PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sosial dan ekonomi. Kesehatan sebagai salah satu unsur dari kesejahteraan
1
2
secara mandiri (Self Care) dan keluarga (Family Care) atau kelompok
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
tidak semata terbebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat bukan sekedar
keadaan hidup, tetapi juga penggunaan sumber (mis., fisik, pribadi, sosial)
oleh tiap orang dalam menjawab tantangan hidup. Faktor ini yang sangat
kondisi sakit. Respon tersebut sangat individual karena tidak hanya pada
persepsi diri sendiri terhadap penyakit, tetapi juga persepsi terhadap orang
Penyakit dan sakit adalah istilah yang sering digunakan secara saling
pikiran dan tubuh sehingga manifestasi fisik terjadi sebagai respons adanya
perubahan faal sebagai respon dari trauma itu sendiri (Jong, 2010). Bedah
telah menjadi salah satu bentuk keahlian sejak pertengahan abad 19.
prinsip aseptik dan teknik anastesi masih sangat primitif serta tidak aman bagi
Menurut data WHO diperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi
utama di seluruh dunia, satu untuk 25 orang hidup (Haynes, et al. 2009).
pembedahan di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa (WHO
menempati urutan ke-11 dari 50 penanganan pola penyakit di rumah sakit se-
guna ikut serta dalam pelayanan bedah. Keperawatan perioperatif tidak lepas
dari salah satu ilmu medis yaitu ilmu bedah. Dengan demikian, ilmu bedah
lain kerjasama tim yang berkualitas tinggi, komunikasi yang efektif dan
terapeutik dengan klien dan keluarga dan tim bedah, pengkajian klien yang
efektif dan efisien pada semua fase serta advokasi untuk klien dan keluarga
dan perawat perlu menetapkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan klien
yang dumulai ketika pasien mulai masuk ruang perawatan dan berakhir ketika
dan ansietas (Potter & Perry, 2010). Ansietas atau kecemasan dapat
berdampak terhadap kondisi fisik maupun psikis klien yang akan menjalani
belum siap untuk menjalani pembedahan). Oleh karena itu sangat perlu bagi
kecemasan pra operatif. Hal ini sangat penting dalam membantu pasien
ketidaktahuan pasien (Dayalon, 1994) di kutip dari (Potter & Perry, 2010).
2009).
(Potter & Perry, 2010). Salah satu bentuk penyuluhan perioperatif diantaranya
2009).
gangguan emosi.
operasi, cemas menghadapi body image yang berupa cacat anggota tubuh,
cemas dan takut mati saat di bius, cemas bila operasi gagal, cemas masalah
berat terpaksa menunda jadwal operasi karena pasien merasa belum siap
nyeri abdomen, sesak nafas) dan perubahan perilaku seperti (gelisah, bicara
cepat, reaksi terkejut) dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala
9
sebagai upaya untuk melawan kecemasan (Stuart 2007). Salah satu faktor
berkisar antara 11% sampai 80%, Insiden tertinggi yang dilaporkan oleh
(Maranets 1999).
rumah sakit tipe B pendidikan milik pemerintah daerah terbesar di Jawa Barat
yang dijadikan rujukan untuk daerah Kota dan Kabupaten Sukabumi secara
tidak langsung dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu,
perawatan yang salah satunya adalah ruang perawatan bedah. Pasien dengan
kasus pembedahan baik dengan indikasi operasi atau tidak akan menjalani
Instalasi Bedah Sentral, hanya ada dua jenis pembedahan berdasarkan sifat
SH Kota Sukabumi meliputi ruang Family Bedah, ruang Teratai dan ruang
Aster dan terdiri dari berbagai kelas perawatan yaitu kelas 1, kelas 2 dan
kelas 3. Ruang teratai yang terdiri dari Teratai Merah Atas (TMA), Teratai
Merah Bawah (TMB), Teratai Putih Atas (TPA), Teratai Putih Bawah (TPB)
2015 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1
Rekapitulasi jumlah pasien Instalasi Bedah Sentral berdasarkan Staf
Medis Fungsional (SMF) bedah yang menggunakan fasilitas Instalasi
Bedah Sentral RSUD R. Syamsudin, SH Dalam Kurun Waktu Antara
Tahun 2015 Sampai Dengan Tahun 2017
cenderung meningkat yaitu pada tahun 2015 sebanyak 4627 kasus, tahun
2016 sebanyak 4647 kasus dan tahun 2017 sebanyak 5622 kasus.
Diagram 1.1
Rekapitulasi jumlah pasien yang dilakukan pembedahan di Instalasi
Bedah Sentral RSUD R. Syamsudin, SH berdasarkan Sifat Operasinya
Dalam Kurun Waktu Antara Tahun 2015 Sampai Dengan Tahun 2017
3364
3500
2831 2711
3000
2255
2500 1936
1796
2000
1500
1000
500
0
Cito Elektif Cito Elektif Cito Elektif
2015 2016 2017
mengalami penurunan di tahun 2016 dan meningkat kembali tahun 2017 yaitu
pada tahun 2015 sebanyak 2831 kasus, pada tahun 2016 sebanyak 2711 kasus
dan pada tahun 2017 sebanyak 3364 kasus. Jika dilihat dari segi jumlah
informasi pra bedah dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien pra
bedah mayor dan ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
orang responden dengan jenis operasi besar, 3 responden dengan jenis operasi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Sukabumi.
15
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
perawatan bedah.
operasi.
3. Bagi Peneliti
E. Kerangka Pemikiran
pemikiran tidak lagi memuat teori, dalil, teori dan konsep, tetapi hanya
merupakan sintesis dari teori, dalil dan konsep yang dijadikan dasar dalam
perioperatif tidak lepas dari salah satu ilmu medis yaitu ilmu bedah. Dengan
yang dumulai ketika pasien mulai masuk ruang perawatan dan berakhir ketika
kecemasan yang tinggi. Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang
Salah satu cara mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi bisa
Pelayanan Keperawatan
Kecemasan
Preoperatif
Rencana Pembedahan (Pemberian Informasi
Prabedah)
Keterangan :
: yang diteliti
F. Hipotesis Penelitian
diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah
tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat
pra bedah terhadap kecemasan pasien bedah elektif di ruang rawat inap bedah