Anda di halaman 1dari 25

Perilaku Individu

Mata Kuliah Perilaku Organisasi


Kelompok 1
Muhammad Akbar Kurniawan
19108020018

Alifia Lukman
19108020019

Nasya Ayushandra Nabila Putri


19108020020
Pokok Pembahasan

01 Individu Dalam Organisasi 02 Kepribadian

03 Sikap 04 Persepsi

05 Jenis-Jenis Perilaku
1. Individu Dalam Organisasi

Perilaku individu, merupakan suatu perilaku individu dalam melakukan sesuatu atau cara
seseorang bertindak terhadap suatu kegiatan dengan menggunakan ketrampilan yang
dimiliki. Hal ini fokus pada kreativitas dan keberanian untuk menerima tantangan atau hal
baru

-Aulawi (2009)
Individu Dalam Organisasi

Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi,


pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semua merupakan
karakteristik yang dipunya individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya
manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau
lainnya.
2. Kepribadian

Kepribadian menurut beberapa para ahli

● Thoha (2011) merupakan suatu sistem yang dinamis dan memberikan dasar dari
semua perilaku.

● (Allport dalam buku Masganti, 2012) Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
diri individu yang berasal dari sistem psiko-fisikis yang menentukan keunikan
seseorang beradaptasi dengan lingkungannya
2. Kepribadian

Kepribadian menurut beberapa para ahli

● Badeni (2013) mengatakan bahwa kepribadian mengacu pada keunikan yang dimiliki
seseorang dalam berbagai ospek, sifat, dan perilaku khas yang ditampilkan seseorang
ketika menghadapi orang lain, suatu objek, atau peristiwa.

● Sofyandi dan Garniwa (2007) menyatakan bahwa kepribadian seseorang ialah


seperangkat karakteristik yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang
sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial,
kebudayaan, dan lingkungan.
Menurut Robbins dan Judge (2009)
kepribadian dihasilkan oleh dua faktor

● Faktor Keturunan merupakan karakteristik seperti tingkat energi, tempramen dan reflex, dan
karakteristik lainnya yang pada umumnya dianggap apakah sepenuhnya atau secara substansial
dipengaruhi oleh siapa orang tua anda, yaitu kompisisi biologis psikologis dan psikologis bawaan.

● Faktor lingkungan, merupakan faktor dari pembentuk karakter dimana seseorang tumbuh dibesarkan,
norma, keluarga, teman-teman, kelompok sosial, dan pengaruh-pengaruh lain yang dialami oleh
seseorang.
3. Sikap
Menurut Robbins & Judge Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan mengenai objek, manusia, atau kejadian-kejadian. Sikap juga merupakan suatu gambaran tentang
bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Seseorang yang mempunyai sikap positif terhadap pekerjaan,
maka seseorang tersebut akan bekerja lebih lama dan lebih keras.

Terdapat tiga komponen dari sikap yaitu


1. pengertian (cognition)
2. keharuan (affect)
3. perilaku (behavior)
Komponen-komponen sikap menurut
Babeni (2013 : 39)
• Cognitive Component (komponen kognitif) yaitu keyakinan, kepercayaan, pemahaman, atau pengetahuan seseorang
mengenai orang, objek, atau peristiwa tertentu, misalnya seseorang yakin bahwa kerja keras adalah awal dari kemajuan.

• Effective Component (Komponen Afektif) yaitu perasaan seseorang terhadap sesuatu sebagai akibat dari keyakinannya
atau pemahamannya, misalnya pekerjaan yang sedang dilakukan berdampak buruk bagi dirinya, maka pemahaman
tersebut akan membentuk perasaan negatif terhadap pekerjaan yang dijalani.

• Behavior (Perilaku) yaitu tindakan nyata yang ditampilkan seseorang akibat dari perasaannya terhadap objek, orang atau
peristiwa. Misalnya, kesukaan terhadap pekerjaan ditunjukkan dengan perilaku semangat atau produktif, tanpa catatan
absensi, atau yang lainnya.
Tipe-tipe Sikap Kerja Menurut
Robbins & Judge (2013 : 70)

1. Kepuasan Kerja (job satisfaction)


Kepuasan kerja adalah perasaan positif atas pekerjaan seseorang sebagai hasil evaluasi dari
karakteristiknya. Tingkat kepuasan kerja yang tinggi berbabanding lurus dengan perasaan positif
tentang pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, sedangkan tingkat kepuasan kerja yang rendah
berbanding juga dengan perasaan negatif tentang pekerjaan yang dilakukan seseorang.
3. Komitmen Organisasi
2. Keterlibatan Pekerjaan (Job Invovement) (organizational commitment).
Keterlibatan pekerjaan mengukur tingkat sampai mana individu secara
psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat Komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana seorang
kinerja yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan
tujuan-tujuannya serta keinginan untuk mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi.
5. Keterlibatan Karyawan
(employee engagement)

4. Dukungan Organisasi yang Dirasakan Keterlibatan karyawan yaitu keterlibatan, kepuasan, dan
antusiasme individual dengan pekerjaan yang dilakukan.
(perceived organizational support=POS)
Keterlibatan karyawan sebagai keterikatan anggota organisasi
adalah tingkat sampai mana karyawan yakin dengan organisasi itu sendiri bukan hanya secara fisik,
organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli kognitif Tetapi bahkan secara emosional
tentang kesejahteraan mereka. Tingginya tingkat dalam hal kinerjanya.
perceived organizational support mengarah kepada
tingginya job satisfaction dan menurunkan turnover.
4. Persepsi

Persepsi adalah proses dengan mana para individu mengatur dan


menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti
bagi lingkungannya.

- Robbins & Judge, 2013: 166


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Stephen Robbins dan Judge (2012:176) faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai
berikut.
1. Perceiver (orang yang memberikan persepsi)
Pelaku persepsi disini adalah penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapan.

2. Target (orang atau objek yang menjadi sasaran persepsi)


Faktor target mengandung komponen sesuatu yang baru, gerakan, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, dan
kemiripan. Dari target ini akan membentuk cara kita memandangnya.

3. Situasi (keadaan pada saat persepsi dilakukan)


Faktor Situasi mengandung komponen waktu, keadaan kerja, dan keadilan sosial. Faktor dalam situasi juga
berpengaruh bagi persepsi kita.
Kesalahan Persepsi
1. Selective perception
Persepsi selektif adalah menginterpretasi secara selektif apa yang dilihat seseorang berdasarkan
minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang. Dalam persepsi selektif dapat menilai
individu lain dengan cepat, namun memiliki risiko mendapat gambaran yang tidak akurat.

2. Halo effects
Halo efek adalah suaut kecenderungan dengan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya saja.
Efek halo ini sering terjadi pada saat ketika sedang melakukan penilaian dengan wawancara. Pewawancara
seringkali menilai hanya dari salah satu sifat seseorang yang nampak menonjol pada saat wawancara itu
dilakukan.
Kesalahan Persepsi
3. Contrast effects
Efek kontras adalah evaluasi atas sifat seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan
orang lain yang baru ditemui, yang mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik
yang sama.

4. Stereotyping
Stereotyping adalah menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang kelompok dimana
seseorang bergabung. Stereotip dapat didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama,
dan kedudukan atau jabatan.
Memperbaiki Persepsi

1. Menyadari kapan faktor perseptual dapat memengaruhi persepsi seseorang.

2. Menyadari motif (misalnya motif kuasa, afiliasi, dan lainnya) dapat berpengaruh terhadap persepsi
tentang peran memimpin.

3. Mencari informasi lain untuk mengonfirmasi yang kita tangkap.

4. Empati yaitu usaha untuk melihat suatu situasi sebagaimana dipersepsi orang lain sebab setiap orang
dapat mendefinisikan sesuatu yang sama secara berbeda.
Memperbaiki Persepsi

5. Meluruskan persepsi seseorang melalui meminta umpan balik ketika mereka memersepsi suatu
situasi yang menyimpang.

6. Menghindari penyimpangan-penyimpangan yang umum terjadi seperti stereotype, hallo effect, dan
lain-lain.

7. Menghindari terjadi pengatribusian yang salah dengan cara menganalisis beberapa faktor yang
dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengatribusian.
5. Jenis-jenis Perilaku

Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan


lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari
yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Oktaviana, 2015). Perilaku juga
adalah hasil dari pengalaman seseorang serta interaksi manusia dengan lingkunganya
yang berupa pengetahuan, sikap dan tindakan pada diri seseorang.
Respon dapat dibedakan menjadi dua yaitu

Respon Respondent Respon Operant

Respon respondent atau reflektif adalah respon yang Respon operant atau instrumental adalah respon yang timbul dan
dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Biasanya berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa
respon yang dihasilkan bersifat relatif tetap disebut juga penguatan. Perangsang perilakunya disebut reinforcing stimuli yang
eliciting stimuli. berfungsi memperkuat respon.
Jenis-jenis Perilaku Menurut Oktaviana (2015)

• Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf
• Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif
• Perilaku tampak dan tidak tampak
• Perilaku sederhana dan kompleks
• Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
Bentuk Perilaku Menurut Notoatmodjo (2011)

• Bentuk pasif/Perilaku tertutup (covert behavior)


Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang
terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.

• Perilaku terbuka (overt behavior)


Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat orang lain.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai