PENDAHULUAN
1
mengenai produk jasa yang dihasilkan. Supaya system ini bisa berjalan maka
diperlukan sumber daya manusia, sumber dana, peralatan, Standar pelayanan ,
Standar Prosedur Operasional. Salah satu yang perlu mendapat perhatian dari
komponen tersebut adalah Standar Operasional Prosedur (SPO), yang akan
menuntun semua kegiatan pelayanan yang dijalankan. Setiap unit yang ada di
rumah sakit semestinya memiliki standar prosedur operasional ini, sehingga
harapan akan mutu pelayanan yang baik sebagai keluaran dari sebuah system
dapat dicapai. Standar prosedur operasional dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
melihat alur proses suatu pelayanan, sehingga dapat dinilai apakah proses
pelayanan yang dijalankan sudah sesuai atau belum dengan standar yang telah
ditetapkan
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
2
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
3
1.3. Tujuan Residensi
1.3.1. Tujuan Umum
Dapat memiliki pemahaman dan keterampilan dasar yang cukup dalam
pengelolaan manajemen Rumah sakit tentang program patient safety yang
didasarkan pada ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mendapat pengalaman yang cukup tentang ruang lingkup kegiatan
manajemen rumah sakit dalam pelaksanaan program patient safety
2. Dapat memahami pengelolaan dan penerapan program patient safety.
3. Mempunyai pemahaman yang cukup terhadap program patient safety.
4. Dapat mempunyai pemahaman yang cukup terhadap program patient
safety serta permasalahannya di rumah sakit.
5. Mempunyai pengalaman mengelola program patient safety.
6. Mampu membuat langkah langkah pelaksanaan patient safety di tempat
bertugas
7. Mampu memberikan alternatif pengambilan keputusan yang
komprehensif dalam rangka pemecahan masalah pelaksanaan patient
safety di tempat tugas.
4
3. Memperoleh pengalaman berharga dan gambaran nyata suatu proses
pengelolaan patien safety.
1.4.2. Bagi Progam Studi IKM dan Program Pasca Sarjana UNAND.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun ini mengacu pada “
Hospital Patient Safety Standards “ yang dikeluarkan oleh Joint Commision on
Accreditation of Health Organizations, illinois, ,USA, tahun 2002, yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia. Standar keselamatan pasien
wajib diterapkan rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan menggunakan
Instrumen Akreditasi Rumah Sakit.
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja umtuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
6
Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Kriteria :
Standar : Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
Kriteria :
7
Standar III. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Kriteria :
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan
dan saat pasien keluar dari rumah sakit.
b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahao
pelayanan transisi antr unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.
c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarg, pelayanan keperawatan, pelayanansosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga
dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.
Standar : Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara
intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria :
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-
faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “Tujuh Langkah
Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain
terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu
pelayanan, keuangan.
8
c. Setipa rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses
kasus risiko tinggi.
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua dta dan informasi hasil analisis
untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja dan
keselamatan pasien terjamin.
Standar :
Kriteria :
9
d. Tersedia prosedur “ cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasiresiko pada orang laim dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyedian informasi yang benar dan jelas tentang analisis akar masalah
(RCA) “kejadian nyaris cidera” (near miss) dan “kejadian sentinel” pada saat
program keselamatan pasien mulai dilaksanakan
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya
menangani “kejadian sentinel” (sentinel event) atau kegiatan proaktif untuk
memperkecil resiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan “kejadian sentinel”
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antas unit dan antar
pengelola pleayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan anatr disiplin.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
i. Tersedia sasaran teruku, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien, termasuk rencana tidak lanjut dan implementasinya.
Standar :
1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara
jelas.
2. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien
Kriteria :
a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi
bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya
masing-masing.
10
b. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamtan pasien dalam setiap
kegiatan in-service training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
c. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam
rangka melayani pasien.
Standar :
Kriteria :
Mengacu pada standar keselamatan pasien , maka rumah sakit harus mendesign
(merancang) proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian
Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien.Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan
tujuan rumah sakit, kebutuhanpasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,
praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai
dengan “Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit adalah sebagai berikut :
11
1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah penerapan :
A. Bagi Rumah Sakit :
Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang
harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-
langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus
diberikan kepada staf, pasien dan keluarga.
a. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan
akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
b. Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di
rumah sakit.
c. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan
pasien.
B. Bagi Unit / Tim :
a. Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai
kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
b. Demonstrasikan kepada tim anda ukuran-ukuran yang dipakai di
rumah sakit anda untuk memastikan semua laporan dibuat secara
terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan /
solusi yang tepat.
Langkah penerapan :
A. Untuk Rumah Sakit
1. Pastikan ada anggota direksi atau pimpinan yang bertanggung jawab
atas keselamatan pasien.
2. Identifikasi di tiap bagian rumah sakit, orang-orang yang yang dapat
diandalkan untk menjadi “penggerak” dalam gerakan keselamatan
pasien.
12
3. Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat direksi / pimpinan
maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit.
4. Masukan Keselamatan Pasien dalam semua program latihan staf rumah
sakit anda dan pastikan pelatihan ini diikuti dan diukur efektivitasnya.
B. Untuk Unit / Tim :
1. Nominasikan “penggerak” dalam tim anda sendiri untuk memimpin
Gerakan Keselamatan Pasien.
2. Jelaskan kepada tim anda relevansi dan pentingnya serta manfaat bagi
mereka dengan menjalankan Gerakan Keselamatan Pasien.
3. Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden.
Langkah penerapan :
13
c. Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan
akseptabilitas setiap risiko, dan ambilah langkah-langkah yang tepat
umtuk memperkecil risiko tersebut.
d. Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke
proses asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit.
Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporka kejadian / insiden,
serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS).
Langkah penerapan :
Langkah penerapan :
14
2. Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang benar
dan jelas bilamana terjadi insiden.
3. Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar
selalu terbuka pada pasien dan keluarganya.
B. Untuk Unit / Tim
1. Pastikan tim anda menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden.
2. Prioritaskan pemberitahuan pada pasien dan keluarga bilamana terjadi
insiden, dan segera berikan pada mereka informasi yang jelas dan
benar secara tepat.
3. Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukan empati kepada
pasien dan keluarganya
Dorong staf anda untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa kejadian ini timbul.
Langkah penerapan :
15
7. CEGAH CIDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM
KESELAMATAN PASIEN.
Langkah penerapan :
16
Ada beberapa keselahan yang mungkin terjadi terkait pasient safety antara lain:
17
BAB III
Rumah sakit Austin Melbourne adalah salah satu rumah sakit terbesar dan
rumah sakit pendidikan di Negara bagian Victoria Australia. Rumah sakit Austin
tumbuh seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat multikultural
terhadap pelayanan yang berkualitas tinggi, termasuk veteran dan komunitas
aborigin di Melbourne utara, Rumah sakit Austin mempunyai 3 rumah sakit
yaitu,Austin hospital Heindeberg,heindeberg Repatriation Hospital, dan Royal
Talbot Rehabilitation centre di Kew . Mempunyai 980 tempat tidur dari ke tiga
rumah sakit tersebut, pada tahun 2010- 2011 kunjungan rawat inapnya 99362,
rawat jalan 170000 dan mempunyai karyawan 8045 dengan biaya operasional 686
juta dollar Australia.
3.2.1 Visi : Menjadi yang terbaik dan terdepan dalam pelayanan kesehatan
,riset dan pendidika.
18
Respek : bermartabat, kesetaraan,dan nilai yang sama
Pada tahun 2011 adalah tahun yang sibuk dan kerja keras untuk
meningkatkan pelayanan dan selalu fokus dalam keselamatan pasien dengan
beberapa projek untuk mengurangi kejadian tidak diharapkan . Membangun
sarana prasarana dengan beberapa proyek pengembangan yang selesai tahun ini
seperti pusat rehabilitasi kesehatan dan gedung koral Baltimore untuk veteran
serta gedung Olivia Newton john yang dipersiapkan untuk riset dan terapi untuk
pasien kanker yang terpadu dalam satu atap.
3.3.1. Pelayanan
Jenis pelayanan yang dilakukan di rumah sakit Austin ini beragam mulai dari
pelayanan pencagahan, pengobatan sampai rehabilitasi.
19
A. Pelayanan klinik
/w EPDw UJMzYx
1. State-wide Services
2. Aged Care
20
3. Allied Health
a. Clinical Psychology
b. Community Integration and Leisure Services
c. Neuropsychology
d. Nutrition & Dietetics
e. Occupational Therapy
f. Orthoptics
g. Orthotics and Prosthetics
h. Pastoral Care
21
i. Physiotherapy
j. Podiatry
k. Sexual Health Counselling
l. Social Work
m. Speech Pathology
4. Ambulatory Services
a. Anaesthesia
b. Day Care Unit
c. Day Surgery
d. Intensive Care Unit
e. Operating Room Services
f. Pain Services
g. Perioperative Services
6. Cancer Services
22
c. Cancer Immunology
d. Cannulation & Apheresis Service
e. Clinical Haematology
f. Day Oncology/Chemotherapy
g. Familial Cancer Clinic/Clinical Genetics Service
h. Medical Oncology
i. Palliative Care
j. Radiation Oncology
k. Lymphoedema Service
7. Cardiothoracic Services
a. Angiography
b. Cardiac Catheterisation Laboratory
c. Cardiac Rehabilitation
d. Cardiac Surgery
e. Cardiology
f. Coronary Care
g. Echocardiography
h. Hypertension
i. Respiratory & Sleep Medicine
j. Respiratory Function Laboratory
k. Sleep Disorders Unit
l. Thoracic Surgery
m. Tracheostomy Review & Management Service
8. Diagnostic Services
a. Centre for Positron Emission Tomography
b. Magnetic Resonance Imaging
c. Nuclear Medicine
d. Pathology
e. Radiology
23
9. Diagnostic Services
a. Breast Surgery
b. Colorectal Surgery
c. Endoscopy
d. Gastroenterology
e. General Surgery
f. Gynaecological Surgery
g. Liver Transplantation
h. Paediatric Surgery
i. Renal Transplantation
j. Upper Gastrointestinal Surgery
k. Urology
Adult Psychiatry
24
Brain Disorders Program
Secure Extended Care
Clinical & Health Psychology
Community Mental Health Services
Consultation/Liaison Psychiatry
Drug Dependence Clinic
Eating & Mood Disorder Program
Mental Health
Parent Infant Unit
Older Veterans’ Psychiatry Program
Veteran Psychiatry
Clinical Neuropsychology
Comprehensive Epilepsy Program
Epilepsy Unit
Neurodiagnostics
Neuroimmunology
Neurology
Neurosurgery
Ophthalmology
Orthoptics
Stroke Care Unit
Vascular Laboratory
Vascular Surgery
13. Pharmacy
25
Spinal Injury Rehabilitation
Neuropsychology
Orthotics and Prosthetics
Sexual Health Counselling
Audiology
ENT/Head & Neck Surgery
Oral & Maxillofacial Surgery
Orthopaedic Surgery
Plastic & Reconstructive Surgery
Spinal Surgery
16. Operasi
B. Partisipasi pelanggan
26
C. Pelayanan dirumah
27
BAB IV
Pada tahun 2010, Dewan Klinis rumah sakit Austin dan komite mutu
menugaskan tim ahli eksternal untuk melakukan audit klinis. Beberapa
rekomendasi yang sekarang sedang dilaksanakan adalah :
28
Pengembangan database terpusat untuk menyimpan informasi dan
hasil.
Rumah sakit Austin bekerja untuk melakukan suatu budaya yang
terbuka, hormat dan adil, nilai partisipasi serta masukan dari
konsumen.
Pada tahun 2011, lebih dari 1.500 staf berpartisipasi dalam survey budaya
Keselamatan Pasien tahun kedua, membuat pemahamam yang berharga tentang
pasien, persepsi keamanan di seluruh organisasi, 96% dari staf dapat menerima
dengan baik survey keselamatan pasien d di rumah sakit Austin
Survei menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari tahun 2010, enam elemen
yang disurvei:
29
Umpan balik ini telah menyebabkan harus ada beberapa program peningkatan
kualitas dan keselamatan pasien .
30
Gambar: Pelaksanaan ISBAR
31
Gambar: Faktor-faktor Pemicu Budaya PS
32
Gambar: Lobby Poliklinik RS Austin Australia
33
Gambar: Ruangan Pendidikan Mahasiswa Kedokteran RS Austin Australia
34
BAB V
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas masalah dilakukan dengan memberikan
skor ( nilai ) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan,
parameter yang dimaksud adalah:
a. Besarnya masalah
b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
c. Kenaikan prevalensi masalah
35
d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
e. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut
terselesaikan
f. Rasa prihatin masayarakat terhadap masalah
g. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk
mengatasi masalah.
a. Delphi Technique
b. Delbecq Technique
36
Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi, jika tidak selesai
masalah ( Degree of Need : DU )
Iklim Politik yang mendukung ( Political Climat : PC )
2) Teknologi yang tersedia ( T ), alat atau fasilitas
3) Sumber daya yang ada ( Resurce : R ), seperti man, money dan
material. Setiap masalah diberi Nilai ( 1 - 5 ), yang artinya : Nilai 5
( sangat penting ) , Nilai 4 ( Penting ), Nilai 3 ( Cukup ), 2 ( Kurang
Penting ) Nilai 1 ( Sangat Kurang Penting ).
c. Importancy Matrix.
Penilaian prioritas masalah berdasarkan:
Prevalensi (P), yang menunjukan seberapa sering masalah
tersebut terjadi dan ditemukan.
Severity (Sv), yang menunjukan seberapa besar kerugian yang
ditimbulkan oleh masalah tersebut.
Rate of Increase ®, yang menunjukan peningkatan kualitas dan
intensitas masalah tersebut.
Setelah identifikasi masalah selesai, maka langkah selanjunya adalah
memprioritaskan masalah. Karena keterbatasan waktu dalam residens
maka dalam memprioritaskan masalah ini penulis menggunakan
metode modifikasi atau gabungan Delphi Technique dan Delbacq
Technique dan Importancy Matrix.
37
Tabel 5.1
Prioritas Masalah Pada Porgram Keselamatan Pasien
JUMLAH
Keterangan Score
4 = Sering/besar/menunjukan peningkatan
38
Dari perhitungan yang sudah dilakukan pada tabel prioritas masalah di atas
terlihat bahwa masalah yang memiliki score paling tinggi dibandingkan dengan
permasalahan yang lain seperti berikut:
Masalah 1.
Rendahnya pengetahuan
SOP dan Standar keselamatan
staf ttg KP
pasien belum berjalan baik
Budaya keselamatan
SOP dan Standar keselamatan pasien masih kurang
pasien belum berjalan baik
39
Masalah 2.
Pengetahuan
Satf kurang
ttg PS
40
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
41
4 Belum ada yg jadi penggerak a. Tunjuk petugas yang menjadi
penggerak (champion)
disetiap ruangan
b. Buat alur komunikasi yang
jelas untuk penggerak
42
4. Evaluasi dari penerapan KP a. Lakukan supervisi dari Tim
kurang b. Lakukan monev pelaksanaan KP
di lapangan secara berkala
c. Buat SOP monev
5. Komunikasi dalam unit/antar a. Bangun komunikasi terbuka
unit
kalau ada kejadian
Masih kurang
b. Buat pelatihan untuk
komunikasi yang baik
c. Buat media (spanduk, poster,
leaflet) tentang KP
43
Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Padang
Nomor :
Tentang Pembentukan Tim Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko Klinis RSUP Dr. M. Djamil Padang
STRUKTUR ORGANISASI TIM INTI KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
KETUA
Direktur Medik dan Keperawatan SEKRETARIS
Ns. Hendria Putra, M.Kep, Sp.KMB
WAKIL KETUA WAKIL SEKRETARIS
Direktur Umum, SDM & Pendidikan dr. Raflis, Sp.B(KV)
Direktur Keuangan
Ketua Komite Medik
Ketua Komite Keperawatan SEKRETARIAT
Koord. : Salmi
Anggota : Femil Chandra
Roni Syamsu
PENUTUP
Dari hasil yang diamati dengan apa yang dilaksanakan di rumah sakit
tempat penulis bekerja di dapatkan kesimpulan bahwa program keselamatan
pasien yang dilakukan di rumah sakit tempat penulisan bekerja perlu ditingkatkan
dan dilakukan secara komprehensif dalam pelaksanaannya mulai dari kebijakan,
standar prodesur operasional dari setiap yang dlakukan, pelatihan, pelaksanaan
dilapangan, kepatuhan terhadap standar, keberanian untuk melaporkan insiden
serta alur yang jelas, komunikasi yang terbangun didalam dan antar bagian serta
monitoring dan evaluasi dari program keselamatan pasien ini yang dilakukakan
secara berkala dan berkesinambungan, Sehingga nanti akan tercipta budaya
keselamatan pasien di seluruh bagian di rumah sakit yang juga akan dilakukan
evaluasi terus menerus.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
47
48
49
50
51
52