I. Pengadilan Umum
1. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, dengan daerah hukum
meliputi wilayah kabupaten / kota bertugas utk memeriksa dan memutuskan perkara tinggkat
pertama dari segala perkara sipil untuk semua golongan penduduk (warga negara dan orang
asing). setiap perkara dalam pengadilan negeri diadili oleh sekurang-kurangnya tiga orong hakim
yang dibantu oleh seorang panitera.
pengadilan negeri memiliki kewenangan nisbi, kewenangan nisbi adalah kewenangan untuk
memeriksa gugatan atas tuntutan berdasarkan tempat tinggi tergugat.
2. Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi, dengan daerah hukum meliputi
wilayah provinsi.
Fungsi n Wewenang Pengadilan Tinggi adalah sebagai berikut :
a.Memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir mengenai sengketa wewenang dan mengadili
antarpengadilan negeri dalam daerah hukumnya (provinsi)
b. Memeriksa ulang semua perkara perdata dan pidana sepanjang dimungkinkan untuk
dimintakan banding
c. Memimpin pengadilan-pengadilan negeri dalam daerah hukum
d. Melakukan pengawasan terhadap jalannyapengadilan dalam daerah hukumnya dan menjaga
agar peradilan tersebut diselenggarakan dengan saksama dan sewajarnya
e. Mengawasi perbuatan hakim pengadilan negeri dengan daerah hukumnya secara teliti.
3. Pengadilan Khusus
Dalam Undang-Undang no.48 tahun 2009 pada pasal 1 angka 8,Pngadilan khusus adalah
Pengadilan yang punya kewenangan untuk memeriksa,mengadili dan memutus perkara
tertentu ,yang hanya dapat di bentuk dalam salah satu lingkungan badan peradilan dibawah
Mahkamah Agung yang di atur dalam Undang-Undang. Ada 6 pengadilan Khusus yang berada
pada lingkup pengadilan umum sebagai berikut:
1. Pengadilan Anak
2. Pengadilan Niaga
3. Pengadilan Hak Asasi Manusia
4. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, berkedudukan di ibukota provinsi
5. Pengadilan Hubungan Industrial
6. Pengadilan Perikanan
4. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung (MA) merupakan badan kehakiman tertinggi di berbagai
negara (termasuk Indonesia) dan merupakan pengadilan terakhir di mana putusannya tidak dapat
diajukan banding. MA berkedudukan di ibu kota Republik Indonesia (Jakarta).
Fungsi dan tugasnya adalah sbb:
1. Memutuskan pada pemeriksaan pertama dan tingkat tertinggi mengenai perselisihan-
perselisihan yurisdiksi antarpengadilan negeri, pengadilan tinggi yang sama, pengadilan tinggi
dan pengadilan negeri, pengadilan sipil dan pengadilan militer.
2. Memberi atau membatalkan kasasi atau keputusan hakim yang lebih rendah. Kasasi dapat
diajukan apabila peraturan hukum tidak dilaksanakan atau terdapat kesalahan pada
pelaksanaannya dan peradilan tidak dilaksanakan menurut undang-undang
3. Memberi keputusan dalam tingkat banding atas keputusan-keputusan wasit atau pengadilan
arbiter (pengadilan swasta yang terdapat dalam dunia perdagangan dan diakui oleh pemerintah)
4. Mengadakan pengawasan tertinggi atas jalannya peradilan dan memberi
keterangan,pertimbangan, dan nasihat tentang soal-soal yang berhubungan dengan hukum,
apabila hal itu diminta oleh pemerintah.
1.Pembunuhan
Pembunuhan merupakan salah satu tindak pidana yang merugikan
seseorang, karena menghilangkan nyawa seseorang dengan sengaja atau terencana. Kasus
pembunuhan merupakan salah satu contoh kasus yang diselesaikan oleh peradilan umum. Seperti
contoh kasus berikut ini.:
Hari ini persidangan terhadap John Kei kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
John Kei adalah terdakwa kasus pembunuhan. Dia diduga menjadi otak pembunuhan mantan bos
PT Sanex Steel Tan Hari Tantono alias Ayung.
Pada Selasa (25/9/2012) lalu sidang harus ditunda karena ketidakhadiran tiga saksi lainnya dari
pihak jaksa penuntut umum (JPU). Pada persidangan sebelumnya, saksi Sait Tetlageni
memberikan keterangan terkait hubungan John Kei dengan korban Ayung yang menurutnya
memburuk sejak Oktober 2011. Namun, hal tersebut dibantah oleh kuasa hukum John Kei,
Taufik Chandra. Taufik mengatakan, sebagian besar keterangan saksi Sait Tetlageni bohong.
"Semenjak Oktober 2011 menurut saksi hubungan John Kei dan Ayung memburuk, tapi
kemudian diakui lagi olehnya pada Desember 2011 Ayung masih mengirimkan besi untuk
membantu pembangunan rumah John Kei," ujarnya.
Sementara itu, kondisi di depan dan di sekitar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dijaga ketat polisi
demi mengantisipasi keributan yang sempat terjadi pada persidangan minggu lalu.
"Pengamanan sidang akan berjalan seperti sidang minggu lalu, kami siagakan 400 personel
gabungan dari Polda Metro Jaya, Polrestro Jakarta Pusat, dan Polsektro Gambir," ujar
Kapolsektro Gambir Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan.
Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, John Kei didakwa sebagai otak pembunuhan
mantan bos PT Sanex Steel Tan Hari Tantono alias Ayung pada 26 Januari 2012. Pada
persidangan sebelumnya, JPU mendakwa John Kei dengan dakwaan primer Pasal 340 KUHP
juncto Pasal 55 (Ayat 1) poin 1, Pasal 56 (Ayat 2) KUHP dengan ancaman hukuman mati, serta
pasal subsider, yaitu Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman pidana seberat-beratnya 15
tahun penjara.”
Tugas:
Sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan ialah
menerima, memeriksa dan memutuskan setiap perkara yang diajukan kepadanya, termasuk
didalamnya menyelesaikan perkara voluntair.
Peradilan Agama juga adalah salah satu diantara 3 Peradilan Khusus di Indonesia. Dikatakan
Peradilan Khusus karena Peradilan Agama mengadili perkara-perkara perdata tertentu dan
mengenai golongan rakyat tertentu. Dalam struktur 0rganisasi Peradilan Agama, ada Pengadilan
Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang secara langsung bersentuhan dengan penyelesaian
perkara di tingkat pertama dan banding sebagai manifestasi dari fungsi kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan
Pengadilan Tinggi Agama.
Tugas-tugas lain Pengadilan Agama ialah :
1. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam kepada instansi
Pemerintah didaerah hukumnya apabila diminta.
2. Melaksanakan hisab dan rukyatul hilal.
3. Melaksanakan tugas-tugas lain pelayanan seperti pelayanan riset/penelitian, pengawasan
terhadap penasehat hukum dan sebagainya.
4. Menyelesaikan permohonan pembagian harta peninggalan diluar sengketa antara orang-orang
yang beraga Islam.
Dengan demikian, Pengadilan Agama bertugas dan berwenang untuk menyelesaikan semua
masalah dan sengketa yang termasuk di bidang perkawinan, kewarisan, perwakafan, hibah,
infaq, shadaqah, dan ekonomi syariah.
Fungsi:
1. Melakukan pembinaan terhadap pejabat strykturan dan fungsional dan pegawai lainnya baik
menyangkut administrasi, teknis, yustisial maupun administrasi umum
2. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim dan pegawai lainnya
(pasal 53 ayat 1 dan 2, UU No.3 Tahun 2006)
3. Menyelenggarakan sebagian kekuasaan negara dibidang kehakiman
3. ODITURAR JENDRAL
a. MEMBINA, MENGENDALIKAN DAN MENGAWASI PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG
ODITURAT.
b. MENYELENGGARAKAN PENGKAJIAN MASALAH KEJAHATAN
c. DALAM PELAKSANAAN PENYELESAIAN DAN PENUNTUTAN PERKARA TERTENTU
BERKOORDINASI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG, POLISI MILITER DAN PENEGAK HUKUM
LAIN.
d. SELAKU PIMPINAN DAN TANGGUNG JAWAB TERTINGGI ODITURAT, MENGENDALIKAN
PELAKSANAAN PENUNTUTAN DILINGKUNGAN TNI.
e. MENGENDALIKAN DAN MENGAWASI PENGGUNAAN WEWENANG PENYIDIKAN,
PENYERAHAN PERKARA DAN PENUNTUTAN.
f. MENYAMPAIKAN PERTIMBANGAN KEPADA PRESIDEN MENGENAI PERMOHONAN GRASI
DALAM HAL PIDANA MATI, PERMOHONAN AMNESTI, ABOLISI DAN REHABILITASI.
g. MELAKSANAKAN TUGAS KHUSUS DARI PANGLIMA TNI.
TNI merupakan alat pertahanan negara yang bertugas melaksanakan kedaulatan negara.
Namun, apa jadinya bila alat pertahanan negara tersebut melakukan tindakan yang menyalahi
Hak Asasi Manusia. Tentu saja hal ini termasuk tindak pidana. Kasus ini dapat diselesaikan oleh
peradilan militer. Contoh kasusnya adalah sebagai berikut.
Pada tanggal 29 Mei 2007, PT Rajawali Nusantara (PTRN), sebuah perusahaan rekanan
TNI AL – Korps Marinir Surabaya, menggarap sebuah tanah di Desa Alas Tlogo, Lekok,
Pasuruan, Jawa Timur, yang mana tanah tersebut merupakan tanah sengketa antara warga desa
dengan PTRN. Para warga meminta mereka untuk menghentikan penggarapan karena di atas
tanah tersebut masih ada tanaman warga. Setelah mereka melakukan negosiasi, proses
penggarapan dihentikan.
Pada tanggal 30 Mei 2007, PTRN kembali melakukan penggarapan, dikawal oleh para
prajurit TNI AL. Sekitar pukul 09.00 waktu setempat, para prajurit tersebut berkumpul di
hadapan para warga, dimana mereka diminta untuk tidak melanjutkan proses penggarapan.
Namun, para prajurit tersebut mengatakan bahwa mereka mendapatkan instruksi dari atasan
mereka untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk menghadapi warga yang
ingin menghentikan proses penggarapan. Prajurit mengingatkan warga jika mereka tetap
memaksa mendekati tanah tersebut, mereka akan ditembak.
Menurut pengakuan Munaji, salah satu saksi mata, para warga memang mencoba untuk
menghentikan proses penggarapan mengingat tanah itu adalah tanah sengketa. Tidak lama
kemudian, dia mendengar salah seorang prajurit berkata “…pria yang berbaju biru itu, akan kita
tembak beberapa saat lagi…” sambil mengarahkan senjatanya ke arah pria tersebut. Sesaat
setelah itu, tiba-tiba, para prajurit mulai mengarahkan tembakannya kepada para warga desa.
Beberapa peluru ditemukan di beberapa titik seperti dinding, mushola, dan sebagainya. Para
warga desa panik mendengar suara tembakan. Beberapa di antaranya berjatuhan, sementara
sisanya berhasil melarikan diri.
Beberapa prajurit mencoba mengejar dan menangkap warga desa. Para prajurit tersebut
diduga, menendang warga yang berhasil mereka tangkap. Beberapa warga desa ditendang pada
bagian kepala, dan diduga dipukul oleh prajurit menggunakan senapan dan juga ditembak pada
kaki mereka.
Beberapa tembakan diduga sengaja diarahkan kepada target tertentu. Sebagai contoh,
Bpk. Sutam bin Suruyam, dia ditembak mati di kepalanya dari jarak 5-10 meter. Kemudian,
prajurit tetap menembaki para warga desa yang mencoba melarikan diri. Bahkan, Rohman bin
Saumar (17) ditemukan tewas dalam posisi sedang duduk di bawah pohon.
Tanpa memperhatikan keadaan yang berlangsung, prajurit tetap terus menembaki para
warga. Salah satu dari para korban, Ibu Dewi Khodijah binti Juma’atun, yang sedang hamil 4
bulan, ditembak di kepalanya. Posisinya sedang berada di dapur sedang memasak makanan.
Juga, Ibu Mistin binti Samat, yang sedang menggendong anaknya, Choirul Agung (4), ditembak
di bagian punggung dan menembus dadanya dan mengenai anaknya. Dia tewas seketika,
sementara anaknya, walaupun berhasil dilarikan ke Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang,
nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Insiden Pasuruan ini mengakibatkan sedikitnya 5 orang warga desa tewas dan sedikitnya
6 orang lainnya luka berat. Mereka yang meninggal adalah: Dewi Khotidja binti Juma'atun (21),
Mistin (21), Choirul Agung (4), Rohman bin Saumar (17), dan Sutam Saruyan (45). Sementara
yang mengalami luka serius adalah: Erwanto (17), Misdi (40), Satiran (45), Nasum (27),
Rohman (29), dan Tosan (25). Dan berdasarkan informasi dari rekan kami, ada satu orang yang
hilang, Bpk. Bayan, yang hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
TNI AL menyatakan bahwa mereka tidak menembaki warga desa tetapi hanya mengarahkan
tembakannya ke udara dan tanah sebagai tembakan peringatan, karena ketika kejadian
berlangsung para warga menyerang para personil mereka. Lebih jauh lagi, mereka mengklaim
bahwa warga desa yang tewas dikarenakan terkena tembakan pantulan yang diarahkan ke tanah.
Bagaimanapun juga, para saksi mata membantah pernyataan yang diungkapkan oleh TNI AL
tersebut
V. Kesimpulan
http://madib16.blogspot.co.id/2015/04/pengadilan-di-negara-indonesia.html