Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ade Heni Tryani

Nim : 200410003
No Telp : 0852-6539-6091

==================================================================
PEKERJAAN RUMAH (PR) : Perilaku Organisasi
DOSEN PENGASUH : Prof. A Hadi Arifin
PRODI : Manajemen
==================================================================

Soal
1. Jelaskan pengertian Perilaku Organisasi ?
2. Apa pentingnya mempelajari perilaku organisasi?
3. Jelaskan beberapa bidang ilmu yang membentuk ilmu perilaku organisasi dan
bagaimana kontribusinya terhadap ilmu tersebut?
4. Apakah yang dimaksud dengan persepsi ?.
5. Jelaskan jenis-jenis persepsi.
6. Jelaskan perbedaan persepsi vs sensasi?.
7. Pada prakteknya kadang-kadang terjadi kesalahan dalam mempersepsikan orang
lain, sebutkan dan jelaskan kesalahan dimaksud.
8.  Apa saja karakteristik individu dalam mempengaruhi perilaku organisasi?
9. Kepribadian seseorang amat berpengaruh terhadap perilaku individu orang
bersangkutan, jelaskan tiga teori yang berhubungan dengan kepribadian ?
10. Jelaskan faktor-faktor penentu kepribadian ?
11. Sebutkan 16 sifat kepribadian utama yang bersifat bipolar (dua titik ekstrem)
merupakan sumber perilaku yang tetap dan konstan.
12. Jelaskan model 5 besar kepribadian.
13. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan motivasi ?
14.  jelaskan tahapan proses motivasi ?
15. Jelaskan teori motivasi Abraham Maslow?.
16. Menurut Mc Cleland kebutuhan manusia terbagi kedalam tiga jenis kebutuhan,
sebutkan ketiga jenis kebutuhan dimaksud dan karakteristiknya.
17. Jelaskan alasan-alasan terbentuknya kelompok ?
18. Alasan seseorang untuk menjadi anggota kelompok berbeda-beda, sebutkan
beberapa alasan utama seseorang menjadi anggota suatu kelompok.
19. Tahap-tahap perkembangan suatu kelompok berbeda dengan kelompok yang lain,
namun pada umumnya melalui tahapan perkembangan yang sama, sebutkan
tahapan dimaksud.
20. Keterpaduan antar anggota kelompok amat menentukan dalam menunjang
kelancaran pencapaian tujuan kelompok. Sebutkan faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan keterpaduan.
21. Jelaskan faktor-faktor eksternal yang menentukan prestasi kelompok ?
22. Jelaskan tipe-tipe kelompok?.

===========================Selamat Bekerja========================
===============================jawaban=============================

1. Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manu
sia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku, struktur dan proses da
lam Organisasi.dan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu
dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja.
2. Pentingnya mempelajari perilaku organisas untuk dapat memahami dan menjelaskan kejadi
an-kejadian yang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian kita dapat mengembangkan ca
ra berpikir tentang kejadian- kejadian di dalam lingkungan organisasi. Memahami perilaku
yang terjadi di dalam lingkungan organisasi saja belum cukup, sehingga tujuan yang ke dua
mempelajari perilaku organisasi adalah agar kita dapat meramalkan kejadian- kejadian ters
ebut.Meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi Setelah kita memahami
perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi, maka selanjutnya kita harus mampu untuk
meramalkan dan menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi. Jika kita me
njumpai pola kejadian yang berulang-ulang dalam organisasi, kita tentu ingin mengidentifi
kasi kekuatan-kekuatan dan faktor-faktor kelemahan yang menyebabkan perilaku tertentu t
erjadi. Hal ini penting karena dengan demikian kita akan dapat meramalkan apa yang akan
terjadi kemudian hari jika kondisi yang sama muncul, sehingga membuat lingkungan organ
isasi menjadi lebih stabil.Mengendalikan perilaku Tujuan yang sangat penting dalam memp
elajari perilaku organisasi adalah mengendalikan perilaku-perilaku dalam organisasi. Jika p
impinan organisasi dapat memahami dan menjelaskan secara seksama perilaku-perilaku ya
ng terjadi dalam organisasi, maka ia akan dapat menciptakan situasi yang 9 menghasilkan p
erilaku-perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku- perilaku yang tidak diinginkan.
Kemampuan kita untuk mengendalikan moralitas dan perilaku dari anggota organisasi menj
adi isu yang sangat penting pada masa sekarang.

3. beberapa bidang ilmu yang membentuk ilmu perilaku organisasi dan kontribusinya
terhadap ilmu tersebut
1. Psikologi
Ilmu psikologi memberikan sumbangan terhadap perilaku keorganisasian terutama dalam hal
pemahaman tentang perilaku individu dalam organisasi. Psikologi terutama psikologi organis
asi mencoba
untuk memahami, meramalkan dan mengendalikan perilaku seseorang dalam organisasi.
2. Sosiologi
Ilmu Sosiologi membahas tentang sistem sosialisasi dan interaksi manusia dalam suatu sistem
sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap perilaku keorganisasian terutama pemahaman tent
ang perilaku kelompok di dalam organisasi.
3. Antropologi
Ilmu antropologi mempelajari tentang interaksi antara manusia dan lingkungannya. Manusia
hidup dalam kelompok dan memiliki kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai yang dianutnya, yan
g disebut dengan kultur atau budaya. Budaya diwujudkan dalam simbul-simbul kebersamaan
kelompok yang direfleksikan dalam bentuk bahasa dan keyakinan. Demikian juga organisasi
membentuk budaya tertentu untuk mempengaruhi pola pikir dan perilaku anggota organisasi.
4. Politik, Sejarah dan Ekonomi.
Bidang ilmu lain seperti; ilmu politik, sejarah dan ilmu ekonomi juga ikut memberikan sumba
ngan,dalam perkembangan ilmu perilaku keorganisasian. Ilmu politik mempelajari tentang pe
rilaku individu dan kelompok didalam suatu lingkungan politik. Sumbangan dari ilmu politik
terutama dalam proses mempengaruhi, pengalokasian wewenang dan pengelolaan konflik. Il
mu sejarah terutama tentang sejarah dari pimpinan-pimpinan besar di masa lampau atas keber
hasilan dan kegagalannya. Beberapa model dari ilmu ekonomi mencoba menjelaskan perilaku
individu ketika mereka dihadapkan pada suatu pilihan. Model-model ekonomi tersebut memb
erikan sumbangan yang berarti terutama dalam proses pengambilan keputusan.

4. Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan


menginterprestasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka.
Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukan bahwa individu yang berbeda dapat
melihat hal yang sama tetapi memahaminya secara berbeda. Kenyataannya adalah bahwa tak
seorang pun dari kita melihat realitas. Yang kita lakukan adalah menginterpretasikan apa
yang kita lihat dan menyebutnya sebagai realitas.

5. Jenis jenis persepsi :

 Persepsi Visual, yaitu persepsi individu yang diperoleh dari indera penglihatannya (mata).
Dengan indera penglihatan, seseorang dapat mengenali suatu objek melalui cahaya yang
masuk ke mata dan kemudian menafsirkankannya.
 Persepsi Auditori, yaitu persepsi individu yang diperoleh dari indera pendengarannya (tel
inga). Dengan indera pendengaran, seseorang dapat mengenali suatu objek dari suaranya.
 Persepsi Perabaan, yaitu persepsi individu yang didapatkan melalui indera peraba (kulit).
Dalam hal ini, seseorang dapat mengenali suatu objek dengan meraba atau menyentuhny
a.
 Persepsi Penciuman, yaitu persepsi individu yang diperoleh dari indera penciuman (hidu
ng). Dengan indera penciuman, seseorang dapat mengenali suatu objek atau keadaan den
gan merasakan bau.
 Persepsi Pengecapan, yaitu persepsi yang didapatkan individu dari indera pengecap (lida
h). Dengan indera pengecap, seseorang dapat mengenali suatu objek dengan merasakann
ya di lidah, misalnya makanan atau minuman.

6. Perbedaan Antara Sensasi dan Persepsi

Definisi

Sensasi: Sensasi adalah proses menerima informasi melalui panca indra kita, yang kemudian
dapat dialami dan ditafsirkan oleh otak.

Persepsi: Persepsi adalah proses menafsirkan informasi yang diperoleh melalui panca indera
yang sesuai.

Sumber

Sensasi: Sumber sensasi adalah rangsangan yang diperoleh dari organ sensorik.

Persepsi: Sumber persepsi adalah informasi yang dikirim ke otak melalui sensasi.

Hasil

Sensasi: Sensasi menghasilkan persepsi, yang menghasilkan penafsiran dan pemberian makna
pada informasi yang diterima.
Persepsi: Persepsi adalah hasil dari sensasi.

Prosedur

Sensasi: Sensasi adalah prosedur biologis umum.

Persepsi: Persepsi memiliki lebih banyak makna psikologis karena pengalaman dan ideologi
orang di masa lalu mempengaruhi secara langsung.

Kesimpulan

Sensasi dan persepsi adalah fenomena dasar dalam diri kita yang terjadi sepanjang hidup kita.
Sensasi pada dasarnya mengacu pada proses penginderaan lingkungan kita menggunakan
rangsangan yang kita peroleh dari panca indera kita, di sisi lain, persepsi mengacu pada
proses menafsirkan rangsangan itu menjadi informasi yang berarti. Jadi, persepsi biasanya
mengikuti sensasi. Ini adalah perbedaan mendasar antara sensasi dan persepsi.

7 . Ada sejumlah kesalahan persepsi yang sering terjadi dalam mempersepsikan suatu
stimulus / obyek tertentu. kesalahan persepsi tersebut antara lain: stereotyping, hallo effect,
dan projection. Stereotyping adalah mengkatagorikan atau menilai seseorang hanya atas dasar
satu atau beberapa sifat dari kelompoknya. Stereotip sering kali didasarkan atas jenis
kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan, kedudukan atau jabatan. Hallo effect adalah
kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya.

Contohnya : Anak yang lincah / banyak bermain dianggap lebih mudah terkena penyakit dari
pada anak yang lebih banyak diam atau santai. Padahal tidak ada hubungannya antara
kelincahan dengan suatu penyakit. Kesalahan berikutnya adalah projection. Projection
merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan atau
sifatnya. Oleh karenanya projection berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan dari
konsep diri seseorang sehingga lebih mampu menghadapi yang dilihatnya tidak wajar.

8.Karakteristik individu dalam mempengaruhi perilaku organisasi

Setiap individu dalam organisasi memiliki karaktaristik, seperti: kemampuan, kepercayaan pr


ibadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya
Karakteristik individu adalah minat, sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerja
an, kebutuhan individual, kemampuan atau kompentensi, pengetahuan tentang pekerjaan dan
emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai

9. tiga teori yang berhubungan dengan kepribadian


Teori psikoanalitis (psychoanalytic Theory)>menurut Sigmund Frued tokoh dari teori
psikoanalitik. Berdasarkan beberapa penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa diri manusia
dalam membentuk kepribadianya terdiri atas 3 komponen utama yaitu id, ego, super ego.
Teori Pemenuhan (Fulfillment Theory)> teori pemenuhan yang didasarkan pada premis
bahwa manusia hanya memiliki satu dasar kekuatan yang secara terus menerus mendorong
kearah pemenuhan akan aktualisasi diri.
teori konsistensi> teori yang menganggap bahwa tidak adanya sifat bawahan lahir dari
manusia.
10. Faktor Penentu Kepribadian
Keturunan
Faktor keturunan memberi pengaruh penting dalam membentuk kepribadian seseorang,
meskipun tidak menentukan semua kepribadian orang tersebut. Faktor keturunan tersebut
antara lain watak, temperamen, tingkat kecerdasab, postur tubuh, warna kulit, bentuk rambut
dan sebagainya.
Lingkungan Fisik
Ketekunan, ambisi, kejujuran dan kecenderungan berperilaku menyimpang adalah beberapa
ciri kepribadian yang merupakan hasil dari pengaruh lingkungan tempat tinggal individu.
Contohnya, orang-orang yang tinggal di daerah pantai berbicara dengan nada keras dan agak
kasar. Hal tersebut dikarenakan pengaruh suasana laut yang riuh oleh deburan ombak.
Kebudayaan
Kebudayaan menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadian lainnya. Dimana ini berperan
melalui proses pembiasan yang terjadi terus-menerus. Dengan proses pembiasan tersebut,
individu akan mengalami perkembangan ke arah kepribadian tertentu.
Pengaruh kebudayaan ini ajan jelas terlihat ketika salah satu individu dalam suatu masyarakat
tertentu berada di luar kelompok budayanya dan bertemu dengan individu lain dari kelompok
budaya yang berbeda. Contohnya, seseorang yang berasal dari Yogyakarya terbiasa berbicara
dengan gaya bicara yang halus. Ketika ia pindah ke Flores, dimana masyarakatnya berbicara
dengan nada yang keras, maka ia akan merasa berbeda dengan orang-orang di sekitarnya.
Pengalaman Kelompok
Sejak lahir, seorang individu hidup dalam kelompok sosial, mulai dari keluarga, teman
sepermainan, teman-teman sekolah hingga lingkungan pekerjaan. Setiap kelompok sosial
tersebut memiliki budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda. Ukuran itulah yang
digunakan untuk menentukan kepribadian mana yang baik dan mana yang tidak untuk diikuti.

Adakalanya, ukuran moral antarkelompok sosial dapat berbeda. Contohnya, ukuran moral
yang berlaku di keluarga dengan yang berlaku di lingkungan teman sebayanya seringkali
bertentangan. Kelompok sosial yang lebih dominan memengaruhi kepribadian individu
adalah kelompok dimana seorang individu lebih mengakar kuat didalamnya.
Pengalaman Unik
Tidak seorang individu pun mengalami pengalaman yang sama persis satu sama lain,
meskipun dibesarkan di kelompok sosial yang sama. Contohnya, dua orang kakak beradik
dibesarkan dalam satu keluarga yang sama. Sang kakak mendaoat perhatian yang sangat baik
dari kedua orang tuanya karena ia adalah anak pertama yang telah lama dinanti. Ketika sang
adik lahir, perhatian yang diterimanya tidak seperti yang pernah diterima kakaknya. Apa yang
dialami sang kakak disini adalah apa yang dinamakan pengalaman unik.
11. 16 sifat kepribadian utama yang bersifat bipolar (dua titik ekstrem) merupakan sumber
perilaku yang tetap dan konstan

ISTJ (Introverted, Sensing, Thinking, Judging).


ISTP (Introverted, Sensing, Thinking, Perceiving)
ISFJ (Introverted, Sensing, Feeling, Judging)
ISFP (Introverted, Sensing, Thinking, Perceiving)
INFJ (Introverted, Intuitive, Feeling, Judging)
INFP (Introverted, Intuitive, Feeling, Perceiving)
INTJ (Introverted, Intuitive, Thinking, Judging)
INTP (Introverted, Intuitive, Thinking, Perceiving)
ESTP (Extroverted, Sensing, Thinking, Perceiving)
ESTJ (Extroverted, Sensing, Thinking, Judging)
ESFP (Extroverted, Sensing, Feeling, Perceiving)
ESFJ (Extroverted, Sensing, Feeling, Judging)
ENFP (Extroverted, Intuitive, Feeling, Perceiving)
ENFJ (Extroverted, Intuitive, Feeling, Judging)
ENTP (Extroverted, Intuitive, Thinking, Perceiving)
ENTJ (Extroverted, Intuitive, Thinking, Judging)

12. Jelaskan model 5 besar kepribadian.

1. Openness to Experience (Terbuka terhadap Hal-hal baru)


Dimensi Kepribadian Opennes to Experience ini mengelompokan individu berdasarkan
ketertarikannya terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk mengetahui serta mempelajari
sesuatu yang baru. Karakteristik positif pada Individu yang memiliki dimensi ini cenderung
lebih kreatif, Imajinatif, Intelektual, penasaran dan berpikiran luas.
Sifat kebalikan dari “Openness to Experience” ini adalah individu yang cenderung
konvensional dan nyaman terhadap hal-hal yang telah ada serta akan menimbulkan
kegelisahan jika diberikan tugas-tugas baru.
2. Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)
Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih berhati-
hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah
keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya. Karakteristik
Positif pada dimensi adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi
pada pencapain.
Sifat kebalikan dari Conscientiousness adalah individu yang cendurung kurang bertanggung
jawab, terburu-buru, tidak teratur dan kurang dapat diandalkan dalam melakukan suatu
pekerjaan.
3. Extraversion (Ekstraversi)
Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang dalam
berinteraksi dengan orang lain. Karakteristik Positif Individu Extraversion adalah senang
bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas.
Sebaliknya, Individu yang Introversion (Kebalikan dari Extraversion) adalah mereka yang
pemalu, suka menyendiri, penakut dan pendiam.
4. Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat)
Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih patuh dengan individu lainnya
dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari konfilk. Karakteristik Positif-nya adalah
kooperatif (dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik, hangat dan berhati lembut
serta suka membantu.Karakteristik kebalikan dari sifat “Agreeableness” adalah mereka yang
tidak mudah bersepakat dengan individu lain karena suka menentang, bersifat dingin dan
tidak ramah.
5. Neuroticism (Neurotisme)
Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam menahan
tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan Emotional Stability
(Stabilitas Emosional), Individu dengan Emosional yang stabil cenderang Tenang saat
menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh.
13. Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh
seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang
tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan
sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
14.  jelaskan tahapan proses motivasi
Menurut Gitosudarmo 1997, proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari
konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Sedangkan proses motivasi itu sendiri
terdiri dari beberapa tahapan proses sebagai berikut: a. Munculnya suatu kebutuhan yang
belum terpenuhi menyebabkan adanya ketidakseimbangan dalam diri seseorang dan berusaha
untuk mengurangi dengan berperilaku tertentu. b. Seseorang kemudian mencari cara-cara
untuk memuaskan keinginan tersebut. c. Seseorang mengarahkan perilakunya kearah
pencapaian tujuan atau prestasi dengan cara-cara yang telah dipilihnya dengan didukung oleh
kemampuan, ketrampilan, maupun pengalamannya. d. Penilaian prestasi dilakukan oleh diri
sendiri atau orang lain atasan tentang keberhasilannya dalam mencapai tujuan. e. Imbalan
atau hukuman yang diterima atau dirasakan tergantung kepada evaluasi atas prestasi yang
dilakukannya. f. Akhirnya seseorang menilai sejauhmana perilaku dan imbalan yang telah
memuaskan kebutuhannya. Sedangkan menurut Gibson 1996 menyampaikan bahwa proses
motivasi diinterpretasikan oleh kebanyakan ahli teori adalah bersifat terarah pada tujuan.
Orang berupaya untuk mengurangi kebutuhan yang belum terpenuhi, yang memicu suatu
proses pencarian cara guna mengurangi tekanan akibat kekurangan-kekurangan tersebut.
15. Menurut Abraham Maslow, perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh motivasi. Hal ini
menyebabkan Maslow menganjurkan sebuah teori motivasi dengan tujuan untuk
mengarahkan perilaku manusia agar bisa diarahkan untuk mencapai tujuan.
Maslow mengatakan bahwa motivasi menyebabkan perilaku yang diarahkan pada tujuan.
Melalui motivasi, manusia bisa diarahkan untuk kebutuhan tertentu. Bagi seorang pimpinan
organisasi perlu mengetahui kebutuhan dari bawahannya. Maslow merumuskan sebuah teori
yang kemudian disebut dengan teori hierarki kebutuhan atau The Need Hierarchy Model”.
Teori Maslow ini terdiri dari tingkatan kebutuhan manusia sesuai dengan skala prioritas.
Menurut Maslow, jika kebutuhan dasar terpenuhi maka seseorang dengan sendirinya akan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan berikutnya. Maslow juga beranggapan bahwa
kebutuhan individu berfungsi sebagai kekuatan pendorong dalam perilaku seseorang.
16. Tiga Kebutuhan menurut Teori Kebutuhan McClelland
1. Kebutuhan akan Pencapaian (Need for Achievement)
Individu dengan kebutuhan akan pencapaian atau prestasi tinggi ini sangat termotivasi oleh
pekerjaan yang menantang dan bersaing. Mereka mencari peluang promosi dalam pekerjaan
dan memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan umpan balik atas pencapaian mereka.
Mereka akan berusaha mendapatkan kepuasan dalam melakukan hal-hal dengan lebih baik.
Pencapaian atau Prestasi tinggi akan berkaitan langsung dengan kinerja tinggi. Individu yang
berkinerja lebih baik dan di atas rata-rata sangat termotivasi. Orang-orang ini dapat memikul
tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah di tempat kerja.
McClelland menyebutkan bahwa orang-orang dengan kebutuhan akan prestasi tinggi ini
sebagai akan menetapkan target yang menantang untuk diri sendiri dan mengambil risiko
yang disengaja untuk mencapai target yang ditetapkan tersebut. Individu yang memiliki
kebutuhan akan pencapaian ini mencari cara yang inovatif dalam melakukan pekerjaan.
Mereka menganggap pencapaian tujuan sebagai hadiah dan menghargainya lebih dari sekadar
hadiah finansial.
Contoh Kebutuhan akan Pencapaian ini diantaranya seperti seorang pengacara yang
memenangkan kasus dan diakui oleh banyak orang ataupun Seorang pelukis yang berhasil
melukis sebuah lukisan terkenal.
2. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power)
Kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan dalam diri seseorang untuk memegang kendali
dan wewenang atas orang lain dan memengaruhi serta mengubah keputusan sesuai dengan
kebutuhan atau keinginannya sendiri. Individu tersebut akan termotivasi oleh kebutuhan akan
reputasi dan harga diri. Individu yang memiliki kekuasaan dan otoritas yang lebih besar akan
melakukan lebih baik daripada mereka yang memiliki kekuasaan kecil.
Umumnya, manajer dengan kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi akan menjadi manajer
yang lebih efisien dan sukses. Mereka lebih bertekad dan loyal kepada organisasi tempat
mereka bekerja. Kebutuhan akan kekuasaan tidak harus selalu dianggap negatif. Ini dapat
dipandang sebagai kebutuhan untuk memiliki efek positif pada organisasi dan untuk
mendukung organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya.
3. Kebutuhan akan Afiliasi (Need For Affiliation)
Kebutuhan untuk berafiliasi adalah dorongan seseorang untuk memiliki hubungan
interpersonal dan sosial dengan orang lain atau sekelompok orang tertentu. Mereka berusaha
untuk bekerja dalam kelompok dengan menciptakan hubungan yang ramah dan memiliki
keinginan yang kuat untuk disukai oleh orang lain. Orang-orang ini cenderung suka
berkolaborasi dengan orang lain dalam bersaing dan biasanya akan menghindari situasi yang
berisiko tinggi ataupun menghindari situasi yang penuh dengan ketidakpastian.
Individu-individu yang termotivasi oleh kebutuhan akan berafiliasi ini lebih suka menjadi
bagian dari suatu kelompok. Mereka suka menghabiskan waktu bersosialisasi dan menjaga
hubungan dan memiliki keinginan kuat untuk dicintai dan diterima. Orang-orang yang
termasuk dalam kelompok ini cenderung mematuhi norma-norma budaya di tempat kerja
yang bersangkutan dan biasanya tidak akan mengubah norma-norma di tempat kerja karena
takut ditolak oleh orang-orang disekitarnya.
Mereka bukan pencari risiko dan lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Individu-
individu ini bekerja secara efektif dalam peran yang didasarkan pada interaksi sosial, seperti
layanan klien (customer service) dan tugas-tugas yang dapat berinteraksi pelanggan lainnya.
17. Alasan utama seseorang menjadi anggota suatu kelompok adalah berkaitan dengan
kebutuhan untuk keamanan, afiliasi, kekuasaan, status, dan pencapaian tujuan.
Keamanan
Salah satu alasan mengapa seseorang menjadi anggota suatu kelompok adalah untuk
mendapatkan rasa aman dari ancaman. Orang yang tergabung dalam suatu kelompok
posisinya akan lebih kuat dari pada sendirian. Selain itu, mereka juga akan terhindar dari
perlakuan-perlakuan yang kurang menguntungkan dari orang lain terutama pimpinan.
Pemimpin organisasi tentu memperhatikan lebih serius suara-suara yang disampaikan oleh
kelompok daripada disampaikan secara perorangan.
Afiliasi
Interaksi secara formal yang terjadi dalam organisasi tidak dapat dilakukan secara intens atau
erat karena kesibukan masing-masing dalam melaksanakan tugasnya. Dengan menjadi
anggota suatu kelompok maka interaksi yang terjadi dapat lebih erat, lebih bersahabat dan
akrab.
Kekuasaan
Bagi seseorang yang ingin menggunakan pengaruhnya terhadap orang lain, kelompok
memberikan kekuasaan tanpa wewenang formal dari organisasi. Sebagai pemimpin kelompok
seseorang dapat mempengaruhi anggota kelompoknya. Bagi yang memiliki kebutuhan akan
kekuasaan, kelompok merupakan wadah untuk pemenuhannya.
Status
Dengan bergabung dalam suatu kelompok seseorang merasakan adanya pengakuan dari
lingkungannya bahwa isa memiliki status tertentu sesuai dengan status yang disandang oleh
kelompoknya.
Pencapaian Tujuan
Orang-orang yang bekerjasama dalam suatu kelompok karena mereka membutuhkan bantuan
orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan yang penting. Secara fisik da mental intelektual
dengan bekerjasama dalam wadah kelompok tujuan-tujuan tersebut akan lebih mudah
tercapai. Secara fisik tenaga yang terhimpun oleh kelompok lebih besar dan secara mental
intelektual ide, gagasan maupun pendapat akan lebih berkualitas dan memberikan
kontribusinya terhadap keberhasilan kelompok.
18. Alasan individu menjadi anggota suatu kelompok:
Proksimitas
Individu cenderung bergabung dengan individu lain yang berdekatan. Misalnya, mahasiswa-
mahasiswa yang tempat tinggalnya sama akan berkelompok setidaknya untuk pulang
bersama.
Kesamaan sikap, minat dan keyakinan
Indvidu-individu yang punya minat atau keyakinan yang sama cenderung berkelopok.
Misalnya kelompok mahasiswa muslim yang mendirikan organisasi berlatar belakang agama.
Saling tergantung untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Adanya tujuan bersama beberapa individu bergabung dalam satu kelompok. Milsanya para
mahasiswa yang ingin supaya harga BBM diturunkan akan bergabung dalam demonstrasi
menentang keputusan pemerintah menaikkan BBM.
Dukungan timbal balik yang positif
Dukungan timbal balik yang positif (mutual positive support) dan kemikmatan berafiliasi
merupakan salah satu penyebab mengapa individu membentuk kelompok. Kelompok bisa
memberikan dukungan yang positif kepada individu serta membuat individu merasa memiliki
afiliasi. Hal ini dapat menghindarkan individu dari rasa kesepian. Misalnya, seorang
mahasiswa yang tidak masuk kuliah akan memperoleh informasi tentang tugas dari teman
sekelompoknya.
Dukungan emosional
Kelompok juga bisa memberi dukungan emosional untuk para anggotanya. Misalnya seorang
mahasiswa diputuskan oleh pacarnya akan dihibur oleh teman-teman sekelompoknya dan
bisa sejenak melupakan masalahnya dengan berjalan-jalan bersama teman-temannya.
19. Tahap Perkembangan Kelompok yang dimaksud oleh Bruce Tuckman :
Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan kelompok kerja, para anggota mulai
mempelajari tugas yang diberikan dan berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming
ini dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak
terlalu jelas mengenai Tujuan dan Objective kelompok, merasa kebingungan, masih
menyembunyikan perasaan masing-masing, keterlibatannya masih kurang.
Tahap timbulnya Konflik (Storming)
Tahap kedua adalah Tahap timbulnya konflik yang menurut Tuckmen disebut dengan
Storming. Para anggota mulai bekerja tetapi mereka cenderung akan mempertahankan
pendapat mereka sendiri, menolak batasan-batasan yang ditetapkan oleh Kelompok terhadap
Individu mereka. Tahap Storming ini dikarakteristikan oleh konflik Intra Kelompok.
Beberapa tanda-tanda bahwa Kelompok berada di Tahap Storming adalah timbulnya
kemarahan, perasaan menyebalkan, ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat / konfilik dan
kegagalan.
Tahap Normalisasi (Norming)
Tahap ketiga adalah Tahap Normalisasi (Norming) yaitu Tahap terbentuk hubungan yang
dekat antar anggota kelompok dan menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara
komunikasi yang tepat supaya dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan.
Tanda-tanda Kelompok berada di Tahap Norming adalah adanya peninjauan ulang dan
penjelasan mengenai Objective/Tujuan Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama
antar anggota kelompok, mulai dapat mendengar pendapat anggota lain serta dapat meng-
identifikasi-kan kekuatan dan kelemahan.
Tahap berkinerja (Performing)
Tahap keempat adalah Tahap berkinerja (Performing) dimana semua anggota kelompok telah
dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada tahap ini, semua anggota memiliki
kebersamaan, Percaya diri, kreatif, Inisiatif dan semangat yang tinggi serta Sukses.
Tahap Pembubaran (Adjourning)
Tahap ini dikhususkan untuk Kelompok-kelompok kerja yang bersifat sementara. Setelah
suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan berhasil dituntaskan, kelompok kerja
tersebut akan dibubarkan.
20. Keterpaduan antar anggota kelompok amat menentukan dalam menunjang kelancaran
pencapaian tujuan kelompok. Sebutkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan keterpaduan.
1. Kepemimpinan. Masalah kepemimpinan sangat strategis sifatnya, karena dapat
menentukan efektif tidaknya proses kelompok. Tidak jarang, suatu kelompok menjadi buyar
karena kesalahan memilih pemimpin.
2. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah, merupakan inti dari tugas atau misi kelompok. Pengambilan keputusan kelompok di
dalam praktik lebih banyak sulitnya daripada mudahnya. Pengambilan keputusan kelompok
secara umum telah diakui lebih baik kualitasnya daripada keputusan yang individual.
3. Komunikasi. Kelompok merupakan kumpulan dari para individu yang berinteraksi satu
sama lain, maka masalah komunikasi memegang peranan yang sentral. Melalui komunikasi
saling pengertian diciptakan yang pada akhirnya akan memperkuat kohesi dan tercapainya
tujuan-tujuan kelompok.
4. Konflik. Perbedaan kepentingan dan harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh
jadi tidak dapat dihindari. Hal ini akan dapat menjadi potensi konflik, sehingga sasaran yang
telah ditetapkan gagal dicapai, bahkan bisa membuyarkan kelompok itu sendiri.
21. Faktor-Faktor Eksternal yang Menentukan Prestasi Kelompok
Faktor-faktor eksternal ikut berpengaruh terhadap prestasi suatu kelompok seperti strategi
organisasi, struktur wewenang, peraturan, sumber-sumber organisasi, proses seleksi, sistem
imbalan, budaya organisasi, dan lingkungan fisik.
a. Strategi Organisasi
Strategi organisasi ditentukan oleh manajemen tingkat puncak, dan sering kali juga
ditetapkan bersama-sama dengan manajemen tingkat menengah. Strategi merumuskan
sasaran yang hendak dicapai organisasi dan cara-cara mencapai sasaran tersebut. Strategi
yang ditetapkan organisasi mempengaruhi perilaku kelompok yang ada dalam organisasi
tersebut. Kelompok akan berperilaku sesuai dengan strategi yang ditetapkan organisasi.
b. Struktur Wewenang
Organisasi memiliki struktur wewenang yang menentukan kepada siapa seseorang
melapor, siapa yang membuat keputusan, dan bagaimana wewenang yang diberikan kepada
kelompok dalam mengambil suatu keputusan. Struktur ini menentukan dimana posisi suatu
kelompok tertentu dalam hirarkhi organisasi, pimpinan kelompok formal dari kelompok, dan
hubungan formal di antara kelompok.
c. Peraturan
Organisasi menciptakan peraturan, prosedur, kebijaksanaan, dan berbagai bentuk
peraturan lainnya yang menentukan standar perilaku dari perkerja. Keleluasaan dan
kebebasan dari kelompok untuk menentukan standar perilakunya sangat dibatasi. Semakin
banyak peraturan formal yang diterapkan organisasi pada semua pekerjanya, maka perilaku
kelompok akan semakin konsisten dan dapat diramalkan.
d. Sumber-Sumber Organisasi
Organisasi ada yang skala usahanya besar dan ada pula yang kecil. Organisasi yang
besar tentu sumber-sumber yang dimiliki juga besar. Pekerja akan dilengkapi dengan
peralatan-peralatan yang canggih untuk melaksanakan tugasnya. Sedangkan organisasi yang
relatif kecil akan melengkapi pekerjaannya dengan peralatan-peralatan yang sederhana untuk
menyelesaikan tugasnya. Besar atau kecilnya sumberdaya yang lainnya yang diberikan
organisasi kepada kelompok akan mempengaruhi perilaku dan prestasi kelompok.
e. Proses Seleksi
Kriteria dalam proses seleksi tenaga kerja akan menentukan tenaga kerja yang akan
diterima yang merupakan kelompok kerja dalam organisasi. Proses seleksi menjadi faktor
penting dalam menyaring orang-orang yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan tugas
dalam suatu organisasi. Kualitas dari calon pekerja tersebut nantinya akan menjadi kelompok
tugas sangat menentukan perilaku dan prestasi kelompok tersebut.
f. Penilaian Prestasi dan Sistem Imbalan
Kelompok merupakan bagian dari sistem organisasi, dimana perilaku kelompok akan
dipengaruhi oleh bagaimana organisasi dalam menilai prestasi kelompok yang ada dalam
organisasi dan bagaimana sistem imbalan yang diterapkan terhadap kelompok-kelompok
yang ada dalam organisasi. Adanya sistem imbalan yang mengkaitkannya dengan prestasi
dari kelompok kerja akan mempengaruhi perilaku kelompok tersebut.
g. Budaya Organisasi
Organisasi pada umumnya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak tertulis yang
menentukan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan para pekerja. Sementara
organisasi tertentu memiliki subkultur yang berlaku pada kelompok tertentu yang merupakan
pelengkap atau modifikasi standar perilaku yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Kultur
organisasi dan subkultur tersebut akan menentukan perilaku kelompok dalam organisasi
tersebut.
h. Faktor Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik juga berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi kelompok.
Ruangan yang tertata dengan baik misalnya tempat duduk melingkar akan memudahkan
komunikasi antar anggota kelompok. Demikian juga kenyamanan dari suhu dan udara dalam
ruangan akan menyebabkan daya tahan dari anggota kelompok dalam melaksanakan tugasnya
akan lebih baik.
22. Tipe Tipe Kelompok
Kelompok Formal
Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola strukturorganisasi dan pembagian kerja yang
ditandai untuk menegakkan tugas- tugas. Kebutuhan dan proses organisasi menimbulkan
formulasi tipe-tipekelompok yang berbeda-beda.
Kelompok informal
Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajardari orang-orang dalam situasi kerja
untuk memenuhi kebutuhan sosial.Dengan perkataan lain, kelompok informal tidak muncul
karena dibentukdengan sengaja, tetapi muncul secara wajar.

Anda mungkin juga menyukai