2. KepPres RI No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja. 3. Permenakertrans RI No. Per-01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja. 4. Permenakertrans RI No. Per-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja. 5. Kepmenakertrans RI No. Kep-333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja. Regulasi 6. Kepmenakertrans RI No. Kep-79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaiaan Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. 7. KepMen 555/K.MPE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pertambangan Umum 8. Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja No. Kept. 40/DP/1980 tentang Penetapan Bentuk/ Formulir sebagaimana dimaksud Pasal 7 Ayat (3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980. Definisi KESEHATAN KERJA: Upaya mengidentifikasi dan meniadakan dampak pekerjaan yang dapat menurunkan tingkat kondisi fisik dan psikologi pekerja. Penyakit Akibat Kerja
Setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Terganggunya kondisi/ fungsi normal tubuh akibat kontak (paparan/ pajanan) terhadap suatu material/ bahan dalam jangka waktu tertentu. Penyakit Akibat Kerja/ Penyakit Akibat Hubungan Kerja
Penyakit Akibat Kerja Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(Occupational Disease) (Work Related Disease) Terjadi hanya diantara populasi pekerja Terjadi juga diantara populasi penduduk Penyebab spesifik Penyebab multifaktor Adanya pajanan di tempat kerja (utama) Pajanan di tempat kerja merupakan salah satu faktor Tercatat/ terdokumentasi dan mendapat Mungkin tercatat/ mungkin ganti terdokumentasi dan mungkin mendapat ganti Diatur dalam Peraturan Menteri No. Diatur dalam Keputusan Presiden No. 01/MEN/1981 22/KEPRES/1993 Meliputi 30 jenis penyakit Meliputi 31 jenis penyakit Daftar PAK (Per.01/MEN/1981) NO. Daftar Penyakit Akibat Kerja 1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis), yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian. 2. Penyakit-penyakit paru-paru dan saluran pernapasan (bronkopulmonar) yang disebabkan oleh debu logam keras. 3. Penyakit paru-paru dan saluran pernapasan (bronkopulmonar) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, hennep, dan sisal (bisinosis). 4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab-penyebab sensitisasi dan zat- zat perangsang yang dikenal dan berada dalam proses pekerjaan. 5. Alveolitis allergis dengan penyebab faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu-debu organik. 6. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. Daftar PAK (Per.01/MEN/1981) NO. Daftar Penyakit Akibat Kerja 7. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. 8. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. 9. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. 10. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. 11. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. 12. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh air raksa atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. Daftar PAK (Per.01/MEN/1981) NO. Daftar Penyakit Akibat Kerja 13. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh timah hitam atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. 14. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaan- persenyawaan yang beracun. 15. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. 16. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh derivat-derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alfalitik atau oromatik yang beracun. 17. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh benzene atau homolog-homolog yang beracun. 18. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh derivat-derivat nitro dan animo dari benzene atau homolog-homolog yang beracun. 19. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester-ester lain asam nitrat. Daftar PAK (Per.01/MEN/1981)
NO. Daftar Penyakit Akibat Kerja
20. Penyakit-penyakit yang disebabkan alkohol-alkohol atau keton. 21. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia, seperti: karbonmonoksida, hidrogen sianida, atau derivat-derivat yang beracun, hidrogen sulfida. 22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan. 23. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang, persendian, pembuluh darah tepi, atau syaraf tepi). 24. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih. 25. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh radiasi yang mengion. 26. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi, atau biologis yang tidak termasuk golongan penyakit akibat kerja lainnya. Daftar PAK (Per.01/MEN/1981)
NO. Daftar Penyakit Akibat Kerja
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasen, atau persenyawaan-persenyawaan produk-produk atau residu-residu dari zat-zat ini. 28. Kanker paru-paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes. 29. Penyakit-penyakit infeksi atau parasit yang di dapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau suhu rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi. 30. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau suhu rendah atau panas radiasi atau kelembabab udara tinggi. Diagnosis PAK (Kepmenaker RI No. Kep-333/MEN/1989)
Diagnosis PAK ditegakkan melalui serangkaian-serangkaian
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi pekerjaan serta lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara penyakit dan pekerjaannya. Jika terdapat keragu-raguan dalam menegakkan diagnosis PAK oleh dokter pemeriksa kesehatan, dapat dikonsultasikan kepada Dokter Penasehat Tenaga Kerja, dan bila diperlukan dapat juga dikonsultasikan kepada dokter ahli yang bersangkutan. Setelah ditegakkan diagnosis PAK oleh dokter pemeriksa, maka dokter pemeriksa wajib membuat laporan medik. Pelaporan PAK (Kepmenaker RI No. Kep-333/MEN/1989)
PAK yang ditemukan harus dilaporkan oleh pengurus tempat kerja
yang bersangkutan bekerja selambat-lambatnya 2x24 jam kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat. Untuk melaporkan PAK, harus menggunakan Bentuk B2/F5, 4/F6, B88/F7 sebagai dimaksud SK Menakertrans No. Kep-511/MEN/1985, serta bentuk laporan pada Lampiran I dan II Kepmenaker RI No. Kep- 333/MEN/1989. Pelaporan PAK (Permenaker RI No. Per-01/MEN/1981)
Apabila dalam pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, maka pengurus dan Badan yang ditunjuk wajib melaporkan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat. Laporan dalam jangka waktu 2x24 jam setelah penyakit tersebut dibuat diagnosanya. Apabila terdapat keragu-raguan terhadap hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Dokter, pengurus, dan meminta bantuan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam hal ini aparatnya untuk menegakkan diagnosa PAK. Dokumen Pendukung Diagnosis PAK
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
Pemantauan dan Pengukuran Lingkungan Kerja Riwayat Pekerjaan Tenaga Kerja Riwayat Kesehatan Tenaga Kerja Perilaku dan Kebiasaan Tenaga Kerja Faktor Lingkungan (eksternal factor) Form Penyelidikan Dugaan PAK/ PAHK