Anda di halaman 1dari 11

Study Club HTN

Materi Setelah UAS


1. Pembentukan Undang-Undang
2. Kekuasaan Pemerintahan Negara (Eksekutif)
3. Kekuasaan Kehakiman
4. Keuangan Negara
5. Pengujian Peraturan perundang-undangan
7. Lembaga Negara Penunjang
8. Kementrian Negara, TNI dan Kepolisian
Soal
1. Apakah Presiden mempunyai hak veto terhadap proses pembentukan UU? Jelaskan
argumen anda dengan merujuk UUDNRI 1945
Jawab:
Dalam proses pembentukan UU, secara tersirat UUD NRI 1945 telah memberikan
semacam hak veto kepada presiden.hal ini terjadi dalam saat RUU yang akan disetujui
menjadi UU dapat menimbulkan bahaya ataupun menimbulkan kesulitan bagi
pelaksanaannya. Dasar hukumnya ada dalam Pasal 20 ayat (5) UUD NRI 1945 (secara a
contrario presiden diberi hak untuk menyetujui atau tidak menyetujui) lalu berdasarkan
Pasal 20 ayat (3) juga menjelaskan jika RUU tidak disetujui dan ditolak oleh DPR dan
presiden maka RUU tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu, yang
artinya RUU rersebut belum bisa disahkan menjadi UU
2. Pengangkatan Kapolri dan Panglima TNI harus mendasarkan pada
persetujuan DPR. Apakah mekanisme pengangkatan tersebut dapay
dianggap ideal? Berikan analisis saudara atas mekanisme tersebut jika
mendasarkan pada system presidensiil dan posisi POLRI dan TNI dalam
system ketatanegaraan Indonesia!
Jawab:
Pengangkatan Kapolri dan Panglima TNI harus berdasarkan persetujuan
DPR hal ini untuk mewujudkan checks and balances Lembaga negara vide
Putusan MK No. 22/PUU-XIII/2015. , memang presideng diberikan hak
prerogative dan kewenangan presiden sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UUD
NRI 1945 namun untuk mewujudkan tata Kelola pemerintahan yang baik,
maka persetujuan DPR untuk mengangkat Kapolri dan TNI tidak
bertentangan dengan UUD NRI 1945
+ Bunyi amar putusan:
3. Jelaskan system pemerintahan apa yang dianut oleh negara Indonesia
berdasarkan UUD NRI 1945. sebutkan dasar konstitusional dan argumen
saudara!
Jawab:
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensiil menurut Pasal 4 ayat 1
UUDNRI 1945 yang berbunyi "Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintah menurut Undang-undang“ sehingga dalam hal ini
pertanggungjawabannya ada pada tangan presiden bukan pada parlemen. Di
dalam negara indonesia juga ada 3 kekuasaan dan menganut sistem pembagian
kekuasaan yakni eksekutif yang dipegang oleh presiden, wakil presiden dan para
menteri, Lembaga legislatif yang dipegang oleh DPR MPR dan DPD, serta
lembaga yudisiil yakni MK, MA, KY. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan
checks and balances di dalam pemerintahan di Indonesia, serta untuk
menjunjung tinggi asas demokrasi yakni kedaulatan tertinggi berada di tangan
rakyat
4. Jelaskan perbedaan PEMILU untuk presiden dan DPD!jawaban harus
disertai dengan dasar hukumnya
Jawab:
pemilu yang dilakukan presiden dilakukan secara langsung yakni dapat
disaksikan dan dipiliholeh seluruh rakyat Indonesia berdasrkan Pasal 6A
UUD NRI 1945. sedangkan Pemilu oleh DPD diatur dalam pasal 22 c
ayat (1) jo Pasal 22 E ayat 4 menyatakan perserta pemilu untuk anggota
DPD adalah perseorangan, perseorangan dalam hal ini maksudnya
bukan dari parpol.
5. Dalam cabang kekuasaan kehakiman di Indonesia, menurut Pasal 24 C
ayat (1) MK mempunyai kewenangan untuk memutus sengketa
kewenangan Lembaga ngeara. Jelaskan mengenai kewenangan MK
tersebut!
Jawab:
MK berhak untuk menyelesaikan suatu urusan pemerintahan yang
mengalami tumpang tindih kekuasaan, fungsi, maupun wewenangnya.
Contohnya sengketa kewenangan antara DPD dan DPR. yang menyatakan
bahwa DPD tidak berhak untuk merumuskan rancangan undang-undang,
padahal berdasarkan (Pasal 22 D ayat (1) jo Pasal 22 D ayat (2) UUD
NRI 1945,
Contoh lain pada putusan MK No.3/SKLN-X/2012:Sengketa
Kewenangan Lembaga Negara antara Komisi Pemilihan Umum terhadap
Dewan Perwakilan Rakyat Papua
6. Bank Sentral diatur dalam UUD NRI yang dilekatkan sifat Independen. Jelaskan
kedudukan konstitusional Bank Sentral yang harus Independen menurut UUD NRI
1945
Jawab:
Pasal 23 D UUD NRI 1945 menjelaskan bahwa "Negara memiliki satu Bank
Sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab, dan
independensinya diaturdengan Undang-Undang" Dalam hal ini Bank Sentral
(Bank Indonesia harus berdiri sendiri sebagai lembaga keuangan yang harus
menjaga kemandiriannya tanpa ada intervensi dari pihak manapun baik eksekutif,
legislatif, dan lain-lain dalam hal menjalankan tugas dan fungsinya menurut
Undang -undang dan berdasarkan Pasal 9 ayat 1 UU No 23 Tahun 1999 yang
diubah dengan UU No 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia menjelaskan bahwa
"Pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan
tugas Bank Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8"
7. Jelaskan apa urgensi memberikan kewenangan judicial review kepada MA dan MK?
Jawab:
Subjek yang berwenang dalam menjalankan judicial Review hanyalah 2 lembaga di Indonesia
yang berperan sebagai penafsir yang dapat menafsirkan konstitusi dan undang-undang (The
interpreter of constitution). MA dan MK beri kewenangan secara legal untuk melakukan judicial
Review. Berdasarkan Pasal 24 A ayat 1UUDNRI 1945 . Selanjutnya terdapat pada Pasal 31 A
UU No 3 tahun 2009 atas perubahan UU No 14 tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.
Selanjutnya dalam hal ini MK juga diberi kewenangan menurut Pasal 24 C ayat 1 UUD NRI
1945"Mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannyabersifat final untuk menguji Undang-undang terhadap undang-undang dasar, memutus
sengketakewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh undang-undang dasar
memutus pembubaran parpol, dan memutus perselisihan hasil PEMILU" yang juga
kewenangannya disebutkan di dalam UU No 24 tahun 2003 tentang MK pengujian dalam judicial
review ini terjadi secara formil yaitu apakah kaidah pembentukannya atau prosedurnya sudah
sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan dalam UU No 12 tahun 2011 pengujian secara materil
terjadi ketika di dalam isi nya apakah sudah sesuai atau bertentangan didengan peraturan di
atasnya
8. Jelaskan dan sebutkan contoh Lembaga negara penunjang dalam system ketatanegaraan
Indonesia
Jawab:
Iembaga nagara penunjang adalah lembaga negara yang bukan termasuk ke dalam lembaga negara
utama. fungsi dari lembaga penunjang yakni untuk menunjang dan membantu tugas lembaga utama
dan biasa disebut sebagai fungsi pelengkap lembaga negara. Lembaga penunjang lahir karena
semakin kompleksnya kebutuhan negara dan karena rakyat yang sudah tidak percaya dengan
lembaga negara yang ada (auxiliary bodies) dan menurut Goerge Jellineck,lembaga negara
merupakan konsekuensi logis dari pemisahan kekuasaan untuk menjalankanfungsi-fungsi
kekuasaan yang ada
Sebagai:
-alat perlengkapan negara yang langsung keberadaannya menjadi penentu keberadaan negara
-alat perlengkapan negara yang tidak langsung yang keberadaannya bergantung pada organ yang
langsung
- Penyebutanya sangat beragam: Komisi, Badan, Dewan
Contohnya:

Anda mungkin juga menyukai