Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH HTN KELAS A

PERLINDUNGAN NEGARA TERHADAP HAM POLITIK:


HAK MEMILIH DAN DIPILIH

DOSEN
PENGAMPU
Prof. Dr. Drs. Yohanes Usfunan, S.H., M.Hum

DISUSUN OLEH

Gilang Febrian Valentino 2004551022

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS HUKUM

2020
Hak Memilih dan Dipilih dalam Perspektif Hak Asasi Manusia (HAM) Politik di
Indonesia

Hak Asasi manusia adalah hak dasar atau kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak
ia lahir secara kodrat yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat
dirampas dan dicabut keberadaannya dan wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat
dan martabat manusia.Indonesia merupakan negara yang berlandaskan atas hukum. Sehingga
Negara Indonesia wajib memberi perlidungan Hak Asasi Manusia kepada setiap
masyarakatnya. Sementara negara hukum adalah negara yang berdasarkan pada kedaulatan
hukum. Hukumlah yang berdaulat. Negara adalah merupakan subjek hukum, dalam arti
rechtstaat.

Akan tetapi HAM tidak berarti bersifat mutlak tanpa batas, karena batas HAM seseorang
adalah HAM yang melekat pada orang lain. Jadi disamping Hak Asasi ada Kewajiban Asasi;
yang dalam hidup kemasyarakatan seharusnya mendapat perhatian telebih dahulu dalam
pelaksanannya.Jadi memenuhi kewajiban terlebih dahulu, baru menuntut hak.

Rosevelt mengemukakan, bahwa dalam hidup bermasyarakat dan bernegara manusia


memiliki empat kebebasan (The Four Freedoms), yaitu:

a. kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (Freedom of Speech);


b. kebebasan beragama (Freedom of Religie)
c. kebebasan dari rasa takut (Freedom from Fear)
d. kebebasan dari kemelaratan (Freedom from Want)

Dasar negara kita Pancasila mengandung pemikiran bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan
yang Maha Esa mengandung dua aspek, yaitu aspek individualis (pribadi) dan aspek sosialis
(bermasyarakat). Oleh karena itu kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain.
Ini berarti setiap orang mengemban kewajiban mengakui dan menghormati hak asasi orang
lain. Kewajiban ini juga berlaku bagi setiap organisasi pada tataran manapun, terutama
Negara dan Pemerintah. Dengan demikian negara dan pemerintah bertanggung jawab untuk
menghormati, melindungi, membela, dan menjamin hak setiap warga negara dan
penduduknya tanpa diskriminasi.

Pemenuhan HAM bukan hanya tanggung jawab penyelenggara negara dan pemerintahan
tersebut, tetapi juga semua orang dan warga negara. Namun demikan, di dalam UUD 1945
sudah ditegaskan bahwa tanggung jawab dalam pelaksanaan HAM berada pada pemerintah
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional harus menghormati, menghargai, dan
menjunjung tinggi prinsip dan tujuanPiagam Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Deklarasi
Universal Hak-hakAsasi Manusia, yang selanjutnya disingkat DUHAM

Hak-hak politik yang diatur dalam DUHAM diantaranya Berhak turut serta dalam
pemerintahan negaranya secara langsung atau melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas;
Berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan pemerintahan negaranya;
Kemauan rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah, dimana kehendak ini harus
dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala dan murni, dengan hak
pilih yang bersifat umum dan setara, dengan pemungutan suara secara rahasia ataupun
dengan prosedur lain yang menjamin kebebasan memberikan suara.

Hak pilih warga negara mendapatkan jaminan dalam berbagai instrumen hukum.

 Pasal 21 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) menentukan bahwa:

(1)   Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya sendiri, baik
dengan langsung maupun dengan perantaraan wakil-wakil yang dipilih dengan bebas;

(2)   Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan
pemerintahan negerinya;

(3)   Kemauan rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kemauan ini harus
dinyatakan dalam pemilihan-pemilihan berkala yang jujur dan yang dilakukan
menurut hak pilih yang bersifat umum dan berkesamaan, serta dengan pemungutan
suara yang rahasia ataupun menurut cara-cara lain yang juga menjamin kebebasan
mengeluarkan suara”.

 Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menentukan bahwa:

“Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan


dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

 Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menentukan bahwa:

(1)   Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

 Pasal 28D ayat (3) menentukan bahwa:


(3)   setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.”

 Pada tingkat undang-undang, UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
mengatur hak pilih dalam Pasal 43 yang menentukan bahwa:

“Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum
berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Hak pilih juga tercantum dalam International Covenant on Civil and Political


Rights (ICCPR) yang telah diratifikasi Indonesia dengan UU No. 12 Tahun 2005 tentang
Pengesahan International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional
Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik). Pasal 25 ICCPR menentukan bahwa,

“Setiap warga negara juga harus mempunyai hak dan kebebasan, tanpa pembedaan apapun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan tanpa pembatasan yang tidak beralasan:

a)      Ikut dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, baik secara langsung maupun
melalui wakil-wakil yang dipilih secara              bebas;

b)      Memilih dan dipilih pada pemilihan umum berkala yang jujur, dan dengan hak
pilih yang universal dan sama, serta            dilakukan melalui pemungutan suara
secara rahasia untuk menjamin kebebasan dalam menyatakan kemauan dari para          
pemilih;

c)      Memperoleh akses pada pelayanan umum di negaranya atas dasar persamaan.”

Selain itu, Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 011-017/PUU-I/2003,


tanggal 24 Februari 2004 menyebutkan:

“Menimbang, bahwa hak konstitusional warga negara untuk memilih dan dipilih
(right to vote and right to be candidate) adalah hak yang dijamin oleh konstitusi,
undang-undang maupun konvensi internasional, maka pembatasan penyimpangan,
peniadaan dan penghapusan akan hak dimaksud merupakan pelanggaran terhadap hak
asasi dari warga negara.”

Hal ini memperlihatkan pentingnya hak pilih warga negara dalam pemilihan umum dalam
rangka menjamin hak asasi warga negara sebagai cita-cita demokrasi. Jaminan dan
perlindungan terhadap hak dan kebebasan warga negara merupakan pilar utama demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai