[1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat
pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara. Pengujian Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terhadap
Pasal 28 C Ayat (1), 28 E Ayat (1) dan 31 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, diajukan oleh :
Oleh karena itu setiap ketentuan yang terdapat dalam undang-undang tidak
boleh bertentangan dengan UUD 1945. Jika terdapat ketentuan dalam
undang-undang yang bertentangan dengan UUD 1945, maka ketentuan
tersebut dapat dimohonkan untuk di uji melalui mekanisme pengujian
undang-undang.
12. Bahwa telah terjadi kasus putus sekolah anak dari Dwi Indah Puji Astuti
yaitu Deden Hermanto dan anak Fitriani Abdi yaitu Dwi Hendratno yang
mana tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendikan sekolah menengah atas
dikarenakan tidak memiliki biaya untuk pendidikan.
Pasal 11 ayat (2) undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasioanal dengan Pasal Pasal 28 C Ayat (1), 28 E Ayat 31 Ayat
(1) (2) (3) (4) (5),) Undang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945.
6. Bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan negara wajib
membiayayinya yang telah di atur dalam Pasal 31 ayat (2) UUD 1945,
“Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.”. (Bukti P-2)
10. Bahwa terkait teori walfare state yang tercantum negara kesejahteraan
merujuk pada sebuah model pembangunan yang di fokuskan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian peran yang
lebih penting kpada negara dalam pemberian pelayanan sosial kepada
warganya.
11. Bahwa dengan adanya ketentuan pasal 11 ayat (2) undang undang no 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasioanl yang menyatakan;
“Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana
guna terselenggaranya pendidikan setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun”. (Bukti P-3)
12. Bahwa dengan tidak jelasnya frasa “tersedianya dana” yang terdapat pada
pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional terhadap Undang-Undang Dasar 1945
mengakibatkan kurangnya pelayanan pendidikan yang diberikan oleh
pemeritah dan pemerintah daerah kepada masyarakat terutama
masyarakat menengah kebawah.
IV. Petitum
Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh Pemohon sebagi pihak telah diatur
dalam ketentuan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 junto
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi, yang
menyataakan bahwa “Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan/atau
kewenangannya dirugikan oleh berlakunya undang-undang”, yaitu:
a. Perorangan WNI
b. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negarakesatuan RI yang
diatur dalam undang-undang
c. Badan hukum publik dan privat, atau
d. Lembaga Negara. (Bukti P-4 dan P-5)
1. Bahwa Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun
1945 menegaskan bahwa Indonesia adalah Negara Hukum, Artinya Bahwa
Negara dan Pemerintah dalam menyelanggarakan negara dan pemerinthan
tentu harus berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.
Bahwa jika dikaitkan dengan pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945, maka Undang Undang merupakan
hukum yang harus dijunjung tinggi dan dipatuhi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Gagasan Negara Hukum yang dianut Undang
Undang Daar 1945 ini menegaskan adanya pengakuan normativ dan
empiris akan prinsip supremasi hukum (Supremacy Of Law) yaitu bahwa
undang undang sebagai landasan yuridis dalam menyelesaikan
permasalahan bangsa dan negara;
2. Bahwa pengakuan normativ mengenai supremasi hukum adalah
pengakuan yang tercermin dalam perumusan hukum dan/atau peraturan
perundang undangan. Seangkan pengakuan empiris adalah pengakuan
yang tercermin dalam perilaku masyarakat yang taat pada hukum. bahwa
selain asas supremasi hukum dalam konsep negara hukum sebagaiman
yang dianut dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945 yaitu asas legalitas
(Duwe Roces Of Law). Dalam konsep negara hukum dipersyaratkan
berlakunya asas legalitas dalam segala bentuknya, yaitu bahwa segala
tindakan penyelenggaran negara dan pemerintahan harus didasarkan atas
peraturan perundang-undangan. Dengan demikian setiap perbuatan atau
tindakan adminstrasi harus didasarkan aturan “Rules And Procedures”
(Regels);
3. Bahwa Undang Undang Dasar Tahun 1945 telah menegaskan adanya
jaminan kepastian hukum bagi setiap warga negara dalam ruang negara
hukum Indonesia sebagaimana dituliskan didalam pasal 28 D ayat (1)
Undang Undang dasar Tahun 1945
17. Bahwa pada Amandemen UUD 1945 yang memasukan secara teknis
jumlah angka dalam alokasi penganggaran pendidikan telah disepakati.
Terlepas dari latar belakang, strategi, ataupun mungkin (dibeberapa
kalangan) dianggap suatu kecerobohan, maka ketentuan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Dilematis memang mempunyai ketentuan dalam
konstitusi yang baik dalam segi substansial, namun sangat sulit untuk
diimplementasikan pelaksanaanya. Begitulah yang terjadi dengan
ketentuan Konstitusi yang mengatur minimal 20 persen anggaran
pendidikan di dalam APBN dan APBD. Hingga hari ini, selain Indonesia
dan Taiwan, rasa-rasanya hanya negara Brazil yang dalam Konstitusinya
berani menentukan jumlah dan kisaran yang wajib dialokasikan untuk
anggaran pendidikannya, yaitu minimal 18 (delapan belas) persen untuk
anggaran tingkat pusat dan 25 persen untuk tingkat daerah, itupun
sebenarnya sudah termasuk termasuk biaya pengelolaan dan
pengembangannya, dimana keduanya hanya diambil dari pendapatan pajak
penghasilan penduduknya bukan dari APBN ataupun APBD (Article 212 –
Constitution 1988);
18. Bahwa program pendidikan minimal yang harus diikuti warga Negara
Indonesia merupakan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah
merupakan kebijakan hukum yang terbuka (open legal policy) bagi
pemerintah maupun pemerintah daerah;
19. Bahwa pengaturan lebih lanjut pelaksanaan program wajib belajar sampai
pendidikan menengah atas diatur melalui peraturan daerah sesuai dengan
kondisi daerah masing-masing. Misalnya Pembentuk peraturan daerah di
Sumatra Selatan telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 17 tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Seolah Gratis di Sumatra selatan. Dalam
Peraturan Daerah tersebut dimuat ketentuan bahwa setiap SD / SDLB /
MI, SMP / SMPLB / MTs, SMA / SMALB / MA / SMK baik negeri
maupun swasta berhak mendapatkan biaya operasional sekolah dari
pemetintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota. Bahwa
berdasarkan pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara
serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasioanal. Pemerintah sejatinya
berkewajiban mendanai 20% dari total APBD khusus pendidikan. Namun
penentuan biaya pendidikan harus melihat kondidi keuangan daerah hal itu
tergantung pada kebijakan kepala daerah dalam mengambil keputusan,
sehingga kemampuan daerah untuk membiayai pendidikan sebesar 20%
dari APBD terkadang tidak terpenuhi; (Bukti P-2)
20. Bahwa pembentukan pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dilakukan pada saat kebijakan
atau Sistem Pendidikan pada Era itu memiliki batasan pendidikan minimal
9 tahun atau sampai dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Pertama. Oleh karena itu kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah
untuk mengakomodasi dana bantuan pendidikan pada jenjang pendidikan
sekolah menengah atas belum bisa dilaksanakan akan tetapi jika memang
harus diberikannya bantuan dana untuk jenajng pendidikan sekolah
menengah atas maka hal tersebut diatur lebih lanjut pada peraturan daerah
pada masing-masing daerah serta melihat dari anggaran biaya pendidikan
untuk masing-masing Sekolah Menengah Atas. (Bukti P-3)
IV. PETITUM
[2.4] Menimbang, bahwa Pemohon telah menghadirkan dua orang saksi yang
didengar keterangannya di bawah sumpah dalam persidangan tanggal 6 Desember
2018 sebagai berikut:
SAKSI
1. FITRIANI ABDI (Saksi Pemohon 1)
Bahwa saksi dihadirkan dalam persidangan untuk memberikan keterangan
terkait banyaknya siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat
SMA dan putus sekolah karena terbatasnya biaya khususnya di Desa
Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Bahwa saksi merupakan orang tua dari siswa yang bernama Deden
Hermanto yang merupakan siswa SMA Negeri 1 Jekulo, Kabupaten
Kudus. Jadi siswa tersebut putus sekolah dikarenakan terkena imbas dari
Pasal 11 ayat (2) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Bahwa pasal tersebut menjelaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah
Daerah hanya menyediakan dana pendidikan mulai usia 7 (tujuh) hingga
15 (tahun).
Bahwa alasan permohonan yang diajukan oleh pemohon untuk mengubah
pasal tersebut supaya pemerintah menyediakan dana pendidikan mulai usia
7 (tujuh) hingga 18 (delapan belas) tahun. Sehingga siswa dari keluarga
kalangan menengah ke bawah dapat melanjutkan pendidikan hingga
tingkat SMA mengingat pentingnya pendidikan bagi generasi muda
sebagai pewaris bangsa.
Bahwa frasa “berusia 7 (tujuh) sampai dengan 15 (lima belas) tahun” ini
bermaksud hanay memberikan pembiayaan pendidikan sampai tingkat
SMP saja. Sedangkan program pendidikan dari pemerintah adalah wajib
belajar 12 tahun. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 alinea 4 bahwa salah satu tujuan Bangsa Indonesia
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. PERTIMBANGAN HUKUM
Kewenangan Mahkamah
Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh Pemohon sebagi pihak telah diatur
dalam ketentuan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 junto
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi, yang
menyataakan bahwa “Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan/atau
kewenangannya dirugikan oleh berlakunya undang-undang”, yaitu:
e. Perorangan WNI
f. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negarakesatuan RI yang
diatur dalam undang-undang
g. Badan hukum publik dan privat, atau
h. Lembaga Negara
Bahwa posisi pemohon adalah sebagai Perorangan WNI. Oleh karena itu,
menurut Undang-Undang tentang Mahkamah Konstitusi, agar seseorang atau
suatu pihak dapat diterima sebagai Pemohon yang memiliki kedudukan hukum
(legal standing) alam permohonan pengujian undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar 1945, maka terlebih dahulu harus menjelaskan dan membuktikan;
[3.5] Menimbang bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, segala
sesuatu yang terjadi di persidangan cukup ditunjuk dalam berita acara persidangan
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini.
Pokok Permohonan
[3.6] Menimbang, bahwa pokok permohonan pemohon adalah pengujian
Konstitusional Pasal 11 Ayat (2) Undang-Undang No.20 tahun 2003, yang
masing-masing menyatakan :
Terhadap pasal 28C ayat (1), pasal 28E ayat (1), dan pasal 31 ayat (1).(2),(3),(4),
(5) UUD 1945 yang masing-masing menyatakan:
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
[3.8.3] Menimbang, bahwa pendidikan merupakan hak bagi setiap Warga Negara
Republik Indonesia , dalam arti masyarakat sebagai pemohon atau Warga Negara
yang mendapatkan laporan adanya Warga Negara yang putus sekolaha dan tidak
bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi harus diberikan akses yang seluas-
luasnya berkaitan dengan proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
dalam penyelengaraan pedididikan di masyarakat. Dalam dasar menimbang pasal
11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan:
4. KONKLUSI
5. AMAR PUTUSAN
Mengadili,
Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya.
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan hakim oleh 7 (tujuh) hakim
konstitusi yaitu Triyan Febriyanto selaku ketua merangkap anggota, Nurul
Lailiyah, Aminullah Ibrahim, Siti Muafifah, Maftukhatul Muna Alatiqoh,
Mukhamad Lutfan Setiaji, Dan Setyo Sri Prihatin masing-masing sebagai
anggota, pada hari kamis 13 desember 2018 selesai diucapkan pukul 14.30 WIB
oleh 7 (tujuh) hakim konstitusi tersebut dan didampingi Danis Rahma Hendratno
sebagai panitera serta dihadiri oleh pemohon/kuasanya, menteri atau yang
mewakili, dan dewan perwakilan rakyat atau yang mewakili.
KETUA
Triyan Febriyanto
ANGGOTA-ANGGOTA
PANITERA,