Anda di halaman 1dari 13

OUR TEAM

Anisah Nur Zhafira Alya Rezky Faisal Miranda


(H051221021) (F061221004) (F061221003)

Mila Syadillah Ridwan Fajry Fauz Diana Mustika


(E011221078) (F061221002) (I011221169)
TABLE OF CONTENTS

Pengertian Kewenangan
Mahkamah Mahkamah
Konstitusi Konstitusi

Pengertian Kewenangan
Mahkamah Mahkamah
Agung Agung
Pengertian Mahkamah Konstitusi
Dalam UU No 24 Tahun 2003 Pasal 1, Mahkamah Konstitusi
adalah lembaga negara yang terdapat di dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia dan menjadi salah lembaga peradilan
tertinggi terhadap kehakiman dan berfungsi untuk menjalankan
sistem peradilan dan hukum Indonesia supaya dapat berjalan
dengan adil.

Hal ini berarti Mahkamah Konstitusi terikat pada prinsip umum


penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yang merdeka,
bebas dari pengaruh kekuasaan lembaga lainnya dalam
menegakkan hukum dan keadilan.
Kewenangan Mahkamah Konstitusi
Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. MK
berwenang untuk:
1. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. memutus pembubaran partai politik;
4. memutus perselisihan hasil pemilihan umum; dan
5. memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil diduga melakukan pelanggaran
(impeachment).
Pengertian Mahkamah Agung

Dalam UU No. 14 Tahun 1985 Pasal 1, Mahkamah Agung


adalah pengadilan negara tertinggi dari semua lingkungan.
Peradilan baik itu terhadap badan peradilan dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, dan lingkungan peradilan tata
usaha negara yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas
dari pengaruh pemerintah.
Kewenangan MA
Berdasarkan Pasal 24 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. MA berwenang untuk:
1. Memeriksa dan memutus permohonan kasasi (Pasal 20 ayat 1 UU Nomor
48 Tahun 2009).
2. Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili (Pasal
28 ayat 1 UU Nomor 14 Tahun 1985).
3. Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan tetap (Pasal 28 ayat 1 UU
Nomor 14 Tahun 1985).
4. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU (Pasal
20 ayat 1 huruf b UU Nomor 48 Tahun 2009).
5. Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis
peradilan dari semua badan peradilan yang berada di bawahnya (Pasal 32
ayat 3 UU Nomor 3 Tahun 2009).
Kewenangan MA
6. Memberi petunjuk, teguran, atau peringatan kepada pengadilan di semua
badan peradilan yang berada di bawahnya (Pasal 32 ayat 4 UU Nomor 3
Tahun 2009)
7. Memberi keterangan, pertimbangan, dan nasehat masalah hukum kepada
lembaga negara dan lembaga pemerintahan apabila diminta (Pasal 22 UU
Nomor 48 Tahun 2009).
8. Memberi pertimbangan hukum atas permohonan grasi dan rehabilitasi (Pasal
35 UU Nomor 5 Tahun 2004).
9. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan pada
semua badan peradilan yang berada di bawahnya dalam menyelenggarakan
kekuasaan kehakiman (Pasal 24 ayat 1 UU Nomor 48 Tahun 2009).
10.Melakukan pengawasan internal atas tingkah laku hakim (Pasal 32A UU
Nomor 3 Tahun 2009).

Anda mungkin juga menyukai