PERTEMUAN 21
Badan Peradilan
A. TUJUAN BELAJAR
B. URAIAN MATERI
1
Sabian Utsman, Menuju Penegakan Hukum Responsive, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2008, hal 71
lain agar setiap orang patuh terhadap hukum itu sendiri 2. Lembaga-lembaga yang
dimaksud dalam Negara Indonesia adalah Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya, yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer,
dan peradilan tata usaha negara. Selain itu, terdapat juga lembaga Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial. Penjelasan dari lembaga-lembaga tersebut sebagai
berikut.
(2) Memberikan pertimbangan dalam bidang hukum, baik diminta maupun tidak
pada lembaga tinggi negara.
(3) Memberikan nasihat hukum kepada presiden sebagai kepala negara untuk
pemberian dan penolakan grasi.
2
Zairin Harahap, Hukum Acara Peradulan Tata Usaha Negara, Rajawali, Jakarta, 1997, hal
147
b. Peradilan Umum
Peradilan umum merupakan salah satu lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Lembaga yang termasuk dalam
peradilan umum adalah Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
c. Peradilan Agama
Keberadaan peradilan agama diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama. Lembaga peradilan yang berada dalam lingkup peradilan agama adalah
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.
d. Peradilan Militer
Peradilan Militer diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997. Peradilan
Militer adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan
angkatan bersenjata, yang meliputi Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi,
Pengadilan Militer Utama, dan Pengadilan Militer Tempur. Peradilan Militer ini
tidak dimaksudkan untuk memproses suatu peradilan yang mana suatu kasus
yang sedang di alami oleh warga Negara biasa atau sipil, karena sifatnya khusus
maka peradilan militer ini masuk kedalam kategori peradilan khusus yang hanya
menangani person nya adalah seseorang yang memiliki status sebagagai Militer di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun wewenang Pengadilan Militer
sebagai berikut:
(1) Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu
melakukan tindak pidana adalah seorang prajurit, yang berdasarkan undang-
undang dipersamakan dengan prajurit, anggota suatu golongan atau jawatan
3
Soegijatno Tjakra Negara, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara , Sinar Grafika,
Jakarta, 1994, hal 4
f. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan sebuah lembaga kehakiman di negara
Indonesia. Mahkamah Konstitusi adalah salah satu lembaga negara yang
melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Lembaga ini memiliki beberapa
kekuasaan dalam hal-hal yang bersifat apabila ada sengketa memberikan solusi
yang final dan tidak dapat diganggu gugat atau upaya banding dan kasasi.
Mahkamah Konstitusi berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia.
Mahkamah Konstitusi dibentuk setelah terjadi perubahan atau amendemen UUD
1945 yang keempat. Pembentukannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri
atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota,
dan tujuh orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan keputusan
presiden. Dengan demikian, seluruh hakim konstitusi berjumlah sembilan orang
hakim. Didalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24 ayat (2) UUD 1945
menyatakan, Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan
ketentuan tersebut, Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman selain Mahkamah Agung. Kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi
adalah suatu lembaga peradilan, sebagai cabang kekuasaan yudikatif, yang
mengadili perkara-perkara tertentu yang menjadi kewenangannya berdasarkan
ketentuan UUD 1945.
Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang ditegaskan kembali dalam
Pasal 10 ayat (1) huruf a sampai dengan d UU 24/2003, kewenangan Mahkamah
Konstitusi adalah menguji undang-undang terhadap UUD 1945; memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
1945; memutus pembubaran partai politik; dan memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum. Selain itu, berdasarkan Pasal 7 ayat (1) sampai dengan (5) dan
Pasal 24C ayat (2) UUD 1945 yang ditegaskan lagi oleh Pasal 10 ayat (2) UU
24/2003, kewajiban Mahkamah Konstitusi adalah memberikan keputusan atas
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum, atau perbuatan tercela, atau tidak memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
Suatu lembaga peradilan baik itu dala badan peradilan umum dan atau
badan peradilan khusus maka adapun hakim yang akan menjadi tuan rumah atau
yang memberikan sebuah proses peradilan itu berjalan. Hakim konstitusi harus
memenuhi syarat, yaitu memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil,
g. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2004. Menurut undang-undang ini, Komisi Yudisial merupakan lembaga negara
yang bersifat mandiri. Dalam pelaksanaan wewenangnya, Komisi Yudisial bebas
dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lain. Komisi Yudisial terdiri atas
pimpinan dan anggota yang berjumlah tujuh orang. Mereka berasal dari mantan
hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota masyarakat. Adapun dasar-
dasar Hukumnya adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 24A ayat (3):Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada
Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya
ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden. Pasal 24B Komisi Yudisial bersifat
mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat,serta perilaku hakim, Anggota Komisi Yudisial harus
mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki
integritas dan kepribadian yang tidak tercela, Anggota Komisi Yudisial diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat,
Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang-
undang.
Kesimpulan
Hukum lahir dan diciptakan untuk mencari dan mewujudkan kehidupan masyarakat
yang damai, tenteram, adil, dan berprikemanusiaan. Agar hukum dapat berjalam efektif
maka perlu diadakan penegakan hukum. Menurut Laurence M Friedman akan terciptanya
sebuah keadilan Hukum apabila memenuhi tiga unsur utama yang ialah Substansi atau
Hukum norma norma yang berlaku lalu, struktur atau aparat yang menjadikan nya sebagai
penggerak dan juga pelaksana norma tersebut , lalu yang terakhir adalah living law atau
adat law dimana kebudayaan menjadikan sebuah unsur utama penting dalam proses
penegakan hukum. Karena akan percuma apabila hukum sudah bagus lalu aparat sudah
bagus namun mayoritas kebudayaan dan kebiasaan masyarakat masih saja melanggar
hukum dan cenderung sering dilakukan. Oleh karenanya suatu Negara wajib memfasilitasi
dan mengakomodir suatu badan peradilan yang bebas intervensi dan independen. Karena
peradilan adalah harapan terakhir dalam sebuah proses penegakan keadilan bagi mereka
mereka yang merasa di dzalimi atau dirugikan baik secara matril dan juga non matril.
Penegakan hukum yang dimaksud juga adalah termasuk pemberian hukuman atau sanksi
pidana ataupun perdata) bagi pelanggar hukum. Untuk itu, dibutuhkan lembaga penegak
hukum dan pejabat hukum. Lembaga peradilan adalah alat perlengkapan negara yang
Soal :
D. DAFTAR PUSTAKA
Zairin Harahap, Hukum Acara Peradulan Tata Usaha Negara, Rajawali, Jakarta, 1997.
Soegijatno Tjakra Negara, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara , Sinar Grafika,
Jakarta, 1994.
Peraturan Perundang-Undangan :