Anda di halaman 1dari 39

KONSEP MANAJEMEN

KONFLIK DALAM
KEPERAWATAN

Ns.Ichlas Tribakti,.M.Kep

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pendahuluan

Setiap manusia selalu dihadapkan pada masalah


(konflik) yang menuntut untuk mengambil keputusan
terutama terkait asuhan keperawatan.
Konflik didalam managemen merupakan salah satu
faktor yang dapat menghambat produktifitas kerja di
suatu organisasi.
Perbedaan pandangan atau ide antara seorang perawat
dengan perawat lain, antara perawat dengan tim
kesehatan lain, antara perawat dengan
klien/keluarga klien dapat menghambat dalam
pemberian pelayanan/asuhan keperawatan kepada klien.
Lanjutan Pendahuluan,...

Perasaan senang atau tidak senang


terhadap seseorang, seringkali juga dapat
menimbuthan konflik didalam pekerjaan.
Dapat menurunkan motivasi kerja bagi
perawat yang tidak disenangi.
Perawat harus mampu menyelesaikan
konflik dalam upaya meminimalkan stres
interpersonal.
PENGERTIAN KONFLIK

▪ Konflik adalah perbedaan


pandangan atau ide antara seseorang
dengan orang lain (Gillies, 1989)
▪ Sebagai masalah internal & eksternal
yang terjadi sebagai akibat dañ
perbedaan pendapat, nilai-nilai atau
keyakinan dan dua orang atau lebih
(Marquis & Huston)
Konflik merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh
adanya perbedaan pendapat maupun sudut pandang antara
individu yang melakukan interaksi. Dalimunthe (2014)
mendefinisikan konflik sebagai perbedaan pendapat
antara dua atau lebih individu/kelompok sebagai akibat
dari usaha kelompok lainnya yang mengganggu
pencapaian tujuan. Secara umum, ada tiga kategori
konflik yaitu konflik intrapersonal, interpersonal, dan
interkelompok Marquis & Huston (2010).
CARA PANDANG
Dalam memahami konflik, berbagai cara pandang yang
umum dimiliki oleh pribadi atau kelompok:

Cara pandang tradisional dimana konflik


menjadi sesuatu yang harus dihindari.
Cara pandang Hub. Antar Manusia dimana
konflik merupakan hasil alamiah serta hubungan dalam
kelompok yang tidak dapat dihindarkan
Cara pandang Intraksionis konflik bukan hanya
kekuatan yang positif tetapi merupakan keharusan bagi
satu kelompok untuk mencari ide yang terbaik serta efektif.
PENYEBAB & SUMBER KONFLIK

Beberapa kebutuhan dasar manusia tidak


terpenuhi.
Tingginya tingkat ketergantungan dalam
pelayanan Keperawatan.
Persepsi tidak sama.
Peran tidak sesuai/tidak jelas.
Ada Tujuh Sumber Kanflik Dalam Hubungan Antar Pribadi Dan Kelompok:

1. Perhatian pada diri sendiri


2. Tujuan yang bertentangan
3. Kesukaran membagi sumber daya yang ada
4. Kekuasaan yang terbatas
5. Perbedaan ideology dalam satu kelompok
6. Bermacam-macam norma dan aturan
7. Hubungan antar manusianya
TUJUH SUMBER UTAMA KONFLIK ORGANISASI
1. Kepentingan pribadi atau kelompok
2. Kehilangan status pribadi atau kelompok
3. Kehilangan wewenang
4. Kehilangan sumber-sumber (berkolerasi)
5. Tidak mendapatkan hak
6. Ancaman terhadap nilai-nilai
7. Ancaman terhadap norma-norma
KATEGORI KONFLIK
a. Konflik Intrapersonal: Konflik terjadi pada din
individu itu sendiri. Keadaan ini merupakan masalah
internal untuk menean nilai dan keinginan dan konflik
yang tenjadi.
b. Kanflik Interpersonal: Konflik tenjadi antara dua
onang atau lebih sebagai bagian dan hubungannya
dengan onang lain dalam penyelesaian tugas dan
penannya.
c. Konflik Intergroup (antan kelompok): Konflik tenjadi
antana dua atau lebih dan kelompok onang dalam sam
bagian atau onganisasi.
DAMPAK TERJADINYA KONFLIK
Negatif (-):
▪ Menimbulkan perilaku konflik
▪ Menolak kerjasama
▪ Kompetisi tak sehat
▪ Menguasai/mendominasi
▪ Merusak kesatuan

PRODUKTIFITAS KERJA
Positif (+) : MENINGKATKAN MOTIVASI
KONFLIK DAPAT (+), JIKA

TIDAK DIABAIKAN.
BERPERAN UNTUK PERUBAHAN.
PROSES PENYELESATANYA TEPAT.
KONFLIK DAPAT (-), JIKA

❖ Mengganggu
▪ Energi SD.
▪ Sumber-sumber yang ada.
▪ Waktu.

❖ Tidak dikontrol menimbulkan kekacauan.


❖ Proses penyelesaianya kurang tepat.
Dampak Konflik Dapat Dibedakan

▪ Konflik Fungsional, konflik yang dapat memberi dampak


peningkatan kreatifitas serta produktifitas kelompok
▪ Konflik Disfungsional, konflik yang memberi dampak menghambat
kinerja kelompok , menurunkan kreatifitas dan produktifitas
kelompok .
PROSES ATAU MEKANISME KONFLIK
Tahap I : Potensial Opposition yang memiliki tiga komponen:

❖ Komnnikasi Komunikasi yang tersumbat merupakan potensi


konflik yang utama
❖ Struktur Semakin besar kelompok dan kompleks organisasi,
semakin besar terjadi konflik
❖ Variabel personal Sistem nilai dan kepribadian anggota
kelompok menentukan besarnya kemungkinan konflik.
Proses Atau Mekanisme Konflik... (Lanj.)
Tahap II: Cognition and Personalization
❖ Perceived Conflict Merupakan kewaspadaan satu
atau lebih pihak tentang adanya keadaan yang
memberikan kesempatan timbulnya konflik
❖ Felt Conflict Keterlibatan emosional dalam konflik
yang menimbulkan kegelisahan, ketegangan, frustasi,
atau tindakan kekerasan
Proses Atau Mekanisme Konflik... (Lanj.)

Tahap III : Behavior (Perilaku)


menimbulkan konflik terbuka

❖ Pecahnya pertengkaran dari komunikasi atau sikap


rasa bermusuhan akan disampaikan secara verbal atau
melalui perilaku.
❖ Personal yang terlibat bereaksi terhadap konflik, mulai
menarik din atau menghindar dan konflik atau upaya
penyelesaian konflik.
Proses Atau Mekanisme Konflik... (Lanj.)

Tahap 1V : Aftermath, hasil akhir konflik


❖ Umumnya dapat menghasilkan kinerja kelompok agar tetap
terkendali atau sebaliknya kinerja kelompok menurun.
TIPE KONFLIK
Konflik tidak langsung.
Konflik langsung Biasanya terjadi karena perbedaan
pandangan antara individu dengan
Konflik yang terjadi secara langsung organisasi, misalnya penetapan
disebabkan oleh perbedaan pandangan prosedur tetap (protap) yang tidak
antara satu orang dengan orang lain sesuai, sehingga dapat menimbulkan
atau terjadinya gangguan hubungan kekesalan para staf, seringkali
interpersonal Biasanya lebih mudah diekspresikan secara tidak langsung,
diselesaikan melalni intervensi misalnya sering tidak masuk kerja
interpersonal. tanpa pemberitahuan, atau menyerang
melalui orang lain.
ANALISA KONFLIK

1. Anggota kelompok/peran didalam situasi kelompok


a. Penyerang menyenangi sikap agresif
b. Korban merupakan kelompok penderita atau yang menampung
kehinaan.
c. Penghasut Suka memprakarsai dan mengamati konflik antara 2
kelompok.
Analisa Konflik... (Lanj.)
2. Persoalan pokok yang mendasari konflik Dapat memisahkan
persoalan utama dan persoalan simptomatis.

Jenis konflik
a. Tingkatan/ tahap konflik
b. Tingkah laku penyebab konflik
c. Beratnya pergulatan/ Peliknya Konflik
Kepelikan konflik dinilai melalui : frekwensi dan lamanya
pertemuan 2 pihak, tingkat emosional dari pertukaran dan pikiran
terbuka atau tertup dari 2 pihak.
d. Akibat yang mungkin timbul
PROSES PENYELESAIAN KONFLIK
1. Pengkajian
▪ Analisa situasi konflik
▪ Analisa dan memastikan isu yg berkembang
▪ Menyusun tujuan
2. Identifikasi
▪ Permasalahan
▪ Sumber/penyebab konflik
▪ Personal yang terlibat
▪ Tahap konflik
▪ Tipe konflik
▪ Klarifikasi dan validasi
▪ Persamaan pandangan
3. Intervensi
Penyelesaian konflik
PENYELESAIAN KONFLIK
1. Selalu menilai tiga hal yaitu Situasi, Sikap (attitude) ,Perilaku
(behaviour)
2. Perlu menilai kerjasama, sikap asertif dari orang atau kelompok
yang bertikai
3. Memperhatikan besar, rendah atau tingginya intensitas konflik,
tergantung pada tahap konflik.
4. Penyelesaian konflik membutuhkan waktu yang relatjf.
5. Penyelesaian konflik membutuhkan ketenangan hati, tidak
menggunakan emosi tetapi melalui kesabaran juga mampu
memikirkan solusi YANG TERBAIK UNTUK SEMUANYA.
PENYELESAIAN KONFLIK DAPAT DIBEDAKAN MENJADI

1. Kompetisi /Persaingan (Competition)

Kompetisi dilakukan apabila:


▪ Dibutuhkan keputusan serta tindakan cepat
▪ Terjadi pada isu penting maka membutuhkan tindakan yang tidak
popular
▪ Menyangkut isu yang vital bagi organisasi, maka kita ada pihak yang
benar
▪ Dilakukan pada individu yang mengambil keuntungan serta perilaku
non kompetitif.
Lanjut…

▪ Proses ini menghasilkan satu pihak dirugikan, disebut “Win-Lose “.


▪ Penyelesaian ini menekankan bahwa hanya ada satu pihak yang
menang tanpa mempertimbangkan yang kalah.
▪ Dampak buruk adalah pihak yang kalah dapat menunjukkan
kemarahan, kekecewaan, dendam, frustasi yang berdampak pada
hubungan dan produktifitas menurun.
▪ Dampak positifnya bagi kelompok munculnya keinginan
untuk memperbaiki kondisi di masa yang akan datang.
Penyelesaian Konflik Dapat Dibedakan Menjadi,... (Lanj.)

2. Kompromi atau Negosiasi (Compromise)


Kompromi dilakukan apabila:
Tujuan sangat penting tetapi tidak bermanfaat untuk diusahakan
ketika terdapat potensi destruktif bila tetap dipertahankan
Pihak lawan dengan kekuatan yang sama memiliki kemauan yang
besar untuk mencapai tujuan
Untuk mencapai kesepakatan membutuhkan isu yang kompleks
Untuk mencapai solusi dibawah tekanan waktu.
Sebagai cadangan bila kerjasama dan persain gagal
Lanjut...

Metoda ini membutuhkan sikap asertif dan kooperatif karena


penyelesaian konflik membutuhkan negosiasi dan tawar-menawar.
Proses ini menghasilkan sama-sama merugi kedua belah pihak yang
berselisih. Dapat disebut “Lose-Lose”
Cara terakhir biasanya dengan menggunakan aturan-aturan yang ada
untuk memecahkan persoalan.
Penyelesaian Konflik Dapat Dibedakan Menjadi,... (Lanj.)

3. Menghindari (Avoidance)
Menghindar bisa dipilih jika:
Ketidak sepakatan membahayakan kedua belah pihak
Biaya penyelesaian lebih besar di banding hasil yang didapat
Memerlukan orang ketiga
Jika masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya
Dibutuhkan waktu untuk cooling down sehingga ide-ide muncul yang
dapat menguntungkan kedua bela pihak
Masalah lebih bersifat simptomatik pada lainnya.
3. Menghindari (Avoidance),...

Metode ini tidak asertif serta kooperatif karena membiarkan konflik


terjadi mengabaikan perselisihan masing-masing tidak terbuka/terus
terang serta memilih tidak menyelesaikan konflik.
Penyelesaian Konflik Dapat Dibedakan Menjadi,... (Lanj.)

4. Akomodasi (Acconiodation)
Akomodasi ini dilakukan jika:
Kita merasa salah kemudian memberi kesempatan untuk merubah
minset agar bisa belajar juga mendengarkan.
Isunya lebih penting bagi pihak lain serta individu itu sendiri, ini
diperlukan agar kerjasama tetap terjaga
Mengurangi kerugian
Harmoni serta stabilitas menjadi sangat penting
Untuk memberikan kesempatan pada bawahan untuk berkembang,
belajar dari kesalahan
Akomodasi (Accomodation),...

Pada strategi ini seseorang berusaha mengakomodir permasalahan


serta memberi kesempatan orang lain untuk menang.
Masalah utama dengan strategi ini sebenarnya tidak terselesaikan.
Istilah yang sering digunakan adalah “Cooperative”
Penyelesaian Konflik Dapat Dibedakan Menjadi,... (Lanj.)

5. Smoothing
Penyelesaian konflik dengan mengurangi komponen emosional
dalam konflik.

Smoothing ini dilakukan jika:


Konflik yang ringan, tetapi konflik yang besar misalnya persaingan
pelayanan/hasil produksi ini dapat dipergunakan.
Penyelesaian Konflik Dapat Dibedakan Menjadi,... (Lanj.)

6. Kolaborasi atau Kerjasama (Collaboration)


Kolaborasi dilakukan apabila:
Bertujuan untuk menemukan solusi integrative apabila kedua pihak
penting dikompromikan
Tujuan kita adalah untuk belajar
Ditujukan untuk menggabungkan cara pandang individu-individu dengan
perspektif yang berbeda
Bertujuan untuk mencapai komitmen dengan jalan menggabungkan
kepentingan-kepentingan menjadi satu consensus
Bekerja dengan perasaan bahwa konflik akan berpengaruh terhadap
hubungan baik.
Kolaborasi atau Kerjasama (Collaboration),...

Metoda ini membutuhkan sikap asertif dan kooperatif yang tinggi, dan
masing—masing pihak mempunyai komitmet untuk menyelesaikan
masalah
Melalui strategi ini kedua orang/bagian yang terlibat menentukan
tujuan bersama dan bekerjasama untuk mencapai tujuan dimaksud
Strategi ini popular dengan “Win-win Solution”
Karakterisrik seseorang yang menggunakan metoda kolaborasi
dalam penyelesaian konflik

Memandang konflik sebagai suatu yang alamiah terjadi dalam


melakukan hubungan unterpersonal dan perlu dilakukan penyelesaian
yang tepat.
Percaya orang lain dan bersikap terbukti
Meyakini bahwa kelompok yang terlibat dalam konflik,
masing-masing mempunyai peran yang sama dalam penyelesaian
konflik.
Menyelesaikan konflik dengan membuat kepuasan pada
masing-masing pihak yang terlibat.
Tidak mengorbankan satu orang untuk kepentingan kelompok.
CIRI PERAN MANAJER DALAM MENGATASI KONFLIK

1. Mengabaikan Konflik
Konflik dapat diabaikan bila persoalann pokok/persoalan dasarnya
kecil, konflik tidak mempengaruhi perawatan pasien atau proses
kerja, dan jika kedua pihak mampu mengatasi konflik.
2. Turun Tangan
Manajer harus turun tangan bila konflik mempengaruhi pasien atau
proses serta mekanisme kerja atau konflik mempengaruhi banyak
orang.
HASIL INTERVENSI

1. Keputusan yang bersifat perintah


2. Memisahkan kedua pihak
3. Teguran tertulis
4. kompromi
5. Penerimaan kedua bela pihak
6. Solusi yang terintegrasi
KESIMPULAN

Setiap orang mempunyai perbedaan dari minat, motivasi, kemampuan


dan perilaku yang berbeda diharapkan mampu bekerja sama dalam
situasi yang kompleks seringkali menyebabkan konflik.
Jika penyelesaian konflik dapat dilihat dengan metoda yang tepat
maka situasi kerja akan dapat menyenangkan kembali.
Dibutuhkan peningkatan kesadaran sejak dini, sensifitas,
asertif, serta kooperatif dapat meningkatkan kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan konflik.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai