Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas semua limpahan rahmat-Nya dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Peradilan Umum Dan Ruanglinglupnya “dapat
kami selesaikan dengan baik. Solawat serta salam juga taklupa kami haturkan kepada nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang.
Tak lupa ucapan terima kasih kepada yang terhormat bapak Daud Rismana M.H sebagai
dosen pengampu mata kuliah sistem peradilan di Indonesia yang telah membimbing kami dan
teman teman kelas IH A3 selama pembelajaran berlangsung , kepada teman teman kelas IH A3
juga tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih. Makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dan khususnya bagi pembaca tentang kasus yang baru
ini terjadi.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sebagai Negara hukum, Indonesia sangat mengedepankan hukum dan juga sangat
menjamin warga negaranya untuk mendapatkan jaminan keadilan yang sesuai dengan
porsinya dan uga sesuai dengan perantara keadilan . Konstitusi Negara Republik Indonesia
menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengadilan merupakan
tempat ataupun badan hukum di Indonesia sebagai penampung juga sebagai penyelesaian
masalah atau perkara secara hukum. 1
kekuasaan kehakiman merupakan salah satu kekuasaan negara dalam bidang penegakan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila yang bebas/merdeka dari pihak non judicial. Hal
ini berarti kekuasaan kehakiman memiliki kesederajatan dengan lembaga tinggi negara
lainnya sebagaimana diatur dalam konstitusi Indonesia yakni Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan terdapat empat
lingkungan Peradilan di bawahnya, yakni Peradilan Umum, Peradilan Militer, Peradilan Tata
Usaha Negara dan Peradilan Agama dan sebuah Mahkamah Konstitusi. 2
Pengadilan Umum atau Pengadilan sipil adalah pengadilan yang menyelesaikan perkara
warga sipil. Pengadilan sipil di Indonesia pada umumnya berada dalam lingkungan peradilan
umum, peradilan umum sendiri adalah lembaga hukum yang mana memiliki kekuasan di
daerah-daerah seperti d tingkat provinsi dan tingkat kota atau kabupaten, dalam hal
ini,terlepas dari latar belakang yang telah tetulis diatas maka untuk menambah wawasan serta
pengetahuan lebih lanjut mengenai peradilan umum pembaca dan juga penulis makalah
maka yang akan kita bahas pada maklah ini adalah tentang perdilan umum dan semua yang
1
Adhi Sulistiyono dan Ishar Yanto, Sistem Peradilan di Indonesia dalam Teori dan Praktik, Depok: Prenadamedia
Group, 2018, hlm.1
2
Zainal Hoesein, Kekuasaan Kehakiman di Indonesia, Malang: Setara Press, 2016, hlm.48
berkaitan denganperadilan umum mulai dari pengertian apa itu peradilan umum hingga tugas
dan wewenang dari peradilan umum.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah tertulis diantas,maka penulis dapat merumuskan
beberapa rumusan masalah yang akan di bahas dalam materi ini, diantaranya rumusan
masalah yaitu :
3. TUJUAN MASALAH
Dari beberapa rumusan masalah yang telah dirangkai di atas maka tentunya harus ada tujuan
penelitian yang mana hal tersebut memberi jawaban atas rumusan masalah yang telah di
tentukan, beberapa diantaranya adalah :
PEMBAHASAN
3
Cik Hasan Basri, Peradilan Agama si Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal.2 .
4
Cik Hasan Basri,), hal 3.
keadilan tetap membutuhkan peran yang sangat penting dari kesebandingan dan
kesetaraan hukum5
Pada dasarnya tedapat kesaaan antara asas peradilan umum dengan asas lainya berupa
tujuan,sifat dan maksud dari asas asas tersebut diantaranya.
a. Asas peradilan, asas ini dilakukan demi keadilan berdasarkan ketuhanan YME,
sebagaimana ditentukan dalam pasal 29 UUD tahun 1945 yang menentukan bahwa
Negara berdasarkan ketuhanan YME.6
5
A. Ridwan Halim, Pokok-pokok Peradilan Umum di Indonesia dalam Tanya Jawab, PT Pradnya Paramita, Jakarta
1987, hlm. 41-42
6
Syaiful Bahri, Sistem Peradilan Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaruan, Teori, dan Praktik Peradilan,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Desember 2014, hlm. 67
b. Asas praduga tak bersalah, asas ini pertama kali termuat dalam pasal 8 UU no.14
tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman.7
c. Asas peradilan cepat sederhana dan biaya ringan, asas ini berlaku sebagaimana
ditentukan dalam kitab UU hukum acara pidana. 8
d. Asas hak ingkar, tuuan asas ini adalah untuk memberikan perlindungan hak-hak
asasi manusia dalam bidang peradilan serta untuk menjamin objektivitas peradilan. 9
e. Asas pengadilan, asas ini memeriksa perkara pidana dengan kehadiran terdakwa,
asaini penting karena terdakwa mesti hadir dalam persidangan guna memeriksa
secara terang dan jelas. Seperti yang diatur pada pasal 154-155 KUHAP. 10
f. Asas eqiuality before the law, asas ini berlakuan sama terhadap setiap orang
dihukum. 11
g. Asas bantuan hukum, asas ini memberikan bantuan hukum seluas-luasnya terhadap
hukum.
h. Asas pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan, artinya adalah pemeriksaan
langsung terhadap terdakwa dan tidak secara tertulis antara hakim dan terdakwa.12
7
Luhut M.P Pangaribuan Hukum Acara Pidana Suatu Komplikasi Ketentuan-Ketentuan KUHP Serta dilengkapi
dengan Hukum Internasional yang Relevan. Djambatan, Jakarta, 2000, hlm. 416
8
Lilik Mulyadi, Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana, Teori, Praktek, Tehnik, Penyusunan dan
Permasalahannya, Bunga Rampai, Bandung, 2007, hlm. 14
9
Syaiful Bahri, hlm. 70.
10
Syaiful Bahri, hlm. 70.
11
P. AF, Lamintang dan Theo Lamintang, Pembahasan KUHP Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana dan
Yurisprudensi, Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hlm.30.
12
Syaiful Bahri, hlm. 79.
2. DASAR HUKUM PERADILAN UMUM.
Dasar hukum peradilan umum di Indonesia dapat dijumpai pada beberapa pasal yang
di tulis pada peraturan perundang-undangan yang mana mengatur tentang sistem
peradilan, beberapa peraturan tersebut diantaranya yaitu:
13
Ri, Dpr. Dewan Perwakilan Rakyat. 2016. Https://Www.Dpr.Go.Id/Jdih/Index/Id/8 (diakses pada September
Senin, 2023)
3. TUGAS DAN WEWENANG PERADILAN UMUM
Peradilan umum merupakan salah satu lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman
bagi para masyarakat yang mencari sebuah keadilan. Tugas dan fungsi peradilan umum
diatur dalan UU No.2 Tahun 1986. Tugas dan wewenang peradilan umum meliputi
menerima, memeriksa, memutuskan, dan menyeesaikan setiap perkara yang di adukan
oleh masyarakat padanya. 14 Selain itu beberapa tugas dan wewenang peradilan umum
juga meliputi :
1. Penegakan Hukum
Penegakkan hukum dilakukan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum dalam masyarakat. Hikmahanto Juwono mengatakan bahwa di
Indonesia secara tradisional institusi hukum yang melakukan penegakan
hukum adalah kepolisian, kejaksaan, badan peradilan dan advokat.
Berjalannya proses peradilan memiliki hubungan yang kuat dengan substansi
yang diadili, entah itu dalam perkara perdata atau dalam perkara pidana.
2. Pemeriksaan Bukti
Proses pemeriksaan bukti adalah salah satu bagian terpenting dalam proses
peradilan umum. Bukti yang diperiksa bisa berupa keterangan saksi, surat,
petunjuk, dan keterangan ahli. Proses pemeriksaan bukti dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu : sidang pembuktian, pemeriksaan bukti, dan penentuan
keputusan akhir pengadilan.15
14
Jambi, Pengadilan Tinggi. TUPOKSI. n.d. http://www.pt-jambi.go.id/main/index.php/informasi/tupoksi
(diakses pada 6,9,2023).
15
Ii, Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Negeri Jantho Kelas. Alat Bukti Dalam Perkara
Pidana Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Kuhap). N.D. Https://Www.Pn-
Jantho.Go.Id/Index.Php/2022/07/05/Alat-Bukti-Dalam-Perkara-Pidana-Menurut-Kitab-Undang-
Undang-Hukum-Acara-Pidana-Kuhap(diakses pada 6,9, 2023).
3. Pemberian Keputusan Hukum
Pemberian keputusan hukum dapat dilakukan dengan beberapa cara hukum
istimewa, yaitu amnesti yang berarti penghapusan hukum pidana terhadap
orang yang diberikan amnesti, abolisi yaitu penghapusan proses hukum
seseorang yang sedang berjalan, dan grasi, grasi dapat diberikan oleh Presiden
melalui pertimbangan MA dan dapat mengubah, meringankan, mengurangi,
atau menghapuskan kewajiban menjalani pidana yang dijatuhkan oleh
pengadilan.
16
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. (2020). Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, dari website
17
Sahyana, Y. (2020). Implementasi Pemenuhan Dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Peradilan
7. Penuntutan pidana.
Penuntutan pidana oleh peradilan umum adalah tindakan penuntut umum
untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang
dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang penuntut
umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim kewenangan
penuntut umum meliputi menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan
dari penyidik atau penyidik pembantu, menentukan apakah perkara tersebut
dilimpahkan ke pengadilan atau tidak, dan melakukan penuntutan di muka
hakim hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili. 19
18
Team. (2015). Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dari website Mahkamahagung.go.id website:
19
Team.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Dari ulasan materi diatas yang telah di papar kan dapat disimpulkan, peradilan
umum adalah sistem hukum yang sangat penting dalam suatu negara karena berperan
dalam menegakkan keadilan, menjaga ketertiban, dan melindungi hak-hak individu.
Setiap golongan masyarakat memiliki hak yang sama dalam membawa perkaranya ke
Pengadilan, baik untuk menyelesaikan perselisihan atau untuk meminta perlindungan.
Prinsip-prinsip dasar seperti keadilan, persamaan di hadapan hukum, dan hak asasi
manusia menjadi landasan utama dalam operasinya. Peradilan umum harus terus
mengikuti perkembangan zaman dan berupaya menjaga transparansi, akuntabilitas, dan
efisiensi untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan mempertahankan kepercayaan publik.
Peradilan Umum meliputi penanganan perkara pidana dan perdata secara umum.
Adi Sulistiyono, S. H. (2018). Sistem Peradilan Di Indonesia Dalam Teori Dan Praktik. Prenada
Media.
Ridwan, A. (1987). Pokok-Pokok Peradilan Umum di Indonesia dalam Tanya Jawab. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.
Pangaribuan, L. M., Judges, L., & Hoc, H. A. (2008). Hukum Acara Pidana. Jakarta: Djambatan.
Lilik, M. (2007). Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Lamintang, P. A. F., & Lamintang, T. (2010). Pembahasan KUHAP menurut ilmu pengetahuan
hukum pidana & yurisprudensi. Sinar Grafika.
Jambi, F. P. T. A., Monitoring, P. J. S., & Integritas, E. Z. Pengadilan Tinggi Agama Jambi.
Ii, Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Negeri Jantho Kelas. Alat Bukti Dalam
Perkara Pidana Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Kuhap).
N.D. Https://Www.Pn-Jantho.Go.Id/Index.Php/2022/07/05/Alat-Bukti-Dalam-
Perkara-Pidana-Menurut-Kitab-Undang-Undang-Hukum-Acara-Pidana-
Kuhap(diakses pada 6,9, 2023).
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. (2020). Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
manado/baca-artikel/13628/Arbitrase-Dan-Alternatif-Penyelesaian-Sengketa.html dikutip
pada (6,9,2023)
Sahyana, Y. (2020). Implementasi Pemenuhan Dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam
pada(6,9,2023)
Indonesia, Pemerintah Pusat. Undang-undang (UU) Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman. Jakarta.
Indonesia, Pemerintah Pusat. Undang-Undang No. 3 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Perdata.jakarta.
Indonesia, Pemerintah Pusat. Undang-undang (UU) Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung.jakarta.