Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KELOMPOK

PKN

DANY YUSDA UTAMA

ERIC PRATAMA PUTRA

KHO, MELLY NAGATA

NUR AINI SANDRA DEWI


SISTEM PERADILAN INDONESIA
 Susunan Sistem Peradilan Indonesia
A.    Mahkamah Agung
Mahkamah Agung (MA) adalah lembaga tinggi yang memegang kekuasaan
kehakiman di dalam negara Republik Indonesia.Dalam trias politika, MA mewakili
kekuasan yudikatif.Sesuai dengan UUD 1945 (Perubahan Ketiga), kekuasaan
kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi.Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara. 

 Tugas dan Wewenang


Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan Wewenang MA adalah:
a.       Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh Undang-Undang
b. Mengajukan tiga orang anggota Hakim Konstitusi
c. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan
rehabilitasi
Fungsi Peradilan Mahkamah Agung

1) Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi


yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi
dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh
wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.

2)
Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang
memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
-          permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung
No. 14 Tahun 1985)
-          semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
-          semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh
kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan
Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
3)
Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang
tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan
dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah
Agung Nomor 14 Tahun 1985).
 

Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan :


-          terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan
Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa,
mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan
meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan
serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa
mengurangi kebebasan Hakim (Pasal 32 Undang-undang Mahkamah Agung
Nomor 14 Tahun 1985).
-          Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut
peradilan (Pasal 36 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985)
c. Fungsi mengatur
1)
Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam
Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi
kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan
peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang No.14
Tahun 1985).
2)
Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu
untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.
d. Fungsi nasehat
1)
Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-pertimbangan
dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37 Undang-undang
Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada
Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal
35 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Selanjutnya Perubahan
Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah
Agung diberikan kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden
selaku Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam
memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada
peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.
2)
Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk
kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung).
e. Fungsi Administratif
1)
Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer
dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1)
Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan
finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan,
walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah
dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.
2)
Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan
organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35
Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).

f. Fungsi-Fungsi Lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal
2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat
diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
 
MAHKAMAH KONSTITUSI
Mahkamah Konstitusi adalah salah satu kekuasaan kehakiman di Indonesia.
Sesuai dengan UUD 1945 (Perubahan Ketiga), kekuasaan kehakiman di
Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

 Kewajiban dan Wewenang

Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan Wewenang Mahkamah Konstitusi


adalah:
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum
2. Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
PERADILAN UMUM

1.Pengadilan Tinggi
 Pengadilan Tinggi merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan
Umum yang berkedudukan di ibu kota Provinsi sebagai Pengadilan Tingkat
Banding terhadap perkara-perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri.
Pengadilan Tinggi selaku salah satu kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan
umum mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilam Umum, dalam pasal 51 menyatakan :
(1)  a. Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan
perkara perdata di Tingkat Banding.
(2)  b. Pengadilan Tinggi juga bertugas dan berwenang mengadili di Tingkat
Pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di
daerah hukumnya.
           
              Disamping tugas dan kewenangan sebagaimana tersebut diatas pengadilan juga
dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat tentang hukum kepada
Instansi Pemerintah di daerahnya apabila diminta (pasal 52 ayat 1 UU No. 8 Tahun 2004).
Dan selain tugas dan kewenangan diatas pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan
lain oleh atau berdasarkan undang-undang (pasal 52 ayat 2 UU No. 8 Tahun 2004).
Susunan Pengadilan Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang dengan daerah hukum
meliputi wilayah Provinsi. Pengadilan Tinggi terdiri atas Pimpinan (seorang Ketua PT dan
seorang Wakil Ketua PT), Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris.
 Pengadilan Negeri

           Pengadilan Negeri (biasa disingkat: PN) merupakan sebuah lembaga peradilan di
lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan
pada umumnya.
Daerah hukum Pengadilan Negeri meliputi wilayah Kota atau Kabupaten.
Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan (Ketua PN dan Wakil Ketua PN), Hakim
Anggota, Panitera, Sekreta

 Pengadilan Khusus

Pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan umum yaitu:


1.      Pengadilan anak ( UU no.3 tahun 1997)
2.      Pengadilan niaga ( UU no. 37 tahun 2004)
3.      Pengadilan HAM ( UU no. 26 tahun 2000)
4. Pengadilan tindak pidana korupsi ( UU no. 30 tahun 2002)
5.      Pengadilan hubungan industrial ( UU no. 2 tahun 2004)
6.      Pengadilan pajak ( UU no.14 tahun 2002)
 
PERADILAN AGAMA

1. Pengadilan Tinggi Agama


           Pengadilan Tinggi Agama merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan
Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota Provinsi. Sebagai Pengadilan Tingkat
Banding, Pengadilan Tinggi Agama memiliki tugas dan wewenang untuk mengadili
perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat banding.
           Selain itu, Pengadilan Tinggi Agama juga bertugas dan berwenang untuk
mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar
Pengadilan Agama di daerah hukumnya. Pengadilan Tinggi Agama dibentuk melalui
Undang-Undang dengan daerah hukum meliputi wilayah Provinsi. Susunan Pengadilan
Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan (Ketua dan Wakil Ketua), Hakim Anggota, Panitera,
dan Sekretaris 
Jadi tugas dan wewenang pengadilan tinggi agama adalah :
a.       Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat
banding.
b. Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar
Pengadilan Agama di daerah hukum.
2. Pengadilan Agama
           Pengadilan Agama merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan
Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai
Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Agama memiliki tugas dan wewenang
untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara antara orang-
orang yang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan
b. warisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum Islam
c. wakaf dan shadaqah
d. ekonomi syari'ah
            Pengadilan Agama dibentuk melalui Undang-Undang dengan daerah
hukum meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Susunan Pengadilan Agama
terdiri dari Pimpinan (Ketua PA dan Wakil Ketua PA), Hakim Anggota, Panitera,
Sekretaris, dan Juru Sita. 
PERADILAN MILITER

1. Pengadilan Militer Tinggi


           Pengadilan Militer Tinggi merupakan badan pelaksana kekuasaan
peradilan di bawah Mahkamah Agung di lingkungan militer yang
bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat pertama
perkara pidana yang terdakwanya adalah prajurit yang berpangkat
Mayor ke atas. Selain itu, Pengadilan Militer Tinggi juga memeriksa dan
memutus pada tingkat banding perkara pidana yang telah diputus oleh
Pengadilan Militer dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding.
Pengadilan Militer Tinggi juga dapat memutuskan pada tingkat
pertama dan terakhir sengketa
2. Pengadilan Militer
         Pengadilan Militer merupakan badan pelaksana kekuasaan peradilan
di bawah Mahkamah Agung di lingkungan militer yang bertugas untuk
memeriksa dan memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang
terdakwanya adalah prajurit yang berpangkat Kapten ke bawah .
         Nama, tempat kedudukan, dan daerah hukum Pengadilan Militer
ditetapkan melalui Keputusan Panglima. Apabila perlu, Pengadilan Militer
dapat bersidang di luar tempat kedudukannya bahkan di luar daerah
hukumnya atas izin Kepala Pengadilan Militer Utama
PERADILAN TATA USAHA NEGARA

           Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara merupakan sebuah lembaga peradilan di
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota Provinsi. Sebagai
Pengadilan Tingkat Banding, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara memiliki tugas dan
wewenang untuk memeriksa dan memutus sengketa Tata Usaha Negara di tingkat
banding.
           Selain itu, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara juga bertugas dan berwenang
untuk memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan
mengadili antara Pengadilan Tata Usaha Negara di dalam daerah hukumnya. Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara dibentuk melalui Undang-Undang dengan daerah hukum
meliputi wilayah Provinsi. Susunan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara terdiri dari
Pimpinan (Ketua PTTUN dan Wakil Ketua PTTUN), Hakim Anggota, Panitera, dan
Sekretaris
2. Pengadilan Tata Usaha Negara
           Pengadilan Tata Usaha Negara (biasa disingkat: PTUN) merupakan
sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang
berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai Pengadilan Tingkat
Pertama, Pengadilan Tata Usaha Negara berfungsi untuk memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara.
           Pengadilan Tata Usaha Negara dibentuk melalui Keputusan Presiden
dengan daerah hukum meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Susunan
Pengadilan Tata Usaha Negara terdiri dari Pimpinan (Ketua PTUN dan Wakil
Ketua PTUN), Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris
PERANAN LEMBAGA PERADILAN

Keadilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan keadilan kita
dapat memiliki kesamaan hak di mata hukum.Di Indonesia banyak sekali lembaga peradilan baik
itu pengadilan umum maupun pengadilan khusus Lembaga penegakan hukum di Indonesia
disebut pengadilan atau badan peradilan. Alat perlengkapan negara yang diberi tugas
mempertahankan tetap tegaknya hukum nasional disebut pengadilan atau lembaga peradilan..

a) Lingkungan Peradilan Umum


Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan
oleh pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung.
Pengadilan negeri berperan dalam proses pemeriksaan, memutuskan,
dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama.
 Perkara perdata adalah perkara mengenai perselisihan hubungan
antara perseorangan (subjek hukum) yang satu dengan perseorangan
(subjek hukum) yang lain mengenai hak dan kewajiban/perintah dan
larangan dalam lapangan keperdataan. Perkara pidana adalah erkara
mengenai perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan
mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi
barang siapa melanggar larangan tersebut.
Pengadilan tinggi berperan dalam menyelesaikan perkara pidana dan
perdata pada tingkat kedua atau banding. Di samping itu, pengadilan
tinggi juga berwenang mengadili ditingkat pertama dan terakhir apabila
ada sengketa kewenangan mengadili antara pengadilan negeri dalam
daerah hukumnya.

Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan


terakhir yang putusannya bersifat final untuk menyelesaikan sengketa
hasil pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah langsung. 

Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan tertinggi dalam lapangan


peradilan di Indonesia. Mahkamah Agung berperan dalam proses
pembinaan lembaga peradilan yang berada di bawahnya.
Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam
pembinaan, organisasi, administrasi, dan keuangan pengadilan
b) Lingkungan Peradilan Agama
Peradilan Agama adalah Peradilan Agama Islam. Peradilan agama berperan dalam
memeriksa dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai
bidang hukum perdata tertentu yang harus diputuskan berdasarkan Syariat Islam,
misalnya sengketa yang berkaitan dengan thalaq (perceraian), waris, pernikahan, dan
sebagainya

c) Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara


Peradilan Tata Usaha Negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata
usaha negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan
atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat
dari dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Contoh
kasus yang ditangani oleh Pengadilan Tata Usaha Negara adalah Surat Keputusan
(SK) Pemerintah Kota Bandung dengan pengelola Hotel Planet mengenai izin
pendirian bangunan.
 
d) Lingkungan Peradilan Militer
Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam lapangan
hukum pidana, khususnya bagi:
Anggota TNI,
Seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI,
Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut undang-
undang,
Seseorang yang tidak termasuk ke dalam huruf 1, 2, dan 3 tetapi menurut keputusan
Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri
Hukum dan Perundangundangan harus diadili oleh pengadilan militer.
MAHKAMAH KONSTITUSI

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mempunyai empat kewenangan dan satu


kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.Kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut.
Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Memutus pembubaran partai politik. 
Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

Kewajiban :
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden diduga memenuhi tindakan berikut. 
Melakukan pelanggaran hukum berupa: a. pengkhianatan terhadap negara, b. korupsi,
c. penyuapan, dan d. tindak pidana berat lainnya. 
Melakukan perbuatan tercela. 
Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Macam-macam Lembaga Peradilan

Lembaga peradilan yang ada di negara ini diklasifikasi sesuai dengan perkara
yang sedang disidangkan.Berikut badan peradilan nasional sesuai
klasifikasinya.Peradilan Sipil terdiri atas Peradilan Umum dan Peradilan Khusus.
1) Peradilan Umum, yang meliputi:
Pengadilan Negeri berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota propinsi.
Mahkamah Agung berkedudukan di ibu kota negara.

2) Peradilan Khusus, yang meliputi:


Pengadilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di ibu kota provinsi.
Peradilan Syariah Islam, khusus di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota propinsi.
Peradilan Militer.
Mahkamah Konstitusi
Fungsi Lembaga Peradilan

1.Melindungi masyarakat melalui upaya penanganan dan pencegahan kejahatan,


2.merehabilitasi pelaku kejahtan, dan melakukan upaya inkapasiti terhadap orang yang
3.merupakan ancaman terhadap masyarakat.
4.Menegakkan dan memajukkan the rule of law dan penghormatan pada hukum dengan
menjamin adanya due process of law dan perlakuan yang wajar bagi tersangka, terdakwa,
dan terpidana, melakukan penuntutan dan membebaskan prang yang tidak bersalah yang
dituduh melakukan kejahatan.
5.Menjaga hukum dan ketertiban.
6.Menghukum pelaku kejahatan sesuai falsalfah pemidanaan yang dianut.
7.Membantu dan memberi nasihat pada korban kejahatan.
Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila
mengandung unsur-unsur
sebagai berikut.

1.Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.


2.Jaminan kepastian hukum.
3.Berkaitan dengan hak-hak warga negara.
4.Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.
 

Anda mungkin juga menyukai