Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIK TERHADAP

KETIDAKEFEKTIFAN

JALAN NAFAS PADA PASIEN TUBERKULOSIS [TB] PARU

ABSTRAK

Tuberculosis salah satu penyakit menular yang disebabkan bakteri mycobacterium


tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru. Penyakit ini bila
tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya
hingga kematian. Keluhan utama yang sering dirasakan oleh pasien adalah sesak napas dan
menumpuknya sekret yang sulit untuk dikeluarkan. Latihan pernafasan merupakan Tindakan
keperawatan dalam penaalaksanaan pasien dengan masalah gangguan sistem pernafasan.
Penerapan Teknik relaksasi nafas dalam dan batuk efektif merupakan salah satu Latihan
pernafasan yang selain berfungsi untuk membersihkan jalan nafas juga mempertahankan
fungsi paru. Teknik relaksasi nafas dalam dan batuk efektif mempu menurunkan respiratory
rate (RR) karena terjadi peningkatan elastisitas dan compliance paru yang pada akhirnya
meningkatkan ventilasi paru, dimana pengeluaran CO2 dan pemasukan O2 meningkat.
Penurunan keluhan sesak nafas penderita tuberculosis lebih cepat dicapai dengan latihan
Teknik relaksasi nafas dalam dan batuk efektif dapat diterapkan sebagai evidence based
nursing dalam profesionalisme pemberian asuhan keperawatan bagi pasien tuberculosis,
untuk mengembangkan bentuk pelayanan nonfarmakologis sebagai salah satu intervensi
keperawatan. bagi pasien, Teknik relaksasi nafas dalan dan batuk efektif dapat dijadikan
pola hidup pasien, untuk mengurangi sesak nafas, mengurangi akumulasi secret dalam
saluran nafas dan terselesaikan masalah keperawatan ketidakefektifan jalan napas pada
pasien tuberculosis.
LATAR BELAKANG

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular dan di sebabkan oleh infeksi bakteri,di
mana bakteri ini Berpotensi menyerang berbagai organ tubuh,salah satu nya paru-paru.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis dpt masuk ke paru-paru dan mengakibatkan penderita
mengalami sesak nafas di sertai batuk kronis. Penyakit TB adalah penyakit menular.
Menurut WHO Pada tahun 2020 sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TB. TB
adalah penyakit yang banyak menyebabkan kematian setelah COVID-19. Sejak tahun 2000
s.d 2018, 58 juta nyawa berhasil melawan penyakit ini dengan pengobatan medis TB adalah
penyakit yang dapat menular secara droplet, yaitu Ketika seseorang tidak sengaja
menghirup percikan ludah dari pengidap TB saat batuk atau bersin. Pasien TB paru sering
mengalami keluhan sesak nafas dan batuk berdahak sehingga menyebabkan masalah
ketidakefektifan jalan nafas b.d penumpukan sekret. Untuk mengurangi sesak nafas dan
mengatasi batuk serta mengurangi penularan terhadap perawat ataupun keluarga pasien
maka perlu di berikan pendidikan kesehatan tentang tehnik relaksasi nafas dalam dan cara
batuk efektif.

TUJUAN

Tehnik relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan ventilasi paru dan ,meningkatkan
oksigenasi darah, untuk meningkatkan ventilasi alveoli,memelihara pertukaran
gas,mencegah atelectasis paru dan meningkatkan efisiensi paru. Sedangkan tehnik batuk
efektif dapat mengurangi resiko penularan akibat dari percikan ludah dari pasien penderita
TB.

METODE

Jenis penelitian ini adalah deskriftif dengan menggunakan metode pendekatan studi
kasus. Subjek dalam study kasus ini adalah pasien penderita TB PARU dengan
ketidakefektifan jalan nafas . Intervensi yg di lakukan tehnik relaksasi nafas dalam & batuk
efektif. Pelaksanaan pengumpulan data di lakukan di Ruang Dahlia Rumah Sakit PMI Kota
Bogor pada tanggal 10 desember 2022 sampai tanggal 12 desember 2022. Pengumpulan
data tentang Pendidikan Kesehatan tehnik relaksasi nafas dalam dan batuk efektif pada
pasien TB PARU, yaitu :

1. Observasi
Dalam hal ini penulis mengobservasi atau melihat keadaan umum pasien dengan
pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
2. Pengukuran
Dalam penelitian ini penulis mengukur menggunakan alat ukur pemeriksaaan,
seperti melakukan penfukuran tekanan darah, menghitung frekuensi napas,
menghitung frekuensi nadi, dan mengukur saturasi oksigen. Penulis menggunakan
beberapa peralatan yang akan digunakan dalam proses pengupulan data yaitu tensi
meter, stetoskop, jam tangan, saturasi oksigen dan alat tulis.
3. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan dengan menggunakan wawancara
kombinasi dari wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh penulis yaitu pendokumentasian hasil pengkajian,
Analisa data, dignosa keperawatan, rencana asuhan keperawatan, dan evaluasi dari
Tindakan.

Instrument pengumpulan data yang meliputi :

1. Mengajarkan Teknik relaksasi napas dalam dan batuk efektif sesuai SOP Rumah sakit
2. Pedoman observasi respiratory rate (RR) atau frekuensi nafas.

Uji keabasahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau informasi yang
diperoleh dalam penelitian sehingga menghasikan data dengan validitas tinggi.
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi observasi., yaitu hasil
pengukuran respiratory rate post test dan triangulasi waktu, yaitu dilakukan dengan
mengukur respiratory rate setelah diberikan Teknik relaksasi nafas dalam dan batuk
efektif.
HASIL

Tn S dirawat di ruang Dahlia Rumah Sakit PMI Kota Bogor sejak tgl 9-12-2022 dengan
diagnose TB PARU K/U lemah, kesadaran compos methis, klien mengeluh nafas sesak sejak
2hr disertai batuk berdahak, pasien mengatakan sesak bertambah bila batuk terus menerus
di sertai produksi sputum yg banyak, sudah hampir 1 bln pasien sering mengeluh batuk, BB
pasien turun dan pasien tampak kurus, tanda -tanda vital TD = 128/84 mmHg N = 88x/mnt R
= 30x/mnt S = 36,7◦C SpO2 = 94% degan terpasang O2 nasal kanul 3lt/ mnt, hasil
pemeriksaan RO Thorak TB PARU. Secret (+), suara nafas ronchi (+).

Sementara hasil pengkajian pada Tn. M tanggal 10 desember 2022 pukul 14:00 WIB
di ruang Dahlia Rumah Sakit PMI Kota Bogor dengan diagnose TB paru didapatkan pasien
sesak napas. ADL dibantu keluarga. Terpasang nasal canul 3 lpm. Tanda-tanda vital TD =
118/64 mmHg N = 78x/mnt R = 28x/mnt S = 36◦C SpO2 = 96%.

Pada hari pertama penulis mengukur kedalaman pernafasan pada Tn. S dan Tn. M.
pada Tn. S ditemukan pernafasan dangkal dan cepat yaitu 34x/m dan terdapat suara ronchi,
sedangkan pada Tn. M ditemukan pernafasan dangkal dengan suara ronchi (+) dengan RR
28x/m dan kedua pasien terpasang nasam canul 3lpm. Setelah itu penulis mengajarkan
Teknik relaksasi napas dalam dan batuk efektif untuk mengurangi sesak dan mengeluarkan
secret di jalan napas, dengan target RR 16 s.d 24 x/m.

Pada hari ke 2 evaluasi penulis melakukan monitoring pernafasan didapatkan data


Tn. S, S : pasien mengatakan sesak berkurang O : K/u Sedang, Pasien rileks, posisi pasien
semi fowler, GCS : 15 (E4,M5,V6) RR : 24x/menit SpO2 : 99% dengan nasal canul O2 2 Lpm.
Sedangkan pada Tn. M, S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak dan batuk berkurang, O :
K/u Baik, Pasien rileks, posisi semi fowler, RR : 20x/ menit, SpO2 : 99% tanpa nasal canul O2.

Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan pada TN. S dan Tn. M, maka penulis
mengambil kesimpulan setelah diajarkan Teknik relaksasi napas dalam dan batuk efektif
pasien merasa lebih lega bernapas, sesak berkurang, batuk lebih jarang dan dahak mudah
dikeluarkan, RR sesuai harapan 16 s.d 24 x/menit. Pasien menunjukan jalan napas yang
paten dan tidak sianosis.

Pembahasan
1. Gambaran frekuensi nafas (RR) sebelum diajarkan Teknik relaksasi nafas dalam dan
batuk efektif
Pada pasien didapatkan bahwa sebelum di ajarkan Teknik relaksasi napas
dalam dan batuk efektif pasien RR meningkat. Pada Tn. S TD = 128/84 mmHg N =
88x/mnt R = 30x/mnt S = 36,7◦C SpO2 = 94% dengan terpasang O2 nasal kanul 3lt/
mnt, hasil pemeriksaan RO Thorak TB PARU. Secret (+), suara nafas ronchi (+).
Sedangkan Tn. M Tanda-tanda vital TD = 118/64 mmHg N = 78x/mnt R = 28x/mnt S =
36◦C SpO2 = 96% terpasang nasal canul 3 lpm. Secret (+), suara nafas ronchi (+).
Menurut penulis sesak napas yang muncul pada kedua pasien karena
akumulasi secret di jalan napas yang merupakan respon dari penyakit TB paru.
Ketidak efektifan bersihan jalan napas merupakan ketidak mampuan penderita
membersihkan secret atau terjadi obstruksi saluran nafas guna mempertahankan
jalan napas yang bersih (Wilkinson, 2012).
2. Gambaran frekuensi nafas (RR) setelah diajarkan Teknik relaksasi nafas dalam dan
batuk efektif
Setelah diberikan Teknik relaksasi napas dalan dan batuk efektif maka kedua
pasien merasa lebih lega saat bernapas, sesak berkurang, produksi secret berkurang
dan muah dikeluarkan, dengan RR yang normal dan lepas oksigen nasal canul.
Relaksasi nafas dalam adalan bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran gas, mencegah atelectasis paru, meningkatkan efisiensi
batuk, mengurangi stress baik stress fisik meupun emosional yaitu menurunkan
intensitas nyeri dan kecemasan (Burnner dan Suddart, 2002).
Batuk efektif merupakan metode batuk dengan benar dimana energi dapat
dihemat sehingga tidak mudah Lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal (Smeltzer, 2011). Teknik batuk efektif juga dapat melatih otot pernafasan
untuk melakukan fungsinya dengan baik (kemenKes RI).
Tujuan dari Tindakan relaksasi napas dalam dan batuk efektif adalah
memelihara pertukaran gas sehingga ventilasi alveoli meningkat. Pada Tn. S dan Tn.
M penulis mencantumkan rencana keperawatan Teknik relaksasi napas dalam dan
batuk efektif untuk mengurangi keluhan sesak akibat akumulasi secret dijalan nafas
serta mengoptimalkan RR pada pasien.
Kesimpulan

Berdasarakan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan Teknik relaksasi

napas dalan dan batuk efektif selama 2x24 jam sesuai dengan SOP Rumah Sakit dapat

membantu mengurangi sesak nafas dan menurunkan jumlah produksi secret di jalan napas

dan mengoptimalkan RR pada pasien sehingga masalah bersihan jalan nafas dapat teratasi.

Ucapan Terima Kasih

Dalam hal ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktur STIKES UMMI Bogor

atas dukungan moril dan materil dalam menyelesaikan publis ini.

Anda mungkin juga menyukai