Anda di halaman 1dari 35

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

DIREKTORAT PENUNTUTAN
JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA KHUSUS
PETUNJUK PENGGUNAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI, PERPAJAKAN, KEPABEANAN, CUKAI DAN TPPU PADA DIREKTORAT PENUNTUTAN

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga Kejaksaan Republik Indonesia maka diperlukan upaya yang maksimal agar
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU sebagai suatu bentuk pelayanan publik dari Jaksa Agung Muda
Bidang Tindak Pidana Khusus dapat dilaksanakan sebagai suatu pelayanan prima, dengan obyek pelayanan yang jelas (spesific), dapat diukur (measurable),
dipertanggungjawabkan (accountable) dan dapat dilaksanakan (reliable) serta pelaksanaannya dibatasi dengan jangka waktu tertentu (timed).
Penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU dalam prakteknya tergantung pada pengetahuan dan
kemampuan Jaksa baik secara teknis yuridis maupun administrasi dalam melakukan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan,
Cukai dan TPPU. Oleh karena itu, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus melakukan pengambilan keputusan, tindak lanjut pengambilan keputusan dan
pengendalian teknis terhadap proses dan tahap penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU yang dilaksanakan
oleh setiap Jaksa.
Dalam rangka pengambilan keputusan, tindak lanjut pengambilan keputusan dan pengendalian teknis terhadap proses dan tahap Penuntutan
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU yang dilaksanakan oleh Jaksa maka diperlukan standar operasional
prosedur dalam penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU, sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih terukur
dan dapat dipertanggungjawabkan.
II. RINGKASAN
Standar Operasional Prosedur (SOP) Penuntutan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU ini merupakan
pengembangan dari Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU yang
selama ini berlaku. Standar Operasional Prosedur (SOP) ini mengatur secara khusus pelaksanaan penanganan penuntutan perkara Tindak Pidana Korupsi,
Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU yang berisi Dokumen SOP penanganan penuntutan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan,
Cukai dan TPPU, yang meliputi:

A. SOP PRA PERADILAN


1. SOP Penyusunan Jawaban Atas Permohonan Pra Peradilan
2. SOP Penyusunan Duplik Termohon Pra Peradilan
3. SOP Pengumpulan bukti Termohon Pra Peradilan
4. SOP Penyusunan Kesimpulan Termohon Pra Peradilan
5. SOP Penyusunan Laporan Hasil Persidangan Pra Peradilan
6. SOP Nota Pendapat Atas Putusan Pra Peradilan
B. SOP PRAPENUNTUTAN
1. SOP Penelitian Berkas Perkara Tindak Pidana Khusus
2. SOP Pembuatan Rencana Surat Dakwaan
3. SOP Nota Pendapat SPDP Yang Tidak Diikuti Tahap I
4. SOP Nota Pendapat Hasil Penyidikan Lengkap Yang Tidak Diikuti Tahap II
5. SOP Nota Pendapat Pemberian Petunjuk Yang Tidak Diikuti Pengembalian Berkas Perkara
6. SOP Nota Pendapat Atas Permohonan Perpanjangan Penahanan Tahap Penyidikan
7. SOP Nota Pendapat Atas Pemberitahuan/Permohonan Penghentian Penyidikan
C. SOP PENUNTUTAN
1. SOP Penerimaan Tersangka Dan Barang Bukti.
2. SOP Surat Dakwaan.
3. SOP Nota Pendapat Penahanan/Perpanjangan Penahanan Tahap Penuntutan.
4. SOP Nota Pendapat Atas Penangguhan/Pembantaran/Pengalihan Dan Pencabutan Penahanan Tahap Penuntutan.
5. SOP Nota Pendapat Atas Permintaan Pengalihan Tempat Persidangan.
6. SOP Nota Pendapat Penerimaan Pengembalian Kerugian Negara Tahap Penuntutan.
7. SOP Penerimaan Pengembalian Kerugian Negara Tahap Penuntutan
8. SOP Pemeriksaan Tambahan.
9. SOP Tindakan Penghentian Penuntutan.
10. SOP Nota Pendapat Atas Pengenyampingan Perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU Demi Kepentingan Umum
(Deponering).
11. SOP Pelaksanaan Pengenyampingan Perkara Demi Kepentingan Umum (Deponering).
2
D. SOP PERSIDANGAN
1. SOP Penyusunan Pendapat Penuntut Umum Atas Keberatan (Eksepsi) Terdakwa Atau Penasihat Hukum.
2. SOP Nota Pendapat Atas Putusan Sela.
3. SOP Penyusunan Laporan Persidangan.
4. SOP Nota Pendapat Atas Rencana Tuntutan.
5. SOP Nota Pendapat Atas Penetapan Hakim.
6. SOP Penyusunan Surat Tuntutan.
7. SOP Penyusunan Laporan Pelaksanaan Tuntutan.
8. SOP Penyusunan Replik.
9. SOP Penyusunan Laporan Putusan.
10. SOP Penyusunan Memori Atau Kontra Memori Banding.
11. SOP Penyusunan Memori Atau Kontra Memori Kasasi.
Dalam SOP diatur pola, objek, kegiatan, kelengkapan, waktu, output peran dan tanggung jawab serta pelaksana kegiatan dalam setiap tahap
pelaksanaan penuntutan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU.
III. PERISTILAHAN
Yang dimaksud dalam Standar Operasional Prosedur penuntutan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan
TPPU ini adalah:
1. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
2. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.
3. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.
4. Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981
Tentang Hukum Acara Pidana dan, sebagai berikut :
a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;
b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan;
3
c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke
pengadilan.
Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 Tanggal 28 April 2015, objek Pra Peradilan diperluas meliputi Penetapan tersangka,
penggeledahan dan penyitaan.
5. Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.
6. Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau
hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981
Tentang Hukum Acara Pidana.
7. Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal
serta menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.
IV. RUANG LINGKUP
Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU meliputi seluruh tahap penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU yang dilaksanakan oleh Jaksa sesuai kewenangan penuntutan yang diberikan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
V. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
A. MAKSUD
Maksud dibuatnya Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Penuntutan Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan,
Cukai dan TPPU, adalah:
1. Memberikan pedoman kepada Jaksa Peneliti/Jaksa Penuntut Umum dalam melaksanakan kegiatan pra peradilan, pra penuntutan, penuntutan dan
persidangan.
2. Agar Jaksa Peneliti/Jaksa Penuntut Umum mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan kegiatan pra peradilan,
pra penuntutan, penuntutan dan persidangan.
B. TUJUAN
Tujuan dibuatnya Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Penuntutan Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan,
Cukai dan TPPU, adalah:
4
1. Penanganan perkara pada tahap pra peradilan, pra penuntutan, penuntutan dan persidangan dapat dilaksanakan secara profesional.
2. Tidak terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan dalam pelaksanaan kegiatan sidang pra peradilan, pra penuntutan, penuntutan
dan persidangan.
C. SASARAN
Sasaran dibuatnya Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan
TPPU adalah:
Tercapainya hasil kegiatan pra peradilan, pra penuntutan, penuntutan dan persidangan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
VI. TUGAS DAN FUNGSI JAKSA PENELITI/ JAKSA PENUNTUT UMUM
A. TAHAP PRA PERADILAN
1. Penyusunan Jawaban Atas Permohonan Pra Peradilan
- Menerima Surat Perintah untuk mengikuti Sidang Pra Peradilan.
- Melaksanakan Rapat koordinasi dengan Tim Jaksa Penyidik/Penuntut Umum pada perkara pokok yang dimohonkan Pra Peradilan.
- Melakukan pembahasan terkait materi permohonan Pra Peradilan dari Pemohon dan pokok-pokok argumentasi jawaban Penuntut Umum terkait :
a) Sah atau tidaknya Penangkapan;
b) Sah atau tidaknya Penahanan;
c) Sah atau tidaknya Penyitaan;
d) Sah atau tidaknya Penggeledahan;
e) Sah atau tidaknya Penetapan Tersangka;
f) Sah atau tidaknya Penghentian Penyidikan;
g) Sah atau tidaknya Penghentian Penuntutan;
h) Ganti kerugian dan/atau rehabilitasi.
- Menyusun Jawaban Termohon atas Permohonan Pemeriksaan Pra Peradilan.
- Menyerahkan Jawaban Termohon atas Permohonan Pemeriksaan Pra Peradilan dan Nota Dinas sebagai Pengantar ditujukan kepada Pengendali
secara berjenjang.
2. Penyusunan Jawaban Atas Permohonan Pra Peradilan.
- Menerima Replik Pemohon Pemeriksaan Sidang Pra Peradilan.
5
- Melaksanakan Rapat koordinasi dengan Tim Jaksa Penyidik/Penuntut Umum pada perkara pokok yang dimohonkan Pra Peradilan.
- Melakukan pembahasan terkait pokok-pokok materi Replik Pemohon Pra Peradilan atas Jawaban Termohon.
- Menyusun Duplik Termohon atas Replik Pemohon Pra Peradilan.
- Menyerahkan Duplik Termohon atas Replik Pemohon Pra Peradilan dan Nota Dinas sebagai Pengantar ditujukan kepada Pengendali secara
berjenjang.
3. Pengumpulan bukti Termohon Pra Peradilan
- Mengidentifikasi dan mengkalisifikasi materi pembuktian yang akan diajukan Termohon.
- Menginventarisir dan mengumpulkan alat bukti Termohon.
- Menyusun Daftar Alat Bukti Surat dan Daftar Alat Bukti Saksi/Ahli Termohon.
- Menyusun Laporan Pengumpulan Bukti Termohon.
- Menyerahkan Laporan Pengumpulan Bukti Termohon ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
4. Penyusunan Kesimpulan Termohon
- Melakukan analisis alat bukti dengan cara membandingkan alat bukti yang diajukan Termohon dengan alat bukti yang diajukan Pemohon
- Menyusun Kesimpulan Termohon Pra Peradilan
- Menyerahkan Kesimpulan Termohon Pra Peradilan dan Nota Dinas sebagai Pengantar ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
5. Penyusunan Laporan Hasil Persidangan Pra Peradilan
- Mencatat hari/tanggal, waktu lamanya sidang, nama Hakim, nama Panitera Pengganti, nama Kuasa Pemohon yang hadir di persidangan Pra
Peradilan sesuai acara persidangan yang ditetapkan oleh Hakim;
- Membahas ringkasan dan situasi kondisi pelaksanaan persidangan.
- Menyusun Laporan Hasil Persidangan Pra Peradilan
- Menyerahkan Nota Dinas Laporan Hasil Persidangan Pra Peradilan ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
6. Nota Pendapat Atas Putusan Pra Peradilan
- Mendengar, merekam, mencatat Putusan Pra Peradilan yang dibacakan Hakim pada persidangan.
- Membuat Ringkasan Pokok-Pokok Putusan Pra Peradilan.
- Menyusun Nota Pendapat atas Putusan Pra Peradilan.
- Menyerahkan Nota Dinas Pendapat atas Putusan Pra Peradilan ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
6
B. TAHAP PRAPENUNTUTAN
1. Penelitian Berkas Perkara Tindak Pidana Khusus
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa untuk mengikuti perkembangan penyidikan (P-16) dan Berkas Perkara.
- Melaksanakan rapat Tim Jaksa P-16 untuk membahas kelengkapan formil dan materiil Berkas Perkara.
- Menyusun Berita Acara Pendapat Penuntut Umum (P-24), Rencana Surat Dakwaan, Cek List.
- Menyerahkan Berita Acara Pendapat Penuntut Umum (P-24), Rencana Surat Dakwaan, Cek List. dan Nota Dinas Pengantar yang ditujukan kepada
Pengendali secara berjenjang..
2. Pembuatan Rencana Surat Dakwaan
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan (P-16).
- Melaksanakan rapat Tim Jaksa P-16 membahas kelengkapan keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan tersangka, surat, petunjuk dan barang
bukti.
- Menyusun Rencana Surat Dakwaan.
- Menyampaikan rencana surat dakwaan dengan pengantar nota dinas ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
3. Nota Pendapat SPDP Yang Tidak Diikuti Tahap I
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa untuk mengikuti perkembangan penyidikan (P-16).
- Melakukan pembahasan atas SPDP yang tidak diikuti Tahap I.
- Menyusun Nota Pendapat SPDP yang tidak diikuti Tahap I.
- Menyerahkan Nota Pendapat SPDP yang tidak diikuti Tahap I dan Nota Dinas Pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
4. Nota Pendapat Hasil Penyidikan Lengkap Yang Tidak Diikuti Tahap II
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa untuk mengikuti perkembangan penyidikan (P-16)
- Melakukan pembahasan atas Hasil Penyidikan yang dinyatakan lengkap (P-21) yang tidak diikuti Tahap II.
- Menyusun Nota Pendapat Hasil Penyidikan yang dinyatakan lengkap (P-21) yang tidak diikuti Tahap II
- Menyerahkan Nota Pendapat Hasil Penyidikan yang dinyatakan lengkap (P-21) yang tidak diikuti
- Tahap II dan Nota Dinas Pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
5. Nota Pendapat Pemberian Petunjuk Yang Tidak Diikuti Pengembalian Berkas Perkara
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa untuk mengikuti perkembangan penyidikan (P-16)
7
- Melakukan pembahasan atas Pemberian Petunjuk (P-18/P-19) yang tidak diikuti pengembalian Berkas Perkara.
- Menyusun Nota Pendapat Pemberian Petunjuk (P-18/P-19) yang tidak diikuti pengembalian Berkas Perkara
- Menyerahkan Nota Pendapat Pemberian Petunjuk (P-18/P-19) yang tidak diikuti pengembalian Berkas Perkara dan Nota Dinas Pengantar yang
ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
6. Nota Pendapat Atas Permohonan Perpanjangan Penahanan Tahap Penyidikan
- Menerima Disposisi atas Surat Permohonan Perpanjangan Penahanan Tahap Penyidikan.
- Melakukan pembahasan atas Surat Permohonan Perpanjangan Penahanan Tahap Penyidikan.
- Menyusun Nota Pendapat Surat Permohonan Perpanjangan Penahanan Tahap Penyidikan.
- Menyerahkan Nota Pendapat Surat Permohonan.
- Perpanjangan Penahanan Tahap Penyidikan dan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
7. Nota Pendapat Atas Pemberitahuan/Permohonan Penghentian Penyidikan
- Menerima Disposisi atas Surat Pemberitahuan/Permohonan Penghentian Penyidikan.
- Melakukan pembahasan atas Surat Pemberitahuan/Permohonan Penghentian Penyidikan terkait sah/tidaknya alasan penghentian penyidikan.
- Menyusun Nota Pendapat Surat Pemberitahuan/Permohonan Penghentian Penyidikan.
- Menyerahkan Nota Pendapat Surat Pemberitahuan/Permohonan Penghentian Penyidikan dan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada
Pengendali secara berjenjang.
C. SOP PENUNTUTAN
1. Penerimaan Tersangka Dan Barang Bukti
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A).
- Mempersiapkan administrasi terkait Penerimaan Tersangka dan BB
- Memeriksa Tersangka dan Barang Bukti sesuai dengan petunjuk teknis penanganan perkara tindak pidana
- Menyusun Nota Pendapat tahap Penuntutan
- Menyerahkan Nota Pendapat tahap Penuntutan dengan Nota Dinas Pengantar ditujukan kepada pengendali secara berjenjang
2. Surat Dakwaan
- Melaksanakan rapat Tim Jaksa P-16A membahas kelengkapan berkas perkara yang memuat keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan
tersangka, surat, petunjuk dan barang bukti.
8
- Menyusun Surat Dakwaan
- Menyampaikan Surat Dakwaan dengan pengantar Nota Dinas ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
3. Nota Pendapat Penahanan/Perpanjangan Penahanan Tahap Penuntutan
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A).
- Melakukan pembahasan atas alasan obyektif dan subyektif terkait penahanan/perpanjangan penahanan tahap penuntutan.
- Menyusun Nota Pendapat penahanan/perpanjangan penahanan tahap penuntutan
- Menyampaikan Nota Pendapat penahanan/perpanjangan penahanan tahap penuntutan dengan Pengantar Nota Dinas ditujukan kepada Pengendali
secara berjenjang.
4. Nota Pendapat Atas Penangguhan/Pembantaran/Pengalihan Dan Pencabutan Penahanan Tahap Penuntutan.
- Menerima Disposisi atas Surat Permohonan Penangguhan/ Pembantaran/Pengalihan dan Pencabutan Penahanan.
- Melakukan pembahasan terkait sah atau tidaknya alasan Penangguhan/Pembantaran/Pengalihan dan Pencabutan Penahanan.
- Menyusun Nota Pendapat atas Surat Permohonan Penangguhan/ Pembantaran/Pengalihan dan Pencabutan Penahanan
- Menyerahkan Nota Pendapat atas Surat Permohonan Penangguhan/Pembantaran/Pengalihan dan Pencabutan Penahanan dengan Nota Dinas
sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
5. Nota Pendapat Atas Permintaan Pengalihan Tempat Persidangan
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa untuk mengikuti penyelesaian perkara (P-16A).
- Melaksanakan rapat Tim Jaksa P-16A untuk membahas alasan pengalihan tempat persidangan.
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait (Kepolisian dan Pengadiilan).
- Menyusun Nota Pendapat atas permintaan pengalihan tempat persidangan.
- Menyampaikan Nota Pendapat atas permintaan pengalihan tempat persidangan dengan Pengantar Nota Dinas ditujukan kepada Pengendali secara
berjenjang.
6. Nota Pendapat Penerimaan Pengembalian Kerugian Negara Tahap Penuntutan.
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A).
- Melakukan pembahasan atas informasi adanya pengembalian kerugian keuangan negara ditahap penuntutan, terkait :
a) Siapa yang akan mengembalikan kerugian keuangan negara ;
b) Kepemilikan uang tersebut milik siapa;
9
c) Asal-usul uang tersebut;
d) Mekanisme pengembalian kerugian keuangan negara.
- Menyusun Nota Pendapat atas pengembalian Kerugian Keuangan Negara.
- Menyerahkan Nota Pendapat atas pengembalian Kerugian Keuangan Negara dengan Nota Dinas sebagai pengantar ditujukan kepada pengendali
secara berjenjang.
7. Penerimaan Pengembalian Kerugian Negara Tahap Penuntutan.
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A).
- Menerima Pembayaran Kerugian Keuangan Negara Tahap Penuntutan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Memastikan keaslian uang yang akan diterima;
b) Menghitung uang yang akan diterima (dalam bentuk tunai);
c) Memastikan tersedianya dana dalam hal uang yang diterima dalam bentuk non tunai (Cheque, Travel Cheque, atau Surat Berharga lainnya).
- Menyerahkan uang yang diterima kepada Bendahara Penerimaan untuk dititipkan ke rekening penitipan.
- Menyusun Laporan Penerimaan Kerugian Keuangan Negara Tahap penuntutan dalam bentuk Nota Dinas kepada Pengendali secara berjenjang.
- Menyerahkan laporan Kerugian Keuangan Negara Tahap penuntutan dalam bentuk Nota Dinas kepada Pengendali secara berjenjang.
8. Pemeriksaan Tambahan
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A) dan Surat Perintah melengkapi
berkas perkara (P-25).
- Melaksanakan Rapat Tim JPU membahas tentang Materi Pemeriksaan Tambahan terkait penyempurnaan syarat materiil perkara yang meliputi
pemeriksaan saksi, ahli, penyitaan dan penggeledahan yang belum dipenuhi oleh penyidik.
- Melakukan Pemeriksaan Tambahan terhadap saksi, ahli, penyitaan dan penggeledahan.
- Menyusun Nota Pendapat tahap penuntutan.
- Menyerahkan Nota Pendapat tahap penuntutan disertai Nota Dinas sebagai pengantar ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
9. Tindakan Penghentian Penuntutan
- Menerima Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan.
- Melakukan Rapat Tim Penuntut Umum terkait rencana pelaksanaan pengehentian Penuntutan dan pengamatan situasi dan kondisi yang berkaitan
dengan penghentian Penuntutan.
10
- Melakukan tindakan penghentian Penuntutan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menyerahkan salinan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan kepada tersangka atau keluarga atau penasihat hukum, pejabat rumah tahanan
negara, penyidik dan hakim.
b) Mengambalikan barang bukti/benda sitaaan kepada siapa barang atau benda tersebut disita.
c) Membuat Berita Acara Pelaksanaan Penghentian Penuntutan dan Berita Acara Pengembalian Barang Bukti/Benda Sitaan.
- Membuat Nota Dinas Laporan pelaksanaan Penghentian Penuntutan.
- Menyerahkan Nota Dinas Laporan pelaksanaan Penghentian Penuntutan kepada Pengendali secara berjenjang.
10. Nota Pendapat Atas Pengenyampingan Perkara Tindak Pidana Korupsi, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai dan TPPU Demi Kepentingan Umum
(Deponering).
- Menerima Surat Perintah Penunjukan Jaksa untuk mengikuti penyelesaian perkara (P-16A).
- Melaksanakan rapat Tim Jaksa P-16A untuk membahas Pengenyampingan Perkara Tindak Pidana Khusus Demi Kepentingan Umum (Deponering).
- Menyusun Nota Pendapat Pengenyampingan Perkara Demi Kepentingan Umum (Deponering).
- Menyampaikan Nota Pendapat atas Pengenyampingan Perkara Tindak Pidana Khusus Demi Kepentingan Umum (Deponering) dengan Pengantar
Nota Dinas ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
11. Pelaksanaan Pengenyampingan Perkara Demi Kepentingan Umum (Deponering).
- Menerima Surat Keputusan pengenyampingan perkara demi kepentingan umum (deponering).
- Melakukan Rapat Tim Penuntut Umum terkait rencana pelaksanaan pengenyampingan perkara demi kepentingan umum (deponering).
- Melakukan tindakan pengenyampingan perkara demi kepentingan umum (deponering) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menyerahkan salinan Surat Keputusan pengenyampingan perkara demi kepentingan umum (deponering) kepada tersangka atau keluarga atau
penasihat hukum, pejabat rumah tahanan negara, penyidik dan hakim;
b) Mengambalikan barang bukti/benda sitaaan kepada siapa barang atau benda tersebut disita;
c) Membuat Berita Acara Pelaksanaan tindakan pengenyampingan perkara demi kepentingan umum (deponering) dan Berita Acara Pengembalian
Barang Bukti / Benda Sitaan.
- Membuat Nota Dinas Laporan Dilaksanakannya Pengenyampingan Perkara demi Kepentingan Umum (deponering).
- Menyerahkan Nota Dinas Laporan pengenyampingan perkara demi kepentingan umum (deponering) kepada Pengendali secara berjenjang.

11
D. SOP PERSIDANGAN
1. Penyusunan Pendapat Penuntut Umum Atas Keberatan (Eksepsi) Terdakwa Atau Penasihat Hukum.
- Menerima Nota Keberatan (Eksepsi) Terdakwa atau Penasihat Hukum.
- Melakukan pembahasan atas Nota Keberatan (Eksepsi) Terdakwa atau Penasihat Hukum terkait:
a) Pokok-pokok Keberatan dalam Eksepsi;
b) Alasan / argumentasi;
c) Permohonan dalam Nota Keberatan.
- Menyusun Nota Keberatan (Eksepsi) Terdakwa atau Penasihat Hukum.
- Menyerahkan Nota Keberatan (Eksepsi) Terdakwa atau Penasihat Hukum dan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali
secara berjenjang.
2. Nota Pendapat Atas Putusan Sela.
- Menerima Putusan Sela.
- Melakukan pembahasan atas alasan atau argumentasi yuridis atas Putusan Majelis Hakim yang menolak Ekspesi atau menerima Eksepsi.
- Menyusun Nota Pendapat atas Putusan Sela.
- Menyerahkan Nota Pendapat atas Putusan Sela dan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
3. Penyusunan Laporan Persidangan.
- Melakukan pembahasan fakta-fakta yang diperoleh dari persidangan.
- Menyusun Laporan Persidangan.
- Menyerahkan Laporan Persidangan dan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
4. Nota Pendapat Atas Rencana Tuntutan.
- Melakukan pembahasan mengenai Rencana Tuntutan berdasarkan Pedoman Tuntutan Pidana Tindak Pidana Khusus.
- Menyusun Nota Pendapat Rencana Tuntutan.
- Menyerahkan Nota Pendapat atas Rencana Tuntutan dan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
5. Nota Pendapat Atas Penetapan Hakim.
- Menerima disposisi Pimpinan atas Penetapan Hakim.
- Melakukan pembahasan atas Penetapan Hakim dan menentukan sikap.
12
- Menyusun Nota Pendapat atas Penetapan Hakim.
- Menyerahkan Nota Pendapat atas Penetapan Hakim dengan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
6. Penyusunan Surat Tuntutan
- Melakukan pembahasan fakta-fakta dan alat bukti yang diperoleh dari persidangan.
- Menyusun Surat Tuntutan.
- Menyerahkan Surat Tuntutan dengan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
7. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Tuntutan
- Melakukan pembahasan terkait situasi dan kondisi persidangan setelah dibacakannya tuntutan.
- Menyusun Laporan Tuntutan setelah Surat Tuntutan dibacakan dipersidangan.
- Menyerahkan Laporan Tuntutan dan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
8. Penyusunan Replik
- Menerima pledooi / surat pembelaan dari terdakwa dan/atau Penasihat Hukum.
- Melakukan pembahasan Replik atas pledooi / surat pembelaan dari terdakwa dan/atau Penasihat Hukum.
- Menyusun Replik.
- Menyerahkan replik dan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
9. Penyusunan Laporan Putusan
- Mendengarkan, merekam dan mencatat Putusan Hakim yang dibacakan hakim di persidangan.
- Melakukan pembahasan atas petikan putusan dari Pengadilan dan menentukan sikap atas putusan hakim dalam persidangan (menerima atau
menolak).
- Menyusun Laporan Putusan.
- Menyerahkan laporan Putusan dengan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
10. Penyusunan Memori Atau Kontra Memori Banding
- Menerima disposisi, putusan lengkap atau Memori Banding dari Pengadilan.
- Melakukan pembahasan atas pertimbangan-pertimbangan hakim dalam putusan terkait penilaian atas fakta hukum yang terungkap dipersidangan.
- Menyusun Memori atau Kontra Memori Banding.
- Menyerahkan Memori atau Kontra Memori Banding dengan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.
13
11. Penyusunan Memori Atau Kontra Memori Kasasi.
- Menerima disposisi, putusan lengkap atau Memori Kasasi dari Pengadilan.
- Melakukan pembahasan atas pertimbangan-pertimbangan hakim dalam putusan terkait :
a) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya;
b) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang;
c) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.
(Pasal 253 KUHAP)
- Menyusun Memori atau Kontra Memori Kasasi
- Menyerahkan Memori atau Kontra Memori Kasasi dengan Nota Dinas sebagai pengantar yang ditujukan kepada Pengendali secara berjenjang.

Jakarta, Mei 2019


JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA KHUSUS

Dr. M. ADI TOEGARISMAN


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TAHAP PRA PENUNTUTAN

DIREKTORAT PENUNTUTAN
Nomor SOP FT.01/TEKHNIS-PRATUT/05/2019
Tanggal Pembuatan Mei 2019
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Mei 2019

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus

Disahkan Oleh
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
Dr. M. ADI TOEGARISMAN

PENELITIAN BERKAS PERKARA


PENUNTUT UMUM / TIM PENUNTUT UMUM Nama SOP
TINDAK PIDANA KHUSUS

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang R.I. Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana; 1. Penuntut Umum
2. Undang-Undang R.I. Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 2. Memahami penanganan perkara tindak pidana khusus
3. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan 3. Memahami Administrasi penanganan perkara tindak pidana khusus.
Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata 4. Mampu mengoperasikan komputer
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
4. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
5. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-039/A/JA/10/2010 Tentang Tata Kelola
Administrasi Dan Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus;
6. Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-518/A/JA/11/2001 Tentang Perubahan
Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-132/JA/11/1994 Tentang Administrasi
Perkara Tindak Pidana.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
- SOP Surat Masuk / Dokumen Masuk 1. Komputer dan printer
- SOP Pengendalian 2. Kartu penerus disposisi
- SOP Pengambilan Keputusan 3. Buku-buku/literatur
- SOP Tindak Lanjut Pengambilan Keputusan 4. Himpunan peraturan perundang-undangan
5. Alat Tulis Kantor
Peringatan Pencatatan/Pendataan
Apabila SOP ini tidak dilaksanakan, maka kegiatan penuntutan tidak akan berjalan lancar Register, Indikator Kinerja, target, realisasi, dan presentase capaian kinerja,
dan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pencapaian kinerja, Case Management System (CMS) tindak pidana khusus.
SOP PENELITIAN BERKAS PERKARA TINDAK PIDANA KHUSUS

Pelaksana Mutu Baku Keterangan


No. Kegiatan
Tim JPU Kelengkapan Waktu Output
1 2 3 4 5 6 7
1. Menerima Surat  Surat Perintah 15 menit  Surat Perintah
Perintah Penunjukan  Berkas Perkara  Berkas Perkara
Jaksa untuk mengikuti diterima
perkembangan
penyidikan (P-16) dan
Berkas Perkara.

2. Rapat Tim Jaksa P-16  Surat Perintah 60 menit Notulen rapat


 Berkas Perkara
 Peraturan perundang-
undangan yang berlaku,
Yurisprudensi, doktrin

3. Pembahasan:  Notulen rapat 180 menit  Draft Berita Acara Rencana Surat
Kelengkapan Formil dan  Cek list Pendapat Penuntut Dakwaan di buat
Materiil  Surat Perintah Umum (P-24) apabila Penuntut
 Berkas Perkara  Rencana Dakwaan Umum berpendapat
 Peraturan perundang-  Cek List yang sudah bahwa hasil
undangan yang berlaku, terisi. penyidikan sudah
Yurisprudensi, doktrin lengkap.

4. Menyusun Berita Acara  Draft Berita Acara Pendapat 8 jam  Berita Acara Format Berita Acara
Pendapat Penuntut Penuntut Umum (P-24) Pendapat Penuntut Pendapat, Rencana
Umum (P-24), Rencana  Rencana Dakwaan Umum (P-24) Surat Dakwaan dan
Surat Dakwaan, Cek  Cek List yang sudah terisi.  Rencana Surat Cek List berdasarkan
List. Dakwaan ketentuan tentang
 Cek List. administrasi perkara
pidana yang berlaku
5. Menyerahkan Berita Berita Acara Pendapat Penuntut 15 menit Berita Acara Pendapat Menjadi input SOP
Acara Pendapat Umum (P-24), Rencana Surat Penuntut Umum (P-24), Pengendalian Teknis
Penuntut Umum (P-24), Dakwaan, Cek List, Nota Dinas Rencana Surat Dakwaan, secara berjenjang.
Rencana Surat Pengantar, ekspedisi Cek List, Nota Dinas
Dakwaan, Cek List. dan terkirim
Nota Dinas Pengantar
yang ditujukan kepada
Pengendali secara
berjenjang..
Nomor SOP : FT-02/TEKHNIS-PRATUT/05/2019
Tanggal Pembutaan : Mei 2019
Tanggal Revisi :
Tanggal Efektif : Mei 2019
Disahkan Oleh : Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Dr. M. ADI TOEGARISMAN


PENUNTUT UMUM / TIM PENUNTUT UMUM Nama SOP : PEMBUATAN RENCANA SURAT DAKWAAN

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang R.I. Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana; 1. Penuntut Umum
2. Undang-Undang R.I. Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 2. Memahami penanganan perkara tindak pidana khusus
3. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan 3. Memahami administrasi penanganan perkara tindak pidana khusus.
Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja 4. Mampu mengoperasikan komputer
Kejaksaan Republik Indonesia;
4. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
5. Peraturan Jaksa Agung R.I Nomor : PER-039/A/JA/10/2010 Tentang Tata Kelola
Administrasi Dan Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus;
6. Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-518/A/JA/11/2001 Tentang Perubahan
Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-132/JA/11/1994 Tentang Administrasi
Perkara Tindak Pidana.

Keterkaitan Peralatan / Perlengkapan


1. SOP Surat/Dokumen Masuk 1. Komputer dan Printer
2. SOP Pengendalian Teknis 2. Kartu Penerus Disposis
3. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan
4. Alat Tulis Kantor

Peringatan Pencatatan / Pendataan


Apabila SOP ini tidak dilaksanakan, maka kegiatan penuntutan tidak akan berjalan lancar Register, Indikator Kinerja, Pencapaian Kinerja
dan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
2

SOP PEMBUATAN RENCANA SURAT DAKWAAN

Pelaksana Mutu Baku Keterangan


No. Kegiatan
Tim JPU Kelengkapan Waktu Output
1 2 3 4 5 6 7
1. Menerima Surat  Surat Perintah 15 menit Surat Perintah diterima
Perintah Penunjukan  Berkas Perkara
Jaksa untuk mengikuti
perkembangan
penyidikan (P-16)

2. Rapat Tim Jaksa P-16  Surat Perintah 60 menit Notulen rapat


 Berkas Perkara
 Peraturan perundang-
undangan yang berlaku,
Yurisprudensi, doktrin

3. Pembahasan:  Notulen rapat 180 menit Resume/catatan terkait


- keterangan saksi  Surat Perintah fakta perbuatan dan alat
- keterangan ahli  Berkas Perkara bukti (Matriks Rencana
- keterangan  Peraturan perundang- Surat Dakwaan)
tersangka undangan yang berlaku,
- surat Yurisprudensi, doktrin
- petunjuk
- barang bukti

4. Menyusun Rencana Resume/catatan terkait fakta 8 jam Rencana Surat Dakwaan Format Surat Dakwaan
Surat Dakwaan perbuatan dan alat bukti (Matriks berdasarkan Ketentuan
Rencana Surat Penyusunan Surat
Dakwaan)Komputer, Printer, ATK Dakwaan
3

5. Menyampaikan  Rencana Surat Dakwaan, 15 menit Nota Dinas Pengantar, Menjadi input SOP
Rencana Surat  Ekspedisi Rencana Surat Dakwaan Pengendalian Teknis
Dakwaan dengan terkirim. secara berjenjang.
pengantar Nota Dinas
ditujukan kepada
Pengendali secara
berjenjang
Nomor SOP FT.03/TEKHNIS-PRATUT/05/2019
Tanggal Pembuatan Mei 2019
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Mei 2019

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus

Disahkan Oleh
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
Dr. M. ADI TOEGARISMAN

NOTA PENDAPAT SPDP YANG TIDAK DIIKUTI


PENUNTUT UMUM / TIM PENUNTUT UMUM Nama SOP
TAHAP I

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang R.I. Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana; 1. Penuntut Umum
2. Undang-Undang R.I. Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 2. Memahami penanganan perkara tindak pidana khusus
3. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan 3. Memahami administrasi penanganan perkara tindak pidana khusus.
Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata 4. Mampu mengoperasikan komputer
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
4. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
5. Peraturan Jaksa Agung R.I Nomor : PER-039/A/JA/10/2010 Tentang Tata Kelola
Administrasi Dan Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus;
6. Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-518/A/JA/11/2001 Tentang Perubahan
Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-132/JA/11/1994 Tentang Administrasi
Perkara Tindak Pidana.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
- SOP Surat Masuk / Dokumen Masuk 1. Komputer dan printer
- SOP Pengendalian 2. Kartu penerus disposisi
- SOP Pengambilan Keputusan 3. Buku-buku/literatur
- SOP Tindak Lanjut Pengambilan Keputusan 4. Himpunan peraturan perundang-undangan
5. Alat Tulis Kantor
Peringatan Pencatatan/Pendataan
Apabila SOP ini tidak dilaksanakan, maka kegiatan penuntutan tidak akan berjalan lancar Register, Indikator Kinerja, Pencapaian Kinerja
dan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
SOP NOTA PENDAPAT SPDP YANG TIDAK DIIKUTI TAHAP I

Pelaksana Mutu Baku Keterangan


No. Kegiatan
Tim JPU Kelengkapan Waktu Output
1 2 3 4 5 6 7
1. Menerima Surat  Surat Perintah 15 menit  Surat Perintah diterima
Perintah Penunjukan  SPDP
Jaksa untuk mengikuti
perkembangan
penyidikan (P-16)

2. Melakukan pembahasan  Surat Perintah 60 menit Resume hasil pembahasan


atas SPDP yang tidak  SPDP
diikuti Tahap I  Petunjuk Tekhnis

3. Menyusun Nota  Resume hasil pembahasan 180 menit  Nota Pendapat SPDP Format Nota Pendapat :
Pendapat SPDP yang yang tidak diikuti  Identitas tersangka
tidak diikuti Tahap I Tahap I  Kasus posisi
 Pasal sangkaan
 Riwayat Penanganan
Perkara
 Analisis
 Kesimpulan
 Saran / Pendapat

4. Menyerahkan Nota  Nota Pendapat SPDP yang 15 menit Nota Pendapat SPDP Menjadi input SOP
Pendapat SPDP yang tidak diikuti Tahap I yang tidak diikuti Tahap I Pengendalian Teknis
tidak diikuti Tahap I  Nota Dinas Pengantar dan Nota Dinas Pengantar secara berjenjang.
dan Nota Dinas  Buku Ekspedisi terkirim
Pengantar yang
ditujukan kepada
Pengendali secara
berjenjang..
Nomor SOP FT.04/TEKHNIS-PRATUT/05/2019
Tanggal Pembuatan Mei 2019
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Mei 2019

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus

Disahkan Oleh
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
Dr. M. ADI TOEGARISMAN

NOTA PENDAPAT HASIL PENYIDIKAN LENGKAP


PENUNTUT UMUM / TIM PENUNTUT UMUM Nama SOP
YANG TIDAK DIIKUTI TAHAP II

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang R.I. Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana; 1. Penuntut Umum
2. Undang-Undang R.I. Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 2. Memahami penanganan perkara tindak pidana khusus
3. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan 3. Memahami Administrasi penanganan perkara tindak pidana khusus.
Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata 4. Mampu mengoperasikan komputer
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
4. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
5. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-039/A/JA/10/2010 Tentang Tata Kelola
Administrasi Dan Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus;
6. Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-518/A/JA/11/2001 Tentang Perubahan
Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-132/JA/11/1994 Tentang Administrasi
Perkara Tindak Pidana.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
- SOP Surat Masuk / Dokumen Masuk 1. Komputer dan printer
- SOP Pengendalian 2. Kartu penerus disposisi
- SOP Pengambilan Keputusan 3. Buku-buku/literatur
- SOP Tindak Lanjut Pengambilan Keputusan 4. Himpunan peraturan perundang-undangan
5. Alat Tulis Kantor
Peringatan Pencatatan/Pendataan
Apabila SOP ini tidak dilaksanakan, maka kegiatan penuntutan tidak akan berjalan Register, Indikator Kinerja, Pencapaian Kinerja
lancar dan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
SOP NOTA PENDAPAT HASIL PENYIDIKAN LENGKAP YANG TIDAK DIIKUTI TAHAP II

Pelaksana Mutu Baku Keterangan


No. Kegiatan
Tim JPU Kelengkapan Waktu Output

1 2 3 4 5 6 7

1. Menerima Surat Perintah  Surat Perintah 15 menit  Surat Perintah diterima


Penunjukan Jaksa untuk  Berkas Perkara
mengikuti perkembangan  P-21
penyidikan (P-16)

2. Melakukan pembahasan atas  Surat Perintah 60 menit Resume hasil pembahasan


Hasil Penyidikan yang  Berkas Perkara
dinyatakan lengkap (P-21)  P-21
yang tidak diikuti Tahap II.  Petunjuk Tekhnis

3. Menyusun Nota Pendapat  Resume hasil pembahasan 180 menit  Nota Pendapat Hasil Format Nota Pendapat :
Hasil Penyidikan yang Penyidikan yang  Identitas tersangka
dinyatakan lengkap (P-21) dinyatakan lengkap (P-  Kasus posisi
yang tidak diikuti Tahap II 21) yang tidak diikuti  Pasal sangkaan
Tahap II.  Riwayat Penanganan
Perkara
 Analisis
 Kesimpulan
 Saran / Pendapat

4. Menyerahkan Nota  Nota Pendapat Hasil 15 menit Nota Pendapat Hasil Menjadi input SOP
Pendapat Hasil Penyidikan Penyidikan yang dinyatakan Penyidikan yang Pengendalian Teknis
yang dinyatakan lengkap (P- lengkap (P-21) yang tidak dinyatakan lengkap (P-21) secara berjenjang.
21) yang tidak diikuti diikuti Tahap II yang tidak diikuti Tahap II
Tahap II dan Nota Dinas  Nota Dinas Pengantar dan Nota Dinas Pengantar
Pengantar yang ditujukan  Buku Ekspedisi terkirim
kepada Pengendali secara
berjenjang.
Nomor SOP FT.05/TEKHNIS-PRATUT/05/2019
Tanggal Pembuatan Mei 2019
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Mei 2019

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus

Disahkan Oleh
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
Dr. M. ADI TOEGARISMAN

NOTA PENDAPAT PEMBERIAN PETUNJUK YANG


PENUNTUT UMUM / TIM PENUNTUT UMUM Nama SOP TIDAK DIIKUTI PENGEMBALIAN
BERKAS PERKARA

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang R.I. Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana; 1. Penuntut Umum
2. Undang-Undang R.I. Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 2. Memahami penanganan perkara tindak pidana khusus
3. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan 3. Memahami administrasi penanganan perkara tindak pidana khusus.
Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata 4. Mampu mengoperasikan komputer
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
4. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
5. Peraturan Jaksa Agung R.I Nomor : PER-039/A/JA/10/2010 Tentang Tata Kelola
Administrasi Dan Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus;
6. Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-518/A/JA/11/2001 Tentang Perubahan
Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-132/JA/11/1994 Tentang Administrasi
Perkara Tindak Pidana.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
- SOP Surat Masuk / Dokumen Masuk 1. Komputer dan printer
- SOP Pengendalian 2. Kartu penerus disposisi
- SOP Pengambilan Keputusan 3. Buku-buku/literatur
- SOP Tindak Lanjut Pengambilan Keputusan 4. Himpunan peraturan perundang-undangan
5. Alat Tulis Kantor
Peringatan Pencatatan/Pendataan
Apabila SOP ini tidak dilaksanakan, maka kegiatan penuntutan tidak akan berjalan Register, Indikator Kinerja, target, realisasi, dan presentase capaian kinerja,
lancar dan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pencapaian kinerja, Case Management System (CMS) tindak pidana khusus.
SOP NOTA PENDAPAT NOTA PENDAPAT PEMBERIAN PETUNJUK YANG TIDAK DIIKUTI PENGEMBALIAN BERKAS PERKARA

Pelaksana Mutu Baku Keterangan


No. Kegiatan
Tim JPU Kelengkapan Waktu Output
1 2 3 4 5 6 7
1. Menerima Surat Perintah  Surat Perintah 15 menit  Surat Perintah
Penunjukan Jaksa untuk  P-18 / P-19 diterima
mengikuti perkembangan
penyidikan (P-16)

2. Melakukan pembahasan atas  Surat Perintah 60 menit Resume hasil


Pemberian Petunjuk (P-18/P-  P-18 / P-19 pembahasan
19) yang tidak diikuti  Petunjuk Tekhnis
pengembalian Berkas
Perkara.

3. Menyusun Nota Pendapat  Resume hasil pembahasan 180 menit Nota Pendapat Format Nota Pendapat :
Pemberian Petunjuk (P-18/P- Pemberian Petunjuk (P-  Identitas tersangka
19) yang tidak diikuti 18/P-19) yang tidak  Kasus posisi
pengembalian Berkas diikuti pengembalian  Pasal sangkaan
Perkara Berkas Perkara  Riwayat Penanganan
Perkara
 Analisis
 Kesimpulan
 Saran / Pendapat
4. Menyerahkan Nota  Nota Pendapat Pemberian 15 menit Nota Pendapat Menjadi input SOP
Pendapat Pemberian Petunjuk (P-18/P-19) yang Pemberian Petunjuk (P- Pengendalian Teknis
Petunjuk (P-18/P-19) yang tidak diikuti pengembalian 18/P-19) yang tidak secara berjenjang.
tidak diikuti pengembalian Berkas Perkara diikuti pengembalian
Berkas Perkara dan Nota  Nota Dinas Pengantar Berkas Perkara dan Nota
Dinas Pengantar yang  Buku Ekspedisi Dinas Pengantar
ditujukan kepada Pengendali terkirim
secara berjenjang.
Nomor SOP FT.06/TEKHNIS-PRATUT/05/2019
Tanggal Pembuatan Mei 2019
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Mei 2019

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus

Disahkan Oleh
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
Dr. M. ADI TOEGARISMAN

NOTA PENDAPAT ATAS PERMOHONAN


PENUNTUT UMUM / TIM PENUNTUT UMUM Nama SOP PERPANJANGAN PENAHANAN TAHAP
PENYIDIKAN

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang R.I. Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana; 1. Penuntut Umum
2. Undang-Undang R.I. Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 2. Memahami penanganan perkara tindak pidana khusus
3. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan 3. Memahami Administrasi penanganan perkara tindak pidana khusus.
Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata 4. Mampu mengoperasikan komputer
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
4. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
5. Peraturan Jaksa Agung R.I Nomor : PER-039/A/JA/10/2010 Tentang Tata Kelola
Administrasi Dan Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus;
6. Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-518/A/JA/11/2001 Tentang Perubahan
Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-132/JA/11/1994 Tentang Administrasi
Perkara Tindak Pidana.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
- SOP Surat Masuk / Dokumen Masuk 1. Komputer dan printer
- SOP Pengendalian 2. Kartu penerus disposisi
- SOP Pengambilan Keputusan 3. Buku-buku/literatur
- SOP Tindak Lanjut Pengambilan Keputusan 4. Himpunan peraturan perundang-undangan
5. Alat Tulis Kantor
Peringatan Pencatatan/Pendataan
Apabila SOP ini tidak dilaksanakan, maka kegiatan penuntutan tidak akan berjalan Register, Indikator Kinerja, Pencapaian Kinerja
lancar dan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
SOP NOTA PENDAPAT ATAS PERMOHONAN PERPANJANGAN PENAHANAN TAHAP PENYIDIKAN

Pelaksana Mutu Baku Keterangan


No. Kegiatan
Tim JPU Kelengkapan Waktu Output
1 2 3 4 5 6 7
1. Menerima Disposisi atas Surat  Disposisi 15 menit  Disposisi diterima
Permohonan Perpanjangan  Surat Permohonan
Penahanan Tahap Penyidikan. Perpanjangan Penahanan
Tahap Penyidikan.
 Resume singkat hasil
Penyidikan

2. Melakukan pembahasan atas  Disposisi 60 menit Resume hasil pembahasan


Surat Permohonan Perpanjangan  Surat Permohonan
Penahanan Tahap Penyidikan. Perpanjangan Penahanan
Tahap Penyidikan.
 Resume singkat hasil
Penyidikan
 Petunjuk Tekhnis

3. Menyusun Nota Pendapat Surat  Resume hasil 180 menit Nota Pendapat Surat Format Nota Pendapat :
Permohonan Perpanjangan pembahasan Permohonan  Identitas tersangka
Penahanan Tahap Penyidikan. Perpanjangan Penahanan  Kasus posisi
Tahap Penyidikan.  Pasal sangkaan
 Riwayat Penanganan
Perkara
 Analisis
 Kesimpulan
 Saran / Pendapat
4. Menyerahkan Nota Pendapat  Nota Pendapat Surat 15 menit Nota Pendapat Surat Menjadi input SOP
SuratPermohonan Permohonan Permohonan Pengendalian Teknis
Perpanjangan Penahanan Tahap Perpanjangan Perpanjangan Penahanan secara berjenjang.
Penyidikan dan Nota Dinas Penahanan Tahap Tahap Penyidikan dan
sebagai pengantar yang ditujukan Penyidikan. Nota Dinas Pengantar
kepada Pengendali secara  Nota Dinas Pengantar terkirim
Berjenjang  Buku Ekspedisi
Nomor SOP FT.07/TEKHNIS-PRATUT/05/2019
Tanggal Pembuatan Mei 2019
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif Mei 2019

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus

Disahkan Oleh
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
Dr. M. ADI TOEGARISMAN

NOTA PENDAPAT ATAS PEMBERITAHUAN /


PENUNTUT UMUM / TIM PENUNTUT UMUM Nama SOP
PERMOHONAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang R.I. Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana; 1. Penuntut Umum
2. Undang-Undang R.I. Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 2. Memahami penanganan perkara tindak pidana khusus
3. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan 3. Memahami Administrasi penanganan perkara tindak pidana khusus.
Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata 4. Mampu mengoperasikan komputer
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
4. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
5. Peraturan Jaksa Agung R.I Nomor : PER-039/A/JA/10/2010 Tentang Tata Kelola
Administrasi Dan Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus;
6. Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-518/A/JA/11/2001 Tentang Perubahan
Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-132/JA/11/1994 Tentang Administrasi
Perkara Tindak Pidana.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
- SOP Surat Masuk / Dokumen Masuk 1. Komputer dan printer
- SOP Pengendalian 2. Kartu penerus disposisi
- SOP Pengambilan Keputusan 3. Buku-buku/literatur
- SOP Tindak Lanjut Pengambilan Keputusan 4. Himpunan peraturan perundang-undangan
5. Alat Tulis Kantor
Peringatan Pencatatan/Pendataan
Apabila SOP ini tidak dilaksanakan, maka kegiatan penuntutan tidak akan berjalan Register, Indikator Kinerja, target, realisasi, dan presentase capaian kinerja,
lancar dan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pencapaian kinerja, Case Management System (CMS) tindak pidana khusus.
SOP NOTA PENDAPAT ATAS PEMBERITAHUAN / PERMOHONAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN

Pelaksan Mutu Keterangan


No. Kegiatan a Baku
Tim JPU Kelengkapan Waktu Output
1 2 3 4 5 6 7
1. Menerima Disposisi  Disposisi 15 menit  Disposisi diterima Surat Permohonan
atas Surat  Surat Surat Penghentian
Pemberitahuan / Pemberitahuan Penyidikan adalah
Permohonan / Permohonan Penghentian khusus untuk Tindak
Penghentian Penyidikan. Pidana di Bidang
Penyidikan.  Resume singkat Perpajakan.
atas penghentian Penyidikan
 Dokumen
kelengkapan lainnya.

2. Melakukan  Disposisi 60 menit Resume hasil


pembahasan atas  Surat Surat pembahasan
Pemberitahuan
Surat / Permohonan Penghentian
Pemberitahuan / Penyidikan.
Permohonan  Resume singkat
Penghentian Penyidikan atas penghentian Penyidikan
terkait sah / tidaknya  Petunjuk Tekhnis
alasan

penghentian penyidikan
3. Menyusun  Resume hasil pembahasan 180 menit Nota Pendapat Surat Format Nota Pendapat :
Pemberitahuan /  Identitas tersangka
Nota Permohonan  Kasus posisi
Pendapat Penghentian Penyidikan  Pasal sangkaan
 Riwayat
Surat Pemberitahuan Penanganan
/ Perkara
Permohonan  Analisis
Penghentian  Kesimpulan
Penyidikan  Saran / Pendapat
.
4. Menyerahkan Nota  Nota Pendapat Surat 15 menit Nota Pendapat Surat Menjadi input SOP
Pendapat Surat Pemberitahuan / Pemberitahuan / Pengendalian
Pemberitahuan / Permohonan Permohonan Penghentian Teknis secara
Permohonan Penghentian Penyidikan. Penyidikan dan Nota berjenjang.
Penghentian  Nota Dinas Pengantar Dinas Pengantar
Penyidikan dan Nota  Buku Ekspedisi Terkirim
Dinas sebagai
pengantar yang
ditujukan kepada
Pengendali secara
berjenjang.

Anda mungkin juga menyukai