Anda di halaman 1dari 61

TUGAS, FUNGSI DAN

ADMINISTRASI BIDANG
TINDAK PIDANA UMUM

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS


ADMINISTRASI KEJAKSAAN (TAK)
BADIKLAT KEJAKSAAN RI
TAHUN 2021
Pendahuluan
Deskripsi Singkat Indikator Keberhasilan
Modul ini akan membahas tentang tugas, 1. Memahami dan mengaplikasikan tugas
wewenang, fungsi Jaksa Agung Muda dan fungsi Kejaksaan serta tata kelola
Bidang Tindak Pidana Umum dan administrasi Kejaksaan dibidang Pidana
Administrasi Perkara Tindak Pidana. Umum dalam pelaksanaan tugas.
Pembahasan dimulai dengan sejarah 2. Tersedianya CPNS Kejaksaan R.I. yang
perkembangan tugas dan kewenangan memiliki kemampuan dan ketrampilan,
Kejaksaan di Bidang Tindak Pidana Umum memiliki integritas kepribadian dan
serta membahas tentang administrasi dan disiplin dalam pelaksanaan tugas, fungsi
prosedur yang akan digunakan dalam dan kewenangan Kejaksaan.
pelaksanaan tugas dan fungsinya.

Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi Kejaksaan serta tata kelola
administrasi Kejaksaan di bidang Pidana Umum.
2. Mempersiapkan dan membentuk CPNS Kejaksaan R.I. yang siap pakai dalam
pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan Kejaksaan.
2
A. Tugas dan Fungsi Kejaksaan di Bidang 1. Mengadili perkara banding dari
Tindak Pidana pada Zaman Pemerintahan perkara-perkara yang diputus oleh Raad
Hindia Belanda
van Justitie (pasal 169 RO)
Pada jaman Pemerintahan Hindia Belanda terdapat
3 badan peradilan umum yang ada relevansinya 2. Memutus perkara –perkara yang
dengan Jaksa dan Kejaksaan, yaitu Pengadilan diminta kasasi (pasal 170 RO)
Negeri (Landraad) adalah pengadilan sehari-hari 3. Memutus dalam tingkat pertama dan
bagi penduduk Bumiputera atau yang terakhir perkara-perkara yang termasuk
dipersamakan baik dalam perkara sipil (perdata)
maupun pidana (pasal 94 RO) ; Raad van Justitie
dalam golongan forum privelegiatum
(R. v .J) adalah pengadilan sehari-hari bagi (pasal 163 RO), seperti para pejabat
penduduk golongan eropa (pasal 129 RO) dan tinggi tertentu, para Sultan dsb, serta
merupakan pengadilan banding bagi Landraad perselisihan-perselisihan wewenang
(pasal 128 RO), berwenang juga untuk memutus mengadili (Jurisdictie geschillen) antara
perselisihan untuk mengadili (jurisdictie pengadilan-pengadilan tingkat banding,
geschillen) antara Landraad (pasal 127 RO) ;
antara pengadilan sipil dan militer,
Hooggerechtshof adalah pengadilan tinggi yang
berwenang untuk : antara pengadilan swapraja dsb.

PERKEMBANGAN TUGAS DAN FUNGSI KEJAKSAAN


DI BIDANG TINDAK PIDANA UMUM
Dalam ketiga
jenis badan
peradilan Pada tingkat Pengadilan Negeri
terdapat (Landraad) dan Raad van Justitie, lembaga
pegawai- • Mempertahankan Openbaar Ministerie (OM) dilaksanakan
pegawai yang segala peraturan oleh Officer van Justitie , sedangkan pada
diberi tingkat Hooggerechtshof dilaksanakan
wewenang negara; oleh Procureur General (PG) atau
selaku • Melakukan
pengemban substitusinya yang dinamakan Advocaat
tugas dari penuntutan segala General.
suatu lembaga
(badan atau
tindak pidana;
dinas) negara • Melaksanakan Adanya Openbaar Ministerie dalam sistem
yang peradilan yang berlalu di Hindia Belanda
dinamakan
putusan pengadilan merupaka penerapan dari asas konkordansi
Openbaar pidana yang yaitu harus ada persamaan antara peraturan
Ministerie berwenang. hukum dan sistem serupa yang berlaku di
(OM), lembaga negeri Belanda
ini mempunyai
3 (tiga) tugas
pokok, yaitu :
• Tugas dan kewenangan Kejaksaan pada zaman penjajahan Hindia
Belanda sebagaimana diatur dalam pasal 55 RO, antara lain sebagai
berikut :
1. Mempertahankan ketentuan undang-undang;
2. Melakukan penyidikan dan penyidikan lanjutan ;
3. Melakukan penuntutan tindak-tindak pidana pelanggaran dan kejahatan ;
4. Melaksanakan putusan-putusan pengadilan pidana ;
5. Berwenang untuk menyampingkan perkara berdasarkan asas opportunitas
tidak tertulis ;
6. Dapat naik banding (appel) dan memajukan permohonan kasasi fihak atas
putusan pengadilan yang berwenang yang tidak merupakan putusan bebas
(pasal 128, 169, 171 RO) ;
• Berdasarkan Pasal II Aturan
Peralihan UUD 1945 jo
Peraturan Pemerintah Nomor
2 Tahun 1945, maka setelah
Indonesia merdeka, kekuasan
Openbaar Ministerie (O.M)/
Procureur General (P.G) di
zaman Hindia Belanda tetap
berlaku bagi Kejaksaan/Jaksa
Agung di Negara Republik
Indonesia

B. Tugas dan Fungsi Kejaksaan di


Bidang Tindak Pidana Umum Pada
Masa Kemerdekaan.
1. Tugas dan Fungsi • Undang Undang Nomor 15 Tahun
1961 tentang Ketentuan-ketentuan
Kejaksaan di Bidang Pokok Kejaksaan Republik Indonesia
Tindak Pidana Dalam mengatur secara jelas tentang tugas
dan fungsi Kejaksaan di bidang tindak
Undang Undang Nomor pidana yaitu dalam Pasal 1 ayat (1)
15 Tahun 1961 tentang Undang Undang Nomor 15 Tahun
Ketentuan-ketentuan 1961 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Kejaksaan Republik
Pokok Kejaksaan Indonesia :
Republik Indonesia dan • Kejaksaan Republik Indonesia selanjutnya
disebut Kejaksaan , ialah alat Negara
Perangkat Peraturan penegak hukum yang terutama bertugas
Pelaksanaannya. sebagai penuntut umum.
• Dalam melaksanakan 1. a. Mengadakan penuntutan dalam
perkara pidana pada Pengadilan yang
ketentuan-ketentuan berwenang. b. Menjalankan
dalam pasal 1 Undang keputusan dan penetapan hakim
pidana.
Undang Nomor 15 Tahun 2. Mengadakan penyidikan lanjutan
1961 tentang Ketentuan- terhadap kejahatan dan pelanggaran
ketentuan Pokok serta mengawasi dan
mengkoordinasikan alat-alat penyidik
Kejaksaan Republik menurut ketentuan-ketentuan dalan
Indonesia, Kejaksaan Undang-Undang Hukum Acara
Pidana dan lain-lain Peraturan Negara
dalam bidang tindak 3. ..
pidana mempunyai tugas : 4. ..
a. Keputusan Presiden Nomor • Didalam Keppres ini meniadakan Jabatan Jaksa Agung
86 Tahun 1982 tentang Muda Bidang Operasi dan menggantikan Jaksa Agung
Muda Bidang Tindak Pidana Umum dan Jaksa Agung
Pokok-Pokok Organisasi Muda Bidang Tindak Pidana Khusus.
Kejaksaan Republik • Adapun fungsi Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana
Umum sebagaimana pasal 17 Keppres Nomor 86 Tahun
Indonesia 1982 tentang Pokok-Pokok Organisasi Kejaksaan Ri .
adalah :
• Berdasar Keputusan Presiden No 1. merumuskan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan ,
86 Tahun 1982 tanggal 29 pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap eselon
bawahan serta petunjuk dan koordinasi kepada instansi lain
Desember 1982 tentang Pokok- dalam menyelenggarakan operasi yustisial yang menyangkut
pokok Organisasi Kejaksaan tindak pidana umum ;
2. merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pra
Republik Indonesia dalam pasal penuntutan, penuntutan, eksekusi perkara beserta
pengadministrasiannya dan statistik kriminil ;
16 tugas Jaksa Agung Muda 3. mempersiapkan konsepsi, bahan-bahan pertimbangan,
Bidang Tindak Pidana umum rencana, pendapat dan saran bagi kebijaksanaan yang akan
diambil oleh Jaksa Agung dalam/mengenai tugas-tugas
adalah melaksanakan sebagian kejaksaan pada umumnya dan tugas-tugas operasi yustisial
tugas utama kejaksaan di bidang pada khususnya ;
4. memberikan pertimbangan kepada Jaksa Agung dalam segala
yustisial yang menyangkut tindak urusan bantuan hukum, analisa hukum dan analisa
pidana umum berdasarkan kriminalitas ;
5. melaksanakan pengamanan teknis atas prlaksanaan tugas
peraturan perundang-undangan pokok sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Jaksa Agung berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
dan kebijakan yang ditetapkan berlaku.
oleh Jaksa Agung
• Pasal 292 :
b. Keputusan “ Tugas pokok Jaksa Agung
Jaksa Agung RI Muda Bidang Tindak Pidana
No. KEP- Umum ialah melaksanakan
116/JA/06/1983 sebagian tugas utama
tentang Susunan
Kejaksaan di bidang yustisial
Organisasi dan
Tata Kerja yang menyangkut tindak pidana
Kejaksaan umum berdasarkan peraturan
Republik perundang-undangan dan
Indonesia kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Jaksa Agung “
• Pasal 293 :
 
...... Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum mempunyai fungsi :
1. merumuskan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan, pembinaan,
pengendalian dan pengawasan terhadap eselon bawahan serta petunjuk dan
koordinasi kepada instansi lain dalam menyelenggarakan operasi yustisial yang
menyangkut tindak pidana umum ;
2. merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pra penuntutan , penuntutan,
eksekusi perkara beserta pengadministrasiannya dan statistik kriminil ;
3. mempersiapkan konsepsi, bahan-bahan pertimbangan, rencana, pendapat dan saran
bagi kebijaksanaan yang akan diambil oleh Jaksa Agung dalam/mengenai tugas-
tugas kejaksaan pada umumnya dan tugas-tugas operasi yustisial pada khususnya ;
4. memberikan pertimbangan/saran kepada Jaksa Agung dalam segala urusan bantuan
hukum, analisa hukum dan analisa kriminalitas ;
5. melaksanakan pengamanan teknis atau pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1991:
• Di bidang pidana , Kejaksaan mempunyai tugas dan
wewenang
a. melakukan penuntutan dalam perkara pidana ;
b. melaksanakan penetapan Hakim dan putusan pengadilan ;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan
lepas bersyarat ;
d. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan
ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan
dengan penyidik.

2. Tugas dan Wewenang Kejaksaan di Bidang Pidana yang


Terkandung Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991
tentang Kejaksaan Republik Indonesia dan Perangkat
Pelaksanaannya
Pasal 15 : Pasal 16 :
“Jaksa Agung Muda Tindak “Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Umum mempunyai tugas dan
Pidana Umum adalah unsur wewenang melakukan prapenuntutan,
pembantu pimpinan dalam pemeriksaan tambahan, penuntutan,
melaksanakan sebagian tugas melaksanakan penetapan hakim dan
dan wewenang serta fungsi putusan pengadilan, pengawasan
Kejaksaan dibidang Yustisial terhadap pelaksanaan keputusan lepas
bersyarat da tindakan hukum lainnya
mengenai tindak pidana umum dalam perkara tindak pidana umum
yang bertangung jawab berdasarkan peraturan perundang –
langsung kepada Jaksa undangan dan kebijaksanaan yang
Agung.” ditetapkan Jaksa Agung.”

a. Keppres Nomor 55 Tahun 1991 tentang Susunan


Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik
Indonesia
Pasal 17 :
“.....Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum
menyelenggarakan fungsi :
1. merumuskan kebijaksanaan teknis kegiatan
yustisial pidana umum berupa pemberian
bimbingan dan pembinaan bidang tugasnya ;
2. merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan prapenuntutan “
Pasal 223 :
Pasal 222 ......Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum mempunyai fungsi :
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana 1. merumuskan kebijaksanaan teknis kegiatan yustisial pidana umum
berupa pemberian bimbingan dan pembinaan dalam tugasnya ;
Umum mempunyai tugas dan 2. merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan
wewenang melakukan prapenuntutan, prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan dalam perkara
tindak pidana terhadap keamanan negara dan ketertiban umum, tindak
pemeriksaan tambahan, penuntutan, pidana terhadap orang dan harta benda serta tindak pidana umum yang
diatur diluar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ;
melaksanakan penetapan hakim dan
3. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan, melakukan
putusan pengadilan, pengawasan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan
tindakan hukum lain dalam perkara tindak pidana umum serta
terhadap pelaksanaan keputusan lepas pengadministrasiannya ;
bersyarat dan tindakan hukum lainnya 4. membina kerjasama , melakukan koordinasi dan memberikan
bimbingan serta petunjuk teknis dalam penanganan perkara tindak
dalam perkara tindak pidana umum pidana umum dengan instansi terkait berdasarkan peraturan
berdasarkan peraturan perundang- perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa
Agung ;
undangan dan kebijaksanaan yang 5. memberikan saran, konsepsi tentang pendapat dan atau pertimbangan
ditetapkan oleh Jaksa Agung hukum Jaksa Agung mengenai perkara tindak pidana umum dan
masalah hukum lainnya dalam kebijakan penegakan hukum ;
6. membina dan meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan integritas
b. KEPJA Nomor : KEP- kepribadian aparat tindak pidana umum di lingkungan kejaksaan ;
7. melakukan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang
035/JA/3/1992 tanggal 25 kejaksaan di bidang tindak pidana umum berdasarkan peraturan
Maret 1992 tentang Susunan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa
Agung ;
Organisasi dan Tata Kerja 8. memberikan saran dan pertimbangan kepada Jaksa Agung serta
Kejaksaan Republik melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk Jaksa Agung.

Indonesia
Pasal 14 :

“Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum mempunyai tugas


dan wewenang melakukan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan
putusan pengadilan , pengawasan terhadap pelaksanaan
keputusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnya dalam
perkara tindak pidana umum berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa
Agung.”

c. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1999 tentang


Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik
Indonesia, yang merupakan perubahan tentang Struktur
Organisasi Kejaksaan dari Keppres Nomor 55 Tahun 1991.
Pasal 203 :

“Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum mempunyai tugas


dan wewenang melakukan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan , penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan
putusan pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan
putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnya dalam
perkara tindak pidana umum berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan oleh Jaksa Agung “

d. KEPJA Nomor : l15/JA/10/1999 tentang Susunan Organisasi


dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia..
Pasal 204 :
“ .............Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum menyelenggarakan fungsi :
1) perumusan kebijaksanaan teknis dan kegiatan yustisial pidana umum berupa pemberian
bimbingan dqan pembinaan dalam bidang tugasnya ;
2) perencanaan dan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan prapenuntutan , pemeriksaan
tambahan, penuntutan dalam tindak pidana keamanan negara dan ketertiban umum, tindak
pidana terhadap orang dan harta benda serta tindak pidana umum yang diatur didalam dan
diluar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ;
3) pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan , pelaksanaan pengawasan terhadap
pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnya dalam perkara tindak
pidana umum serta pengadministrasiannya ;
4) pembinaan kerjasama , pelaksanaan, koordinasi dan pemberian bimbingan serta petunjuk
teknis dalam penanganan perkara tindak pidana umum dengan instansi terkait berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung ;
5) pemberian sarana, konsepsi , tentang pendapat dan/atau pertimbangan hukum Jaksa Agung
mengenai perkara tindak pidana umum dan masalah hukum lainnya daam kebijakan
penegakan hukum
6) pembinaan dan peningkatan kemampuan ketrampilan dan integritas aparat tindak pidana
umum dilingkungan kejaksaan ; “
7) pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang kejaksaan di bidang tindak pidana
umum berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Jaksa Agung.
Pasal 640 :
Seksi Tindak Pidana
Merubah pasal Umum terdiri dari :
640 dan pasal
641 Kepja No. a. Subseksi
115/JA/10/1999 Prapenuntutan
menjadi sebagai
berikut: b. Subseksi Penuntutan
c. Subseksi Upaya
Hukum, Eksekusi dan
Eksaminasi

e. KEPJA Nomor: 225 / JA/ / 2003 merupakan perubahan


dan penyempurnaan atas beberapa pasal dalam Kepja
No. 115/JA/10/1999
Pasal 30 :
Di bidang pidana , kejaksaan mempunyai tugas dan
wewenang : Peraturan Presiden R.I. Nomor 38 Tahun
a. melakukan penuntutan ; 2010 tanggal 15 Juni 2010 tentang
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan R.I.
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan PASAL 18
hukum tetap ;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
putusan bersyarat, putusan pidana pengawasan
dan keputusan lepas bersyarat ; Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-
d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana 009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan
tertentu berdasarkan undang-undang ; Tata Kerja Kejaksaan R.I. yang telah
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk diubah dengan Peraturan Jaksa Agung
itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan R.I. Nomor : PER-006/A/JA/3/2014
sebelum dlimpahkan ke pengadilan yang dalam tentang Perubahan Atas Peraturan
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan R.I.
penyidik . PASAL 189

3. Tugas dan Wewenang Kejaksaan di Bidang Pidana yang


Terkandung Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia dan Perangkat
Pelaksanaannya
1. Melakukan penuntutan.
2. Melaksanakan penetapan hakim dan
putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
3. Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
pidana pengawasan dan keputusan lepas
Berdasarkan Pasal 30 ayat (1) bersyarat.
Undang Undang Nomor 16 Tahun 4. Melakukan penyidikan terhadap tindak
2004, tentang Kejaksaan RI, pidana tertentu berdasarkan undang-
tugas dan wewenang Kejaksaan di undang.
bidang Pidana adalah : 5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan
untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke
pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.

KEDUDUKAN,TUGAS, WEWENANG SERTA FUNGSI JAKSA


AGUNG MUDA BIDANG TINDAK PIDANA UMUM
(PERJA No. 006/A/JA/2017)
• Pasal 267 Peraturan Jaksa Agung R.I.
Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan R.I,
kedudukan Jaksa Agung Muda Bidang
Dalam rangka efektivitas pelaksanaan Tindak Pidana Umum adalah sebagai unsur
tugas dan wewenang Kejaksaan RI pembantu pimpinan dalam melaksanakan
serta tuntutan percepatan pemberian tugas dan wewenang Kejaksaan dalam
pelayanan hukum kepada masyarakat bidang tindak pidana umum dan
perlu melakukan penyesuaian terhadap
organisasi dan tata kerja Kejaksaan RI bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.
yang diatur dalam Peraturan Presiden Pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan
Nomor 38 Tahun 2010 tentang dalam bidang tindak pidanan umum meliputi
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan :
RI yaitu dengan ditetapkan Peraturan
• Pra Penuntutan
Jaksa Agung RI Nomer : PER-
006/A/JA/07/2017 berdasar Peraturan • Pemeriksaan tambahan
Presiden Nomor 29 Tahun 2016 • Penuntutan
tentang Perubahan Atas Peraturan • Upaya hukum
Presiden Nomor 38 Tahun 2010 • Pelaksanaan penetapan hakim dan putusan
tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Kejaksaan RI . pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap
• Eksaminasi
• Pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bersyarat, pidana pengawasan , pengawasan
terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat
dan tindakan hukum lainnya.
a. Perumusan kebijakan di bidang tindak
pidana umum ; Berdasar Peraturan Jaksa Agung RI
b. Pelaksanaan penegakan hukum di bidang Nomor : PER-006/A/JA/07/2017)
tindak pidana umum ; terjadi perubahan struktur organisasi
c. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan pada Jaksa Agung Muda Bidang
kebijakan di bidang tindak pidana umum ; Tindak Pidana Umum yaitu terdapat
d. Pelaksaanaan hubungan kerja dengan 4 Direktorat (pasal 270), yaitu :
instansi atau lembaga baik di dalam negeri • Direktorat TP Terhadap Orang dan Harta
maupun di luar negeri ; Benda
e. Pemantauan, analisis, evaluasi dan • Direktorat TP Terhadap Keamanan Negara,
pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang Ketertiban Umum dan Tindak Pidana Umum
tindak pidana umum Lainnya
• Direktorat TP Narkotika dan Zat Adiktif
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
lainnya
oleh Jaksa Agung. • Direktorat TP Terorisme dan Lintas Negara

Dalam melaksanakan tugas dan wewenang di bidang tindak pidana


umum, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum
menyelenggarakan fungsi ( pasal 268 Peraturan Jaksa Agung RI Nomor :
PER-006/A/JA/07/2017) :
1. Yang dimaksud dengan Administrasi Perkara
Tindak Pidana adalah bagian dari Administrasi
A. Administrasi Perkara umum Kejaksaan yang meliputi segala
administrasi yang mengelola perkara tindak
Tindak Pidana di pidana umum dan perkara tindak pidana khusus
mengenai perkara, tahanan, barang sitaan, barang
Kejaksaan RI. bukti, barang rampasan, barang temuan dan hasil
dinas, baik secara teknis yuridis maupun yang
Bahwa berdasarkan pasal 1 hanya merupakan pencatatan proses penanganan
(ketentuan umum) berbentuk Surat-Surat, register dan laporan sesuai
dengan bentuk dan kode yang ditentukan.
Keputusan Jaksa Agung RI 2. Yang dimaksud dengan surat-surat adalah segala
bentuk dan macam surat baik berupa surat
nomor KEP-120/JA/12/1992 menyurat, Surat perintah, Surat Ketetapan dan
tanggal 31Desember 1992 Berita Acara yang diperlukan menurut ketentuan
KUHAP.
disebutkan bahwa ; 3. Yang dimaksud dengan register adalah buku
daftar yang memuat secara lengkap dan terinci
mengenai perkara, benda sitaan, barang bukti,
barang rampasan, barang temuan dan hasil dinas

ADMINISTRASI PERKARA TINDAK PIDANA


BERDASAR KEPJA NO: KEP-518/A/JA/11/2011
4. Yang dimaksud dengan
laporan adalah • Mengenai:
penyampaian informasi • Perkara
dan data secara berkala • Tahanan
berupa: • Benda sitaan
• Laporan bulanan
• Barang bukti/barang
• Laporan triwulan
rampasan
• Laporan tahunan, atau
• Sewaktu-Waktu • Hasil dinas
(insendentil)

ADMINISTRASI PERKARA TINDAK PIDANA


BERDASAR KEPJA NO: KEP-518/A/JA/11/2001
• Ketentuan Administrasi perkara a. Penyesuaian Susunan
tindak pidana yang berlaku di
Kejaksaan RI meliputi Keputusan
Organisasi dan Tata
Jaksa Agung RI nomor 1 KEP- Kerja Kejaksaan RI yang
518/A/JA/11/2001 tanggal 1 diatur dengan Keputusan
Nopember 2001 (Kepja 518/2001)
tentang perubahan Keputusan Jaksa Jaksa Agung RI nomor
Agung R1 nomor KEP- KEP-115/JA/10/1999
132/JA/11/1994 tanggal 7 Nopember
1994 tentang Administrasi Perkara
tanggal 20 Oktober 1999
Tindak Pidana. KEPJA 518/2001 ini b. Untuk kelancaran
merupakan perubahan beberapa
formulir dari administrasi perkara
pelaksanaan tugas dan
tindak pidana yang merupakan Wewenang kejaksaan
lampiran pada Keputusan Jaksa dalam proses penanganan
Agung R1 nomor KEP- 132/JA/
11/1994 tanggal 7 Nopember 1994 dan penyelesaian perkara
(Kepja-132/ 1994) sehubungan tindak pidana.
dengan :
KEPJA-132/1994 KEPJA-120/ 1992 ini diterbitkan
sehubungan dengan berlakunya
merupakan perubahan dari Undang-undang nomor 5 tahun 1991
keputusan Jaksa Agung RI tentang Kejaksaan RI dan Keputusan
Presiden RI nomor 55 tahun1991
nomor KEPJA-120/JA/ 12/ tentang susunan organisasi dan tata
1992 tanggal 31 Desember kerja Kejaksaan RI untuk merubah
1992 (KEPJA-120/ 1992), ketentuan administrasi tindak pidana
yang diatur dalam Keputusan Jaksa
karena KEPJA 12O/ 1992 Agung RI nomor KEPJA-
ini belum sepenuhnya 088/JA/8/1988 agar secara optimal
dapat mengantisipasi perkembangan
dapat memenuhi kebutuhan kemajuan dalam sistem laporan yang
pelaksanaan tugas dan cepat dan akurat baik secara kwalitatif
wewenang Kejaksaan maupun kuantitatif perlu dipersiapkan
mekanisme laporan dalam bentuk
dalam penyelesaian perkara komputerisasi administrasi perkara
tindak pidana tindak pidana terpadu
Administrasi perkara tindak pidana yang diatur dalam
KEPJA-518/2001, meliputi seluruh proses dari tahap
penyelidikan sampai dengan tahap eksekusi dan oleh
karenanya meliputi administrasi perkara tindak pidana
khusus (tahap penyelidikan sampai dengan tahap
penyidikan) dan administrasi perkara tindak pidana
umum (tahap pra penuntutan sampai dengan tahap
pelaksanaan putusan)

B. Hal-hal yang diatur dalam


KEPJA-518/2001
1. Bentuk (kode) surat-surat perkara (P.1 s/d P.53 beserta
lampiran I s/d V)
2. Kode Register Perkara (RP.1 s/d RP. 14)
3. Kode Laporan Perkara (LP.1 s/d LP.18)
4. Bentuk Formulir Tahunan (T.l s/d T.15)
5. Bentuk Register Tahanan (RT.l s/d RT.3)
6. Bentuk Laporan Tahanan (LT.1 s/d LT.2)
7. Bentuk Formulir Benda Sitaan/Barang Bukti (B.1 s/dB.22)
8. Kode Register Benda Sitaan/Barang Bukti (RB.l s/dRB.2)
9. Kode laporan Benda Sitaan/ Barang Bukti (LB.1 s/dLB.5)
10. Bentuk Formulir Denda (D.1 s/d D.4)
11. Kode Register Hasil Dinas (RHD)
12. Kode Laporan hasil Dinas (LD)
13. Bentuk dan kode Berita Acara (BA.1 s/d BA23)
Ad.1. Kode Surat-Surat Perkara:
• P.1 : Penerimaan Laporan
• P.2 : Surat perintah Penyelidikan
• P.3 : Rencana Penyelidikan
• P.4 : Permintaan Keterangan
• P.5 : Laporan hasil Penyelidikan
• P.6 : Laporan Terjadinya Tindak Pidana
• P.7 : Matrik Perkara Tindak Pidana
• P.8 : Surat perintah Penyidikan
• P.8A : Rencana Jadwal Kegiatan Penyidikan
• P.9 : Surat Panggilan Saksi / Tersangka
• P.10 : Bantuan Keterangan Ahli
• P.11 : Bantuan Pemanggilan Saksi /Ahli
• P.12 : Laporan Perkembangan Penyidikan
• P.13 : Usul Penghentian Penyidikan / Penuntutan
• P.14 : Surat Perintah Penghentian Penyidikan
• P.15 : Surat Perintah Penyerahan Berkas Perkara
• P.16 : Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Mengikuti
Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana
• P.16A : Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk
Penyelesaian Perkara Tindak Pidana
• P.17 : Permintaan Perkembangan Hasil penyidikan
• P18 : Hasil Penyidikan belum lengkap
• P.19 : Pengembalian berkas Perkara untuk dilengkapi
• P.20 : Pemberitahuan Bahwa Waktu Penyidikan Tambahan Sudah Habis
• P.21 : Pemberitahuan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap
• P.21A : Pemberitahuan Susulan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap
• P.22 : Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
• P.23 : Surat Susulan Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
• P.24 : Berita Acara Pendapat
• P.25 : Surat Perintah Melengkapi Berkas Perkara
• P.26 : Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan
• P.27 : Surat Ketetapan Pencabutan Penghentian Penuntutan
• P.28 : Riwayat Perkara
• P.29 : Dakwaan
• P.30 : catatan Penuntut Umum
• P.31 : Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa (APB)
• P.33 : Tanda Terima Surat Pelimpahan Perkara APB/APS
• P.34 : Tanda Terima Barang Bukti
• P.35 : Laporan Pelimpahan Perkara
• P.36 : Permintaan Bantuan Pengawalan Tahanan/ Pengamanan Persidangan
• P.37 : Surat Panggilan Saksi Ahli / Terdakwa / Terpidana
• P.38 : Bantuan Panggilan saksi / Terdakwa / Terpidana
• P.39 : Laporan Hasil Persidangan
• P.40 : Perlawanan Jaksa Penuntut Umum terhadap Penetapan Ketua PN
• /Penetapan Hakim
• P.41 : Rencana Tuntutan Pidana
• P.42 : Surat Tuntutan
• P.43 : Laporan Tuntutan Pidana
• P.44 : Jaksa Penuntut Umum Segera Setelah Putusan
• P.45 : laporan Putusan pengadilan
• P.46 : Memori Banding
• P.47 : Memori kasasi
• P.48 : Surat perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan
• P.49 : Surat Ketetapan Gugurnya / Hapusnya Wewenang Mengeksekusi
• P.50 : Usul Permohonan Kasasi Demi kepentingan Hukum
• P.51 : Pemberitahuan Pemidanaan Bersyarat
• P.52 : Pemberitahuan Pelaksanaan Pelepasan Bersyarat
• P.53 : Kartu Perkara Tindak Pidana
• Lampiran I Pada Kalimat Identitas Tersangka Ditambah Calon Tersangka
• Lampiran II tetap
• Lampiran III tetap
• Lampiran IV tetap
• Lampiran V tetap
Ad. 2. Kode Register Perkara
• RP.1 : Register Penerimaan Laporan
• RP.2 : Register Perkara Tahap penyelidikan
• RP.3 : Register Perkara Tahap Penyidikan
• RP.4 : Register Permintaan Keterangan/Panggilan
• RP.5 : Buku Perkara Jaksa Kegiatan Penyidikan
• RP.6 : Register Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan/Dihentikannya Penyidikan
• RP.7 : Register Penerimaan Berkas Perkara Tahap Pertama
• RP.8 : Register Perkara Pemeriksaan Tambahan
• RP.9 : Register Perkara Tahap Penuntutan
• RP.10 : Register Penghentian Penuntutan Dan Penyampingan Perkara Demi
• Kepentingan Umum
• RP.11 : Upaya Hukum Dan Grasi
• RP.12 : Register Pelaksanaan Putusan/Pidana Bersyarat Dan Gugurnya
• Kewenangan Mengeksekusi serta Pelepasan Bersyarat
• RP.13 : Register Perkara Acara Pemeriksaan Cepat Dan Eksekusi
• RP.14 : Register/Buku Perkara Jaksa Penuntut Umum
Ad.3. Kode Laporan Perkara
• LP.1 : Laporan Bulanan Kegiatan Penyelidikan
• LP.2 : Laporan Bulanan Kegiatan Penyidikan
• LP.3 : Laporan Bulanan Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
• LP.4 : Laporan Penerimaan Berkas Tahap Perkara Tahap Pertama
• LP.5 : Laporan Pemeriksaan Tambahan
• LP.6 : Laporan Kegiatan Penuntutan
• LP.7 : Laporan Rekapitulasi Kegiatan Penuntutan (Acara Pemeriksaan
• Biasa/Singkat)
• LP.8 : Laporan Rekapitulasi Kegiatan Penuntutan (Acara Pemeriksaan Cepat)
• LP.9 : Laporan Rekapitulasi Upaya Hukum Dan Grasi
• LP.10 : Laporan Data Pelaksanaan Putusan Pengadilan
• LP.11 : Laporan Bulanan Penghentian Penuntutan
• LP.12 : Laporan Bulanan Upaya Hukum Dan Grasi
• LP.13 : Laporan Data Pemidanaan Bersyarat
• LP.14 : Laporan Data Pelepasan Bersyarat
• LP.15 : Rekapitulasi Laporan Perkara Penting
• LP.16 : Laporan Data Pembebasan Bersyarat
• LP.17 : Laporan Triwulan Penyelesaian Perkara Orang Asing
• LP.18 : Laporan Tahunan
• LP.19 : Laporan Triwulan Putusan-putusan Pidana Mati
Ad.5. Bentuk Formulir Tahanan
• T.1 : Surat Perintah Penangkapan
• T.2 : Surat Perintah Penahanan/Pengalihan Jenis Penahanan (Tingkat Penyidikan)
• T.3 : Permintaan Perpanjangan Penahanan
• T.4 : Surat Perpanjangan Penahanan
• T.5 : Penolakan Permintaan Perpanjangan Penahanan
• T.6 : Perpanjangan Penahanan Terhadap Tersangka / Terdakwa
• T.7 : Surat Perintah Penahanan/Pengalihan Jenis Penahanan (Tingkat Penuntutan)
• T.8 : Surat Perintah Penangguhan Penahanan/ Pengeluaran dari Tahanan/
Pencabutan Penangguhan Penahanan
• T.9 : Pemindahan Tahanan
• T.10 : Surat Ijin Mengunjungi Tahanan
• T.11 : Surat Perintah Pemeriksaan Kesehatan Tahanan
• T.12 : Pemeriksaan Kesehatan Tahanan
• T.13 : Panggilan Tahanan
• T.14 : Bantuan Pencarian/Penangkapan
• T.15 : Bantuan Penayangan Buronan
Ad.6. Bentuk Register Tahanan
• Rt.l: Register Tahanan Tahap Penyidikan
• Rt.2 : Register Surat Perpanjangan Penahanan
• Rt.3 : Register Tahanan Tahap Penuntutan
 
Ad.7. Bentuk Laporan Tahanan
• LT.1 : Laporan Bulanan Tahanan Tahap Penyidikan
• LT.2 : Laporan Bulanan Tahanan Tahap Penuntutan
Ad.8. Bentuk Formulir Benda Sitaan / Barang Bukti
• B.1 : Permintaan Ijin Penggeledahan/Penyitaan
• B.2 : Laporan Untuk Mendapatkan Persetujuan Penggeledahan/Penyitaan
• B.3 : Mohon Ijin Gubernur Bank Indonesia Untuk Memeriksa Keuangan
• B.4 : Surat Perintah Penggeledahan/Penyegelan/Penyitaan/Penitipan
• B.5 : Permintaan Ijin Khusus Untuk Membuka/Memeriksa Dan Menyita Surat
• B.6 : Permintaan Penyerahan Surat-Surat Yang Dicurigai Dengan Alasan Kuat Mempunyai
Hubungan Dengan Perkara Yang Sedang Diperiksa
• B.7 : Copy Pemberitahuan Surat Perintah Penyitaan Barang Bukti Oleh Kejaksaan
• B.8 : Pemberitahuan Pencabutan Status Penyitaan Barang Bukti Oleh Kejaksaan
• B.9 : Label Benda Sitaan/Barang Bukti
• B.10 : Kartu Barang Bukti
• B.11 : Permintaan Penelitian Benda Sitaan/Barang Bukti
• B.12 : Pemberitahuan Dan Permintaan Persetujuan Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti Yang Lekas
Rusak/Membahayakan/Biaya Tinggi
• B.13 : Permohonan Ijin Untuk Melelang Benda Sitaan/ Barang Bukti Berdasarkan Pasal 45 KUHAP
• B.14 : Surat Perintah Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti
• B.15 : Permintaan Bantuan Pelelangan Benda Sitaan/ Barang Bukti
• B.16 : Laporan Pelaksanaan Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti Berdasarkan Pasal 45 KUHAP
• B.17 : Surat Ketetapan Pengembalian Benda Sitaan/ Barang Bukti Yang Tidak Diperlukan Bagi
Kepentingan Penuntutan
• B.18 : Surat Perintah Pelimpahan Barang Rampasan
• B.19 : Permohonan Ijin Pelelangan Barang Bukti Yang Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil /
Barang Temuan
• B.20 : Permohonan Ijin Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/Pemusnahan Barang Bukti Yang
Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan
• B.21 : Surat Perintah Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/ Pemusnahan Barang Bukti
Yang
Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan
• B.22 : Laporan Pelaksanaan Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/ Pemusnahan Atas Barang
Bukti Yang Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan
Ad.9. Kode Register Benda Sitaan/Barang Bukti
• RB.1 : Register Benda Sitaan
• RB.2 : Register Barang Bukti Dan Barang Temuan

Ad. 10. Kode Laporan Benda Sitaan/Barang Bukti


• LB.1 : Laporan Bulanan Benda Sitaan Dan Barang Bukti
• LB.2 : Laporan Penyelesaian Barang Bukti
• LB.3 : Laporan Bulanan Barang Bukti Yang Sudah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Dari
Pengadilan
• LB.4 : Laporan Bulanan Penyelesaian Barang Rampasan Untuk Negara
• LB.5 : Laporan Triwulan Penyelesaian Barang Temuan
Ad.11. Bentuk Formulir Denda
• D.1 : Tagihan Denda/Uang Pengganti/Biaya Perkara
• D.2 : Surat Pernyataan Kesanggupan Melunasi Pembayaran Denda
• D.3 : Tanda Terima Pembayaran Denda/Denda Ganti/Uang Pengganti/Biaya Perkara
• D.4 : Surat Perintah Penyerahan Denda/Denda Ganti/Uang Pengganti/Biaya Perkara

 
Ad.12. Register Hasil Dinas
• RHD : Register Hasil Dinas

Ad.13. Kode Laporan Hasil Dinas :


• LD : Laporan Hasil Dinas
Ad. 14. Bentuk Dan Kode Berita Acara
• BA.1 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi/Tersangka
• BA.2: Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Saksi
• BA.3 : Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Ahli
• BA.4 : Berita Acara Penerimaan Dan Penelitian Tersangka
• BA.5 : Berita Acara Penerimaan Dan Penelitian Benda Sitaan / Barang Bukti
• BA.6 : Berita Acara Penitipan Benda Sitaan / Barang Bukti
• BA.7 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Penahanan/Penahanan Lanjutan
• BA.8 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Pengalihan Jenis Penahanan
• BA.9 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Penangguhan Penahanan
• BA.10 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Mengeluarkan Dari Tahanan
• BA.11 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Pencabutan Penangguhan Penahanan
• BA.12 : Berita Acara Pemeriksaan Tambahan (UU No.5/91)
• BA.13 : Berita Acara Penggeledahan/Penyitaan
• BA.14 : Berita Acara Pendapat (Resume)
• BA.15 : Berita Acara Pelaksanaan Penetapan Hakim
• BA.16 : Berita Acara Pemeriksaan Tambahan (Psl. 203 (3) b Kuhap)
• BA.17 : Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan
• BA.18 : Berita Acara Pelaksanaan Pidana Mati
• BA.19 : Berita Acara Pelaksanaan Putusan Perampasan/Pemanfaatan Benda Sitaan Yang Bersifat
Terlarang Atau Dilarang Diedarkan
• BA.20 : Berita Acara Pengembalian Barang Bukti
• BA.21 : Berita Acara Penyerahan Tanggung jawab Atas Barang Rampasan/Barang Bukti Yang
Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan Untuk Dilelang
• BA.22 : Berita Acara Penyerahan Barang SitaanYang Bersifat Terlarang /Barang Rampasan/Barang
Bukti Yang Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan Untuk
Dimanfaatkan/Dimusnahkan
• BA.23 : Berita Acara Pemusnahan Barang Bukti
• Kejaksaan melalui Jaksa Agung Muda Bidang
Tindak Pidana Umum melaksanakan tugas,
fungsi dan wewenang di bidang tindak pidana
umum, dengan mekanisme penyelesaian
perkara tindak pidana umum sebagai berikut :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BERDASARKAN PERJA NOMOR


PER-036/A/JA/09/2011 TENTANG STANDAR OPERASIONAL (SOP)
PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA UMUM
Kejaksaan melalui Jaksa
Agung Muda Bidang
Tindak Pidana Umum
melaksanakan tugas,
fungsi dan wewenang di
bidang tindak pidana
umum, dengan struktur
organisasi sebagai
berikut :

STRUKTUR ORGANISASI
PERATURAN JAKSA AGUNG NOMOR: PER-006/A/JA/07/2017
Tanggal 20 Juli 2017
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan RI.
Bahwa untuk dapat melaksanakan
administrasi perkara Tindak
Pidana Umum dengan benar Dengan mempelajari teori
disamping mempelajari modul ini sekaligus mempraktekkan pada
dengan baik perlu melihat contoh- Disamping itu Peserta sebaiknya tempat tugas Insya Allah,
contoh bentuk formulir, Surat- dapat mempraktekkan Pendidikan dan Latihan
Surat, register, formulir laporan pelaksanaannya pada tempat kerja Pendahuluan ini akan berhasil,
dan Berita Acara yang terdapat terutama di Kejaksaan Negeri. khususnya untuk mata diklat
pada Lampiran Keputusan Jaksa Administrasi Perkara Tindak
Agung RI Nomor B- Pidana Umum.
518/A/JA/1l/2001 tanggal 1
Nopember 2001
PENGAWALAN DAN
PENGAMANAN TAHANAN
Ketentuan-ketentuan tata
laksana pengawalan dan
pengamanan tahanan baik
dalam upaya meningkatkan pada tahap penyidikan,
kelancaran penyelesaian penuntutan, pemeriksaan di
penanganan perkara pidana dan persidagan dan eksekusi
untuk mewujudkan peradilan selama ini belum diatur
yang sederhadna, cepat dan secara bakju dalam suatu
berbiaya ringan maka Standar Operasional
pengawalan dan pengamanan
Prosedur (SOP)
tahanan baik sebelum, pada
waktu, dan setelah persidangan
harus dioptimalkan agar tahana
tidak melarikan diri
• Pengawalan dan pengamanan tahanan adalah tindakan untuk
mengawal dan mengamankan tahanan perkara tindak pidana pada
tahap penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan
dan eksekusi
• Standar OperasionaJ Prosedur (TOP) Pengawalan dan Pengamanan
Tahanan adalah tata kelola dan teknis pelaksanaan pengawalan dan
pengmanan tahanan
• Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat
tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau Hakim dengan
penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
undang-undang (di Rutan / Kota/ Rumah
• Pengawal Tahanan adalah pegawai tata usaha dilingkungan
Kejaksaan Republik Indonesia yang diberi tugas dengan Surat
Perintah untuk menyiapkan, menjaga, mengawal dan
mengamankan tahanan pada tahap pényidikan, penuntutan,
pemeriksaan di sidang pengadilan dan eksekusi.
Pengawal Tahanan di
atas terdiri dari:
• Komandan regu;
• Wakil komandan regu;
• Anggota; dan
• Pengemudi kendaraari tahanan
KEHATI- TANGGUNGJAWA
HATIAN B

ASAS DAN TUJUAN


pengawalan dan
pelaksanaan pengawalan
pengamanan tahanan pada
dan pengamanan tahanan
tahap penyidikan, penuntu
dari dan ke Rutan/
tan, pemeriksaan di sidang
Lémbaga Pemasyarakatan
pengadilan dan eksekusi

RUANG LINGKUP
1. PADA TAHAP PENYIDIKAN

2. PADA TAHAP PERSIAPAN PERSIDANGAN

3. PADA SAAT PERSIDANGAN

4. PADA SAAT TAHANAN SELESAI MENJALANI SIDANG

PROSEDUR PENGAWALAN DAN


PENGAMANAN TAHANAN
KENDARAAN DICEK, DAN LAIK
JALAN

DIBANTU BORGOR BERFUNGSI BAIK


MINIMAL 2
MINIMAL 2 ORANG PETUGAS
ORANG KEPOLISIAN BAJU TAHANAN BERTULISKAN
PENGAWAL UNTUK 1 KALI “TAHANAN KEJAKSAAN”
TAHANAN PENGANGKUTAN
/ 1 MOBBIL
TAHAAN HT ATAU ALAT KOMUNIKASI
LAIN

PERSONIL, SARANA DAN


PRASARANA
• BAN MOBIL
• HAL-HAL LAIN
TAHANAN PECAH
YANG TAK
• TAHANAN
TERDUGA
MELARIKAN DIRI

KEADAAN DARURAT
Selama masa pengawalan tahanan dari dan kembali ke
Rutan / Lembaga Pemasyarakatan serta pengamanan
tahanan selama di ruang gedung Pengadilan dan atau
gedungg Kejaksaan, secara melekat Petugas Intelijen
memberi dukungan pengamanan dan penggalangan
yang rnekanismenya sesuai yang telah diatur dalam
SOP Intelijen dan SOP Terintegrasi dalam Penanganan
Perkara di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia
(PERJA Nomor 046/A/JA/12/ 2011 tanggal 28
December 2011].

DUKUNGAN INTELIJEN
Tindakan pengawalan dan pengamanan tahanan
yang tidak dilaksanakan sesuai dengan Standar
Operational Prosedur (SOP) ini akan dilakukan
pemeriksaan dan diberikan sanksi berdasarkan
Peraturan Perundang- undangan

SANKSI
PERATURAN JAKSA
NOMOR : PER
AGUNG REPUBLIK
-005/A/JA/03/2013
INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) PENGAWALAN DAN
PENGAMANAN TAHANAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai