Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA

A.PENGANTAR
Pembahasan mengenai demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) merupakan topik yang amat
penting karena HAM merupakan hak paling mendasar yang diberikan Allah bagi
manusia.Misalnya,hak untuk hidup dan dihargai sebagai makhluk mulia ciptaan Allah.Dalam
kenyataan terjadi pelanggaran HAM.Sedangkan demokrasi adalah model pemerintahan yang
menempatkan rakyat sebagai unsur terpenting,karena suara rakyat didengarkan dan dijadikan
acuan dalam pengambilan keputusan.Oleh karena itu, kita sebagai remaja Kristen untuk sadar
bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang mulia,yang memiliki martabat dan hak
sejak didalam kandungan ibu.
Sekilas,nampaknya pembahasan tentang demokrasi dan HAM lebih cocok ditempatkan di
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Oleh karena itu,cobalah ingat-ingat kembali apa yang
sudah kamu pelajari sejauh ini tentang bagaimana seharusnya murid Kristus bertindak dalam
kehidupan sehari-hari.Mayarakat dunia akan mengalami perubahan nasib menjadi lebih baik
jika saja demokrasi dan HAM diterapkan secara sungguh-sungguh dalam kehidupan.
Nilai-nilai dalam demokrasi ternyata selaras dengan pemahaman bahwa manusia sungguh
berharga di hadapan Allah dan semua manusia adalah sama.Tidak ada yang menyatakan
dirinya lebih berharga dari manusia lain dan berperilaku menindas manusia lainnya.Andai
kata setiap manusia sungguh-sungguh mengasihi Allah dan sesama manusia lainnya,niscaya
kehidupan manusia di dunia menjadi jauh lebih baik dan sejahtera bagi semua umat manusia.

B.PENGERTIAN DEMOKRASI DAN HAM


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, apa yang dimaksud dengan hak asasi manusia adalah
memiliki haknya untuk dilindungi secara internasional (PBB) seperti berhak buat hidup,
merdeka, kebebasan berpendapat sampai kebebasan buat memiliki.HAM telah didapatkan
setiap individu sejak dirinya lahir ke bumi dan tidak dapat diambil atau dirampas oleh siapa
saja. karena telah dilindungi juga oleh PBB dalam deklarasi PBB tanpa memandang ras, suku
bangsa, agama dan status sosial.

Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Manusia memiliki hak sejak berada di dalam kandungan. Secara alamiah, manusia
mempunyai hak sejak dalam kandungan ibunya, yakni hak untuk hidup dan lahir ke dunia.
Hak untuk hidup ini merupakan hak asasi manusia, tepatnya hak anak, yang diakui dan
dilindungi oleh hukum

Dalam pasal 53 dinyatakan bahwa, “Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak
untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya”. Anak dalam
kandungan yang dimaksud adalah janin yang nantinya akan tumbuh menjadi anak dan
berkembang selayaknya manusia.

Ciri-ciri HAM:
Makna dari hak asasi manusia sendiri didefinisikan oleh beberapa ciri-ciri pokok hak
asasi manusia. Berikut adalah ciri-ciri HAM:
-Hakiki
Hakiki artinya hak asasi manusia adalah hak asasi yang sudah ada sejak sejak semua umat
manusia lahir.
-Universal
Universal artinya hak asasi manusia terus berlaku kepada semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender, dan sebagainya.
-Tidak Dapat Dicabut
Tidak dapat dicabut artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut maupun diserahkan kepada
pihak lain.
-Tidak Dapat Dibagi
Tidak dapat dibagi artinya HAM meliputi baik hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya
yang mana semua orang berhak mendapat semua hak itu

Demokrasi berasal dari kata Yunani,yaitu (demos) yang artinya rakyat dan (cratos)
artinya kekuasaan atau kedaulatan.Demokrasi artinya pemerintahan yang bertumpu pada
rakyat;artinya pemerintahan dari,oleh,dan untuk rakyat.

Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat; bentuk pemerintahannya terletak pada


kedaulatan rakyat secara menyeluruh, dan dijalankan secara langsung oleh rakyat, atau oleh
pejabat yang dipilih oleh rakyat.

C. ANTARA PENEGAKAN DAN PELANGGARAN DEMOKRASI SERTA HAK ASASI


MANUSIA

3 Bentuk Pelanggaran Demokrasi Yang Terjadi Di Indonesia Pada Masa Kini

Negara Demokrasi adalah negara yang menganut bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara.

Ketika bicara tentang demokrasi akan selalu berkaitan dengan isu-isu tentang hak asasi
manusia (HAM).

Perjuangan menegakkan demokrasi adalah upaya umat manusia untuk menjamin


terlindunginya hak asasi dari berbagai pelanggaran HAM yang bisa terjadi karena
kepentingan individu atau kelompok tertentu.
Negara yang menjunjung tinggi nilai demokrasi akan menjaga hak asasi manusia dan
menjamin terpenuhinya hak-hak ekonomi maupun sosial budaya masyarakat.

Demokrasi enggak sama dengan kebebasan absolut yang bisa berjalan tanpa aturan, karena
demokrasi adalah gagasan dan prinsip yang dibatasi dengan aturan hukum (konstitusi).

Kebebasan tak bisa dilepaskan dari praktik demokrasi ketika pemerintah dan rakyat sebagai
pemegang kekuasaan yang harus bertindak dengan hukum atau konstitusi yang berlaku.

Meski diciptakan pembatasan yuridis yang bernama Rule of Law (Rechtstaat), di Indonesia
masih sering terjadi pelanggaran demokrasi, misalnya:

Bentuk Pelanggaran Demokrasi Masa Kini

1. Politik Uang

Politik uang merupakan wacana yang selalu muncul dalam pemilihan umum atau yang sering
dikenal dengan istilah jual beli suara.

Meski belum punya definisi baku, politik uang dikenal sebagai bentuk korupsi politik hingga
upaya untuk membeli suara untuk kepentingan pemilu.

Politik uang adalah upaya untuk menguap pemilih dengan memberikan uang atau jasa untuk
memeroleh preferensi suara pemilih bisa diberikan pada orang atau pihak yang menyuap.

Politik uang diatur dalam konstitusi yaitu UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Ketentuan
Pidana Pemilu menyebutkan pemberian hukuman terhadap imbalan ke peserta kampanye.

Ketentuan itu tertuang dalam pasal 523 yang menyebutkan bahwa setiap pelaksana, peserta,
atau tim kampanye pemilu yang dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya sebagai imbalan langsung atau tidak langsung pada peserta kampanye bisa
pidana penjara selama dua tahun dengan denda paling banyak Rp 24.000.000,00.

2. Intimidasi

Intimidasi adalah sebuah tindakan yang membahayakan dan menekan seseorang dari
kebebasan atau kemerdekaan.

Biasanya intimidasi akan dilakukan oleh pihak yang lebih berkuasa kepada pihak yang tanpa
kekuasaan atau enggak berdaya.

Jika dalam pesta pemilu ada perilaku intimidasi maka bisa menyebabkan seseorang jadi
enggak bisa bersuara atau memilih sesuai pilihan hatinya.

Intimidasi mendorong seorang individu harus mencoblos salah satu calon yang
mengintimidasi untuk suaranya.
Intimidasi bisa disebut juga dengan cowing atau perilaku yang dianggap bisa menyebabkan
seseorang merasa punya risiko cedera dan dalam situasi berbahaya.

Ketika masyarakat mengalami situasi mengancam yang membuat mereka enggak bisa
mengeluarkan suara atau pilihan politiknya secara bebas, maka berarti masyarakat mengalami
tindakan intimidasi dari pihak atau kelompok tertentu

3. Penggelembungan suara pada satu kandidat dalam Pemilu

Ketika ada upaya untuk memainkan suara atau pilihan asli masyarakat atau peserta pemilu
bisa dianggap sebagai pelanggaran pada penyelenggaraan demokrasi.

Hal ini tentunya akan merubah dan memengaruhi upaya rekapitulasi suara ketika semua
peserta pemilu sudah selesai memberikan suara.

Proses rekapitulasi suara harus menerapkan azas jujur dan adil (jurdil) sebagai landasan
moral dan etika dasar bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Hal ini adalah cerminan nyata dari perwujudan demokrasi yang Luber (Langsung, Umum,
Bebas, dan Rahasia) dan jurdil.

Ketika terjadi penggelembungan suara pada satu calon karena upaya rekayasa suara tak hanya
merugikan salah satu atau pasangan kandidat tapi bisa mencoreng prinsip demokrasi yang
dijunjung tinggi sebagai amanat dari konstitusi negara UUD 1945.

PENEGAKKAN HAM DALAM DEMOKRASI

Dewasa ini bangsa Indonesia masih berada dalam masa transisi dari rezim
otoriter dan represif ke rezim demokratis. Namun menyadari masih lemahnya
penguasaan masalah dan kesadaran bahwa penegakan HAM merupakan kewajiban
seluruh bangsa tanpa kecuali, perlu diterapkan keadilan yang bersifat transisional,
yang memungkinkan para korban pelanggaran HAM di masa lalu dapat memperoleh
keadilannya secara realistis.

Penegakan HAM sangat bergantung seberapa berkualitas demokrasi dijalankan di


Indonesia. Demokratisasi Indonesia sekalipun telah mencapai perubahan positif masih
banyak risiko negatif yang membayangi, di mana keran liberalisasi politik, kebebasan
media massa serta jaminan artikulasi warga negara menjadi kisah sukses yang harus
diapresiasi sebagai dampak nyata reformasi. Pasca Pemilu harus mempertimbangkan
kualitas proses dan hasil Pemilu 2014, tampak pesimis atas masa depan demokrasi
Indonesia.

Kecurangan sistemik menjadi penanda betapa permisifnya berbagai pihak atas


keculasan yang terjadi, dampaknya demokrasi dipertanyakan legitimasi dan masa
depannya untuk mengubah pada perbaikan keadaan politik Indonesia. Di dalam
situasi demokrasi mengalami kemandegan, dalam konfigurasi politik mutakhir itulah,
maka momentum pemilihan presiden menjadi salah satu pertaruhan yang tidak bisa
diabaikan, jika tidak mau mengulang kesalahan pemilu legislatif

Presiden adalah aktor penting, yang berpengaruh pada masa depan HAM dan
demokrasi apakah akan memiliki komitmen membenahi kualitas demokrasi dan
penegakan HAM ataukah sebaliknya menghancurkan HAM dan memerosotkan
demokrasi. Demokrasi dan kebebasan yang kita nikmati saat ini adalah hasil dari
perjuangan melawan rezim otoritarian Orde Baru, perjuangan itu tidak diraih dengan
mudah tetapi diwarnai dengan jatuhnya korban jiwa dari masyarakat dan mahasiswa.

Sementara, kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu adalah harga
yang harus dibayar mahal dari keinginan meraih demokrasi dan kebebasan yang
hingga kini tidak belum diselesaikan padahal penuntasan kasus-kasus itu tidak semata
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan bagi korban tetapi juga menjadi tahapan
penting yang menentukan masa depan demokrasi dan HAM di Indonesia. Di tengah
belum tuntasnya berbagai kasus pelanggaran HAM tersebut para pelaku yang diduga
terlibat dalam kasus pelanggaran HAM justru maju sebagai kandidat capres 2014.

Kemunculannya di atas pentas politik mengusik nurani korban hingga kini masih
hilang dan perjuangan keluarga korban meraih keadilan tidak kunjung terpenuhi.
'Cuci tangan' dari konflik antara penguasa dan kaum tidak berdaya berarti berpihak
pada penguasa itu, dan bukan cermin sikap netral. Mereka (para korban HAM) adalah
martir perubahan dalam perjuangan kolektif mewujudkan cita-cita terbentuknya
negara Indonesia yang demokratis tanpa pengorbanannya, kita tentunya tidak akan
bisa meraih, merayakan dan menikmati demokrasi serta kebebasan seperti saat ini.

Perubahan politik pada 1998 membawa perubahan dalam pengaturan Komnas HAM
di Indonesia yang berawal dari dasar Keppres Nomor 50 Tahun 1993 diperkuat
bersamaan lahirnya UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM dan juga Komnas HAM
sebagai lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara
lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,
pamantauan dan mediasi HAM. Meski secara hukum lebih kuat, Komnas HAM
seringkali mendapat banyak sorotan dan diangap tidak independen karena proses
seleksi komisioner sarat dengan kepentingan politik serta orang-orang yang menjadi
kandidat komisioner tidak memiliki latar belakang pengetahuan dan pemahaman
HAM yang luas.

Ketika terpilih menjadi komisioner, ideologi partai atau kelompok tempatnya berasal
lebih mewarnai pola pikirnya ketimbang paham HAM universal. Lembaga yang lahir
dari pergulatan perjuangan manusia di pundaknya menanggung marwah untuk
mendorong terwujud dan tegaknya martabat setiap manusia. Untuk itu, Komnas HAM
sangat diharapkan berperan maksimal dalam mendorong perlindungan dan penegakan
HAM. Apalagi di tengah trend pelanggaran HAM yang semakin massif dari tahun ke
tahun, peran lembaga ini sangat ditungu-tunggu.

Meski Komnas HAM diberi mandat oleh UU untuk menuntaskan kasus-kasus


pelanggaran HAM berat akan tetapi mendapat kendala yang terletak pada kurangnya
Political Will kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok, golongan,
atau individu lainnya untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut. Akibatnya Komnas
HAM untuk melakukan pemanggilan pun menjadi berdebatan dikalangan pemerintah
dan sering diabaikan oleh pihak-pihak yang diduga melakukan pelanggaran HAM
berat.

Di sisi lain, saat ini HAM tidak lagi dipandang sekadar sebagai perwujudan paham
individualisme dan liberalisme tetapi lebih dipahami secara humanistis sebagai hak-
hak yang inheren dengan harkat dan martabat kemanusiaan, apapun latar belakang
ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin dan pekerjaannya. Dewasa ini pula
banyak kalangan yang berasumsi negatif terhadap pemerintah dalam menegakkan
HAM.

Perlu diketahui bahwa pemerintah Indonesia sudah sangat serius dalam menegakkan
HAM, hal ini dapat dlihat dari upaya pemerintah Indonesia menyambut baik kerja
sama internasional dalam upaya menegakkan HAM di seluruh dunia atau di setiap
negara dan sangat merespons terhadap pelanggaran HAM internasional. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kecaman presiden atas beberapa agresi militer di beberapa daerah
akhir-akhir ini contoh Irak, Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga memaksa
PBB untuk bertindak tegas kepada Israel yang telah menginvasi Palestina dan
menimbulkan banyak korban sipil, wanita dan anak-anak.

D.MEMAHAMI DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA DALAM ALKITAB

Di dalam Alkitab tidak dijumpai praktik demokrasi dan hak asasi manusia seperti yang kita
kenal sekarang. Akan tetapi, dari Alkitab kita dapat menemukan benih-benihnya, agar selalu
dapat menghargai kehidupan dan nyawa seseorang, serta melakukan perintah-perintah-Nya
agar manusia hidup saling memperlakukan sesamanya dengan baik.

Mazmur 133 berbicara tentang suatu masyarakat yang hidup rukun bagai saudara.
Masyarakat yang hidup rukun seperti ini tentu akan saling menghargai sesamanya. Mereka
tidak akan saling menekan, menindas, memeras, apalagi menganiaya. Menurut pemazmur,
masyarakat seperti itu akan tampak indah. Ya, sudah tentu, karena masyarakat seperti itu
tidak akan banyak mengalami konflik. Konflik atau perbedaan pendapat akan mereka
selesaikan dengan baik. Hal yang lebih penting lagi, kepada masyarakat seperti itulah Tuhan
Allah akan melimpahkan berkat-Nya. Mengapa kita harus saling menghargai? Karena Allah
sendirilah yang menciptakan manusia menurut gambar-Nya (Kitab Kejadian 1:26-28),
kesegambaran itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki hak dan
martabat. Hal itu tidak dapat dirampas oleh siapa pun atas alasan apa pun. Semua manusia
sama di hadapan Allah. Manusia tidak hanya diciptakan

sebagai makhluk individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, HAM
diwujudkan antara lain melalui hidup rukun sebagai sesama manusia sebagaimana tercantum
dalam Kitab Mazmur 133. Jika Mazmur 133 bicara tentang masyarakat yang hidup rukun,
maka Kitab 1 Raja-Raja pasal 21 bicara tentang bagaimana raja dan istrinya menggunakan
kekuasaan untuk menindas dan merampas hak warga negaranya.

Alkitab menyatakan bahwa manusia berasal dari Adam dan Hawa yang diciptakan oleh Allah
(Kejadian 1:26-30) dan memiliki gambar dan rupa Allah (akan dibahas pada bab 3). Namun,
Alkitab juga menegaskan bahwa karena dosa yang dilakukan oleh manusia pertama, Adam
dan Hawa, maka seluruh keturunannya, yaitu semua umat manusia, dimana pun mereka
berada, pada zaman kapan pun mereka hidup, juga berdosa. Berbeda dengan apa yang
diyakini agama-agama lain, kita selaku pengikut Kristus mengakui bahwa manusia sudah
lahir dalam keadaan berdosa. Roma 3: 23 – 24 menyatakan bahwa “Karena semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Di hadapan Allah,
semua manusia adalah sama, yaitu sama-sama berdosa. Oleh karena itu, keselamatan yang
diberikan melalui Tuhan Yesus berlaku bagi semua orang. Tidak ada seorang manusia pun
yang lebih sedikit dosanya sehingga ia tidak perlu mendapatkan keselamatan dari Tuhan
Yesus. Hal sebaliknya, tidak ada manusia yang begitu besar dosanya sehingga Tuhan Yesus
tidak sanggup menyelamatkannya.

Dengan kerja kerasnya sendiri mencari keselamatan, manusia tetap tidak akan
mendapatkannya. Allah melakukan pembenaran melalui karya Tuhan Yesus di kayu salib.
Manusia yang tadinya patut dihukum mati, kini dibenarkan melalui iman percayanya kepada
Yesus Kristus Sang Juruselamat. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Ungkapan-ungkapan
yang dipakai Rasul Paulus untuk menyatakan betapa Allah sungguh mengasihi manusia
berdosa ini, misalnya dapat ditemukan di Roma

1:17, Roma 3: 21 – 22, dan I Korintus 15: 57. Dalam Kitab Injil Yohannes 3:16 tertulis:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal”. Allah membenarkan manusia yang semula ada dalam keadaan
berdosa karena Allah sungguh mengasihi manusia. Dapatkah kita bayangkan betapa hebatnya
pembenaran dari Allah ini? Kejadian ini dilakukan secara cuma-cuma, artinya memang kita
tidak harus membayar, gratis karena kita memperoleh keselamatan itu berdasarkan kasih
karunia Allah. Cuma satu syaratnya, yaitu kita percaya kepada Yesus Kristus. Pembenaran
dari Allah ini bertolak belakang dengan keadaan dimana seseorang menjalani hukuman
akibat kesalahan (dalam hal ini dosa) yang dilakukannya. Setelah menerima penebusan
Yesus Kristus manusia hidup dalam kebebasan untuk memiliki damai sejahtera Allah karena
tidak perlu lagi hidup dalam perhambaan dosa.

Kini, setelah kita dibenarkan oleh Allah dan mengalami damai sejahtera-Nya, apa yang
sepatutnya kita lakukan? Allah membenarkan kita karena kasih-Nya kepada kita. Apakah kita
“menyimpan” kasih Allah itu untuk diri kita sendiri? Atau, kita membagikannya juga agar
orang-orang lain dapat memiliki pengetahuan yang sama, dan mengalami damai-Nya.
Disinilah kita memiliki tugas untuk memelihara kemerdekaan yang sudah kita miliki dalam
Kristus, artinya merdeka untuk melakukan kebenaran, yaitu hal-hal baik yang dikehendaki
Allah (misalnya ajakan untuk berbuat baik dalam I Korintus 7: 35; Efesus 2: 10; Ibrani 13:
21). Berdasarkan nats tersebut muncul pemahaman yang memandang orang lain sama,
artinya tidak memiliki derajat lebih berharga atau kurang berharga dibandingkan dengan diri
kita.

E.CAKUPAN DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA.

Sebuah upaya mempelajari Alkitab dengan jujur tentunya akan mengakui bahwa
manusia, sebagai ciptaan istimewa Allah, telah diberkati dengan "hak asasi" tertentu. Pelajar
Alkitab yang sejati selalu cenderung terhadap konsep kesetaraan, keadilan, dan kebajikan.
Alkitab mengajar bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian
1:27). Oleh karena itu, manusia mempunyai kekuasaan dan kehormatan di atas ciptaan
lainnya (Kejadian 1:26).

Gambaran Allah di dalam manusia mengandung pengertian bahwa pembunuhan adalah


pelanggaran yang keji. "Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah
oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri" (Kejadian
9:6). Beratnya hukuman ini menekankan beratnya pelanggaran tersebut. Hukum Musa penuh
dengan berbagai contoh bagaimana Allah menuntut perlakuan manusiawi terhadap semua
orang. Sepuluh Perintah Allah mengandung larangan terhadap pembunuhan, pencurian,
pendambaan kepemilikan orang lain, perzinahan, dan saksi palsu. Kelima hukum itu
menjunjung tinggi perlakuan etis terhadap sesama manusia. Adapun contoh lain di dalam
Hukum yang memerintah supaya pendatang diperlakukan dengan baik (Keluaran 22:21;
Imamat 19:33-34), pemeliharaan orang miskin (Imamat 19:10; Ulangan 15:7-8), pemberian
pinjaman tanpa bunga kepada orang miskin (Keluaran 22:25), dan pembebasan orang yang
bekerja melunasi hutangnya setiap lima puluh tahun (Imamat 25:39-41). Alkitab mengajar
bahwa Allah tidak membeda-bedakan atau pilih-kasih (Kisah 10:34). Setiap orang adalah
ciptaan-Nya yang unik, dan Ia mengasihi setiap orang (Yohanes 3:16; 2 Petrus 3:9). "Orang
kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN" (Amsal 22:2).
Oleh karena itu, Alkitab juga mengajar supaya orang Kristen tidak membeda-bedakan
menurut ras, jenis kelamin, latar belakang kebudayaan, atau kedudukannya dalam masyarakat
(Galatia 3:28; Kolose 3:11; Yakobus 2:1-4). Kita harus baik kepada semua orang (Lukas
6:35-36). Alkitab memberi himbauan keras terhadap mereka yang memanfaatkan orang yang
miskin dan yang tertindas. "Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi
siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia" (Amsal 14:31).

Sebaliknya, umat Allah harus membantu siapapun yang butuh pertolongan (Amsal 14:21;
Matius 5:42; Lukas 10:30-37). Di sepanjang sejarah, sebagian besar orang Kristen mengerti
dan melaksanakan tanggung-jawab mereka untuk membantu sesama. Berbagai rumah sakit
dan panti asuhan di dunia ini didirikan oleh umat Kristen yang peduli. Tidak sedikit reformasi
dalam sejarah, termasuk penumpasan praktik perbudakan, dipelopori oleh pria dan wanita
Kristen yang mencari keadilan.

Sampai hari ini, umat Kristen masih berusaha melawan pelanggaran hak asasi manusia dan
mengusahakan kebaikan semua orang. Dimanapun mereka membagikan Injil, mereka sedang
menggali sumur, menanam tanaman, memberi pakaian, obat-obatan, serta pendidikan bagi
mereka yang melarat. Hal ini sudah sewajarnya. Ada pengertian dimana orang Kristen sudah
tidak mempunyai "hak" atas dirinya, karena ia telah menyerahkan hidupnya pada Kristus.
Kristus "memiliki" orang percaya itu. "...Kamu bukan milik kamu sendiri..." (1 Korintus
6:19-20). Namun otoritas Allah tidak melanggar gambar dan rupa Allah di dalam diri kita.
Ketundukan kita terhadap kehendak Allah tidak membatalkan perintah-Nya yang berbunyi
"kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:39). Sebaliknya, kita
melayani Allah ketika kita melayani sesama kita (Matius 25:40).

E.CAKUPAN DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA

Demokrasi yang berlaku secara universal mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:


1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik
Asas pokok dari pemerintahan demokrasi, yaitu adanya partisipasi warga negara dalam
pemerintahan. Dengan demikian, apabila suatu negara tanpa melibatkan warga negara dalam
pengambilan keputusan politik, maka negara tersebut bukanlah negara demokrasi.
2. Persamaan (kesetaraan) di antara warga negara
Persamaan dalam berbagai kehidupan merupakan asas pokok pemerintahan demokrasi, baik
itu meliputi persamaan politik, persamaan ekonomi, persamaan sosial-budaya, persamaan
kesempatan, persamaan hak, maupun persamaan dalam bidang hukum.
3. Kebebasan atau kemerdekaan yang diakui dan dipakai oleh warga negara
Kemerdekaan warga negara merupakan hal mendasar dalam pengembangan kehidupan yang
berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.
4. Supremasi hukum
Untuk menegakkan kehidupan demokrasi diperlukan supremasi hukum, sehingga
perkembangan dan kelangsungan demokrasi yang berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi
dapat tercapai sesuai dengan yang dicita-citakan oleh demokrasi.
5. Pemilu berkala
Pemilu merupakan ukuran yang akurat dan jelas ba hwa sebuah negara menerapkan prinsip-
prinsip demokrasi. Dengan pemilu, maka dapat dilihat sejauh mana partisipasi warga negara
dalam bidang politik dan bagaimana pergantian kekuasaan berlangsung secara demokratis.
HAM meliputi hak asasi pribadi, hak asasi ekonomi, hak asasi politik, hak asasi sosial dan
kebudayaan, hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta hak asasi manusia untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan.
F.SEJARAH SINGKAT DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA.

Menurut Diane Revitch dan Abigail Thernstrom dalam buku “DEMOKRASI


KLASIK DAN MODERN”,pada tahun 1941 Franklin Delano Roosevelt menyampaikan
pidatonya yang terkenal mengenai 4 kebebasan yang diharapkan dapat diberlakukan
diseluruh dunia,yaitu sebagai berikut:

1.kebebasan berbicara dan berpendapat dimana pun juga di dunia

2.kebebsan pada setiap oarang untuk beribadah kepada Tuhan dengan caranya sendiri
dimana pun juaga di dunia

3.kebebasan dan kekurangan.Artinya setiap negara berhak untuk hidup damia dan
memberikan kedamaian bagi masyarakatnya serta kesehatan yang baik

4.kebebasan dari rasa takut.Artinya setiap negara dan masyarakatnya memiliki hak
.untuk bebeas dari serangan dan intimidasi maupun invasi negara lain maupun negara
tetangga

Ada beberapa peristiwa menyedihkan yang terjadi,yaitu saat PERANG DUNIA 2 sangat
banyak umat manusia terbunuh serta menghancurkan berbagai tempat
didunia.Misalnya,pembantaian etnik Yahudi oleh Jerman Nazi di bawah pemerintahan Adolf
Hitler.Pada tahun 1948 bangsa bangsa di dunia sepakat untuk memberlakukan DEKLARASI
UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA (Universal Declaration of Human
Rights).Kesepakatan itu ditandatangani oleh semua negara anggota PBB di New York pada
tahun 1948.

G.PRAKTIK DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA

demokrasi dan HAM merupakan dua hal yang saling berkaitan karena HAM hanya akan
terealisasi dalam pemerintahan yang demokratis yang menghormati dan melindungi terhadap
HAM setiap warga negaranya.

Termotivasi oleh kesadaran HAM maka para pejuang mendirikan organisasi BUDI UTOMO
sebagai organisasi pertama yang bersifat nasional.Mereka memperjuangakan adanya
kesadaran untuk berkumpul dan mengeluarkan pendapat sebagai hak yang harus dijalankan
oleh setiap orang.Perjuangan kemerdekaan Indonesia dimotivasi oleh adanya kesadaran akan
hak-hak asasi manusia.Perjuangan hak-hak asasi manusia di dunia,khususnya di Eropa dan
Amerika turut mempengaruhi para pejuang Indonesia umtuk memperjuangkan hak
mendasarnya sebagai manusia yaotu kebebasan atau kemerdekaan.

Perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan demokrasi dan HAM.Oleh karena itu sesudah
kemerdekaan para pendiri bangsa memasukkan demokrasi dan HAM dalam Pancasila dan
UUD 1945.Simak sila-sila dalam Pancasila yang dimulai dengan Ketuhanan Yang Maha Esa
sampai dengan sila kelima,yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.Semuanya
menyiratkan keberpihakan pada HAM.Demikian pula UUD 1945 .Baik pembukaan maupun
pasal dalam UUD 1945 memberikan jaminan bagi terpenuhinya hak-hak mendasar bagi
rakyat Indonesia terutama menyangkut demokrasi dan HAM

Dibawah Pemerintahan Presiden Soeharto.Indonesia memasuki era yang disebut


sebagai Orde Baru,yaitu orde yang dipandang berbeda dengan Orde Lama yang dipimpin
oleh Presiden Soekarno.Pemerintahan Orde Baru menerapkan sistem pemerintahan
Demokrasi Pancasila.Hampir seluruh bidang kehidupan berada di bawah kontrol
Negara.Kontrol terhadap pers sangat ketat,media pemberitaan yang dipandang merugikan
pemerintah ijinterbitnya di cabut.

Berbagai penderitaan yang dialami oleh berbagai komponen rakyat selama 30


tahun,akhirnya melahirkan kesatuan gerakan untuk menghancurkan rezim Orde
Baru.Gerakan tersebut dipelopori oleh lembaga Swadaya Masyarakat dan Mahasiswa dari
seluruh Indonesia,mereka menduduki gedung DPR/MPR dan menuntut

1.presiden Soeharto mundur

2.pelaksanaan Demokrasi dan HAM diterapkan secara total

Pada tanggal 28 mei 1998 presiden soeharto mengundurkan diri dari jabatannya.Banyak
orang menyebut masa setelah orde baru sebagai era reformasi karena adanya gerakan
reformasi yang berhasil meruntuhkan pemerintahan orde baru.Dalam kenyataan,hingga kini
bangsa dan negara Indonesia masih terus berjuang untuk mewujudkan HAM.Masih banyak
hal yang harus diperbaiki dan diubah supaya rakyat memperoleh apa yang merupakan hak-
haknya

H.PENUTUP

Sebagai remaja kristen kamu terpanggil untuk memiliki kesadaran demokrasi dan ham serta
mewujudkannya dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai