-->
BAB I
PENDAHULUAN
adanya degradasi iklim komunikasi yang tercipta dalam suatu organisasi. Iklim yang
terbentuk akan sangat mempengaruhi orang-orang maupun non orang yang berada
dalam organisasi tersebut. Iklim yang buruk dapat menurunkan kinerja anggota
organisasi, hal ini disebabkan komunikasi yang buruk akan menurunkan angka
kepuasan kerja yang berimbas pada penurunan kinerja anggota organisasi tersebut.
Berdasar pada pemaparan di atas, maka adanya makalah ini menjadi perlu untuk
memberi wawasan terkait korelasi iklim organisasi yang tercipta dengan kepuasan
Makalah ini akan membahas beberapa poin rumusan masalah, berikut adalah
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan iklim organisasi dan kepuasan kerja
2. Menjelaskan Faktor yang Mempenngaruhi Kepuasan Kerja
angggota organisasi
BAB II
ISI
kondusif atau kkurang memenuhi harapan pihak-pihak yang terlibat dalam program-
individu dalam organisasi (Riechers & Schenieder 1990, p22). Iklim kerja organisasi
a. Tanggung jawab
b. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan
d. Rasa persaudaraan
e. Semangat tim
suatau konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma,
sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial.
Belum ada kesepakatan yang jelas di antara para ahli untuk mendefinisikan
iklim organisasi. Namun, dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa iklim organisasi adalah refleksi dari kualitas nilai-nilai, norma, atau adat
kebiasaan yang ada dan berlaku dalam suatu organisasi yang dilakukan dan dirasakan
dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga
dan penting.
e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tuujuan kinerja dikomunikasikan
Iklim yang ada dalam suatu organisasi tidak serta merta ada begitu saja. Ada
a. Struktur
kejelasan kepada pegawai bahwa sesuatu pekerjaan dan tugas dapat dikoordinir
dengan baik dan tujuan dirumuskan secara jelas. Struktur juga memberikan batasan-
batasan melalui peraturan, prosedur, kebijaksanaan dan praktek yang harus ditaati
oleh pegawai dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban mereka. (Litwin dan Stringer,
1968; Litwin
& Meyer, 1971; Glimer, 1971; Streers & Porter, 1979; Oliver & Anderson, 1994;
b. Tanggung jawab
persoalan tanpa harus bertanya kepada atasan. Secara tidak langsung, tanggung jawab
yang tinggi dapat meningkatakan kinerja pegawai tersebut. Tanggung jawab juga
suatu pekerjaan dengan baik dan menunjang tujuan untuk meningkatkan prestasi
Organisasi (Litwin dan Stringer, 1968; Litwin & Meyer, 1971; Glimer, 1971; Streers
& Porter, 1979; Oliver & Anderson, 1994; Shadur et.al, 1999).
c. Penghargaan
Menunjukkan derajat para pekerja bahwa mereka dihargai dan mendapat imbalan
untuk pekerjaan yang baik dari pada mereka diabaikan, dikritik atau dihukum jika
sesuatu dilaksanakan secara salah (Litwin & Meyer, 1971). Penghargaan juga
dan manajer tentang pekerjaan mereka dan juga menunjukka derajat sampai dimana
para pengawas dan manajer membantu mereka dalam melakukan pekerjaan. Dengan
penghargaan dan imbalan yang diberikan kepada pegaw,ai maka semangat dan
motivasi kerja pegawai akan terpacu karena merasa hasil kerjanya dihargai maka
pegawai akan lebih meningkatkan lagi kinerjanya (Litwin dan Stringer, 1968; Litwin
& Meyer, 1971; Glimer, 1971; Streers & Porter, 1979; Oliver & Anderson, 1994;
d. Resiko
besar kecilnya resiko yang akan terjadi akiba penerapan kebijakan tersebut akan
e. Kehangatan/ keramahan
Perlakuan atau pehatian yang baik dari pimpinan pada saat melaksanakan
(Huse et.al, 1977; Streers & Porter, 1979; Oliver & Anderson, 1994; Shadur et.al,
1999)
f. Dukungan
tersebut kinerja pegawa akan terpacu untuk lebih baik. Dukungan juga memunculkan
semangat tim para pekerja sehingga mereka dapat saling mempercayai dan saling
membantu, serta adanya hubungan baik antar pekerja di dalam lingkungan kerja
((Litwin dan Stringer, 1968; Litwin & Meyer, 1971; Glimer, 1971; Streers & Porter,
g. Standard
spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan oleh organisasi (Litwin dan Stringer,
1968; Litwin & Meyer, 1971; Glimer, 1971; Streers & Porter, 1979; Oliver &
h. Konflik
Persaingan antar pegawai dalam satu organisasi dalam rangka mencari kemenangan
merugikan organisasi karena prestasi yang diraih oleh pegawai tidak maksimal.
aman dan berperasaan cemas pada sebagian dari anggotanya (Litwin dan Stringer,
1968; Litwin & Meyer, 1971; Glimer, 1971; Streers & Porter, 1979; Oliver &
kepuasan kerja yang dapat dikategorikan sesuai dengan fokus karyawan atau
perusahaan, yaitu:
1. Manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat, pandangan ini menurut
psikologis.
1. Faktor intrinsik merupakan faktor yang berasal dari dalam diri karyawan itu sendiri
2. Faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar diri karyawan antara lain
kebijakan perusahaan, kondisi fisik lingkungan kerja, interaksi dengan karyawan lain,
isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap
pekerjaan; (b) sipervisi; (c) organisasi dan manajemen; (d) kesempatan untuk maju;
(e) gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif; (f)
rekan kerja; (g) kondisi pekerjaan (Chruden & Sherman, 1972: 312-313).
banyak faktor, tidak hanya gaji, tetapi terkait dengan pekerjaan itu sendiri dengan
faktor lain seperti hubungan dengan atasan, rekan kerja, lingkungan kerja, dan aturan-
1. Gaji, yaitu jumlah pembayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari
pelaksanaan kerja.
2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yanhg dilakukan oleh seseorang apakah
alam oelaksanaan pekerjaan, seseorang dapat rekan merasakan rekan kerjanya sangat
4. Alasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam
pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau
Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau
tidak, proses kenaikan jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat
perilaku yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja akan didapat apabila ada
kesesuaian antara harapan pekerja dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkannya
metode angka nilai global tunggal tidak lebih dari meminta individu-individu untuk
2. Skor Penjumlahan
Metode ini mengenali unsure-unsur utama dalam suatu pekerjaan dan menanyakan
perasaan karyawan mengenai tiap unsur. Faktor-faktor yang lazim akan dicakap
adalah sifat dasar pekerjaan, upah sekarang, kesempatan promosi dan hubungan
dengan rekan sekerja. Faktor-faktor ini dinilai pada suatu skala baku dan kemudian di
Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Pegawai yang tidak
memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan
pada gilirannya akan menjadi frustasi. Pegawai seperti ini akan sering melamun,
mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak
stabil, seringkali absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya
organisasi dengan efektif agar tercipta iklim organisasi yang baik. Ikllim organisasi
membuat pekerja lebih bertahan dalam pekerjaannya dan juga berpengaruh terhadap
kepuasan kerja.
Contoh kasus : di Puskesmas Turen pada saat ini, di mana terdapat dua
kondisi yang cukup kontradiktif, disatu sisi tuntutan masyarakat yang semakin
memadai serta straregi dan prioritas program yang tajam di samping tolak ukur
keberhasilan yang masih belum jelas kesesuaiannya. Dengan kondisi seperti itu, maka
peneliti ingin membuat lebih jauh tentang kondisi iklim organisasi yang ada di
puskesmas Turen karena dengan kondisi yang ada di lingkungan kerja yang sehat
akan membuat para pegawai lebih bertahan dalam bekerja dan nantinya akan
dalam proses belajar-mengajar bagi perilaku kerja, terdapat pengaru yang positif
iklim organisasi terhadap penampilan kerja dan kepuasan kerja sehingga semakin
sesuai dan menyehatkan suatu iklim organisasi akan semakin tinggi tinkat kepuasan
· Adanya pengharapan yang penuh terhadap sumber daya manusia sebagai modal
dasar organisasi
b) Keterjaminan pekerjaan
dan kepuasan kerja. Iklim mempengaruhi hal itu dengan membentuk harapan pegawai
tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan. Karyawan akan
menjadi dua bagian yaitu faktor intrinsik atau faktor yang berasal dari dalam diri
karyawan itu sendiri seperti harapan dan kebutuhan individu tersebut dan yang kedua
adalah faktor ekstrinsik, factor ini faktor yang berasal dari luar diri karyawan antara
Dalam faktor ekstrinsik sudah jelas terlihat bahwa faktor yang mempengaruhi
kerja seorang pegawai terdiri juga dari faktor lingkungan, jika lingkungan organisasi
sudah membuat pegawai tidak nyaman biasanya kepuasan kerjanya pun menurun.
Maka dapat di simpulkan bahwa iklim kerja sangat berpengaruh terhadap kepuasan
kerja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iklim organisasi adalah refleksi dari kualitas nilai-nilai, norma, atau adat
kebiasaan yang ada dan berlaku dalam suatu organisasi yang dilakukan dan dirasakan
Iklim yang ada dalam suatu organisasi tidak serta merta ada begitu saja tetapi
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu struktur, tanggung jawab, penghargaan, resiko,
aspeknya. Kepuasan kerja dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa
perilaku yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja akan didapat apabila ada
kesesuaian antara harapan pekerja dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkannya
iklim yang mempengaruhi hal itu dengan membentuk harapan pegawai tentang
konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan. Karyawan akan mengharapkan
3.2 Saran
kondusif terlaksana agar kepuasan kerja tercapai dan menghasilkan hasil kerja yang
optimal bagi pekerja dan perusahaan ataupun organisasi terkait.berbagai metode dan
unsur di dalam iklim organisasi dapat didukung oleh manajer ataupun pemimpin demi
HM. Afandi, Tesis : pengaruh Iklim Organisasi Terhadap kepuasan Kerja komitmen
[1]
HM. Affandi, Tesis. 2002. p 7
[2]
Ibid, p 7
[3]
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, 2011. p 85
[4]
Ibid, p 85