Anda di halaman 1dari 7

Nama : Syaiful Islam Al Anshori

Nim : 20010166

Materi bahasan : Manajemen Konflik

A. DEFINISI

Manajemen Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diterangkan apabila


kata manajemen memiliki arti penggunaan sumber daya efektif untuk mencapai
sasaran. Kemudian juga memiliki arti pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya
perusahaan dan organisasi.

Secara harfiah kita bisa mendefinisikan manajemen sebagai sebuah cara agar
tujuan dapat  dicapai secara teratur dan terarah. Manajemen mau tidak mau memang
diperlukan dalam segala aspek kehidupan. Baik itu manajemen untuk kegiatan
individu maupun kelompok.

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik juga dapat
diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang
memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen


di dalam manajemen konflik dan lainnya merupakan suatu tindakan yang berhubungan
dengan usaha tertentu dan menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai
tujuan. Artinya, manajemen konflik merupakan proses untuk mengelola konflik dengan
menyusun strategi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki konflik sehingga
mendapatkan resolusi yang diinginkan. Sementara itu, dalam sudut pandang
demokrasi, manajemen konflik berbicara mengenai bagaimana konflik ditangani.
Cara penanganan konflik di dalam manajemen konflik ini biasanya dilakukan
secara konstruktif dan membawa pihak yang berkonflik ke dalam suatu proses yang
kooperatif serta dapat merancang sistem kooperatif yang praktis untuk dapat
mengelola perbedaan secara konstruktif.
B. PENYEBAB
Menurut Wirawan, (2010). Penyebab-penyebab Konflik bisa terjadi pada saat adanya
poin-poin di bawah.
1. Perbedaan Individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan;
2. Perbedaan latar belakang Kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda pula. seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola
pemikiran dan pendirian kelompoknya;
3. Perbedaan Kepentingan antara individu atau kelompok, diantaranya menyangkut
bidang ekonomi, politik, dan sosial;
4. Perubahan-Perubahan Nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Konflik dalam suatu lembaga (misalnya sekolah dan kampus) dapat terjadi
dalam semua tingkatan, baik intrapersonal, interpersonal, intragroup, intergroup,
intraorganisasi, maupun interorganisasi :
1. Konflik intrapersonal, yaitu konflik internal yang terjadi dalam diri
seseorang. Konflik intrapersonal akan terjadi ketika individu harus memilih
dua atau lebih tujuan yang saling bertentangan dan bimbang mana yang
dipilih untuk dilakukan.
2. Konflik interpersonal, yaitu konflik yang terjadi antar individu. Konflik
interpersonal terjadi ketika adanya perbedaan tentang isu tertentu, tindakan
dan tujuan dimana hasil bersama sangat menentukan
3. Konflik Intragroup, yaitu konflik antar anggota dalam satu group dalam
satu kelompok. Setiap kelompok dapat mengalami konflik substantif atau
efektif
4. Konflik intergroup, yaitu konflik yang terjadi antar kelompok. Konflik
intergroup terjadi karena adanya saling ketergantungan, perbedaan
persepsi, perbedaan tujuan dan meningkatnya tuntutan akan keahlian.
5. Konflik intraorganisasi, yaitu konflik yang terjadi antar bagian dalam suatu
organisasi, konflik ini terbagi menjadi 4 yaitu :
5.1. Konflik vertical : Konflik yang terjadi antara pimpinan dan
bawahan
5.2. Konflik Horizontal : Konflik yang terjadi antara karyawan atau
antara divisi yang memilki hirarki
5.3. Konflik lini-staff : Konflik yang terjadi pada saat pengambilan
keputusan yang terjadi kepada staff dan pimpinan
5.4. Konflik Peran : Konflik yang terjadi karena seseorang memiliki
jabatan lebih dari satu peran.

C. DAMPAK
Menurut Fahmi & Irham (2014) Dampak yang terjadi yang di akibatkan oleh konflik
itu terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Dampak negatif
Menghambat komunikasi, Mengganggu kohesi (keeratan hubungan), M
engganggu kerjasama atau “team work”, Mengganggu proses produksi, bahkan
dapat menurunkan produksi. Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap
pekerjaan. Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu
konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan
apatisme. 
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat
berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara
perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap
perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi
destruktif, berupa demonstrasi.
2. Dampak Positif
Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis, Berusaha menyesuaikan
diri dengan lingkungan, Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan
dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan
tujuan organisasi, Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.

Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan


pendapat. Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang
positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan
suatu perubahan: Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang
perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka, Memberikan saluran baru
untuk komunikasi, Menumbuhkan semangat baru pada staf, Memberikan
kesempatan untuk menyalurkan emosi, Menghasilkan distribusi sumber tenaga
yang lebih merata dalam organisasi.

D. ASPEK-ASPEK
Aspek-aspek manajemen konflik menurut Mardianto dalam jurnal Ahmad
Tantowi, (2012). Menyebutkan bahwa secara garis besar ada dua aspek dalam
manajemen konflik, antara lain :
1. Manajemen Konflik destruktif yaitu meliputi :
1.1. Conflict Engangement (Menyerang dan Lepas Kontrol)
Manajemen konflik ini lebih bersifat mengontrol dan tidak menyerang
lawan dalam proses penyelesaian konflik tetapi lebih-lebih dengan cara
yang bersifat perdamaian tanpa menyerang lawan yang berkonflik.
1.2. Withdrawl (Menarik Diri)
Dari situasi tertentu yang kadang-kadang sangat menakutkan sehingga
menjauhkan diri ketika menghadapi konflik dengan cara mekanisme
pertahanan diri,
1.3. Compilance (Menyerah dan Tidak Membela diri)

2. Manajemen Konflik Konstruktif


Manajemen konflik konstruktif yaitu positive problem solving yang terdiri
dari kompromi dan negosiasi
2.1. Kompromi
Adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat
mengurangi agar tercapai spriritual suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk melaksanakan kompromi
adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan
memahamii keadaan pihak lainnya dan sebaliknya.

2.2. Negosiasi
Negosiasi yaitu suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat
disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan
bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.
E. SOLUSI

Menurut Handoko, (2016) terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam


konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar
dalam mengatasi kesulitan:

1. Pengenalan. Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang teridentifikasi


dan bagaimana keadaan yang seharusnya.Satu-satunya yang menjadi
perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan
masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis.Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah
diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil
dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada
hal-hal sepele
3. Menyepakati suatu solusi.Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar
yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.
4. Pelaksanaan.Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian.
Namun hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi
pilihan dan arah pada kelompok tertentu.
5. Evaluasi.Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah
baru.Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, embalilah ke langkah -
langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
LEMBAR KERJA SISWA
Nama :
Mata Peserta :
Kelas /Semester :
Materi : Manajemen konflik
Tujuan : Siswa mampu menyampaikan gagasan dengan cara yang
mudah di pahami oleh siswa itu sendiri, memahami cara-cara penyelesaian suatu
konflik di lingkungan sosial nya.

UNTUK DI PERHATIKAN!

A. Bacalah materi mengenai manajemen konflik diatas secara seksama!

B. Gunakanlah bahasa yang mudah di pahami menurut anda!

C. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan lembar kerja ini!

1. Tuliskan kembali secara singkat mengenai materi manajemen konflik yang sudah
tercantum di atas, dengan menggunakan kata kata yang anda pahami :

2. Jelaskan! Cara seperti apa yang akan anda pilih, pada saat terlibat konflik dengan
teman sebaya di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan rumah

3. Jelaskan! Secara singkat , hal apa yang bisa anda lakukan pada saat terjadinya
konflik yang mempunyai dampak negative
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian.
Salemba Empat, Jakarta.

Farmi, Irham, (2014). Perilaku Organisasi: Teori dan aplikasi,Bandung-Jakarta


Barat : Alfabet

Handoko, T. Hani (2016). Manajemen. BPFE-Yogayakarta

Mardianto, Ahamad Tantowi, (2012) Pengertian Konflik, Jurnal

Anda mungkin juga menyukai