2.

Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, di
bidang penuntutan. Penuntutan merupakan tindakan Jaksa untuk melimpahkan perkara pidana ke
pengadilan negara yang berwenang yang diatur dalam undang-undang dan diputus oleh Hakim di
sidang pengadilan.

Pelaku pelanggaran pidana yang akan dituntut adalah yang bersalah dan telah memenuhi unsur
tindak pidana dengan barang bukti yang cukup dan didukung minimal dua orang saksi. Kejaksaan RI
diatur dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia. Dalam undang-undang tersebut Kejaksaan merupakan salah satu penegak hukum, HAM,
serta pemberantasan KKN.

Kejaksaan terdiri dari Kejaksaan Agung ditingkat Pusat. Kejaksaan tinggi di provinsi, berita Kejaksaan
Negeri di setiap kabupaten atau kota. Jaksa diangkat dan diberhentikan oleh Jaksa Agung.

Adapun tugas dan wewenang kejaksaan dibagi menjadi 3 :

A.BIDANG PIDANA

1 melakukan penuntutan

2 melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu Berdasarkan undang-undang

3 melaksanakan penetapan Hakim dan putusan peradilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap

B. bidang perdata dan usaha negara

Tugas dalam bidang ini adalah Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam
maupun luar pengadilan atas nama negara dan pemerintah.

C. Bidang ketertiban dan ketentraman umum

Dalam bidang ini adalah turut dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan positif yaitu sebagai
berikut :

1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat

2. PengawasanPeredaran barang cetakan
3. Pengamanan kebijakan hukum

Disamping itu, Kejaksaan diberikan tugas dan wewenang sesuai Undang Republik Indonesia Nomor
16 tahun 2004, yaitu sebagai berikut :

1 menyampingkan perkara demi kepentingan umum

2 menyampaikan pertimbangan kepada presiden mengenai permohonan grasi dalam hal pidana
mati

3 mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi
perkara pidana.
 3.Peran Hakim sebagai pelaksana kekuasaan Kehakiman.

Perwujudan kehakiman diatur dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 48 tahun 2009
kekuasaan kehakiman. Dalam undang-undang tersebut, dijelaskan bahwa kekuasaan kehakiman
adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar negara Republik Indonesia
1945.

Berdasarkan undang-undang di atas, penyelenggaraan kekuasaan kehakiman di Indonesia

dilakukan oleh Mahkamah Agung, peradilan yang dibawah Mahkamah Agung meliputi peradilan
umum, peradilan agama, Peradilan Militer, peradilan tata usaha negara.

Lembaga peradilan tersebut berperan sebagai penegak keadilan, yang bebas dari setiap intervensi
baik dari lembaga legislatif, eksekutif maupun lembaga lainnya. Kekuasaan kehakiman yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tersebut dilaksanakan oleh Hakim.

Hakim adalah pejabat peradilan negara yang Diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili
semua perkara. Mengadili merupakan serangkaian tindakan Hakim untuk menerima memeriksa dan
memutuskan perkara berdasarkan asas bebas jujur dan tidak memihak berdasarkan perundang-
undangan

Hakim memiliki kewajiban untuk tidak menolak dan memeriksa sebuah perkara. Tersebut
dikarenakan Hakim dianggap sebagai orang yang mampu dan mengetahui hukum. Apabila aturan
hukum kurang jelas maka Hakim harus menafsirkan. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa Hakim
memiliki peran yang sangat besar dalam menjalankan sebuah keadilan untuk sebuah negara.

Dalam menegakkan hukum dan keadilan Hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan kekuasaan
lain dalam memutuskan sebuah perkara.

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 48 tahun 2009. Hakim berdasarkan jenis
lembaga peradilannya dibagi menjadi 3 :

1. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan hakim agung

2. Hakim pada badan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung seperti peradilan
umum peradilan agama dan Peradilan Militer
3. Hakim pada mahkamah konstitusi yang disebut dengan hakim konstitusi