Anda di halaman 1dari 62

Click icon to add picture

KEJAKSAAN
RI

ADMINISTRASI
BIDANG TINDAK PIDANA UMUM
1
Nama: Zet Tadung Allo
SH.MH
Pangkat: Jaksa Utama
Pratama IV/b
Jabatan: Kordinator
pada Dit. Orang dan
Harta Benda Jampidum
3

PENDAHULUAN Deskripsi Singkat


1. Modul ini akan membahas tentang tugas, wewenang,
fungsi Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum
dan Administrasi Perkara Tindak Pidana.
2. Pembahasan tentang tugas dan kewenangan
Kejaksaan di Bidang Tindak Pidana Umum serta
membahas tentang administrasi dan prosedur yang
akan digunakan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
4

PENDAHULUAN Indikator Keberhasilan


1. Memahami dan mengaplikasikan tugas dan fungsi
Kejaksaan serta tata kelola administrasi Kejaksaan
dibidang Pidana Umum dalam pelaksanaan tugas.

2. Tersedianya CPNS Kejaksaan R.I. yang memiliki


kemampuan dan ketrampilan, memiliki integritas
kepribadian dan disiplin dalam pelaksanaan tugas,
fungsi dan kewenangan Kejaksaan.
5

PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi Kejaksaan
serta tata kelola administrasi Kejaksaan di bidang Pidana Umum.
2. Mempersiapkan dan membentuk CPNS Kejaksaan R.I. yang siap
pakai dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan
Kejaksaan.
6
Deskripsi Singkat
 Modul ini akan membahas tentang tugas,
PENDAHULUAN wewenang, fungsi Jaksa Agung Muda
Bidang Tindak Pidana Umum dan
Administrasi Perkara Tindak Pidana.
 Pembahasan tentang tugas dan
kewenangan Kejaksaan di Bidang Tindak
Pidana Umum serta membahas tentang
administrasi dan prosedur yang akan
digunakan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
7 7

TUGAS DAN WEWENGAN KEJAKSAAN DIATUR DALAM


PERUNDANG UNDANGAN

1. Undang undang Nomor 15 Tahun 1961 Tengang Ketentuan Ketentuan Pokok


Kejaksaan RI.
2. Undang undang Nomor 5 Tahun 1991 Tengang Ketentuan Ketentuan Pokok
Kejaksaan RI.
3. Undang undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan RI.
4. Perpres Nomor 86 tahun 1982 tentang Org.dan Tata Laksanan Kejaksaan RI
5. Perpres Nomor 55 tahun 1991 tentang Org.dan Tata Laksanan Kejaksaan RI
6. Perpres Nomor 86 tahun 1999 tentang Org.dan Tata Laksanan Kejaksaan RI
7. Perpres Nomor 038 tahun 2010 tentang Org.dan Tata Laksanan Kejaksaan RI
8 8

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG RI TENTANG ORTALA


KEJAKSAAN

1. KEPUTUSAN JAKSA AGUNG RI NO.KEP 116/JA/06/1983


2. KEPUTUSAN JAKSA AGUNG RI NO.KEP 035/JA/03/1992
3. KEPUTUSAN JAKSA AGUNG RI NO.KEP 115/JA/10/1999
4. KEPUTUSAN JAKSA AGUNG RI NO.KEP 225/JA/06/2003
5. PERATURAN JAKSA AGUNG NOMOR 009/A/JA/01/2011
6. PERATURAN JAKSA AGUNG NOMOR 006/A/JA/06/2017
MEWUJUDKAN
PENEGAKAN HUKUM
BERKEADILAN YANG
MAMPU MEMBERIKAN
KEPASTIAN HUKUM
DAN KEMANFAATAN
BAGI MASYARAKAT,
BANGSA DAN NEGARA
(Perintah Harian Jaksa Agung RI
tgl 22 Juli 2020)
Filosofi penuntutan
Negara kesatuan republic Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan
uud negara ri tahun 1945 maka penegakan hukum dan keadilan merupakan salah satu
syarat mutlah dalam mencapai tujuan nasional (masyarakat adil dan makmur)

Kejaksaan republik Indonesia merupakan lembaga pemerintahan yang


melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan serta kewenangan lain
berdasarkan uu (Pasal 2 ayat (1) uu kejaksaan)
Dalam melaksanakan
tugas dan kewenangannya
jaksa senantiasa bertindak berdasarkan
hukum dengan mengindahkan norma-norma keagamaan,kesopanan,
kesusilaan,serta wajin menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan yang
hidup dalam masyarakat, serta senantiasa menjaga kehormatan dan
martabat profesinya

Demi keadilan dan kebenaran berdasarkan ketuhanan yang maha esa, jaksa
melakukan penuntutan dengan keyakinan berdasarkan alat bukti yang sah
pasal 8 ayat (3) UU 16/2004
Kemandirian dan kebebasan yang bertanggung jawab dari
penuntut umum tanpa mengurangi pengendalian dan
pengawasan dari pimpinan
Berdasarkan Pasal 30 ayat (1) UU Nomor 16 Tahun 2004, tentang 13 13

Kejaksaan RI, tugas dan wewenang Kejaksaan di bidang Pidana


adalah :

1. Melakukan penuntutan.
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, pidana pengawasan dan keputusan lepas bersyarat.
4. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan
undang-undang.
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
Pasal 267 Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan R.I, yang
telah dirubah dengan Peraturan Kejaksaan Nomor 6 Tahun 2019, kedudukan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum
adalah sebagai unsur pembantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksaan dalam bidang tindak pidana
umum dan bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. Pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan dalam bidang tindak pidanan
umum meliputi :
1. Pra Penuntutan
2. Pemeriksaan tambahan
3. Penuntutan
4. Upaya hukum
5. Pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
6. Eksaminasi
7. Pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana pengawasan , pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat
dan tindakan hukum lainnya.
15 15

STRUKTUR ORGANISASI

Berdasar Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : PER-006/A/JA/07/2017) terjadi perubahan struktur


organisasi pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum yaitu terdapat 4 Direktorat (pasal
270), yaitu :
1. Direktorat TP Terhadap Orang dan Harta Benda
2. Direktorat TP Terhadap Keamanan Negara, Ketertiban Umum dan Tindak Pidana Umum
Lainnya
3. Direktorat TP Narkotika dan Zat Adiktif lainnya
4. Direktorat TP Terorisme dan Lintas Negara
PEDOMAN JA NOMOR 3
TAHUN 2021 tgl 9 Feb  PERUBAHAN SUSUNAN DAN NOMENKLATUR DIREKTORAT
2021 TENTANG DAN SEKSI :
PENGELOMPOKAN JENIS 1. LATAR BELAKANG:Peratutan Kejakaan nomor:006 Tahun 2019
TINDAK PIDANA DAN ttg: perubahan atas PERJA Nomor: 006/2017 ttg Ortala
Kejaksaan RI, susuanan dan nomenklatur Jaksa Agung Muda
PEMBAGIAN Tindak Pidana Umum diubah dan dibagi berdasarkan
PENANGANAN PERKARA pengelompokan jenis tindak pidana, yaitu: (I) Dit TP OHARDA, (II)
PADA BIDANG TINDAK Dit.TP.KAMNEGTIBUN/TPUL, (III)Dit.TP NARKOTIKA dan ZAT
ADIKTIF LAINNYA, (IV) Dit.TP TERORISME dan LINTAS
PIDANA UMUM NEGARA,

2. MAKSUD DAN TUJUAN : acuan dan pedoman penyesuaian


pengelompokan jenis tindak pidana dan pembagian penanganan.
3. RUANG LINGKUP: seluruh perkara TP Umum sesuai kelompok.
1. DIT/SEKSI TP ORANG DAN HARTA BENDA :
 Tindak pidana melanggar Kepentingan hokum perorangan dan hak
kebendaan
2. DIT/SEKSI KAMNEGTIBUN DAN TPUL
PENGELOMPOKAN DAN  Tindak pinadan Keamanan neg,ketertiban umum,kesehatan,
PENAGANANAN SESUAI lingkungan hidup, perekonomian dan tpul
DENGAN KEPENTINGAN 3. DIT/SEKSI NARKOTIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA
HUKUM YANG DILINDUNGI  Tindak pidana Narkotika, precursor narkotika,psikotropika,dan zat
DAN BEBAN PENAGANAN adiktif, perlindungan konsumen dan kesehatan (obat, kosmetik, rokok
PERKARA dll)
4. DIT/SEKSI TERORISME DAN LINTAS NEGAR
 Tindak pidana terorisme, perdagangan orang, kedaulatan /pelanggaran
batas negara, perlindungan tenaga kerja/migran Indonesia, ancama
serius bagi keamanan dan kemakmuran global yang bersifat lintas
negara.
1. TPPU: ditangani oleh Dit/Seksi masing masing
2. TP YANG BELUM DIATUR: Tindak pidana yang belum diatur
dalam pedoman mengikuti petunjuk JAMPIDUM dan Kajati sampai ada
pengaturan.
PEMBAGIAN
PENANGANAN PERKARA 3. REGISTER: penanganan perkara dilakukan oleh masing masing
Dit/Sekksi
4. PERBARENGAN TP (concursus), menerapkan ketentuan Lex
specialis derogate legi generalis.
5. PERBARENGAN PERBUATAN . Dua atau lebih perbuatan pidana
yng sama sama khusus atau TP ditangani oleh dua atau lebih Dit/Seksi,
maka penanganan perkara dan register dilakukan oleh Dit/Seksi dengan
mempertimbangkan BOBOT perkara yang lebih berat.
6. PERKARA ATENSI KHUSUS PIMPINAN diputuskan Jampidum
Dit/Seksi yang menangani
19 19

TUGAS DAN WEWENANG

Dalam melaksanakan tugas dan wewenang di bidang tindak pidana umum, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak
Pidana Umum menyelenggarakan fungsi ( pasal 268 Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : PER-006/A/JA/07/2017) :
a. Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana umum ;
b. Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana umum ;
c. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang tindak pidana umum ;
d. Pelaksaanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri
;
e. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tindak pidana umum
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.
20 20
ADMINISTRASI PERKARA TINDAK PIDANA
BERDASARKAN KEPJA NO: KEP-518/A/JA/11/2011

1. Yang dimaksud dengan Administrasi Perkara Tindak Pidana adalah bagian dari Administrasi umum
Kejaksaan yang meliputi segala administrasi yang mengelola perkara tindak pidana umum dan
perkara tindak pidana khusus mengenai perkara, tahanan, barang sitaan, barang bukti, barang
rampasan, barang temuan dan hasil dinas, baik secara teknis yuridis maupun yang hanya merupakan
pencatatan proses penanganan berbentuk Surat-Surat, register dan laporan sesuai dengan bentuk
dan kode yang ditentukan.
2. Yang dimaksud dengan surat-surat adalah segala bentuk dan macam surat baik berupa surat
menyurat, Surat perintah, Surat Ketetapan dan Berita Acara yang diperlukan menurut ketentuan
KUHAP.
3. Yang dimaksud dengan register adalah buku daftar yang memuat secara lengkap dan terinci
mengenai perkara, benda sitaan, barang bukti, barang rampasan, barang temuan dan hasil dinas
21 21

4. Yang dimaksud dengan laporan adalah penyampaian informasi dan data secara berkala berupa:
Laporan bulanan
Laporan triwulan
Laporan tahunan, atau
Sewaktu-Waktu (insendentil)

Mengenai :
Perkara
Tahanan
Benda sitaan
Barang bukti/barang rampasan
Hasil dinas
22
Pada prinsipnya hal-hal yang diatur dalam
22

KEPJA-518/2001

Administrasi perkara tindak pidana yang diatur dalam KEPJA-518/2001, meliputi


seluruh proses dari tahap penyelidikan sampai dengan tahap eksekusi dan oleh
karenanya meliputi administrasi perkara tindak pidana khusus (tahap penyelidikan
sampai dengan tahap penyidikan) dan administrasi perkara tindak pidana umum
(tahap pra penuntutan sampai dengan tahap pelaksanaan putusan)
Bentuk (kode) surat-surat perkara (P.1 s/d P.53 beserta lampiran I s/d V) :
1. Kode Register Perkara (RP.1 s/d RP. 14)
2. Kode surat surat Perkara P1-P53)
3. Kode Laporan Perkara (LP.1 s/d LP.18)
4. Bentuk Formulir Tahunan (T.l s/d T.15)
5. Bentuk Register Tahanan (RT.l s/d RT.3)
6. Bentuk Laporan Tahanan (LT.1 s/d LT.2)
7. Bentuk Formulir Benda Sitaan/Barang Bukti (B.1 s/dB.22)
8. Kode Register Benda Sitaan/Barang Bukti (RB.l s/dRB.2)
9. Kode laporan Benda Sitaan/ Barang Bukti (LB.1 s/dLB.5)
10. Bentuk Formulir Denda (D.1 s/d D.4)
11. Kode Register Hasil Dinas (RHD)
12. Kode Laporan hasil Dinas (LD)
13. Bentuk dan kode Berita Acara (BA.1 s/d BA23)
Ad.1. Kode Surat-Surat Perkara:

1. P.1 : Penerimaan Laporan

2. P.2 : Surat perintah Penyelidikan

3. P.3 : Rencana Penyelidikan

4. P.4 : Permintaan Keterangan

5. P.5 : Laporan hasil Penyelidikan

6. P.6 : Laporan Terjadinya Tindak Pidana

7. P.7 : Matrik Perkara Tindak Pidana

8. P.8 : Surat perintah Penyidikan

9. P.8A : Rencana Jadwal Kegiatan Penyidikan

10. P.9 : Surat Panggilan Saksi / Tersangka

11. P.10 : Bantuan Keterangan Ahli

12. P.11 : Bantuan Pemanggilan Saksi /Ahli

13. P.12 : Laporan Perkembangan Penyidikan

14. P.13 : Usul Penghentian Penyidikan / Penuntutan

15. P.14 : Surat Perintah Penghentian Penyidikan

16. P.15 : Surat Perintah Penyerahan Berkas Perkara

17. P.16 : Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana
1. P.16A : Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana
2. P.17 : Permintaan Perkembangan Hasil penyidikan
3. P18 : Hasil Penyidikan belum lengkap
4. P.19 : Pengembalian berkas Perkara untuk dilengkapi
5. P.20 : Pemberitahuan Bahwa Waktu Penyidikan Tambahan Sudah Habis
6. P.21 : Pemberitahuan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap
7. P.21A : Pemberitahuan Susulan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap
8. P.22 : Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
9. P.23 : Surat Susulan Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
10. P.24 : Berita Acara Pendapat
11. P.25 : Surat Perintah Melengkapi Berkas Perkara
12. P.26 : Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan
13. P.27 : Surat Ketetapan Pencabutan Penghentian Penuntutan
14. P.28 : Riwayat Perkara
15. P.29 : Dakwaan
16. P.30 : catatan Penuntut Umum
1. P.31 : Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa (APB)
2. P.33 : Tanda Terima Surat Pelimpahan Perkara APB/APS
3. P.34 : Tanda Terima Barang Bukti
4. P.35 : Laporan Pelimpahan Perkara
5. P.36 : Permintaan Bantuan Pengawalan Tahanan/ Pengamanan Persidangan
6. P.37 : Surat Panggilan Saksi Ahli / Terdakwa / Terpidana
7. P.38 : Bantuan Panggilan saksi / Terdakwa / Terpidana
8. P.39 : Laporan Hasil Persidangan
9. P.40 : Perlawanan Jaksa Penuntut Umum terhadap Penetapan Ketua PN/Penetapan Hakim
10. P.41 : Rencana Tuntutan Pidana
11. P.42 : Surat Tuntutan
1. P.43 : Laporan Tuntutan Pidana
2. P.44 : Jaksa Penuntut Umum Segera Setelah Putusan
3. P.45 : laporan Putusan pengadilan
4. P.46 : Memori Banding
5. P.47 : Memori kasasi
6. P.48 : Surat perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan
7. P.49 : Surat Ketetapan Gugurnya / Hapusnya Wewenang Mengeksekusi
8. P.50 : Usul Permohonan Kasasi Demi kepentingan Hukum
9. P.51 : Pemberitahuan Pemidanaan Bersyarat
10. P.52 : Pemberitahuan Pelaksanaan Pelepasan Bersyarat
11. P.53 : Kartu Perkara Tindak Pidana
1. Lampiran I Pada Kalimat Identitas Tersangka Ditambah Calon Tersangka
2. Lampiran II tetap
3. Lampiran III tetap
4. Lampiran IV tetap
5. Lampiran V tetap
Ad. 2. Kode Register Perkara
1. RP.1 : Register Penerimaan Laporan
2. RP.2 : Register Perkara Tahap penyelidikan
3. RP.3 : Register Perkara Tahap Penyidikan
4. RP.4 : Register Permintaan Keterangan/Panggilan
5. RP.5 : Buku Perkara Jaksa Kegiatan Penyidikan
6. RP.6 : Register Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan/Dihentikannya Penyidikan
7. RP.7 : Register Penerimaan Berkas Perkara Tahap Pertama
8. RP.8 : Register Perkara Pemeriksaan Tambahan
9. RP.9 : Register Perkara Tahap Penuntutan
10. RP.10 : Register Penghentian Penuntutan Dan Penyampingan Perkara Demi
11. Kepentingan Umum
12. RP.11 : Upaya Hukum Dan Grasi
13. RP.12 : Register Pelaksanaan Putusan/Pidana Bersyarat Dan Gugurnya
14. Kewenangan Mengeksekusi serta Pelepasan Bersyarat
15. RP.13 : Register Perkara Acara Pemeriksaan Cepat Dan Eksekusi
16. RP.14 : Register/Buku Perkara Jaksa Penuntut Umum
Ad.3. Kode Laporan Perkara

1. LP.1 : Laporan Bulanan Kegiatan Penyelidikan

2. LP.2 : Laporan Bulanan Kegiatan Penyidikan

3. LP.3 : Laporan Bulanan Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan

4. LP.4 : Laporan Penerimaan Berkas Tahap Perkara Tahap Pertama

5. LP.5 : Laporan Pemeriksaan Tambahan

6. LP.6 : Laporan Kegiatan Penuntutan

7. LP.7 : Laporan Rekapitulasi Kegiatan Penuntutan (Acara Pemeriksaan Biasa/Singkat)

8. LP.8 : Laporan Rekapitulasi Kegiatan Penuntutan (Acara Pemeriksaan Cepat)

9. LP.9 : Laporan Rekapitulasi Upaya Hukum Dan Grasi

10. LP.10 : Laporan Data Pelaksanaan Putusan Pengadilan

11. LP.11 : Laporan Bulanan Penghentian Penuntutan

12. LP.12 : Laporan Bulanan Upaya Hukum Dan Grasi

13. LP.13 : Laporan Data Pemidanaan Bersyarat

14. LP.14 : Laporan Data Pelepasan Bersyarat

15. LP.15 : Rekapitulasi Laporan Perkara Penting

16. LP.16 : Laporan Data Pembebasan Bersyarat

17. LP.17 : Laporan Triwulan Penyelesaian Perkara Orang Asing

18. LP.18 : Laporan Tahunan

19. LP.19 : Laporan Triwulan Putusan-putusan Pidana Mati


Ad.5. Bentuk Formulir Tahanan

1. T.1 : Surat Perintah Penangkapan

2. T.2 : Surat Perintah Penahanan/Pengalihan Jenis Penahanan (Tingkat Penyidikan)

3. T.3 : Permintaan Perpanjangan Penahanan

4. T.4 : Surat Perpanjangan Penahanan

5. T.5 : Penolakan Permintaan Perpanjangan Penahanan

6. T.6 : Perpanjangan Penahanan Terhadap Tersangka / Terdakwa

7. T.7 : Surat Perintah Penahanan/Pengalihan Jenis Penahanan (Tingkat Penuntutan)

8. T.8 : Surat Perintah Penangguhan Penahanan/ Pengeluaran dari Tahanan/Pencabutan Penangguhan Penahanan

9. T.9 : Pemindahan Tahanan

10. T.10 : Surat Ijin Mengunjungi Tahanan

11. T.11 : Surat Perintah Pemeriksaan Kesehatan Tahanan

12. T.12 : Pemeriksaan Kesehatan Tahanan

13. T.13 : Panggilan Tahanan

14. T.14 : Bantuan Pencarian/Penangkapan

15. T.15 : Bantuan Penayangan Buronan


Ad.6. Bentuk Register Tahanan
1. Rt.l: Register Tahanan Tahap Penyidikan
2. Rt.2 : Register Surat Perpanjangan Penahanan
3. Rt.3 : Register Tahanan Tahap Penuntutan
Ad.7. Bentuk Laporan Tahanan
4. LT.1 : Laporan Bulanan Tahanan Tahap Penyidikan
5. LT.2 : Laporan Bulanan Tahanan Tahap Penuntutan
1. Ad.8. Bentuk Formulir Benda Sitaan / Barang Bukti
2. B.1 : Permintaan Ijin Penggeledahan/Penyitaan
3. B.2 : Laporan Untuk Mendapatkan Persetujuan Penggeledahan/Penyitaan
4. B.3 : Mohon Ijin Gubernur Bank Indonesia Untuk Memeriksa Keuangan
5. B.4 : Surat Perintah Penggeledahan/Penyegelan/Penyitaan/Penitipan
6. B.5 : Permintaan Ijin Khusus Untuk Membuka/Memeriksa Dan Menyita Surat
7. B.6 : Permintaan Penyerahan Surat-Surat Yang Dicurigai Dengan Alasan Kuat Mempunyai
8. Hubungan Dengan Perkara Yang Sedang Diperiksa
9. B.7 : Copy Pemberitahuan Surat Perintah Penyitaan Barang Bukti Oleh Kejaksaan
10. B.8 : Pemberitahuan Pencabutan Status Penyitaan Barang Bukti Oleh Kejaksaan
11. B.9 : Label Benda Sitaan/Barang Bukti
12. B.10 : Kartu Barang Bukti
13. B.11 : Permintaan Penelitian Benda Sitaan/Barang Bukti
14. B.12 : Pemberitahuan Dan Permintaan Persetujuan Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti Yang Lekas
15. Rusak/Membahayakan/Biaya Tinggi
1. B.13 : Permohonan Ijin Untuk Melelang Benda Sitaan/ Barang Bukti Berdasarkan Pasal 45 KUHAP
2. B.14 : Surat Perintah Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti
3. B.15 : Permintaan Bantuan Pelelangan Benda Sitaan/ Barang Bukti
4. B.16 : Laporan Pelaksanaan Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti Berdasarkan Pasal 45 KUHAP
5. B.17 : Surat Ketetapan Pengembalian Benda Sitaan/ Barang Bukti Yang Tidak Diperlukan Bagi Kepentingan Penuntutan
6. B.18 : Surat Perintah Pelimpahan Barang Rampasan
7. B.19 : Permohonan Ijin Pelelangan Barang Bukti Yang Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil /Barang Temuan
8. B.20 : Permohonan Ijin Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/Pemusnahan Barang Bukti Yang Dikembalikan Tetapi
Tidak Diambil/Barang Temuan
9. B.21 : Surat Perintah Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/Pemusnahan Barang Bukti Yang Dikembalikan Tetapi
Tidak Diambil/Barang Temuan
10. B.22 : Laporan Pelaksanaan Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/Pemusnahan Atas Barang Bukti Yang Dikembalikan
Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan
Ad.9. Kode Register Benda Sitaan/Barang Bukti
1. RB.1 : Register Benda Sitaan
2. RB.2 : Register Barang Bukti Dan Barang Temuan

Ad. 10. Kode Laporan Benda Sitaan/Barang Bukti


3. LB.1 : Laporan Bulanan Benda Sitaan Dan Barang Bukti
4. LB.2 : Laporan Penyelesaian Barang Bukti
5. LB.3 : Laporan Bulanan Barang Bukti Yang Sudah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Dari Pengadilan
6. LB.4 : Laporan Bulanan Penyelesaian Barang Rampasan Untuk Negara
7. LB.5 : Laporan Triwulan Penyelesaian Barang Temuan
Ad.11. Bentuk Formulir Denda
1. D.1 : Tagihan Denda/Uang Pengganti/Biaya Perkara
2. D.2 : Surat Pernyataan Kesanggupan Melunasi Pembayaran Denda
3. D.3 : Tanda Terima Pembayaran Denda/Denda Ganti/Uang Pengganti/Biaya Perkara
4. D.4 : Surat Perintah Penyerahan Denda/Denda Ganti/Uang Pengganti/Biaya Perkara

Ad.12. Register Hasil Dinas


5. RHD : Register Hasil Dinas

Ad.13. Kode Laporan Hasil Dinas :


6. LD : Laporan Hasil Dinas
1. Ad. 14. Bentuk Dan Kode Berita Acara
2. BA.1 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi/Tersangka
3. BA.2: Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Saksi
4. BA.3 : Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Ahli
5. BA.4 : Berita Acara Penerimaan Dan Penelitian Tersangka
6. BA.5 : Berita Acara Penerimaan Dan Penelitian Benda Sitaan / Barang Bukti
7. BA.6 : Berita Acara Penitipan Benda Sitaan / Barang Bukti
8. BA.7 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Penahanan/Penahanan Lanjutan
9. BA.8 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Pengalihan Jenis Penahanan
10. BA.9 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Penangguhan Penahanan
11. BA.10 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Mengeluarkan Dari Tahanan
12. BA.11 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Pencabutan Penangguhan Penahanan
13. BA.12 : Berita Acara Pemeriksaan Tambahan (UU No.5/91)
14. BA.13 : Berita Acara Penggeledahan/Penyitaan
15. BA.14 : Berita Acara Pendapat (Resume)
16. BA.15 : Berita Acara Pelaksanaan Penetapan Hakim
17. BA.16 : Berita Acara Pemeriksaan Tambahan (Psl. 203 (3) b Kuhap)
18. BA.17 : Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan
1. BA.18 : Berita Acara Pelaksanaan Pidana Mati
2. BA.19 : Berita Acara Pelaksanaan Putusan Perampasan/Pemanfaatan Benda Sitaan Yang BersifatTerlarang Atau
Dilarang Diedarkan
3. BA.20 : Berita Acara Pengembalian Barang Bukti
4. BA.21 : Berita Acara Penyerahan Tanggung jawab Atas Barang Rampasan/Barang Bukti YangDikembalikan Tetapi
Tidak Diambil/Barang Temuan Untuk Dilelang
5. BA.22 : Berita Acara Penyerahan Barang SitaanYang Bersifat Terlarang /Barang Rampasan/ Barang
6. Bukti Yang Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan Untuk
7. Dimanfaatkan/Dimusnahkan
8. BA.23 : Berita Acara Pemusnahan Barang Bukti
38
CMS Untuk Mendukung SPPT TI

 Untuk mendukung prioritas nasional penegakkan hukum


melalui SPPT TI Kejaksaan menggunakan CMS
 Tugas satuan kerja Kejaksaan Negeri melakukan entri data
melalui CMS secara lengkap
 Pusat DASKRIMTI akan menarik data untuk kemudian
dipertukarkan ke APH lain melalui SPPT TI
 Wilayah Implementasi 212 satuan kerja Kejaksaan Negeri
 Tahun 2020 masih perkara Pidana Umum
 Tahun 2021 akan mulai ditambah perkara Pidana Khusus
39

Saya mengapresiasi, saya menghargai pengembangan sistem


penanganan perkara tindak pidana terpadu berbasis
Sambutan teknologi informasi yang dikembangkan oleh Kejaksaan
Agung. Ini bagus. Apalagi telah disinergikan dengan Kemenko
Presiden RI Pada Polhukam, dengan Kepolisian, dengan Lapas, serta Pengadilan.
Rapat Kerja Tetapi yang penting bahwa data-data dan teknologinya harus
terus di-update, harus terus diperbaharui.
Kejaksaan RI 14
Desember 2020 Sistem Penanganan Perkara Tindak Pidana Terpadu Berbasis
Teknologi Informasi
(SPPT-TI)
40

Dokumen Kejaksaan RI yang dipertukarkan (sudah


tersedia di CMS)

Catatan Terkait Tahun 2020 :


P16, P16A, P21, P26, P29, P31, P42, P48, BA-
Impelementasi 17

SPPT TI Tahun 2021 akan ditambah :


P18, P21A, P32, T4, T6, Berita Acara
Kesepakatan Diversi, Permohonan Penetapan
Diversi, Surat Ketetapan Barang Bukti, T7, T8,
BA7, BA8, BA9, BA10, BA11, BA17, BA15,
Pidsus12
41

EVALUASI CMS

1. Entri data CMS sudah cukup banyak tetapi kualitas data masih kurang
karena tidak lengkap antara lain dalam pengisian nomor surat.
2. Agar dilengkapi penomoran surat di CMS
3. Belum konsisten semua tahapan di entri melalui CMS
4. Agar seluruh tahapan admonistrasi penanganan perkara di entri melalui CMS
Contoh Yang Tidak Lolos Validasi Saat di
Kirim ke SPPT TI

TGl P16A NO P16A KODE NAMA SATKER


10/03/20 PRINT-................/M.2.19/Eoh.2/03/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
12/03/20 PRINT-....../M.2.19/Eoh.2/03/2020 Nomor tidak
102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
16/03/20 PRINT-........./M.2.19/Eoh.2/03/2020 lengkap
102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
24/03/20 PRINT-........./M.2.19/Eoh.2/03/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
24/03/20 PRINT-........./M.2.19/Eoh.2/03/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
24/03/20 PRINT-............./M.2.19/EOH.1/03/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
01/04/20 PRINT- /M.2.19/Eoh.2/04/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
06/04/20 PRINT- /M.2.19/Eku.2/04/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
06/04/20 PRINT-......../M.2.19/Eoh.2/04/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
07/04/20 PRINT-........./M.1.29/Eoh.2/06/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
08/04/20 PRINT- /M.2.19/Eoh.2/04/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
13/04/20 PRINT-........./M.1.29/Eoh.2/04/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
14/04/20 PRINT- /M.2.19/Eku.2/04/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
15/04/20 PRINT-............./M.2.19/EOH.1/04/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
15/04/20 PRINT-....../M.2.19/Eoh.3/04/2020 102400 KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG
PENTING DIINGAT 43
BUKU MERAH KEPJA 518
CONTOH SURAT P-16
PETUNJUK PENGISIAN
CONTOH
RP-6
47
PENGISIAN REGISTER DAN REGISTER

 PATUH
 TEPAT WAKTU
 SESUAI TAHAPAN
 SESUAI DATA YG DITERIMA
 (CMS SUDAH FORMAT), IKUTI
ALURNYA
Memahami
Standard Operating Procedure
(SOP)
Apa itu Standard Operating Procedure?

bagaimana

kapan
Instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses penyelenggaraan aktivitas
organisasi
di mana; dan

oleh siapa
Mengapa SOP Harus Diterapkan?

Standarisasi dalam menyelesaikan Mengurangi tingkat kesalahan & Meningkatkan efisiensi &
pekerjaan kelalaian efektivitas

Menjamin konsistensi pelayanan,


Menciptakan ukuran standar
Meningkatkan akuntabilitas dari sisi mutu, waktu, dan
kinerja
prosedur

Instrumen yang dapat melindungi Menghindari tumpang tindih Membantu penelusuran terhadap
aparatur pelaksanaan tugas kesalahan-kesalahan prosedural
Prinsip Pelaksanaan SOP
Konsisten • dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapa pun, dan dalam kondisi yang relatif sama

• dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran organisasi, dari tingkatan yang paling rendah
Komitmen dan tertinggi

• terbuka terhadap penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif
Perbaikan berkelanjutan

• mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan
Mengikat

Seluruh unsur berperan • Jika aparatur tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan
penting proses

Terdokumentasi dengan • didokumentasikan sehingga dapat dijadikan acuan atau referensi bagi setiap pihak-pihak yang
baik memerlukan
Tata Laksana Pidum
Tata Laksana Pendukung
SDM Keu IT

Tata Laksana Inti


Lembaga
Penegak Pratut Tut
Masyarakat
Hukum
Pencari
&
Keadilan
Instansi Eksekusi UH
Lainnya

Kebijakan Koord. Was


Tata Laksana Pendukung
Sebaran SOP di Kejaksaan
Upaya
Pratut Tut Eksekusi
Hukum

Kejagung v x x x

Kejati v x x x

Kejari v v v v

Cabjari v v v v
Pelaksana SOP Pidum
SOP SOP
SOP SOP
Persuratan Pengambilan
Teknis Pengendalian
Pidum Keputusan
• Pengadministrasi
• PPP • Pengelola Tata Naskah
Penanganan Perkara
(PTN)
(PPP) • Kasi Wil
Kejagung • Kasi Wil JPU • Kasubdit
• Kasubag PK
• Kabag TU
• Kasubdit • Direktur • JAM Pidum
• Direktur
• PPP • PPP • PTN
• Kasubsi • Kasubsi • Kasubag PK
Kejati
• Kasi
JPU • Kasi • Kabag TU
• Aspidum • Aspidum • Kajati
• PPP • PPP • PTN
Kejari • Kasubsi JPU • Kasubsi • Kaur TU
• Kasi Pidum • Kasi Pidum • Kajari
• PPP • PPP • PTN
Cabjari • Kasubsi Pidum & JPU • Kasubsi Pidum & • Kaur BIN
Pidsus Pidsus • Kacabjari
Identitas SOP
No. SOP
Tgl Pembuatan
Tgl Revisi
Tgl Efektif
Disahkan oleh
Satker di mana SOP berlaku Nama SOP

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana

Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan

Peringatan Pencatatan/Pendataan
TERBARU YAITU :

UNTUK SELURUH BIDANG

PIDUM 157 SOP


57
PENTING DIKETAHUI AGAR TIDAK MEMBINGUNGKAN :

 TIDAK SEMUA FORMULIR SURAT DALAM KEPJA 518 MASUK


DALAM CMS
 CMS HANYA YANG TERKAIT DENGAN PROSES PENANGANAN
PERKARA SEJAK DITERIMANYA SPDP SAMPAI PELAKSANAAN
PUTUSAN PENGADILAN
 SECARA ADMINISTRASI PIDUM, MASIH HARUS MENGISI
BUKU REGISTER PERKARA
 HARAPAN KE DEPAN SEMUA DALAM SATU BENTUK
ADMINISTRASI PIDUM TERPADU DENGAN PERSURATAN
INTERNAL KEJAKSAAN
 SOP PERKARA PIDUM MASIH BELUM DILAKSANAKAN
ISI SOP
ISI SOP
ISI SOP
ISI SOP
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai