Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP DASAR PENTINGNYA PERILAKU

Dosen Pengampu :
Dr. Syahribulan, M.Si

Disusun Oleh :
Indah Nuradillah
E011231106

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Administrasi Publik
Universitas Hasanuddin
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................................
2.1 Konsep Dasar Perilaku .............................................................................................
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku ...................................................................
2.3 Klasifikasi Perilaku...................................................................................................
2.4 Bentuk-Bentuk perilaku...........................................................................................
BAB III KESIMPULAN ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perwujudan dari adanya suatu kebutuhan merupakan sikap perilaku. Perilaku dapat
dikatakan wajar apabila terdapat penyesuaian diri yang diselaraskan dengan peran manusia
sebagai makhluk sosial, individu dan berketuhanan. Perilaku merupakan suatu yang dapat
diamati sebagai sebuah gerakan dari luar yang terjadi seperti orang berjalan, berbicara, menulis,
membaca dan sebagainya. Sebenarnya perilaku terdapat dibalik tirai tubuh manusia itu sendiri,
dengan pengamatan dari luar yang sangat minimal, seseorang dapat dikatakan sedang
berperilaku ketika duduk diam sambil membaca sebuah buku ditangannya. Perilaku terdiri dari
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, baik didalam maupun duliar.
Perilaku manusia merupakan semua aktivitas atau kegiatan manusia, baik yang diamati
secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sikap biasanya dikaitkan
dengan perilaku. Perilaku menjadi suatu perwujudan atas pernyataan dari respon seseorang
terhadap peransang untuk menjadi lingkungan sosial tertentu. perilaku tidak hanya sekedar
psikomotor tetapi merupakan penampilan atau performance kecakapan. Aspek-aspek
ketepatan, kecepatan, dan stabilitas suatu respon terhadap dorongan lingkungan berkaitan
dengan kecakapan. Perilaku manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu
perilaku dasar (umum) sebagai makhluk hidup dan perilaku makhluk sosial.
Perilaku dalam arti umum, mempunyai pengertian berbeda dengan perilaku makhluk
sosial, perilaku makhluk sosial adalah perilaku khusus atau spesifik yang diarahkan kepada
orang lain (Kuswana, 2014). Perilaku manusia sebagian terbesar ialah berupa perilaku yang
dibentuk dan perilaku yang dipelajari manusia. dalam membentuk perilaku dibagi menjadi 3
cara yaitu (1) cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara
membiasakan diri utnuk berperilaku seperti yang diharapkan akhirnya akan terbentuklah
perilaku kondisioning atau kebiasaan, (2) pembentukan perilaku dengan pengertian (insight),
(3) pembentukan perilaku dengan menggunakan model.
Sikap mempengaruhi perilaku dengan melalui proses mengambilan keputusan yang
berdampak. Pertama, perilaku ditentukan sikap yang spesifik. Kedua, perilaku dipengaruhi
oleh normanorma subjektif. Ketiga, sikap terhadap perilaku bersama norma-norma subjektif
menjadikan niat untuk berperilaku tertentu. Perilaku yang ditentukan oleh sikap spesifik adalah
sikap sosial yang dijelaskan dengan cara berulang-ulang pada aktivitas yang sama atau
kebiasaan. Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang
dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2015).
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku
merupakan respon ataupun reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya. Perilaku merupakan suatu tindakan yang dapat diamati dan
mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku adalah
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Perilaku manusia ditinjau dari sudut
pandang apakah perilaku itu tepat dan sesuai dengan situasi kehidupannya atau tidak tepat dan
salah (maladjusted).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diselesaikan melalui essay gagasan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep dasar perilaku?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku?
3. Bagaimana klasifikasi perilaku?
4. Apa saja bentuk-bentuk perilaku?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan Makalah Perkembangan Administrasi di Indonesia
sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian atau definisi dari perilaku;
2. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku;
3. Mengetahui klasifikasi perilaku;
4. Mengetahui bentuk-bentuk perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Perilaku
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan
respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini.
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang
diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan Tindakan. Perilaku dari segi biologis adalah
suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas yang sangat kompleks sifatnya, antara lain perilaku dalam berbicara,
berpakaian, berjalan, persepsi, emosi, pikiran dan motivasi (Notoatmodjo, 2017). Menurut
Skiner dalam (Notoatmodjo, 2014) merumuskan respon atau reaksi seorang terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut “S-O-R”
atau Stimulus Organisme Respon.
Menurut Blum dalam Adventus, dkk (2019) seorang ahli psikologi pendidikan
membagi perilaku kedalam tiga kawasan yaitu kawasan tersebut tidak mempunyai batasan
yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan
pendidikannya itu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku, yang terdiri
dari : ranah kognitif (cognitive domain) ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor
(psychomotor domain).
Skinner dalam Inten (2018) membedakan adanya dua respon, yaitu:
a. Respondent response (reflexsive) yakni respon yang ditimbulkan oleh
rangsanganrangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus ini disebut eleciting stimulation
karena menimbulkan respon yang relatif tetap, misalnya makanan yang lezat
menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan
sebagainya. Responden response ini juga mencangkup perilaku emosional, misalnya
mendengar berita musibah menjadi sedih dan menangis, lulus ujian meluapkan
kegembiraanya dengan mengadakan pesta dan sebagainya.
b. Operant response (instrumental response) yakni respon yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut
reinforcing stimulator dan reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya seorang
petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian
tugasnya) kemudian memperoleh penghargan diri atasannya maka petugas kesehatan
tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Lawrence Green dalam (Damayant, 2017) kesehatan seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu: faktor perilaku (behavior causes) dan
faktor diluar perilaku (non-behavior causes).
Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yakni:
a. Faktor predisposisi (predisposing factors). Faktor ini dipengaruhi oleh pengetahuan
dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
b. Faktor pendukung (enabling factors). Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat
pembuangan tinja ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya, termasuk juga
fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit (RS), poliklinik, pos
pelayanan terpadu (Posyandu), pos poliklinik desa (Polindes), pos obat desa, dokter
atau bidan praktik swasta, dan sebagainya. Masyarakat perlu sarana dan prasarana
pendukung untuk berperilaku sehat.
c. Faktor penguat (reinforcing factors). Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku
tokoh masyarakat, tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk
petugas kesehatan, termasuk juga di sini Undang-undang, peraturan-peraturan, baik
dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan.
2.3 Klasifikasi Perilaku
Menurut Becker dalam (Damayanti, 2017) perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Perilaku sehat (health behavior) adalah hal–hal yang berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:
1) Makan dengan menu seimbang.
2) Kegiatan fisik secara teratur dan cukup.
3) Tidak merokok dan minum – minuman keras serta menggunakan narkoba.
4) Istirahat yang cukup.
5) Pengendalian atau menejemen stress.
6) Perilaku dan gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan.
b. Perilaku sakit (illness behaviour) adalah segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang individu sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya
atau rasa sakitnya.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) adalah segala tindakan yang dilakukan
oleh seseorang individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku
peran sakit antara lain :
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
2) Tindakan untuk mengenal fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh
kesembuhan.
3) Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain memenuhi nasihat –
nasihat dokter atau perawat untuk mempercepat kesembuhannya.
4) Tidak melalukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhan.
5) Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya.
2.4 Bentuk-Bentuk Perilaku
Pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Penulisan
Roger mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang
tersebut tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awareness : Orang (subjek) menyadari dalam arti dapat mengetahui stimulus (obyek)
terlebih dahulu.
b. Interest : Orang ini sudah mulai tertarik kepada stimulus yang diberikan. Sikap subyek
sudah mulai timbul.
c. Evaluation: Orang tersebut mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya sendiri. Berarti sikap responden sudah mulai lebih baik.
d. Trial : Orang (subjek) mulai mencoba perilaku baru sesuai dengan apa yang
dikehendaki stimulus.
e. Adoption : Orang (subjek) tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku merupakan inti dari kehidupan manusia, dipengaruhi oleh interaksi sosial,
lingkungan, motivasi, pengalaman, dan pembelajaran. Memahami konsep dasar perilaku
membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan orang lain, serta
memungkinkan untuk interaksi yang lebih baik dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting
bagi kita untuk terus menjelajahi dan memahami perilaku manusia, karena hal itu memainkan
peran sentral dalam pengembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Perilaku
merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, mempengaruhi berbagai aspek dari
interaksi sosial hingga kesehatan individu. Dengan memahami konsep dasar perilaku, kita
dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi dan dipengaruhi
oleh lingkungannya.
Perilaku manusia tidak terisolasi, itu terbentuk dan dipengaruhi oleh interaksi sosial.
Manusia adalah makhluk sosial yang secara alami cenderung berinteraksi dengan orang lain
dalam berbagai konteks. Interaksi sosial ini memainkan peran kunci dalam membentuk
perilaku individu, dari norma-norma sosial hingga tekanan kelompok. Lingkungan tempat
individu tinggal, belajar, dan bekerja memiliki dampak signifikan pada perilaku mereka.
Faktor-faktor seperti budaya, nilai, norma, dan struktur sosial dalam lingkungan memainkan
peran penting dalam membentuk perilaku individu. Selain itu, faktor fisik lingkungan juga
dapat mempengaruhi perilaku, seperti desain kota yang memengaruhi kegiatan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral change.
Psychological Review, 84(2), 191–215.
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic motivation and self-determination in human
behavior. Plenum Press.
Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: An introduction to
theory and research. Addison-Wesley Publishing Company.
Skinner, B. F. (1953). Science and human behavior. Simon and Schuster.
Goffman, E. (1959). The presentation of self in everyday life. Anchor Books.
Prochaska, J. O., & DiClemente, C. C. (1983). Stages and processes of self-change of smoking:
Toward an integrative model of change. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 51(3),
390–395.
Rotter, J. B. (1954). Social learning and clinical psychology. Prentice-Hall.

Anda mungkin juga menyukai