a. Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu elemen penting dalam perencanaan stratejik. Visi dan tujuan
strategis harus dikomunikasikan ke seluruh elemen organisasi. Gagalnya komunikasi dapat
berdampak pada kegagalan perencanaan stratejik. Komunikasi yang dibutuhkan dalam
perencanaan stratejik antara lain adalah visi, misi, tujuan, langkah-langkah yang perlu
dijalankan, jangka waktu dan lainnya. Komunikasi yang buruk antar anggota tim menghasilkan
implementasi yang buruk. Selain itu, ekspektasi dan opini juga perlu dikemukakan secara
terbuka.
b. Leadership
Leadership juga merupakan komponen penting dalam perencanaan stratejik. Leadership yang
kurang menghasilkan banyak dampak buruk, antara lain alokasi sumber daya yang kurang tepat,
control yang kurang, tidak selarasnya tujuan/strategi/aksi, system reward dan punishment yang
tidak efisien dan sebagainya. Jika leader tidak berperan dengan baik, maka harus ada anggota tim
yang mau berperan sebagai leader dan mengeksekusi perencanaan menjadi suatu aksi yang
konkrit. Intinya, jadilah pemimpin dimanapun Anda berada, walaupun anda bukan di posisi
puncak.
Ide yang bagus tiada artinya tanpa didukung oleh rencana. Seringkali ide yang bagus hanya
sekedar konsep saja, kemudian langsung diimplementasikan. Jika ide langsung
diimplementasikan, tanpa rencana yang matang, maka ide tersebut bisa dibilang masih mentah.
Ide harus digodok menjadi sebuah perencanaan yang matang meliputi detail-detail pekerjaan
yang harus dilakukan.
d. Manajemen pasif
Manajemen pasif diawali oleh asumsi bahwa segalanya akan berjalan dengan sendirinya jika
sudah dimulai. Sebuah perencanaan stratejik merupakan hal yang harus dikelola secara aktif.
Karena jika tidak, maka hasilnya bisa buruk. Manajemen disini berbeda dengan leadership. Jika
leadership diharapkan untuk mengkomunikasikan visi dan mendukungnya dengan tindakan yang
sesuai, maka manajemen diharapkan untuk mengetahui bagaimana eksekusi masing-masing
taktik. Manajemen yang pasif tidak mengalokasikan pekerjaan-pekerjaan seharusnya pada
masing-masing individual. Tidak ada yang melakukan follow up ketika seseorang tidak
memenuhi deadline.
e. Motivation/Personal Ownership
Satu lagi hal yang membuat perencanaan stratejik gagal adalah tiadanya rasa memiliki dalam
strategi tersebut. Intinya, orang hanya mau mengimplementasikan strategi jika itu
menguntungkan dirinya. Gejala-gejala terjadinya adalah penolakan dari karyawan, karyawan
tidak melihat perencanaan stratejik sebagai sesuatu yang penting, kurangnya dukungan
karyawan, kurangnya inisiatif dalam implementasi dan lainnya. Intinya, implementasi strategi
tentu akan gagal jika tanpa melibatkan emosi atau passion. Setelah anda mengetahui factor-
faktor tersebut, maka waspadailah, mungkin Anda bisa menelusuri apakah factor tersebut juga
menghinggapi perusahaan Anda dan menghalangi efektivitas pengimplementasian strategi.
Kelola faktor tersebut dengan baik, dan sukses sudah menunggu anda.
a. Top Manager
c. Lower Manager