Dosen Pembimbing :
Disusun oleh:
KELOMPOK 10
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini khususnya rekan-rekan yang senantiasa mendukung dan
memotivasi serta memberi masukan positif sehingga makalah ini dapat disusun.
Dalam Hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada kekurangan dalam penulisan atau sebagainya.
Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan kedepannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita sering tidak menduga akan
mendapatkan resiko kecelakaan pada diri kita sendiri. Banyaksekali masyarakat yang belum
menyadari akan hal ini, termasuk di Indonesia.Baik di lingkungan kerja (perusahaan, pabrik,
atau kantor), di jalan raya, tempatumum maupun di lingkungan rumah.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yangwajib dipenuhi oleh perusahaan juga instansi
pemerintahan. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan menciptakan
sistemkeselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja sertaterciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif (Azmi, 2008).
Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui faktor bahaya fisik di
industri dengan melihat kuesioner dan checklist.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian K3 Menurut Keilmuan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua
Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
(PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada
suatu perusahaan, hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan dapat dikarenakan oleh
pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga
karena kejadian tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan apalagi perencanaan, tidak
diharapkan karena kejadian tersebut disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang
teringan sampai yang terberat.
Pengertian Bahaya (hazard) adalah faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu (bisa pada
barang ataupun suatu kegiatan maupun kondisi), misalnya pestisida yang ada pada sayuran
ataupun panas yang keluar dari mesin pesawat. Bahaya ini akan tetap menjadi bahaya tanpa
menimbulkan dampak/ konsekuensi ataupun berkembang menjadi accident bila tidak ada
kontak (exposure) dengan manusia. Sebagai contoh, panas yang keluar dari mesin pesawat
tidak akan menimbulkan kecelakaan jika kita tidak menyentuhnya. Proses kontak antara
bahaya dengan manusia ini dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Bahaya fisik, misalnya yang berkaitan dengan peralatan seperti bahaya listrik.
2. Bahaya kimia, misalnya yang berkaitan dengan material/ bahan seperti antiseptik,
aerosol, insektisida, dan lain-lain.
3. Bahaya biologi, misalnya yang berkaitan dengan mahluk hidup yang berada di
lingkungan kerja seperti virus dan bakteri.
4. Bahaya psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis maupun
organisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat memberi dampak pada
aspek fisik dan mental pekrja. Seperti misalnya pola kerja yang tak beraturan, waktu
kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi kapasitas mental, tugas
yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang terpisah atau terlalu ramai dll
sebagainya
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga
kelompok besar yaitu :
1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen,
dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai
dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau
fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan
komposisi suatu zat.
2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan
listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan
serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga
penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya
sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang
meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah
terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-
bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi,
distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia
tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya
yang diakibatkannya.
” Upaya perlindungan tenaga kerja perlu terus ditingkatkan melalui perbaikan syarat
kerja termasuk upah, gaji dan jaminan sosial, kondisi kerja termasuk kesehatan, keselamatan
dan lingkungan kerja, serta hubungan kerja dalam rangka peningkatan kesejahteraan para
pekerja secara menyeluruh.”
Berdasarkan GBHN tersebut oleh pimpinan Departemen Tenaga Kerja digariskan sebagai
kebijakan Derparteman Tenaga Kerja yang antara lain menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai salah satu prioritas.
Penanganan bahan kimia khususnya bahan kimia berbahaya merupakan sasaran utama
dalam rangka penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini disebabkan karena
bahan kimia merupakan sumber dari malapetaka yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja, seperti kebakaran, peledakan, gangguan kesehatan yang merupakan penyakit
akibat kerja.
Selain peraturan perundangan di atas masih ada beberapa peraturan yang dikeluarkan
oleh instansi di luar Departemen Tenaga Kerja yang masih menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja serta penanganan bahan berbahaya.
2.6 Checklist dan Kuesioner Faktor Bahaya Kimia di Industri
CHECKLIST TERKAIT
FAKTOR BAHAYA KIMIA DI INDUSTRI
Pemeriksa : ……………………………
II. PENGETAHUAN
1. Apakah anda mengetahui definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja?
a. Sangat Tahu
b. Tahu
c. Cukup Tahu
d. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak Tahu
2. Apakah anda mengetahui definisi Kecelakaan Kerja?
a. Sangat Tahu
b. Tahu
c. Cukup Tahu
d. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak Tahu
3. Apakah anda mengetahui definisi Bahaya Pekerjaan?
a. Sangat Tahu
b. Tahu
c. Cukup Tahu
d. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak Tahu
4. Apakah anda mengetahui Faktor-faktor Bahaya Kimia di Industri?
a. Sangat Tahu
b. Tahu
c. Cukup Tahu
d. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak Tahu
5. Apakah anda mengetahui Kebijakan Pemerintah dalam menghadapi Bahan Kimia
Berbahaya?
a. Sangat Tahu
b. Tahu
c. Cukup Tahu
d. Tidak Tahu
e. Sangat Tidak Tahu
Keterangan:
Keterangan: