Dosen Pembimbing :
Oleh :
Monika Wulandari
(2011020039)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sanitasi adalah usaha Kesehatan masyarakat untuk menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk
tempat tinggal dan berlindung yang mempengaruhi derajat Kesehatan
manusia. Bagian yang perlu diperhatikan salah satunya adalah lingkungan
dimana waktu sering dihabiskan di tempat tersebut. Kenyamanan
lingkungan sangat penting. Selain itu kenyamanan juga bisa
mempengaruhi keadaan psikolohi seseorang. Bila seseorang kurang
memperoleh kenyamanan maka orang tersebut akan mudah emosi,mudah
sakit dll. Kenyamanan lingkungan dipengaruhi oleh keadaan fisik sepeti
pencahayaan,suhu,kelembapan,dan kebisingan.
Setiap pekerja akan dihadapkan kondisi lingkungan kerja yang berbeda-
beda. Lingkungan kerja diharapkan memiliki kondisi yang aman dan
nyaman bagi pekerjanya agar pekerja merasa nyaman dan fokus pada
pekerjaanya. Lingkungan kerja yang tidak baik tidak hanya
mendatangkan keuntungan bagi pekerja itu sendiri, tetapi juga baik
perusahaan karena semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan
selesi sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa di lingkungan kerja banyak sekali
potensi bahaya yang mengancam keselamatan baik secara fisik maupun
secara mental atau pikiran. Kondisi di lingkungan kerja seperti ini tentu
saja merugikan terutama bagi pekerja yang berhadapan langsung dengan
gangguan-gangguan di lingkungan kerja tersebut. Gangguan-gangguan
tersebut dapat berakibat fatal bagi pekerja apabila waktu terpaparnya
cukup lama.
f\gangguan-gangguan di lingkungan kerjja bervariasi sesuai dengan jenis
maupun lokasi pekerjaanya contohnya kebisingan, kebisingan merupakan
bunyo yang tidak diinginkan dan bersifat mengganggu, kebisingan dapat
ditimbulkan dari suatu kegiatan atau alat kerja. Biasanya suatu kebisingan
terdiri dari campuran sejumlah gelombang dari berbagai macam frekuensi.
Selain kebisingan, ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
kenyamanan lingkungan kerja contohnya penerangan. Penerangan yang
baik akan menciptakan suasana yang baik pula di lingkungan
kerja.sehingga pekerja dapat berkonsentrasi dengan baik serta nyaman
saat bekerja. Tetapi sebaliknya, jika sumber penerangan atau
pencahayaan di lingkungan kerja buruk, maka akan menimbulkan
masalah bagi pekerjanya, apalagi indra penglihatan merupakan bagian
penting dalam setiap pekerjaan.
Gangguan-gangguan tersebut di lingkungan kerja tersebut seperti
kebisingan dan faktor penerangan ini sering diabaikan oleh pekerja.
Karena ingin mengejar target kerja selesai dengan waktu yang singkat
serta ingin mendapatkan keuntungan,pekerja maupun pihak perusahaan
seringkali mengesampingkan Kesehatan dan keselamatan kerja.
Untuk itu, Tindakan pengendalian dan pengelolaan dari gangguan-
gangguan tersebut perlu dilakukan agar keruguan-kerugian yang
diakibatkan dari gangguan tersebut dapat diminimalisasi sehingga kondisi
lingkungan kerja yang baik dapat tercapai dan dapat memberi
keuntungan,baik pihak perusahaan maupun pihak pekerjanya.
Tempe adalah makanan rakyat yang bisa memenuhi kebutuhan tubuh
karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Tempe disukai
semua kalangan masyarakat maupun usia karena rasanya yang enak,gurih
dan harganya yang relative murah serta mudah didapat. Tingginya
permintaan tempe merupakan peluang bagi pelaku usaha kecil menengah
untuk memproduksinya. Usaha pembuatan tempe di desa tlagayasa
merupakan industri dengan skala rumah tangga yang jumlah tenaga
kerjanya berkisar antara 1-6 orang. Industry tempe merupakan industi
yang terkait langsung dengan komoditi kedelai dan mampu menyerap
sejumlah tenaga kerja maupun yang terkait secara langsung dalam proses
produksi. Jumlah industry mikro dan industry tempedi Indonesia
sebanyak 49.720.236 (kementrian perdagangan dan perindustrian,2013)
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan observasi
tentang pengukuran kebisingan,suhu,dan pencahayaan pada home industi
pembuatan tempe di desa tlagayasa kecamatan bobotsari kabupaten
purbalingga.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor bahaya, kemungkinan penyakit,dan
kebersihan sanitasi di pabrik pembuatan tempe.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui faktor resiko kebisingan di lingkungan tempat kerja.
b. Mengetahui faktor resiko suhu di lingkungan tempat kerja.
c. Mengetahui faktor resiko pencahayaan di lingkungan tempat kerja.
BAB II
HASIL AUDIT
A. FAKTOR BAHAYA
1. HAZARDS FISIK
Bahaya fisik adalah potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan Kesehatan terhadap tenaga kerja yang
terpapar(darisa,2012)
1) Kebisingan
Kebisingan merupakan gangguan yang berpotensi
mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama berasal
dari kegiatan operasional peralatan pabrik, sedangkan
operator (karyawan yang mengoperasikan peralatan pabrik)
merupakan komponen lingkungan yang terkena pengaruh
yang diakibatkan adanya peningkatan kebisingan
(Sasongko,2000).
Dari hasil kunjungan wawancara kepada pekerja, terdapat
kebisingan yang mengganggu konsentrasi dalam bekerja
yaitu mesin pemecah kedelai,dan kendaraan yang melewati
pabrik tempe tersebut tidak terlalu menganggu konsentrasi
2) Pencahayaan dalam ruangan
Pencahaayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif. Cahaya hanya merupakan suatu bagian berbagai
jenis gelombang tersebut memiliki Panjang dan frekuensi
tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energy cahaya
lainya dalam spectrum elektromagnetisnya. Setiap pekerjaan
memerlukan tingkat pencahayaan pada permukaannya.
Pencahayaanya yang baik menjadi penting untuk
menampilkan tugas yang bersifat visual. Pencahayaan yang
lebih baik akan membuat orang bekerja lebih produktif.
Berdasarkan hasil kunjungan untuk pencahayaan di pabrik
tempe sangat baik , sedangkan untuk tempat pengolahan
kedelainya pencahayaannya cukup baik dan banyak
ventilasnya.
3) Iklim kerja
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasiakibat dari tingkat
pengeluaran panas tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari
pekerjaannya (PER.13/MEN/X/2011).
3) Faktor Biologi
Misalkan bibit penyakit antraks atau brucella (penyakit yang
disebarkan dari hewan ke manusia).
4) Faktor Psikologi
Hubungan kerja atau hubungan industrial dapat
menyebabkan deprsi atau penyakit psikosomatis.
5) Faktor Ergonomi
Sikap badan yang tidak benar dalam melakukan pekerjaan
dan lain-lain yang menimbulkan kelelahan fisik.
1. Pencahayaan
Pencahayaan yang kurang sangat berbahaya untuk pekerja karena
dapat menyebabkan kurangya ketelitian pekerja sehingga berpotensi
lebih besar menyebabkan kecelakaan serta dapat menyebabkan
kelelahan pada mata yang dapat mengakibatkan efek Kesehatan
seperti pusing atau mual.
2. Debu
Debu merupakan salah satu masalah yang terdapat di tempat produksi
karena proses pembuatan tempe masih tradisional menggunakan
kawah dengan lantai tempat produksi tanah. Selain itu debu dengan
partikel kecil dapat menyebabkan mudah terbang terbawa angin.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan yang kami lakukan kami dapat
menyimpulkan, bahwa terdapat resiko berbahaya dalam produksi
pembuatan tempe. Resiko tersebut dapat diminimalisir meskipun tidak
sepenuhnya. Kesadaran akan keselamatan kerja menjadi utama dalam
setiap aktifitas terutama di bidang industi.
B. Saran
Meningkatkan kesadaran bahaya dalam bekerja dan meningkatkan
kesadaran menggunakan APD dengan cara sering diadakan penyuluhan
mengenai pentingnya menggunakan APD yang tepat.
Daftar Pustaka
Anna Okta P.N.S.A.2013. Hubungan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan
Kerja Umum Pada Pekerja Gerinda Bagian Welding 2 P.T. Inka (Persero) Madiun.
Universitas Negeri Sebelas Maret, Skripsi.
Arif Muhammad, 2011. Faktor Lingkungan Kerja Kimia Biologi. Prodi
Kesehatan Masyarakat Peminatan K3. Universitas Esa Unggul
Abidin Z, Tjiptono TW, Dahlan I, 2008. Hubungan Perilaku Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan Dosis Radiasi pada Pekerja Reaktor Kartini. Seminar ;15:67–
76. Candrianto. (2020). Pengenalan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Malang:
Literasi Nusantara.
Mandias, J., Simbolon, S., Manalu, N. V., Elon, Y., Jainurakhma, J., Suwarto,
T., … Boyoh, D. Y. (2021). Keselamatan Pasien Dan Keselamatan Kerja Dalam
Keperawatan. Medan: Yayasan Kita Menulis
Dokumentasi