Anda di halaman 1dari 2

Nama :

NIM :
Kelas :

UAS Hukum Peradilan Konstitusi

SOAL
1. Jelaskan kewenangan MK dalam memutus perkara Pembubaran partai Politik !
2. Jelaskan kewenangan MK dalam memutus perkara Pemilu Kada !
3. Jelaskan kewenangan MK dalam memutus sengketa kewenangan Antar Lembaga
negara !
4. Jelaskan urgensi Peradilan MK dalam Negara Hukum Indonesia !
5. Jelaskan konsep komplin konstitusional di Indonesia !

JAWABAN

1. Mahkammah Konstitusi memiliki kewenangan dalam melakukan pengujian atau


penyelesaian masalah politik (judicialization of politics) seperti pengujian undang-undang
terhadap Undang- Undang Dasar, dan memutus pembubaranpartai politik. Hal inilah yang
kemudian mmembedakan antara kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah Konstitusi dan
Mahkamah Agung. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusitelah mengatur secara umum mengenai perihal pembubaran partai politik yang
menjadi domain kewenangan Mahkamah Konstitusi. Didalam Pasal 10 ayat (1) huruf c
disebutkan bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk memutus pembubaran partai politik.
Ketentuan tersebut memiliki pengertian bahwa sesungguhnya hanya Mahkamah Konstitusi
yang diberikan kewenangan secara absolut sebagai satu-satunya kekuasaan kehakiman
yang berwenang melakukan pembubaran partai politik di Indonesia.
2. Pasal 10 ayat (1) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 menyatakan
“Mahkamah Konstitusi bewenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final, memutus perselisihan tentang Hasil Pemilihan Umum”. Putusan
Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi Nomor 41/PHPU.DVII/ 2008 dan
57/PHPU.DVII/2008 yang dapat disarikan Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal
konstitusi sekaligus pengawal demokrasi maka Mahkamah tidak saja berwenang
memeriksa, mengadili dan memutus sengketa Pemilukada dalam arti teknism matematis
tetapi juga berwenang menilai dan memberikan keadilan terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang menyebabkan terjadinya hasil penghitungan suara yang kemudian
dipersengketakan.
3. Menurut Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 MK memiliki kewenangan untuk memutus sengketa antar lembaga negara. Sebelum
dibentuknya Mahkamah Konstitusi, hukum ketatanegaraan Indonesia belum mengatur
mengenai mekanisme penyelesaian sengketa kewenangan lembaga negara. Oleh karena
itu, Mahkamah Konstitusi dibentuk dengan tujuan untuk memutus sengketa kewenangan
lembaga negara. Kewenangan lembaga negara yang diatur dalam Pasal 24C ayat (1) UUD
1945 memiliki 2 (dua) unsur, yaitu adanya kewenangan konstitusional yang ditentukan
dalam UUD 1945 dan timbulnya sengketa dalam pelaksanaan kewenangan konstitusional
tersebut sebagai akibat perbedaan penafsiran tentang kewenangan yang terdapat pada
kedua lembaga negara yang terkait.
4. Fungsi dan peran utama MK adalah adalah menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip
konstitusionalitas hukum. Demikian halnya yang melandasi negara-negara yang
mengakomodir pembentukan MK dalam sistem ketatanegaraannya. Dalam rangka menjaga
konstitusi, fungsi pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari penerapannya
dalam ketatanegaraan Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan bahwa anutan sistem bukan
lagi supremasi parlemen melainkan supremasi konstitusi. Sehingga semua produk hukum
harus mengacu dan tak boleh bertentangan dengan konstitusi. Melalu kewenangan judicial
review ini, MK menjalankan fungsinya mengawal agar tidak lagi terdapat ketentuan hukum
yang keluar dari koridor konstitusi.
5. Pengaduan konstitusional adalah salah satu bentuk upaya hukum perlindungan hak-hak
konstitusional warga negara dalam sistem ketatanegaraan yang kewenangan untuk
mengadilinya diberkan kepada mahkamah konstitusi. Pengaduan konstitusional, yaitu
pengaduan atau gugatan yang diajukan perorangan ke Mahkamah Konstitusi terhadap
perbuatan (atau kelalaian) suatu lembaga publik yang mengakibatkan terlanggarnya hak-hak
dasar atau hak-hak konstitusional orang yang bersangkutan. Lazimnya hal itu baru dilakukan,
dan baru dapat diterima oleh Mahkamah Konstitusi, jika semua jalan penyelesaian melalui
proses peradilan yang tersedia bagi persoalan tersebut telah tidak ada lagi (exhausted).

Anda mungkin juga menyukai