TINJAUAN TEORI
Patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin.
Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk pada ajaran dan aturan. Kepatuhan adalah
perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi. Kepatuhan merupakan suatu bentuk
perilaku manusia yang taat pada aturan, perintah yang telah ditetapkan, prosedur dan disiplin
masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku yang merupakan hasil daripada segala macam
pengalaman maupun interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kepatuhan (complying) merupakan salah satu bentuk
perilaku yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Smeth (2004) mengatakan
bahwa kepatuhan adalah ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disaranka
n dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2005). Menurut Notoatmodjo (2003) kepatuhan merup
akan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang
Menurut Kozier (2010) kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya: minum obat, mematuh
i diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat ke
patuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhi renca
na.
Menurut Safarino (dalam Tritiadi, 2007) mendefinisikan kepatuhan atau ketaatan (complianc
e atau adherence) sebagai: “tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
Kepatuhan (adherence) adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat adanya interaksi anta
ra petugas Kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti rencana dan segala konsekwensin
n seseorang menaati suatu peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.Kepatuhan yang b
aik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberi
kan kepadanya.Hal ini cenderung gairah kerja,semangat kerja,dan terwujudnya tujuan masyar
akat,maka setiap orang harus berusaha agar mempunyai kepatuhan yang baik.
esehatan merupakan suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan de
Kepatuhan didefinisikan sebagai perubahan sikap dan tingkah laku untuk mengikuti perminta
ugas professional adalah perilaku seseorang yang professional terhadap suatu anjuran,prosedu
Perilaku kepatuhan bersifat sementara karena perilaku tersebut akan bertahan apabila ada pen
gawasan.Jika pengawasan hilang maupun mengendur maka akan timbul perilaku ketidakpatu
han.Perilaku kepatuhan ini akan optimal apabila petugas itu sendiri menganggap perilaku ini
bernilai positif yang akan diintegrasikan melalui tindakan asuhan keperawatan.(Susanti, 201
5).
Aspek-aspek Kepatuhan
Seseorang dapat dikatakan patuh terhadap orang lain apabila orang tersebut memiliki tiga
dimensi kepatuhan yang terkait dengan sikap dan tingkah.Menurut Hartono (2006),dimensi
atau aspek-aspek yang terkandung dalam kepatuhan (obedience) adalah sebagai berikut:
1.Mempercayai (belief).Individu lebih patuh apabila mereka percaya bahwa tujuan dari
dibentuknya suatu peraturan itu merupakan sesuatu yang penting.Individu percaya bahwa
mereka diperlakukan secara adil oleh orang yang memberi perintah atau biasa disebut
pemimpin,percaya pada motif pemimpin dan menganggap bahwa individu tersebut bagian
dari organisasi atau keompok yang ada dan memiliki aturan yang harus diikuti.
2.Menerima (accept).Individu yang patuh menerima dengan sepenuh hati perintah dan
permintaan yang ada dalam peraturan yang telah dipercayainya.Mempercayai dan menerima
3.Melakukan (act).Melakukan dan memilih taat terhadap peraturan dengan sepenuh hati dan
dalam keadaan sadar.Melakukan sesuatu yang diperintahkan atau menjalankan suatu ajaran
dengan baik,maka individu tersebut bisa dikatakan telah memenuhi aspek-aspek dari
kepatuhan.
Menurut Umami (2010),kepatuhan kepada otoritas atau peraturan terjadi jika perintah
mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma social yang ada.
komunikasi persuasif dari orang yang berpengetahuan luas atau orang yang disukai.Dan juga
merupakan Tindakan yang dilakukan dengan senang hati karena percaya terhadap tekanan
sepenuhnya pada pihak yang memiliki wewenang,bukan terletak pada kemarahan atau agresi
yang meningkat,tetapi lebih pada bentuk hubungan mereka dengan pihak yang berwenang.
a. Faktor Internal
1.Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,yang terjadi karena proses penginderaan yan
2. Sikap
Menurut Azwar (2015) sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi dari
3. Kemampuan
4. Motivasi
b. Faktor Eksternal
1. Karakteristik Organisasi
Keadaan dari organisasi dan struktur organisasi ditentukan oleh filosofi dari
memotivasi petugas untuk berpartisipasi pada tingkatan yang konsisten sesuai denga
organisasi dan hubungan kerja antara pekerja dengan supervisor yang akan
2. Karakteristik kelompok
Kelompok merupakan unit komunitas yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
memiliki suatu kesatuan tujuan dan pemikiran serta integritas antar anggota yang
3. Karakteristik pekerjaan
karyawan untuk bekerja lebih giat dan menumbuhkan semangat kerja yang lebih
Karakteristik pekerjaan memiliki sifat yang berbeda antara pekerjaan satu dengan
pekerjaan yang lainnya yang bersifat khusus dan merupakan inti pekerjaan yang
4. Karakteristik lingkungan
Petugas harus mampu bekerja dalam lingkungan yang terbatas dan berinteraksi
ulkan data yang diperlukan untuk mengukur indicator-indikator yang telah dipilih. Indikator t
ersebut sangat diperlukan sebagai ukuran tidak langsung mengenai standar penyimpangan ya
ng diukur menggunakan tolak ukur atau ambang batas yang digunakan oleh organisasi merup
akan penunjuk derajat kepatuhan terhadap standar tersebut. Suatu indicator adalah suatu varia
ble/karakteristik terukur yang dapat digunakan untuk menentukan derajat kepatuhan terhadap
standar atau pencapaian tujuan mutu.Indikator juga harus memiliki karakteristik yang sama d
enggunakan alat ukur yang dirancang sendiri oleh peneliti,baik melalui pre-test maupun elicit
ing (bertanya pada ahli) karena tidak ada alat ukur yang pasti.Alat ukur yang digunakan adala
h butir-butir pertanyaan yang dianggap sebagai indikator dari perilaku tertentu misalnya peng
etahuan atau sikap.Butir-butir pertanyaan tersebut akan direspon oleh individu-indivdu yang
akan diukur perilakunya.Ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan salah satunya
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,pendapat,dan persepsi seseorang atau sekel
ompok orang tentang fenomena sosial.Dengan skala Likert,variable yang akan diukur dijabar
kan menjadi indikator variable.Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untu
Tabel 1
Patuh P 4 Patuh P 1
TP KP CP P
Keterangan :
Petugas adalah orang yang bekerja dibagian tempat pendaftaran pasien. Petugas dituntu
18).Pengertian petugas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang bertugas
melakukan sesuatu.
Petugas rekam medis adalah petugas yang berprofesi mengolah seluruh kumpulan informasi
mengenai kondisi pasien dari mulai kartu Riwayat pemeriksaan hingga berbagai Tindakan ya
Perekam medis dan informasi kesehatan adalah seorang yang lulus pendidikan Rekam
profesi Perekam medis adalah Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Keseh
atan Indonesia.
1. Standar kelulusan Diploma tiga sebagai Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan
2. Standar Kelulusan Diploma empat sebagai Sarjana Terapan Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan
3. Standar kelulusan Sarjana sebagai Sarjana Rekam Medis dan Informasi Kesehatan,
dan
4. Standar kelulusan Magister sebagai Magister Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Perekam Medis untuk dapat melakukan pekerjaannya wajib memiliki STR Perekam Medis. S
TR Perekam Medis dikeluarkan oleh MTKI dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun.
Setiap Perekam Medis yang melakukan pekerjaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
memiliki SIK Perekam Medis. SIK tersebut dapat diperoleh bila telah memiliki STR. SIK Per
ekam medis berlaku untuk 1 (satu) tempat. Perekam Medis hanya dapat melakukan pekerjaan
paling banyak di 2 (dua) Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan permohonan SIK yang kedua
dengan menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki SIK Perekam Medis yang per
tama.
Perekam medis yang memiliki SIK dapat melakukan pekerjaannya pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, berupa:
Puskesmas
Klinik
2. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau keluarganya;
undangan;
masyarakat.
lihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai menyajikan i
nformasi kesehatan di rumah sakit, praktik dokter klinik, asuransi kesehatan, fasilitas pelayan
an kesehatan dan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman
Bentuk pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan yang dilakukan oleh perekam medis,
meliputi:
Profesi Petugas Rekam Medis bertugas menyusun, memproses, dan memelihara catatan medi
s pasien rumah sakit dan klinik dengan cara yang konsisten dengan persyaratan medis, admini
strasi, etika, hukum, dan peraturan dari sistem perawatan kesehatan. Petugas rekam medis jug
a bertanggung jawab memastikan bahwa rekam medis terjaga kerahasiannya, serta memastika
n bahwa informasi diisi dengan baik dan valid. Petugas Rekam Medis akan bekerja sama den
Deskripsi pekerjaannya juga mencakup klasifikasi penyakit pasien, pengobatan yang diresepk
an. Petugas Rekam Medis bertanggung jawab melaporkan informasi pasien untuk persyaratan
dan standar kesehatan dengan cara yang konsisten dengan sistem kode diagnosis penyakit unt
uk perawatan kesehatan. Ia juga memelihara sistem yang memastikan bahwa rekam medis m
udah diambil dan menggunakan sistem klasifikasi standar untuk abstrak dan kode data keseha
tan.
n atau keluarga sebelum menerima pelayanan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit.Gene
ral consent hendaknya diinformasikan dahulu agar dapat dipahamidan dimengerti karena dian
taranya mencakup hak dan kewajiban pasien.Pasien dapat kehilangan hak untuk membuat ke
General Consent adalah lembar persetujuan umum dan termasuk bagian penting dari rekam m
edis pasien. General consent merupakan salah satu formulir yang wajib diisi guna menunjang
akreditasi dan hendaknya dapat diketahui dan dimengerti isinya oleh keluarga dan pasien.
Pada standar akreditasi rumah sakit yaitu standar hak pasien dan keluarga bahwa hasil pelaya
nan pasien akan bertambah baik bila pasien dan keluarga yang tepat atau mereka yang berhak
mengambil keputusan diikut dertakan dalam keputusan pelayanan dan proses yang sesuai har
apan budaya. (KARS 2012)Untuk meningkatkanhak pasien dirumah sakit, harus dimulai den
gan mendefinisikan hak tersebut,kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut.Pasi
en diberitahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf dididik untuk mengerti dan me
nghormati kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan membeikan pelayanan dengan penuh perhat
ian dan hormat guna menjaga martabat pasien.Kegunaan General consent adalah sebagai bukt
i tertulis ketrangan persetujuan atau kesepakatan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan pe
raturan secara jelas dalam hal perawatan pasien dan pelayanan kesehatan.(Aep, 2016).
c. Agar pasien dan keluarganya mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.
Adapun Variabel pengisian General Consent:
b. Nama Pasien
c. No Rekam Medis
d. Identitas pasien
g. Tempat,tanggal,dan jam
rnyataan.
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga di tempat pendaftaran adalah upaya Rumah S
akit untuk meningkatkan kemampuan pasien,keluarga yang dilakukan pada saat pasien baru d
Tujuan dilakukan persetujuan umum (general consent) dan pemberian edukasi kepada pasien
adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan persetujuan umum terhadap pelayanan Kesehatan ya
ng diberikan kepada pasien,meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam rencana tatal
aksana,agar keluarga dan pasien mendapatkan informasi yang benar dan akurat,memperoleh i
zin dari pasien dan keluarga dalam proses perawatan dan pengobatan,penjaminan pasien,hak
sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertamakali sebagai pasien rawat jalan,harus jelas
B.Ruang Lingkup Hak Pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan Kesehatan yang
tenaga Kesehatan yang memenuhi standar pelayanan Kesehatan yang optimal sesuai dengan
a.Bahwa upaya Kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya penyembuhan
menyeluruh.
b.Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat Kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat
c.Bahwa keberhasilan pembangunan di berbagai bidang dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat dan kesadaran akan hidup
sehat.
e. Bahwa pelayanan Kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada pasien yang sangat
membutuhkan pelayanan Kesehatan dengan baik dan dapat memuaskan para pasien
f.Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena merupakan sifat yang
h.Bahwa perlindungan bagi tenaga Kesehatan maupun pasien merupakan hal yang bersifat
timale balik artinya pihak-pihak tersebut dapat terlindungi atas hak-haknya bila melakukan
kewajibannya.
i.Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan
informasi atau penjelasan mengenai haknya sehingga akan disampaikan melalui keluarga.
j.Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga harus ada
alan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk Rumah Sakit,untuk keperluan observasi,di
rawat inap.Sedangkan Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan Kesehatan yang bersifat non s
pesifik dilaksanakan pada fasilitas Kesehatan yang berobat hanya jam kerja saja dan pasien ti
dak menginap di Rumah Sakit (Sondari,2015).Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPP
RJ) merupakan tempat dimana pasien akan mendaftar ke poliklinik yang akan dituju sesuai d
engan keluhan penyakit pasien,serta mendapatkan informasi mengenai cara bayar yang akan
dilakukan.
Menurut Kotler (2016), Pelayanan rawat jalan merupakan layanan yang diberikan kepada
pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur
diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan merupakan bagian
terbesar dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. Pertumbuhan yang cepat dari rawat jalan
ditentukan oleh tiga faktor yaitu : 1) Penekanan biaya untuk mengontrol peningkatan harga
sistem reimbursement untuk prosedur di rawat jalan, 3) Perkembangan secara terus menerus
dari teknologi tinggi untuk pelayanan rawat jalan akan menyebabkan pertumbuhan rawat
jalan. Pelayanan rawat jalan sering diibaratkan sebagai pintu gerbang bagi tempat
pelayanan kesehatan yang akan mempengaruhi keputusan pasien untuk tetap atau tidak
memakai jasa pelayanan tersebut. Kualitas pelayanan ditentukan oleh kebutuhan atau harapan
pengguna yang sudah terpenuhi dan diterima tepat waktu. Jika pelayanan yang diharapkan
telah sesuai dengan layanan yang diterima maka di anggap memuaskan dan mereka akan
Menurut Muninjaya (2015), ditemukan ciri-ciri khusus pada pelayanan rawat jalan yaitu :
a) Sarana prasarana serta jenis pelayanan rawat jalan sangat beraneka ragam, sehingga sulit
merumuskan tolak ukur yang bersifat baku, b) Tenaga pelaksana bekerja pada sarana
pelayanan rawat jalan umumnya terbatas, sehingga di satu pihak tidak dapat dibentuk suatu
perangkat khusus yang diserahkan tanggung jawab penyelenggara program menjaga mutu
dan pihak lain apabila beban kerja terlalu besar, tidak memiliki cukup waktu untuk
menyelenggarakan program menjaga mutu, c) Hasil pelayanan rawat jalan sering tidak
diketahui, disebabkan karena banyak dari pasien tidak datang lagi ke klinik, d) Beberapa jenis
penyakit yang datang ke saranan pelayanan rawat jalan adalah penyakit yang dapat sembuh
sendiri, sehingga penilaian yang objektif sulit dilakukan, e) Beberapa jenis penyakit yang
datang ke sarana pelayanan rawat jalan adalah mungkin penyakit yang telah berat dan bersifat
kronis, sehingga menyulitkan pekerjaan penilaian, f) Beberapa jenis penyakit yang datang
berobat datang kesarana pelayanan rawat jalan mungkin jenis penyakit yang penanggulangan
sebenarnya berada di luar kemampuan yang dimiliki. Keadaan yang seperti ini juga akan
menyulitkan pekerjaan penilaian, g) Rekam medis yang dipergunakan pada pelayanan rawat
jalan tidak selengkap rawat inap, sehingga data yang diperlukan untuk penilaian tidak
lengkap, h) Perilaku pelayanan yang datang kesaranan pelayanan rawat jalan sukar dikontrol,
oleh karena itu sembuh atau tidaknya suatu penyakit yang dialami tidak sepenuhnya
Pemanfaatan pelayanan rawat jalan merupakan hasil dari penggunaan fasilitas yang sudah
disediakan oleh tempat pelayanan kesehatan yang tidak lebih dari 24 jam (Thabrany, 2015).
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu yaitu : 1) faktor predisosisi seperti demografi
(umur,jenis kelamin,status perkawinan, penyakit masa lalu), struktur sosial (pendidikan, ras,
(Permenkes, 2014)
Petugas kesehatan yaitu orang yang mengabdikan dirinya dalam bidang kesehatan untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang memiliki
pengetahuan serta keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan dan untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan (UU Tenaga Kesehatan
No.36, 2014). Hubungan petugas dengan pemanfaatan pelayanan rawat jalan harus lebih
bersikap ramah dan tutur kata yang baik oleh tenaga medis dan tenaga penunjang medis di
pelayanan segera, membuat pasien benar-benar yakin dengan kemampuan petugas kesehatan.
Persepsi yang cukup baik tentang petugas kesehatan didukung oleh persepsi responden
terhadap petugas dari bagian pendaftaran, pelayanan di poliklinik dan apotek yang ramah,
sabar dan berpakaian rapi (Azwar, 2016). Menurut Widyanto (2014), keramahan petugas saat
memberikan pelayanan kesehatan seperti senyum, salam dan sapa. Sikap ramah dinilai dari :
1) Senyum dalam artian wajah yang menggambarkan penerimaan petugas untuk memberikan
pelayanan, wajah yang senyum secara utuh bukan sekedar memperlihatkan gigi. Penampilan
wajah yang konsisten selama melayani, membuat suasana akrab dan mengesankan ketulusan
hati petugas, 2) Sopan, dalam arti senantiasa sopan dalam berbicara dan bertindak,
menghargai orang yang lebih tua, 3) Sikap tubuh, dalam arti yang hormat secara wajar, tubuh
agar membungkuk ketika bertemu yang wajar dihormati, sikap tubuh yang senantiasa
menunjukkan penerimaan.
Menurut Huffman (1994) Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yan
erjan rumah sakit bahwa rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pen
gobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap dirumah sakit.
Pelayanan rawat jalan (ambulatory services) adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedokter
an. Secara sederhana yang dimaksud dengan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang di
sediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap. Ke dalam pengertian pelayanan
rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan y
ang telah lazim dikenal seperti rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di ru
mah pasien (home care) serta di rumah perawatan (nursing homes) (Azwar, 1996 dalam Hida
yah A N, 2016). Sabarguna (2008: 83) dalam Hidayah A N (2016) mengemukakan bentuk pe
rtama dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya
dengan Rumah Sakit (hospital-based assmbulatory care). Pada saat ini berbagai jenis pelayan
an rawat jalan banyak diselenggarakan oleh klinik Rumah Sakit, secara umum dapat dibedaka
1. Pelayanan gawat darurat (emergency services) yakni untuk menangani pasien yang membu
2. Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services) yakni yang
3. Pelayanan rujukan (referral services) yakni yang hanya melayani pasien-pasien yang diruju
k oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan sela
4. Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yakni yang memberikan pelayanan be
Fungsi utamanya adalah menerima pasien untuk berobat ke poliklinik yang dituju masing-
masing pasien tersebut. Prosedur penerimaan pasien dapat disesuaikan dengan sistem yang di
1) Pasien Baru
Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk keperluan men
Setiap pasien baru diterima di tempat penerimaan pasien (TPP) dan akan diwawancarai oleh
petugas guna mendapatkan informasi mengenai data identitas sosial pasien yang harus diisika
2) Pasien lama
Pasien lama adalah pasien yang pernah berobat/datang sebelumnya ke rumah sakit, maka pasi
en mendatangi tempat pendaftaran pasien lama atau ke tempat penerimaan pasien yang
telah ditentukan.
Pengertian Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan terhadap Rumah Sakit yang diberikan oleh lembaga
Rumah Sakit itu memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk
Akreditasi Rumah Sakit yaitu suatu pengakuan dari pemerintah yang diberikan kepada rumah
sakit yang telah memenuhi standar yang ditetapkan (menurut Keputusan Dirjen Yanmed
Tujuan Akreditasi
1. Sebagai forum konsultasi pihak rumah sakit dengan badan akreditasi untuk meningkatkan
4. Pihak ketiga (Asuransi) akan lebih mempercayakan pelayanan dirumah sakit yang telah akr
editasi.
b. Bagi Pemerintah
1. Sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan dan membudayakan konsep mutu pela
yanan Kesehatan.
2. Pemilik dapat menilai baik pengelola sumber dana (efisiensi) sehingga misi dan program r
2. Memberikan gambaran rumah sakit mana yang dapat dijadikan mitra kerja.
e. Bagi Karyawan/Petugas
2. Self assessment akan menambah dan memotivasi kesadaran petugas untuk meningkatkan
mutu pelayanan.
f. Bagi Masyarakat
A.Gambaran Umum
KARS adalah komisi akreditasi Rumah Sakit.Akreditasi rumah sakit merupakan suatu
persyaratan yang optimal dan dapat dicapai. Akreditasi menunjukan komitmen nyata sebuah
rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien,memastikan bahwa
lingkungan pelayanannya aman dan rumah sakit senantiasa berupaya mengurangi risiko bagi
para pasien dan staf rumah sakit.Dengan demikian akreditasi diperlukan sebagai cara efektif
untuk mengevaluasi mutu suatu rumah sakit,yang sekaligus berperan sebagai sarana
manajemen.
Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya kualitas
b. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien sehingga staf merasa puas.
menetapkan prioritas untuk dan demi terciptanya kepemimpinan yang berkelanjutan untuk
1) Visi
Menjadi badan akreditasi yang memiliki kredibilitas tinggi ditingkat nasional dan
internasional.
2) Misi
a) Membimbing dan membantu rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
3) Tujuan
4) Nilai
a) Integritas
b) Profesionalisme
c) Komitmen
1) Penilaian akreditasi rumah sakit dilakukan melalui evaluasi penerapan standar akreditasi
d) Tidak dapat diterapkan (TDD) :tidak masuk dalam proses penilaian dan perhitungan
a) Temuan tunggal negatif tidak menghalangi nilai “tercapai penuh” dari minimal 5 telusur
pasien/pimpinan/staf
b) Nilai 80% - 100% dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara,observasi dan dokumen
a. Jika 20% - 79% (misalnya 2 sampai 8 dari 10) dari temuan atau yang dicatat dalam
b. Bukti pelaksanaan hanya dapat ditemukan di sebagai daerah/unit kerja yang seharusnya
dilaksanakan.
a) Jika < 19 % dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara,observasi dan dokumen
b) Bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan di daerah/unit kerja dimana harus dilaksanakan.
sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu terdiri atas standar yang dikelompokkan ke
dalam:
Pemerintah mengharapkan pada tahun 2024 seluruh rumah sakit di Indonesia telah
ditetapkan standar akreditasi rumah sakit yang akan dipergunakan oleh selutuh lembaga
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit,Joint
panduan prinsip-prinsip standar akreditasi edisi 5 yang dikeluarkan oleh The International
Society for Quality in Health Care (ISQua). Selanjutnya dilakukan pembahasan dengan
diskusi tersebut dibahas lebih lanjut oleh penulis penyusunan standar akreditasi rumah sakit
dengan mendapat masukan secara tertulis dari lembaga independen penyelenggara akreditasi
standar akreditasi agar lebih mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh rumah sakit.
Ruang Lingkup
2) Standar akreditasi rumah sakit meliputi gambaran umum,maksud dan tujuan,serta elemen
dengan penyediaan pelayanan bagi pasien (good clinical governance) dan upaya menciptakan
organisasi rumah sakit yang aman,efektif,dan dikelola dengan baik (good corporate
governance).
2. Kelompok Pelayanan Berfokus pada Pasien terdiri atas : Akses dan Kontinuitas Pelayanan
(AKP), Hak Pasien dan Keluarga (HPK),Pengkajian Pasien (PP), Pelayanan dan Asuhan
Pasien (PAP), Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB), Pelayanan Kefarmasian dan
Persiapan Akreditasi
Persiapan dilakukan sepenuhnya oleh rumah sakit secara mandiri atau dengan pembinaan
lain pemenuhan syarat untuk dapat diakreditasi dengan pemenuhan kelengkapan dokumen
Rumah Sakit dapat melakukan penilaian mandiri secara periodik tentang pemenuhan
standar akreditasi rumah sakit sehingga tergambar kemampuan rumah sakit dalam memenuhi
standar akreditasi yang ditetapkan. Setelah dinilai mampu oleh pimpinan rumah sakit,maka
secara sukarela oleh rumah sakit dan tidak atas paksaan pihak manapun.
Rumah sakit yang mengajukan permohonan survei akreditasi paling sedikit harus
1. Rumah sakit memeiliki perizinan berusaha yang masih berlaku dan teregistrasi di
Kementerian Kesehatan.
2. Kepala atau direktur rumah sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai
3. Rumah sakit memiliki Izin Pengelolaan Limbah Cair (IPLC) yang masih berlaku;
4. Rumah sakit memiliki kerja sama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai
pengolah dan/atau sebagai transporter limbah B3 yang masih berlaku atau izin alat pengolah
limbah B3;
(pemberi asuhan) memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) yang
masih berlaku atau surat tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
keselamatan pasien;dan
7. Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan (SPA) minimal 60% berdasarkan
ASPAK dan telah tervalidasi 100% oleh Kementerian Kesehatan atau dinas Kesehatan daerah
Standar akreditasi RS 2012 HPK.6.3/JCI PFR.6.3 mensyaratkan jika rumah sakit menerapkan
persetujuan umum,harus jelas ruang lingkup dan batasannya.Banyak rumah sakit menerapkan
persetujuan umum pada saat pasien masuk rawat inap atau saat pasien mendaftar untuk
pertama kali sebagai pasien rawat jalan.Jika hal itu juga diterapkan di rumah sakit anda,maka
Pasien perlu dijelaskan tentang apa yang akan dilakukan terhadapnya selama berada di rumah
lain.Pasien diberi informasi tentang adanya persetujuan khusus yang diperlukan untuk
informasi medis,dan lain-lain.Persetujuan umum itu juga harus mencantumkan bila ada
mahasiswa atau tenaga magang lain terlibat dalam proses pelayanan.Rumah sakit harus
pasien.
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmojo S,2002).
Untuk upaya memudahkan penelitian maka peneliti membuat suatu kerangka konseptual
General Consent