Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI)

Di susun dalam rangka memenuhi tugas


State Keperawatan Dasar

Oleh:

ONA ARIYANI UMATERNATE


14420212152

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(...........................................) (...........................................)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
BAB I

PENDAHULUAN
A. KONSEP KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)
1. DEFINISI
Kebutuhan dasar kenyamanan sering dikaitkan dengan respons nyeri
yang dirasakan pasien yang dapat mempengarhui status kenyaman pasien.
Persepsi dari rasa nyeri yang timbul juga berbeda antar pasien dengan
berbagai ragam penyebab, sehingga membutuhakan kemampuan yang
khusus dari perawat untuk mengatasi/ meminimalkan nyeri yang dirasakan
pasien. Hal terpenting yang harus diketahui yakni keyakinan perawat
terhadap rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien adalah hal yang nyata
sehingga dibutuhkan manajemen nyeri yang efektif untuk setiap pasien.
Dalam perkembangann duni kedokteran juga, para peneliti dal bidang
kesehatan bersatu dan mengupayakan jika manajemen nyeri adalah prioritas
yang penting dalam system perawatan kesehatan (Taylor,2018).
Nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan dari suatu
emosional disertai kerusakan secara aktual maupun potensial atau kerusakan
jaringan secara menyeluruh. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif dalam
tubuh, nyeri timbul bilamana jaringan rusak dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut. Nyeri merupakan
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan atau ancaman kerusakan jaringan (wahyudi & wahid, 2017).
2. ETIOLOGI
1) Nyeri akut
a) Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b) Menunjukkan kerusakan
c) Posisi untuk mengurangi nyeri
d) Muka dengan ekspresi nyeri
e) Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
f) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
2) Nyeri kronis
a) Perubahan berat badan
b) Melaporkan secara verbal dan non verbal
c) Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada
diri sendiri
d) Kelelahan
e) Perubahan pola tidur
f) Takut cedera
g) Interaksi dengan orang lain menurun (Asmadi, 2019)
3. PATOFISIOLOGI
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-
zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-
zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan
rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf
asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu
mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat
menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada termosensitif
sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri Budiono (2020).
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala nyeri (Asmadi, 2019)
a. Gangguam tidur
b. Posisi menghindari nyeri
c. Gerakan meng hindari nyeri
d. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
e. Perubahan nafsu makan
f. Tekanan darah meningkat
g. Pernafasan meningkat
h. Depresi
5. KLASIFIKASI
Menurut PPNI (2017) kalsifikasi nyeri dibagi menjadi :
a. Nyeri akut
Nyeri akut terjadi setelah cidera akut, penyekit, atau intervensi bedah
memiliki awitan cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan
sampai berat) dan berlangsung dalam waktu yang singkat. Nyeri akut
merupakan signal bagi tubuh akan cedera atau penyekit yang akan
datang namun nyeri akun akan menghilang dengan atau tanpa
pengobatan setelah area pulih kembali.
b. Nyeri kronik
Nyeri kroik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang priode waktu. Nyeri kronik berlangsung diluar waktu
penyembuhan yang sering dikaitkan dengan penyebab atau cedera
fisik. Nyeri kronik dapat terjadi pada kanker, tetapi nyeri jenis ini
mempunyai penyebab yang dapat diidentifikasi. Misal nyeri pada
kanker timbul akibat kompresi saraf perifer atau meninges akibat
kerusakan struktur setelah pembedahan, kemoterapi, infiltarasi
tumor.
6. KOMPLIKASI
Berdasarkan Budiono (2020) komplikasi nyeri terbagi menjadi :
a. Gangguan pola istirahat tidur
b. Syok neurogik
c. Masalah mobilisasi
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan
lainnya
d. CT-Scan untuk mengetahui adanya pembuluh darah
e. EKG
f. MRI (Asmandi, 2019)
8. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan keperwatan
1) Monitor tanda- tanda vital
2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3) Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
4) Kompres hangat
b. Penataksanaan medis
1) Pemberian obat analgetik
Obat perada nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara
total. Seeorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam
keadaan sadar.
2) Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid).
Aspirin ibu ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja
di ujuang saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat
mediator inflamasi yang di hasilkan luka.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN FOKUS
a) Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain
ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
b) Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
c) Faktor presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara
lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
d) Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau
dapat menggunakan skala dari 0-10
e) Waktu dan lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama,
bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir
timbul.
f) Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau
tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut
Kondisi sakit dan nyaman yang biasanya muncul tiba-tiba dan hanya
terjadi sebentar kondisi nyeri akut umumnya terjadi akibat ada cedera di
jarinyan tubuh seperti.
Batasan Karakteristik :
1) Mengkomunikasikan deskriptor nyeri (misalnya rasa tidak aman
nyaman, mual, kram otot)
2) Menyeringai
3) Rentang perhatian terbatas
4) Pucat
5) Menarik diri
Faktor yang berhubungan :
1) Biologis
2) Kimia
3) Fisik
4) Psikologis
b. Nyeri kronis
Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan
sebagai suatu kerusakan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3)
bulan.
Batasan karakteristik :
Subyektif
1) Depresi
2) Keletihan
3) Takut kembali cidera
Obyektif
1) Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
2) Anoreksia
3) Perubahan pola tidur
4) Wajah topeng
5) Perilaku melindungi
6) Iritabilitas
7) Perilaku protektif yang dapat diamati
8) Penurunan interaksi dengan orang lain
9) Gelisah
10) Berfokus pada diri sendiri
11) Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin,
perubahan posisi tubuh)
12) Perubahan berat badan
Faktor yang berhubungan
1) Kanker metastasis
2) Cedera
3) Neurologi
4) Arthritis
3. INTERVENSI
a. Nyeri akut
Tujuan yang diharapkan :
1) Adanya penurunan intensitas nyeri

2) Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang

3) Tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut

Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji Nyeri Mengetahui daerah nyeri,
kualitas, kapan nyeri dirasakan,
faktor pencetus, dan berat
ringannya nyeri yang dirasakan.
Ajarkan teknik relaksasi kepada Untuk mengajarkan pasien
Pasien apabila nyeri timbul
Berikan analgetik sesuai Untuk mengurangi rasa nyeri
Program
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan
umum pasien

b. Nyeri kronis
Tujuan yang diharapkan :
1) Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
2) Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
3) Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
4) Tidak kehilangan nafsu makan
5) rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah ata
u ringan
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, Untuk mengetahui keadaan
karakteristik nyeri, tanda-tanda umum pasien, mengetahui
vital serta efek penggunaan obat daerah nyeri, kualitas, kapan
jangka panjang nyeri dirasakan,
faktor pencetus,berat ringannya
nyeri yang dirasakan serta
mengetahui efek penggunaan
obat secara jangka panjang.
Bantu pasien mengidentifikasi Untuk mengetahui tingkat nyeri
tingkat nyeri Pasien
Ajarkan pola istirahat/tidur Untuk mengurangi rasa nyeri
yang adekuat secara adekuat

Kolaborasi pemberian obat Untuk mengurangi rasa nyeri


Analgesik

4. IMPLEMENTASI

Merupakan tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi keluhan


pasien berdasarkan intervensi yang telah dibuat.

5. EVALUASI
Evaluasi kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2019). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Salemba Medika: Jakarta

Budiono, S. (2020). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi Medika

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI

Taylor, S. (2018). Health Psychology. Eight Edition. New York: Mc Graw Hill

Wahyudi, A. & Wahid, A. (2017). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Mitra Wacana Media

Anda mungkin juga menyukai