi Pemasangan
Elektroda
Elektroda lengan kanan Lengan kanan, proksimal
(Right arm/RA) Merah dengan pergelangan tangan
Elektroda lengan kiri (Left Lengan kiri, proksimal dengan
arm/LA) Kuning pergelangan tangan
Elektroda kaki kiri (Left Kaki kiri, proksimal dengan
leg/LL) Hijau pergelangan kaki
Elektroda kaki kanan Kaki kanan, proksimal dengan
(Right leg/LL) Hitam pergelangan kaki

b. Pemeriksaan laboratorium: CK-MB, Troponin T dan I, AST dan LDH

4. Masalah keperawatan
a) Gangguan sirkulasi spontan
b) Risiko penurunan curah jantung

5. Intervensi Keperawatan
a. Perawatan Jantung Akut
- Identifikasi karakteristik nyeri dada
- Monitor EKG 12 sadapan untuk melihat perubahan ST
- Monitor aritmia
- Monitor elektrolit
- Monitor enzim jantung
- Monitor saturasi oksigen
- Pertahankan tirah baring
- Pasang akses intravena
- Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan
- Siapkan untuk menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu
- Anjurkan segera melaporkan adanya nyeri dada
- Kolaborasi pemberian anti platelet, antianginal, morpin, inotropic,
antikoagulan, jika perlu
b. Perawatan Jantung
- Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor aritmia
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, diuretic, jika perlu.
6. Evaluasi Keperawatan
a) Sirkulasi spontan meningkat dengan kriteria hasil tingkat kesadaran
menurun, frekuensi nadi membaik, tekanan darah membaik, frekuensi napas
membaik
b) Curah jantung meningkat dengan kriteria hasil kekuatan nadi perifer
meningkat, ejection fraction meningkat, palpitasi menurun, bradikardia
menurun, takikardia menurun, gambaran ekg aritmia menurun, lelah
menurun, edema menurun, distensi vena jugularis menurun, dispnea
menurun, oliguria menurun, pucat/sianosis menurun, paroxysmal nocturnal
dyspnea (PND) menurun, orthopnea menurun, batuk menurun, suara jantung
S3 menurun, Suara jantung S4 menurun tekanan darah membaik, pengisian
kapiler membaik
7. Prinsip-Prinsip Dalam Etika Keperawatan
1) Autonomy (otonomi)
Prinsip autonomy menegaskan bahwa seseorang memiliki kemerdekaan
dalam menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri.
Menurut prinsi ini, menerima pilihan individu tanpa memperhatikan apakah
pilihan tersebut merupakan kepentingan perseorangan.
2) Veracity (kejujuran)
Melakukan kegiatan atau tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral. Suatu
kewajiban mengatakan hal yang sebernarnya tanpa membohongi orang lain.
Perawat dituntut untuk menyampaiakan kondisi perawatan pasien tanpa harus
membohongi pasien.
3) Justice (keadilan)
Pada prinsip ini, setiap orang harus diperlakukan sama, tanpa membedakan
satu sama lain. Prinsip dari keadilan adalah orang yang sederajat di
perlakukan sama dengan orang yg sederajat dengan dia tanpa memandang
lain hal yang membuat perbedaan
4) Nonmaleficence
Prinsip etik ini menganut tindakan yang dilakukan kepada pasien adalah
aman dan tidak membahayakan pasien. Misalnya jika merawat pasien dengan
kondisi tidak sadar maka wajib memakai side driil tempat tidur
5) Benificence
Prinsip etik ini menekankan perawat dalam melakukan tindakan kepada
pasien tidak merugikan pasien/keluarga. Sehingga perawat di tuntut untuk
melakukan tindakan keperawatan dengan baik dan benar
6) Fidelity (menepati janji)
Prinsip etik ini menerapkan kewajiban dalam menjalankan tugas dengan
penuh kepercayaan dan tanggung jawab dan memnuhi janji. Tanggung jawab
dalam konteks hubungan perawat pasien meliputi, menjalankan tugas dengan
penuh tanggung jawab, menepati janji, mempertahakan konfidensi, dan
memberikan perhatian (Potter & Perry, 2017).
7) Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan harus dihindari.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media


Acsulapius. FKUI. Jakarta.
Suhendro, dkk .(2006) Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua.
Penerbit FKUI. Jakarta
Hudack & Gallo (1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
Doenges, EM (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai