Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MOP

“ MANAJEMEN OPERASI TUJUH LANGKAH ”

NAMA : MUHAMMAD ABDUH ALGERYA STEELY


NIM : 207810130
PRODI : JEMENTEKPOL
ABSEN : 22 (DUA PULUH DUA)

S1 / SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN


ANGKATAN KE-78 / WIDYA PESAT GATRA
JAKARTA
2021
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan institusi pemerintahan


yang mempunyai tugas pokok penegakkan hukum, memelihara Kamtibmas, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat yang
didasari atas Pasal 13 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Pelaksanaan tugas tersebut diperlukan suatu sistem
manajerial agar mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi Institusi Polri.
Polri telah menetapkan Manajemen Operasional Kepolisian untuk membuat kegiatan-
kegiatan Kepolisian lebih terarah dan terorganisir yang ditetapkan dalam Peraturan
Kapolri Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Sistem Operasional Polri dan Peraturan Kapolri
Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Manajemen Operasi Kepolisian. Kegiatan kegiatan
Kepolisian untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dibagi menjadi
dua bagian dalam pelaksanannya yaitu Kegiatan Kepolisian Rutin dan Kegiatan
Operasional Kepolisian. Pelaksanaan tersebut dilakukan dengan memperhatikan
sistem atau kaidah yang tercantum dalam Manajemen Operasional Polri.
Manajemen Kegiatan Kepolisian (MKK) menurut perkap 1 tahun 2019
tentang Sistem, Manajamen dan Standar Keberhasilan Operasional Kepolisian
Negara Republik Indonesia pada pasal 1 butir 9 MKK adalah Manajemen Kegiatan
Kepolisian yang selanjutnya disingkat MKK adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terencana, sistematis dan integratif melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dalam penyelenggaraan
kegiatan kepolisian. Dalam MKK dapat dicontohkan dalam pelaksanaan kegiatan
rutin yang dilaksanakan setiap hari seperti kegiatan sambang, sosialisasi,
pengaturan lalu lintas, pelayanan SIM, kegiatan patroli maupun kegiatan penjagaan
atau pengawalan. Manajemen Operasional Kepolisian (MOK) menurut perkap 1
tahun 2019 tentang Sistem, Manajamen dan Standar Keberhasilan Operasional
Kepolisian Negara Republik Indonesia pada pasal 1 butir 11 MOK adalah
Manajemen Operasi Kepolisian yang selanjutnya disingkat MOK adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan operasi kepolisian. Contoh kegiatan MOK dapat dilihat dari
pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasional seperti kegiatan operasi zebra, operasi
yustisi, operasi patuh, operasi tinombala maupun operasi-operasi lainnya yang
bersifat insidentil atau tidak dilakukan setiap saat.

Pelaksanaan kegiatan baik MOK maupun MKK dilakukan dengan


mengedepankan sistem Manajemen Operasi Tujuh Langkah (MOTL) untuk
mencapai tujuan organisasi Polri. Penulis mencoba untuk mengimplementasikan
sistem Manajemen Operasional Tujuh Langkah (MOTL) pada pelaksanaan Operasi
Lilin yang dilaksanakan oleh Polres Bangka Tengah. Pelaksaan Operasi Lilin yang
dilakukan oleh Polres Bangka Tengah akan dijabarkan sesuai dengan Manajemen
Operasi Tujuh Langkah serta bagian-bagian yang memiliki kekurangan dalam
pelaksanaannya sehingga mampu diperbaiki dalam pelaksanaan Operasi-Operasi
selanjutnya. Mengingat pada setiap pelaksanaan kegiatan kepolisian maupun
operasi kepolisian memiliki kerawanan-kerawanan serta situasi-situasi yang tidak
terduga yang akan menyebabkan bahayanya jiwa personel maupun potensi
kegagalan dalam mewujudkan tujuan dari organisasi Polri.

B. PERMASALAHAN

Rumusan permasalahan dalam tulisan ini merujuk pada latar belakang pada
bagian pendahuluan maka penulis merumuskan permasalahan Kekurang efektivan
dalam pelaksanaan Manajemen Operasi Tujuh Langkah yang dilakukan oleh Polres
Bangka Tengah pada pelaksanaan Operasi Lilin.

II. PEMBAHASAN

Pelaksanaan Operasi Lilin dilakukan dengan tenggang waktu 15 Hari untuk


memastikan Perayaan Natal dan tahun baru dalam keadaan aman dan tertib.
Dalam hal ini Polres Bangka Tengah menerapkan sistem Manajemen Operasional
Tujuh Langkah yang diimplementasikan dalam pelaksanaan Operasi Lilin.
Pelaksanan Manajemen Tujuh Langkah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
• perencanaan
• Taklimat / rapat koordinasi (briefing)
• penugasan
• pelaksanan tugas
• pengawasan dan pengendalian (wasdal)
• laporan penugasan
• Taklimat akhir ( De Briefing)

Adapun penjabaran kegiatan-kegiatan MOTL pada Operasi Lilin yang dilakukan


oleh Polres Bangka Tengah adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan difokuskan dalam menentukan sasaran maupun indikator
tujuan dari kegiatan tersebut. Dalam rengiat opsnal terdapat jadwal kegiatan
pelaksanaan operasional. Dengan adanya sasaran atau target kegiatan maka arah
dan fokus kegiatan menjadi jelas sehingga tujuan dari kegiatan operasional dapat
tercapai. Tahap perencanaan Operasi lilin pada Polres Bangka Tengah dilakukan
dengan Menyusun rencana-rencana kegiatan yang akan dilakukan selama 15 hari
kedepan, pembangunan pos pos lilin sebagai sarana kesiapsiagaan serta
menyusunan beberapa berkas seperti rancangan anggaran, ploting personel setiap
pos-pos, data-data wilayah rawan kemacetan, data rumah ibadah serta tempat-
tempat wisata-wisata di wilayah hukum Polres Bangka Tengah.

b. Taklimat
Taklimat atau breafing bertujuan untuk memberikan arahan baik sasaran, tempat,
maupun cara bertindak dalam pelaksanaan kegiatan operasional. Dalam taklimat
atau briefing diberikan batasan atau aturan main dalam kegiatan operasional.
Dalam hal ini juga diberikan ketentuan ketentuan dan peraturan dalam pelaksanaan
kegiatan dengan artian mengingatkan kegiatan atau prilaku yang boleh dan tidak
boleh dilakukan yang bertujuan untuk mengingatkan personel untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan SOP. Pada Tahap taklimat pada operasi lilin polres bangka
tengah, pertama sekali disampaikan oleh Kapolres serta Bupati dalam pelaksanaan
gelar pasukan operasi lilin, kemudian taklimat disampaikan oleh perwira yang
bertugas sebagai Kaposko di setiap pos pos di wilayah hukum Polres Bangka
Tengah. Pelaksanaan Taklimat dilakukan setiap hari pada saat pelaksanaan apel
pagi maupun pelaksnaaan kegiatan insidentil seperti pengawalan maupun
pengaturan lalu lintas serta pengamanan tempat ibadah di wilayah posko.

c. Penugasan
Penugasan dilakukan dengan membagi tugas masing masing seperti terdapat
satgas satgas dalam suatu operasional baik satgas bantuan ataupun penindakan.
Pembagian tugas kepada masing masing personel bertujuan untuk
memaksimalkan kegiatan operasional dalam artian untuk mencapai tujuan
operasional diperlukan pembagian tugas yang jelas agar focus pada tujuan
operasional. Pada Operasi Lilin Polres Bangka Tengah dilakukan penugasan

dengan membentuk surat perintah dengan memploting setiap perwira dan 9


anggota di setiap pos-pos. Hal ini ditujukan untuk memperjelas pembagian tugas di
setiap wilayah yang didirikan posko lilin. Pada setiap pos dibagi atas pembagian
tugas masing masing baik penjagaan posko, pengaman, pengaturan maupun
pelaksanaan patroli di wilayah posko di setiap kecamatan.

d. Pelaksanaan Tugas

Setelah dilakukan pembagian tugas maka dilakukanlah pelaksanaan tugas operasi.


Pelaksanaan tugas dilakukan dengan mengikuti setiap aturan-aturan yang telah
ditetapkan dan ketentuan yang telah diberikan pada tahap briefing. Pelaksanaan
tugas operasi dilakukan dengan memperhatikan tujuan dari operasi yang dilakukan
sehingga kegiatan berjalan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan tugas operasi
lilin dilakukan oleh seluruh personel polres bangka tengah yang terkena sprin tugas
beserta stakeholder terkait seperti basarnas, dinas kesehatan, pol pp maupun dinas
perhubungan. Pada pelaksanaan tugas dilakukan kolaborasi serta kooperasi untuk
secara bersama-sama menjalankan operasi lilin.

e. Wasdal (Pengawasan dan Pengendalian)

Pengawasan dan Pengendalian merupakan kegiatan untuk mengontrol personel


yang melaksanakan kegiatan operasional dalam hal ini pengawasan dan
pengendalian dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dari
wasdal adalah untuk memastikan kegiatan operasioanal sesuai dengan tujuan dari
kegiatan operasional yang dilaksanakan. Dengan adanya pengendalian langsung
maka setiap kegiatan anggota baik rutin ataupun operasi atau insidentil akan lebih
terarah; akan menghindari penyimpangan termasuk di dalamnya tindakan -
tindakan atau perbuatan anggota sabhara yang tercela; serta tujuan organisasi atau
tujuan kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan tersebut akan tercapai.
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dilakukan dengan cara inspeksi atau
pengawasan dan pemeriksaan. Pelaksanaan pengawasan dan Pengendalian
operasi lilin polres bangka tengah dilakukan oleh perwira posko setiap harinya,
selanjutnya pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh pejabat utama polres
baik Kapolres, Wakapolres maupun Kabagops yang dilakukan secara tidak tertentu.
Wasdal dari Polda dilakukan dengan adanya kunjungan tim wasrik maupun Pejabat
Polda yang datang atau melintasi wilayah posko yang bersifat insidentil

f. Laporan Penugasan

Laporan penugasan merupakan wujud dari pelaksanaan tugas yang dilaksanakan.


Laporan ini berfungsi sebagai hasil dari pelaksanaan tugas dan sebagai bahan
pertanggung jawaban pelaksanaan tugas operasi. Dengan laporan tersebut, maka
dapat diketahui atau dipetakan kualitas hasil tugas atau keberhasilan tugas, apakah
ada kemajuan/progress atau malah sebaliknya mengalami kemunduran atau
kegagalan. Laporan penugasan operasi lilin dilakukan setiap hari baik dalam buku
mutasi maupun laporan kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap harinya pada
pelaksanaan operasi lilin. Laporan ini tentunya menjadi pertanggung jawaban tugas
yang dilakukan dikarenakan telah mendapatkan dana insentif pelaksanaan operasi
lilin

g. Taklimat akhir

Taklimat akhir berfungsi sebagai analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan


kegiatan operasional yamg dilaksanakan. Dalam Taklimat akhir seorang pimpinan
operasi akan mengetahui hal hal yang mungkin kurang atau menjadi permasalahan
dalam pelaksanaan tugas operasional sehingga mampu memperbaikinya untuk
pelaksanaan kegiatan operasinal berikutnya. Selain itu dapat dilakukan pemberian
reward dan punishment terhadap pelaksanaan operasioanal bagi personel yang
melaksanakan operasi dengan baik dan menegur atau menghukum personel yang
tidak melaksanakan tugas operasional sesuai dengan petunjuk dan pembagian
tugas yang diberikan. Pelaksanaan taklimat akhir dilakukan setiap hari pada setiap
pelaksanan kegiatan-kegiatan dalam operasi lilin serta pelaksanaan pertukaran
piket naik dan turun setiap harinya. Tujuan dari taklimat akhir adalah untuk
mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi.

Pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan MOTL dalam operasi lilin yang


dilakukan oleh Polres Bangka Tengah, Adapun kekurangan yang dinilai kurang
efektif dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Penugasan, pada kegiatan penugasan yang dilakukan tidak terbagi
pada setiap fungsi-fungsi pada kepolisian. Hal ini menyebabkan kegiatan-kegiatan
tidak berjalanan dengan efektif. Dalam pelaksanaannya penugasan tidak
didasarkan pada kemampuan personel melainkan dengan dasar hubungan
emosional antara personel yang menginginkan insentif operasi lilin dan personel
bag ops. Dalam hal ini juga perwira pada bag ops tidak melakukan pengecekan yang
mendetail akan personel yang terlibat akibatnya personel yang ditunjuk tidak
berubah ubah dan dominan pelaksanan tidak maksimal.
2. Kegiatan pelaksanaan tugas, pelaksanaan tugas operasi lilin Polres Bangka
tengah terkesan hanya melakukan penjagaan. Hal ini diakibatkan adanya sistem
piket atau shift yang diterapkan 1x24 jam dan dibagi menjadi 3 personel disetiap
harinya. Akibatnya kegiatan mayoritas dilakukan dengan menjaga pos dan tidak
melakukan kegiatan kegiatan lain seperti patroli maupun penjagaan tempat ibadah
khususnya gereja.

3. Kegiatan Laporan Penugasan, Laporan penugasan yang dilakukan pada operasi


lilin tidak dapat dipertanggung jawabkan dikarenakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan hanya bersifat fiktif dan hanya mengandalkan dokumentasi. Laporan juga
terkesan sama setiap harinya tanpa adanya perbedaan kegiatan hari ke hari

III. PENUTUP
Adapun rekomendasi pada pelaksanaan operasi lilin yang dilakukan oleh
Polres Bangka Tengah untuk memperbaiki kegiatan operasi lilin dikemudiaan hari
adalah sebagai berikut :
1. Dalam menentukan personel yang terlibat pada kegiatan operasi lilin dibagi pada
setiap fungsi-fungsi sehingga kompetensi yang dimiliki setiap personel dapat
memaksimalkan kegiatan-kegiatan operasi. Pada pelaksanaan nya juga tidak
diserahkan semuanya pada personel penyusun surat perintah hal ini dapat
menyebabkan kecemburuan social antara personel Polres dikarenakan terdapat
dana insentif pada kegiatan operasi lilin
2. Pelaksanaan tugas pada operasi lilin harus dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang terbagi pada penjagaaan, patrol, maupun pengamanan dan
apabila diperlukan pada kegiatan insidentil dilakukan upaya paksa maupun
pengawalanan, Sehingga operasi lilin terlaksanaan secara efektif dan mencapai
tujuan keamanan pada perayaan natal dan tahun baru
3. Pelaporan penugasan dilakukan pengawasan yang ketat secara internal pada
polres bangka tengah, Hal ini ditujukan untuk menghindari teguran dari wasrik
Polda serta menjadi pertanggung jawaban pelaksnaaan kegiatan operasi lilin.
Dalam hal ini Kabag Ops melakukan pengecekan secara teliti pada setiap laporan
yang diterima setiap harinya yang dibantu oleh Kapusdata Operasi Lilin.

Anda mungkin juga menyukai